Anda di halaman 1dari 2

Setelah menjelaskan tentang pencatatan, maka ayat berikutnya dalah menyangkut persaksian, baik dalam tulis menulis maupun

lainnya.Dan persaksikanlah dengandengan dua orang saksi dari dua orang-laki-laki di antara kamu. Kata saksi yangdigunakan -benar yang wajar dan dikenal kejujurannya sebagai saksi dantelah berulang-ulang melaksanakan tugas tersebut. Dengan demikian, tidak ada keraguanmenyangkut kesaksiannya. Saksi yang dimaksudkan ayat secara tegas adalah dua orangsaksi laki-laki. Jika tidak ada dua orang saksi laki-laki tersebut, maka boleh 1 oranglaki-laki dan dua orang perempuan yang kamu setujui menjadi saksi.Etika dalam PerdaganganPerdagangan juga tidak boleh sampai melalaikan diri dari ibadah kepada Allah (zikir,shalat dan zakat). Hal ini diungkapkan Allah dalam surah An-Nur ayat 37. Artinya, yaitu orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingatAllah, mendirikan shalat dan membayar zakat.Surah An-Nur dan An-Nisak sama-sama madaniyah. Jika An-Nisak mensyaratkan perdagangan harus saling ridha, maka An-Nur, menjelaskan tentang ketidak bolehan perdagangan itu melalaikan diri dari ibadah kepada Allah. Ketidak bolehan perdagangan melalaikan diri dari ibadah diperkuat lagi oleh surah Al-Jumah ayat 11. yang melarang ummat Islam berdagang (bertran telah diseru untuk shalat jumat, maka tinggalkanlah jual beli.Selanjutnya, kecintaan kepada perdagangan tidak boleh melebihi kecintaan kepadaAllah, Rasulnya dan jihad fi sabilillah. Dalam surah Al-Jumah ini terdapat larangankepada para pedagang agar tidak melakukan transaksi pada saat azan telahdikumandangkan. Orang-orang di masa Rasul begitu cinta kepada perdagangan harta benda yang cendrung melebihi kecintaan mereka kepada Allah dan Rasulnya, sehinggamereka tega meninggalkan Rasul yang sedang khutbah karena menyambut Artinya, Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu, sedang berdiri/berkhutbah.Kesimpulannya, pedagang yanag mengindahkan norma-norma Al-Quran tidak akanmelalaikan tugasnya kepada Allah lantaran mengurus dan melakukan aktivitas perdagangan.Selanjutnya Al-quran mengajarkan prinsip keadilan dalam perdagangan dan melarang perilaku curang, seperti mengurangi takaran dan timbangan. Alquran mengisahkan Nabi Syuaib agar ummatnya menegakkan keadilan dalam perdagangan, sekaligusmenghindari pengurangan takaran dan timbangan, dalam surah Hud-84 kepada suku Madyan, Allah mengutus saudara mereka bernama Syuaib, Ia berkata kepada mereka, Hai kaumku, sembah kamulah Allah, tidak ada bagi kamuTuhan selain dia dan janganlah kamu mengurangi takaran dan timbangan, Sesungguhnyaaku melihat kamu dalam kebajikan dan

sesungguhnya aku takut jika kamu mendapat azab pada hari kiamat nanti, Hai kaumku, sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adildan janganlah kamu mengurangi harta manusia sedikitpun dan janganlah kamu membuatkerusakan di muka bumi.Kalimat Wala tabkhas asy-yaahum, sangat penting untuk dicermati , karena kata bakhasa yang artinya pengurangan. Alquran menegaskan bahwa perbuatan curangseperti itu sama dengan membuat kerusakan di muka bumi. Itulah rahasianya ayat inidiakhiri dengan kalimat Wa la tastau fir Ardhi Mufsidin.Larangan berlaku curang dalam perdagangan juga terdapat dalam surah Al-Anam Artinya : Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Penutup dan KesimpulanDari keseluruhan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Al-quran cukup banyak menyebut istilah perdagangan dalam berbagai terma seperti tijarah, bayi, syara, bahkan juga terma-terma yang lain yang mempunyai hubungan dengan perdagangan danekonomi keuangan, seperti dayn, amwal, rizq, syirkah, dharb, dsb.Konsep perdagangan yang dibicarakan Al-Quran pada umumnya bersifat prinsi-prinsipyang menjadi pedoman dalam perdagangan sepanjang masa, sesuai dengan karakter keabadian Al-Quran. Dengan demikian Al-quran tidak menjelaskan konsep perdagangansecara rinci. Seandainya Alquran berbicara secara rinci dan detail, maka ia akan sulituntuk menjawab perbagai persoalan perdagangan yang senantiasa berubah dan berkembang dalam menghadapi tantangan zaman.Prinsip-prinsip perdagangan yang diajarkan Alquran ialah :Pertama : Setiap perdagangan harus didasari sikap saling ridha di antara dua pihak,sehinggapara pihak tidak merasa dirugikan atau dizalimi.Kedua : Penegakan prinsip keadilan, baik dalam takaran, timbangan, ukuran mata uang(kurs),dan pembagian keuntungan,Ketiga : Prinsip larangan riba (interest free)Keempat: Kasih sayang, tolong menolong dan persaudaraan universal Kelima: Dalam kegiatan perdagangan tidak melakukan investasi pada usaha yangdiharamkanseperti usaha-usaha yang merusak mental misalnya narkoba dan pornograpi. Demikianpula komoditas perdagangan haruslah produk yang halal dan thayyib baik barangmaupun jasa.Keenam: Perdagangan harus terhindar dari praktek spekulasi, gharar, tadlis dan maysir Ketujuh: Perdagangan tidak boleh melalaikan diri dari beribadah (shalat dan zakat) danmengingat Allah.Kelapan :Dalam kegiatan perdagangan baik hutang-piutang maupun bukan, hendaklahdilakukan pencatatan yang baik (akuntansi). Lampiran : Gambar I Gambar II Gambar III DAFTAR KEPUSTAKAANAbdullah Yusuf Ali, The Transliteration of The Holy Quran, Washington DC, TheMuslim Student Association of the United State and Canada, 1975.Abdur Rahman bin Nashir As-Sady, Al-Qawaid al-Hisan li Tafsir al-Quran, RiyadhMaktabah al-Maarif, 1982,Afzalur Rahman, Economic Doctrines of Islam, Edisi Indonesia, Doktrin EkonomiIslam, jilid 4 Terj. Suroyo Nastangin, Dana Bhakti Wakaf Yogyakarta, 1996

Anda mungkin juga menyukai