Anda di halaman 1dari 29

Risayogi Wicaksana Sitorus

Yosheena Viswenaden
Siti Nadira bt. Abd. Hamid
< asuknya zat ke dalam tubh yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan
dapat menyebabkan kematian
< zat padat (obat-obatan, makanan), zat gas (CO
2
),
dan zat cair (alkohol, bensin, minyak tanah, zat
kimia, pestisida, bisa/racun hewan)
< masuk ke dalam tubuh manusia melalui:
ulit
jalan napas (inhalasi)
saluran pencernaan (mulut)
Suntikan
mata (kontaminasi maata)
< Status kesadaran Glasgow Coma Scale (GCS)
< autoanamnesis dan alloanamnesis
< pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat
masuknya racun yang dapat melalui berbagai cara
yaitu inhalasi, oral, absorpsi kulit, dan mukosa
atau parental
< !emeriksaan Radiologi curiga adanya aspirasi
zat racun melalui inhilasi atau adanya dugaan
perforasi lambung
< aboratorium linik analisis gas darah, fungsi
hati, ginjal, dan sedimen urin
< G gangguan irama jantung berupa sinus
takikardi, sinus bradikardi, takikardi
supraventrikuler, takikardi ventrikuler, fibrilasi
ventrikuler, asistol, disosiasi elektromekanik
< StabiIisasi resusitasi kardiopulmoner berupa
pembebasan jalan napas, perbaikan fungsi
pernapasan, dan perbaikan sistem sirkulasi darah
< 043tami3asi menurunkan pemaparan terhadap
racun, mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan
< 043tami3asi puIm43aI menjauhkan korban dari
pemaparan inhalasi zat racun, monitor kemungkinan
gawat napas dan berikan oksigen lembab 100% dan
jika perlu beri ventilator.
< 043tami3asi mata membersihkan mata dari
racun.
< 043tami3asi uIit (rambut da3 uu)
melepaskan pakaian, arloji, sepatu dan aksesoris
lain,masukkan dalam wadah plastik yang kedap
air, tutup rapat, cuci bagian kulit yang terkena
dengan air mengalir, beri sabun minimal 10 menit,
keringkan dengan handuk kering dan lembut
< 043tami3asi gastr4i3t0sti3aI pemberian bahan
pengikat (karbon aktif), pengenceran atau
mengeluarkan isi kambung dengan cara induksi
muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
< Iimi3asi mempercepat pengeluaran racun yang
sedang beredar dalam darah, atau dalam saluran
gastrointestinal setelah lebih dari 4 jam
< 3tid4tum sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia
secara komersial sangat sedikit jumlahnya
< RACUNAN RON
Gejala tidak jelas,pusing, lesu, anoreksi, anemi
Terdiagnosa dalam waktu yang lama
< RACUNAN AUT
engancam jiwa
Ditanggulangi di UGD
!etugas UGD harus mampu melakukan pertolongan
yang cepat, tepat, dan rasional.
Semua penyebab keracunan disebut bahan berbahaya
< AHAN RAHAYA
!estisida (inektisida, rodentisida, herbisida)
ahan kimia pertanian lainnya
ahan kimia industri
ahan kimia rumah tangga (kaustik, deterjen, pemutih,
pembersih wc, anti karat, batre ukuran kancing)
elebihan dosis obat
Toksin alam (makanan beracun, binatang berbisa,
gunung api)
akanan terkontaminasi
< ila terpapar oleh gas, asap, uap, aerosol, tepung dll
< Secepatnya dikeluarkan dari daerah berbahaya
< Tempatkan didaerah yang terbuka, ruangan yang
banyak udara segar.
< erikan udara lembab dengan nebulisasi
< ila perlu oksigen, berikan oksigen lembab
< ila perlu bantuan nafas, berikan nafas buatan
dengan menggunakan valve-mask-bag. Jangan
lakukan bantuan nafas mulut ke mulut
< !engenceran dalam lambung :
< erikan susu, sangat baik kerana susu mengandung
protein dan lemak, akan melindungi mukosa usus, selain
itu susu mudah didapat.
< anyaknya, untuk dewasa 250cc, ubtuk anak 100cc, bila
berlebiha akan merangsang pengosongan lambung
< Susu tidak boleh diberikan, bila korban menelan
organofosfat, baygon atau kamper, karena larut dalam
susu, akan mempercepat penyerapan.
< Tidak boleh diberi minum bila penderita tidak sedar
< ila menelan pil dalam jumlah yang banyak, berikan air
minum lalu lakukan rangsang muntah
< fektif dkerjakan dalam waktu setengah jam, dapat dilakukan
dalam 12 jam setelan menelan bahan berbahaya (). erguna
untuk tablet-tablet lepas lambat, salut gula, aspirin, preparat besi
dan lithium.
< CARA : mekanis
Sirop pecac, 9-12 bln: 10cc, 1-5thn : 15cc, >5thn : 30cc
10-15 menit kemudian beri minum 120-250 cc air, tunggu 20-30
menit, bila tidak muntah bias diulang sampai 2 kali pecac dapat
menyebabkan muntah berlanjut sampai 6 jam
ngat : pengisingan lambung hanya 40-60% saja
< ONTRA NDAS : menelan bahan korosif, tidak sadar, kejang,
menelan hidrokarbon ; minyak tanah, bensin, toluene
ndikasi :
< enelan bahan berbahaya dalam jumlah yang banyak
< ahan cepat diabsorpsi (sianida, striknin)
< Ada kontra indikasi rangsang muntah (tidak sadar)
< Rangsang muntah tidak berhasil
< fektif dalam waktu 1 jam pertama, dapat dikerjakan dalam 12
jam setelah bahan berbahaya.
< CARA:
Gunakan NGT no 36-40 F
!emberian 250cc (dewasa), 100cc (anak), diulang2 sampai
mencapai jumlah 2-3 .
Jika penderita apatis, dilakukan dengan posisi miring kekiri.
!ada penderita tidak sadar, intubasi dilakukan terlebih dahulu.
ilas lambung harus dilakukan di rumah sakit oleh yang sudah
berpengalaman.
NGT harus dijepit dengan klem/pean saat dicabut.
< ONTRANDAS: bila menelan bahan korosif dan
hidrokarbon.
< Untuk mengurangi penyerapan dalam saluran cerna.
< Untuk yang belum diketahui.
< !emberian melalui NGT setelah bilas lambung.
< Dosis arang aktif 10x yang ditelan atau 1g/kg
< Dicampur sorbitol, 2cc/kg dengan dicampur bubuk arang
aktif.
< !emberian dapat diulang tiap 2-4 jam, bila keracunan obat-
obat lepas lambat atau obat salut gula.
< !emberian ulangan jangan dicampur dengan sorbitol.
< Arang aktif dapat menyebabkan konstipasi, tidak boleh
diberikan pada penderita ileus obstruktif karena dapat
menyebabkan konstipasi.
< ila teraspirasi, akan menimbulkan bronkospasme.
< Arang aktif tidak menyerap alkohol, zat besi, lithium, asam
organik dan organoklorin.
< etabolisme parasetamol dalam hati diikat oleh:
Glukoronid membentuk metabolt yang tidak toksis.
Sulfat membentuk metabolit yang tidak toksis
omponen sitokrom-! 450-oksidase membentuk
metabolit yang toksik terhadap hati, segera akan diikat
oleh glutation menjadi metabolit tidak toksik
< Dosis toksis : 200mg/kg
< Dari 50% parasetamol yang mengalami conjugasi
di dalam hati, hanya 1/3 bagian yang diikat oleh
sitokrom-! 450 oksidase.
< Resiko keracunan akan lebih besar pada keadaan yang
mengurangi mekanisme perlindungan dari hati yaitu
kerusakan hati akibat alkoholik, malnutrisi atau hepatitis
kronis dan faktor yang memacu aktifitas cytochrom-! 450
oksidase dalam mikrosom seperti barbiturate dan NH.
< Resiko keracunan lebih kecil pada anak usia kurang dari
12 tahun karena jumlah komponen sitokrom-! 450
oksidase masih sedikit.
< ANTDOTU: acetyl-cystein
Sebagai donor gugus sulfhydril
erupakan precursor glutation, dibuat dalam hepatosit
Tersedia dalam bentuk N-ACTY-CYSTN (NAC)
< Diberikan dalam 24 jam pertama setelah menelan
parasetamol
< GAARAN NS
STADU 1: dalam 14 jam pertama, mual, muntah, anoreksia.
Sebagian penderita tidak menunjukkan gejala.
STADU 2: 24-48 jam setelah makan obat, pembengkakan
hati, nyeri perut kanan atas, mulai terjadi peningkatan SGOT,
SG!T, protrombin time memanjang, serum bilirubin meningkat,
tampak ikterik, produksi ureum berkurang, UN menurun dan
produksi urin dapat menurun akibat dehidrasi.
STADU 3: 48-72 jam, kerusakan hepar maksimal dan kadar
SGOT bias mencapai 20 000 U.
STADU 4: hari 4-14, periode pemulihan dan hampir semua
penderita yang berhasil melalui fase-fase keracunan tidak
mempunyai gejala sisa akibat kerusakan hepar
< !NATAASANAAN:
!astikan apakah minum obat <24 jam atau apakah dosis
toksis sudah tercapai
Rangsang muntah (12 jam pertama)
ilas lambung (12 jam)
Arang aktif 1g/kg + sorbitol 2cc/kg (tidak diberikan
jika ingin diberikan antidotum)
!eriksa kadar parasetamol dalam darah.
Jika tidak ada fasilitas dan dosis toksis sudah tercapai,
berikan antidotum
< !enatalaksanaan
!erbaiki fungsi vital : airway, breathing, circulation
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan lab : glukosa,
fungsi ginjal, fungsi hati, dan elektrolit
!asang infuse dengan Dextrose 5% , berikan 50cc
dextrose 40%
Jika ada gejala alkoholik berikan tiamin 100mg V
!ertahankan suhu normal
ila ada tanda-tanda trauma kapitis atau penyakit
serebrovaskular, lakukan pemeriksaan CT-scan kepala
ila curiga infeksi SS!, lakukan lumbal punksi.
< avase (dilakukan apabila intoksikasi terjadi kurang
dari satu jam)
< Terapi pada keadaan koma :
!erbaiki saluran napas
empertahankan suhu tubuh untuk menghindari hipotermia
Untuk mengatasi asidosis, berikan 2 gram natrium bikarbonat
dalam 250 cc tiap 2 jam
Disarankan untuk tidak diberikan cairan berlebihan dan obat
anti depresan
Jika hipoglikemia, beri Dextrose 5 %
Hemodialisis, jika kadar alcohol dalam darah di atas 5 %
< !erlu diagnosa tepat, substansi apa yang dipakai,
apakdah dalam keadaan intoksikasi, over dosis atau
putus obat.
< ntoksikasi / over dosis : beri obat antagonis terhadap
obat yang dipakai
< !utus obat : beri obat agonis misalnya nalgetik, anti
spasmodic, sedative/anti psikotik
< Golongan obat untuk opioid :
Antagonis : Naloxone, naltrexone
Agonis : torfin, metadon, kodein
Campuran : uprenorfin, !entazocin, Cyclazocin

Anda mungkin juga menyukai