Anda di halaman 1dari 35

kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

1 | SAk 1314dan 16

BAB II
PEMBAHASAN


A. PERNYATAAN STANDARAKUNTANSI KEUANGAN 13

PROPERTI INVESTASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 13 (revisi 211) terdiri dari paragraf 1-8. Seluruh
paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan
huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 13 (revisi 211) harus dibaca dalam
konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
PSAK 25 (revisi 29): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan
yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN

Tujuan
01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan
pengungkapan yang terkait.

Ruang Lingkup

2. Pernyataan ini diterapkan dalam pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti
investasi.
03. Pernyataan ini juga diterapkan untuk pengukuran hak atas properti investasi dalam sewa
yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessee dan untuk pengukuran properti
investasi yang diserahkan kepada lessee yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan keuangan
lessor. Pernyataan ini tidak mencakup hal-hal yang diatur dalam PSAK 30 (revisi 2011): Sewa, antara
lain:
(a) pengklasiIikasian sewa sebagai sewa pembiayaan atausewa operasi;
(b) pengakuan penghasilan sewa dari properti investasi (lihat juga PSAK 23 (revisi 2010):
Pendapatan);
(c) pengukuran hak atas properti dalam sewa yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan
keuangan lessee;
(d) pengukuran investasi neto lessor yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan
lessor;
(e) akuntansi untuk transaksi jual dan sewa-balik; dan
(I) pengungkapan tentang sewa pembiayaan dan sewa operasi.
04. Pernyataan ini tidak berlaku untuk:
(a) aset biologik yang terkait dengan aktivitas agrikultur; dan
(b) hak penambangan dan reservasi tambang seperti minyak, gas alam dan sumber daya alam sejenis
yang tidak dapat diperbaharui.

Definisi
5. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dikeluarkan atau nilai wajar dari
imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau pembangunan
atau nilai yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan
dalam PSAK lain, seperti PSAK 53 (revisi 21): Pembayaran Berbasis Saham.
umlah tercatat adalah jumlah dimana aset diakui dalam laporan posisi keuangan.
Ailai wajar adalah suatu jumlah yang digunakan untuk mengukur aset yang dapat dipertukarkan
melalui suatu transaksi yang wajar (arm`s length transaction) yang melibatkan pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai.
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau
kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
(a) digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif;
atau
(b) dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
Properti yang digunakan sendiri adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui
sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk
tujuan administratif.
. Hak atas properti yang dikuasai oleh lessee melalui sewa operasi dapat dikelompokkan
dan dicatat sebagai properti investasi jika, dan hanya jika, properti tersebut tidak bertentangan
dengan definisi properti investasi dan lessee menggunakan model nilai wajar seperti diatur dalam
paragraf 35-59 untuk aset yang bersangkutan. Alternatif pengklasifikasian ini dimungkinkan
untuk dilakukan bagi setiap properti secara individual (property by property basis). Aamun
demikian, sekali alternatif pengklasifikasian ini dipilih untuk satu hak atas properti tertentu yang
dikuasai dengan cara sewa operasi, maka semua properti yang telah diklasifikasikan sebagai
properti investasi harus dicatat dengan menggunakan model nilai wajar. Ketika alternatif
pengklasifikasian ini dipilih, maka semua hak kepemilikan harus diungkapkan seperti yang
disyaratkan oleh paragraf 78-82.
07. Properti investasi dapat dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk mendapatkan
kenaikan nilai atau keduanya. Dengan demikian, properti investasi tersebut menghasilkan arus kas
yang sebagian besar tidak bergantung pada aset lain yang dikuasai oleh entitas. Hal ini membedakan
properti investasi dari properti yang digunakan sendiri. Proses produksi atau pengadaan barang atau
jasa (atau penggunaanproperti untuk tujuan administratiI) dapat menghasilkan arus kas yang dapat
diatribusikan tidak hanya ke properti, tetapi juga ke aset lain yang digunakan dalam proses produksi
atau persediaan. PSAK 16 (revisi 2011): set Tetap berlaku untuk properti yang digunakan sendiri.
08. Berikut adalah contoh properti investasi:
(a) tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka
pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari;
(b) tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan. (Jika entitas
belum menentukan penggunaan tanah sebagai properti yang digunakan sendiri atau akan dijual
jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari, tanah tersebut diakui sebagai tanah yang
dimiliki dalam rangka kenaikan nilai);
(c) bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan) dan
disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi;
(d) bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu atau
lebih sewa operasi.
(e) properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai
properti investasi.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

3 | SAk 1314dan 16

09. Berikut adalah contoh aset yang bukan merupakan properti investasi dan dengan demikian
tidak termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini:
(a) properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang dalam
proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual (lihat PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan),
misalnya properti yang diperoleh secara eksklusiI dengan maksud untuk dijual dalam waktu dekat
atau untuk pengembangan dan dijual kembali.
(b) properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga (lihat PSAK 34
(revisi 2010): Kontrak Konstruksi).
(c) properti yang digunakan sendiri (lihat PSAK 16 (revisi 2011): set Tetap), termasuk (di antaranya)
properti yang dikuasai untuk digunakan di masa depan sebagai properti yang digunakan sendiri,
properti yang dimiliki untuk pengembangan di masa depan dan penggunaan selanjutnya sebagai
properti yang digunakan sendiri, properti yang digunakan oleh karyawan (dengan atau tanpa
karyawan tersebut membayar rental sesuai harga pasar) dan properti yang digunakan sendiri yang
menunggu untuk dijual.
(d) properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan.
10. Beberapa properti terdiri atas bagian yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai dan bagian lain dari properti tersebut dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi
atau untuk menghasilkan barang atau jasa atau untuk tujuan administratiI. Jika bagian properti
tersebut dapat dijual secara terpisah (atau disewakan kepada pihak lain secara terpisah melalui sewa
pembiayaan), maka entitas harus mencatatnya secara terpisah. Jika bagian tersebut tidak dapat dijual
secara terpisah, maka properti ini masuk sebagai properti investasi hanya jika suatu bagian yang
digunakan dalam proses produksi atau persediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratiI
jumlahnya tidak signiIikan.
11. Dalam beberapa kasus, entitas menyediakan tambahan jasa kepada para penghuni properti
yang dimilikinya. Entitas memperlakukan properti tersebut sebagai properti investasi jika jasa tersebut
tidak signiIikan terhadap keseluruhan perjanjian. Misalnya adalah ketika pemilik bangunan kantor
menyediakan jasa keamanan dan pemeliharaan bangunan kepada penyewa yang menghuni bangunan.
12. Dalam kasus yang lain, jasa yang disediakan bernilai cukup signiIikan. Misalnya, jika suatu
entitas memiliki dan mengelola hotel, maka jasa yang diberikan kepada para tamuadalah signiIikan
terhadap keseluruhan perjanjian. Oleh karena itu, kepemilikan seperti ini termasuk sebagai properti
yang digunakan sendiri dan bukan sebagai properti investasi.
13. Hal yang sulit mungkin untuk menentukan apakah tambahan jasa yang diberikan adalah
sangat signiIikan sehingga properti tidak memenuhi sebagai properti investasi. Misalnya, pemilik
hotel terkadang memindahkan beberapa tanggung jawab kepada pihak ketiga berdasarkan suatu
perjanjian pengelolaan. Syarat-syarat atau klausula dalam perjanjian tersebut sangat beragam. Pada
satu sisi, secara substansi, posisi pemilik hotel adalah sebagai investor pasiI. Pada sisi yang lain,
pemilik hotel telah menugaskan (outsourced) pihak lain untuk mengelola operasi hotel sehari-hari
dengan tetap terkena dampak secara langsung dari variasi arus kas yang dihasilkan dari operasi hotel
tersebut.
14. Pertimbangan diperlukan untuk menentukan apakah suatu properti memenuhi kriteria
sebagai properti investasi. Entitas mengembangkan kriteria sehingga kriteria tersebut dapat digunakan
sebagai kebijakan yang konsisten sesuai dengan deIinisi properti investasi dan petunjuk terkait dalam
paragraI 07-13. ParagraI 79(c) mensyaratkan suatu entitas untuk mengungkapkan kriteria tersebut
ketika pengklasiIikasian dianggap sulit.
15. Dalam beberapa kasus, entitas memiliki properti yang disewakan kepada, dan yang
digunakan oleh, induk atau anak perusahaan lainnya. Properti tersebut tidak diklasiliIikasikan sebagai
properti investasi pada laporan keuangan konsolidasian, karena properti seperti ini termasuk
digunakan sendiri apabila dilihat dari sudut pandang grup. Namun, jika dilihat dari sudut pandang
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

4 | SAk 1314dan 16

entitas yang memiliki properti tersebut, properti semacam ini masuk kategori properti investasi
sepanjang memenuhi deIinisi yang tertuang dalam paragraI 05. Dengan demikian, lessor
memperlakukan kepemilikan seperti itu sebagai properti investasi pada laporan keuangan
individualnya.

PENGAKUAN

1. Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
(a) besar kemungkinan manfaat ekonomik di masa depan dari aset yang tergolong properti
investasi akan mengalir ke dalam entitas; dan
(b) biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal.
17. Entitas mengevaluasi sesuai dengan prinsip pengakuan atas seluruh biaya perolehan
properti investasi pada saat terjadinya. Biaya perolehan termasuk biaya yang terjadi pada saat
memeroleh properti investasi dan biaya yang terjadi setelahnya untuk penambahan, penggantian
bagian properti atau perbaikan properti.
18. Sesuai dengan prinsip pengakuan pada paragraI 16, entitas tidak mengakui dalam jumlah
tercatat properti investasi sehubungan dengan biaya harian penggunaan properti. Biaya tersebut lebih
tepat diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya. Biaya harian penggunaan properti yang utama
adalah biaya tenaga kerja serta bahan habis pakai dan termasuk biaya suku cadang kecil. Tujuan
pengeluaran ini sering digambarkan sebagai "perbaikan dan pemeliharaan" dari properti.
19. Bagian dari suatu properti investasi dapat diperoleh melalui penggantian. Contoh, interior
dinding bangunan mungkin merupakan penggantian dinding aslinya. Berdasarkan prinsip pengakuan,
entitas mengakui jumlah tercatat properti investasi atas biaya penggantian properti investasi pada saat
terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi. Jumlah tercatat atas bagian yang digantikan
dihentikan pengakuannya sesuai dengan ketentuan penghentian pengakuan dalam Pernyataan ini.

PENGUKURAN PADA SAAT PENGAKUAN AWAL

2. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi
termasuk dalam pengukuran awal tersebut.
21. Biaya perolehan dari properti investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengeluaran yang dapat diatribusikan secara
langsung termasuk, misalnya, biaya jasa hukum, pajak penjualan, dan biaya transaksi lainnya.
22. Biaya perolehan properti investasi tidak bertambah dengan:
(a) biaya perintisan (kecuali biaya-biaya yang diperlukan untuk membawa properti ke kondisi yang
diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud manajemen);
(b) kerugian operasional yang terjadi sebelum properti investasi mencapai tingkat hunian yang
direncanakan; atau
(c) pemborosan bahan baku, buruh atau sumber daya lain yang terjadi selama masa pembangunan atau
pengembangan properti.
23. Jika pembayaran atas properti investasi ditangguhkan, maka biaya perolehan adalah setara
harga tunai. Perbedaan antara jumlah tersebut dan pembayaran diakui sebagai beban bunga selama
periode kredit.
24. Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa dan
diklasifikasikan sebagai properti investasi yang dicatat sebagai sewa pembiayaan seperti diatur
dalam PSAK 3 (revisi 211): Sewa paragraf 19, dalam hal ini aset diakui pada jumlah mana yang
lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari pembayaran sewa minimum. umlah yang
setara diakui sebagai liabilitas sesuai dengan ketentuan paragraf yang sama.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

25. Premium yang dibayarkan untuk sewa diperlakukan sebagai bagian dari pembayaran sewa
minimum untuk tujuan ini, dan oleh karena itu dimasukkan dalam biaya perolehan aset, tetapi
dikeluarkan dari liabilitas. Jika hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa diklasiIikasikan
sebagai properti investasi, maka hak atas properti tersebut dicatat sebesar nilai wajar dari hak tersebut
dan bukan dari properti yang mendasari. Pedoman atas penentuan nilai wajar dari hak atas properti
dalam rangka menuju model nilai wajar diatur dalam paragraI 35-54. Pedoman tersebut juga relevan
untuk penentuan nilai wajar ketika nilai tersebut digunakan sebagai biaya perolehan untuk tujuan
pengakuan awal.
26. Satu atau lebih properti investasi mungkin diperoleh dalam pertukaran dengan aset moneter
atau aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan berikut mengacu
pada pertukaran satu aset nonmoneter dengan aset nonmoneter lainnya, tetapi hal ini juga berlaku
untuk semua pertukaran yang diuraikan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari suatu
properti investasi diukur pada nilai wajar kecuali:
(a) transaksi pertukaran tersebut tidak memiliki substansi komersial; atau
(b) nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
Perolehan aset tersebut diukur dengan cara seperti ini bahkan jika suatu entitas tidak dapat segera
menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan
nilai wajar, biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat aset yang diserahkan.
27. Entitas menentukan suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial atau tidak
dengan mempertimbangkan apakah arus kas masa depan diharapkan dapat berubah sebagai akibat dari
transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika:
(a) konIigurasi (risiko, waktu, dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima berbeda dari konIigurasi
arus kas atas asetyang diserahkan; atau
(b) nilai khusus entitas dari bagian operasi entitas dipengaruhi oleh perubahan transaksi yang
diakibatkan dari pertukaran tersebut; dan
(c) selisih antara (a) atau (b) adalah signiIikan terhadap nilai wajar dari aset yang dipertukarkan.
Untuk tujuan penentuan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, nilai khusus
entitas dari porsi (bagian) operasi entitas dipengaruhi oleh transaksi yang akan menggambarkan arus
kas sesudah pajak. Hasil analisis ini akan jelas tanpa entitas menyajikan perhitungan yang rinci.
28. Nilai wajar suatu aset di mana transaksi pasar yang serupa tidak tersedia, dapat diukur
secara andal jika:
(a) variabilitas dalam rentang estimasi nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut tidak signiIikan;
atau
(b) probabilitas dari beragam estimasi dalam kisaran dapat dinilai secara rasional dan digunakan
dalam mengestimasi nilai wajar. Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari
aset yang diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk
mengukur biaya perolehan dari aset yang diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima
lebih jelas.

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL

Kebijakan Akuntansi

29. Dengan pengecualian sebagaimana dimaksud pada paragraf 32 dan 3, entitas memilih
model nilai wajar dalam paragraf 3-59 atau model biaya dalam paragraf sebagai kebijakan
akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

6 | SAk 1314dan 16

30. PSAK 25 (revisi 2009): Kebifakan kuntansi, Perubahan Estimasi kuntansi, dan
Kesalahan menetapkan bahwa perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan secara sukarela hanya
diizinkan apabila perubahan tersebut akanmenghasilkan penyajian transaksi, kejadian, atau kondisi
yang lebih sesuai dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas. Hal yang
sulit untuk dipahami bahwa perubahan dari model nilai wajar ke model biaya dapat menghasilkan
penyajian yang lebih tepat.
31. Pernyataan ini mensyaratkan seluruh entitas untuk menentukan nilai wajar properti
investasi, baik untuk tujuan pengukuran (jika entitas menggunakan model nilai wajar) atau
pengungkapan (jika menggunakan model biaya). Entitas dianjurkan, tetapi tidak diharuskan, untuk
menentukan nilai wajar properti investasi berdasarkan atas penilaian oleh penilai independen yang
diakui dan memiliki kualiIikasi proIesional yang relevan serta memiliki pengalaman mutakhir di
lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai.
32. Suatu entitas dapat:
(a) memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi yang
menjadi agunan liabilitas yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung dengan nilai
wajar dari, atau imbalan dari, aset tertentu termasuk properti investasi; dan
(b) memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi lain,
tanpa memerhatikan pilihan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a).
33. Beberapa penjamin dan entitas lain mengoperasikan dana properti internal yang
menerbitkan unit-unit nosional, dengan beberapa unit dimiliki oleh investor dalam kontrak terkait dan
unit lainnya yang dimiliki oleh entitas. ParagraI 32 tidak mengizinkan entitas untuk mengukur
properti yang dimiliki oleh dana properti internal, yang sebagian dengan biaya perolehan dan sebagian
dengan nilai wajar.
34. Jika suatu entitas memilih model-model yang berbeda untuk dua kategori yang diuraikan
dalam paragraI 32, penjualan properti investasi di antara kelompok aset yang diukur dengan
menggunakan model berbeda harus diakui pada nilai wajar dan perubahan kumulatiI dalam nilai wajar
harus diakui dalam laba rugi. Selaras dengan itu, jika suatu properti investasi ditransIer dari
sekelompok aset yang menggunakan model nilai wajar ke dalam kelompok aset yang menggunakan
model biaya, maka nilai wajar properti pada saat penjualan dianggap menjadi biaya perolehannya.

Model Nilai Wajar

35. Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih menggunakan model nilai wajar
mengukur seluruh properti investasi berdasarkan nilai wajar, kecuali dalam kasus seperti yang
diuraikan pada paragraf 55.
3. ika hak atas properti yang dimiliki oleh lessee melalui sewa operasi diklasifikasi sebagai
properti investasi berdasarkan paragraf , paragraf 29 tidak bebas pilih; model nilai wajar harus
diterapkan.
37. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti
investasi diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.
38. Nilai wajar properti investasi merupakan harga yang mana properti dapat dipertukarkan
antara pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang
wajar (lihat paragraI 05). Nilai wajar tidak mencakup estimasi kenaikan atau penurunan harga karena
kondisi atau keadaan khusus seperti pembiayaan yang umum, perjanjian penjualan dan penyewaan
kembali, kondisi khusus atau konsesi yang diberikan oleh pihak yang terkait dengan penjualan.
39. Entitas menentukan nilai wajar tanpa dikurangi dengan biaya transaksi yang mungkin
timbul dari penjualan atau pelepasan lainnya.
4. Ailai wajar properti investasi mencerminkan kondisi pasar pada tanggal pelaporan.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

41. Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu. Karena kondisi pasar dapat berubah, jumlah
yang dilaporkan berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau tidak tepat jika diestimasi pada waktu
yang berbeda. DeIinisi nilai wajar mengasumsikan pertukaran dan penyelesaian secara serempak dari
kontrak penjualan tanpa perbedaan harga juga dapat terjadi dalam suatu transaksi yang wajar antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai seandainya pertukaran dan
penyelesaian tersebut tidak dilakukan secara serempak.
42. Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan rental dari sewa yang
sedang berjalan dan asumsi-asumsi yang layak dan rasional yang mencerminkan keyakinan pihak-
pihak yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang
penghasilan rental dari sewa di masa depan dengan mengingat kondisi sekarang. Dengan dasar
pemikiran yang sama, nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk pembayaran rental
dan arus ke luar lainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan dengan properti tersebut. Sebagian arus
kas ke luar tersebut dicerminkan dalam liabilitas, sementara arus kas ke luar lainnya tidak diakui
dalam laporan keuangan sampai dengan tanggal tertentu (contoh pembayaran periodik seperti rental
kontinjen).
43. ParagraI 24 menjelaskan dasar pengakuan awal biaya perolehan dari hak dalam properti
sewaan. ParagraI 35 mengharuskan hak dalam properti sewaan diukur kembali, jika perlu,
berdasarkan nilai wajar. Dalam suatu sewa yang disepakati berdasarkan tariI pasar, nilai wajar dari
hak dalam properti sewaan pada saat perolehan, dikurangi dengan seluruh pembayaran sewa yang
diperkirakan (termasuk pembayaran yang terkait untuk mengakui liabilitas), sama dengan nol. Nilai
wajar ini tidak berubah tanpa memerhatikan apakah, untuk tujuan akuntansi, liabilitas dan aset sewaan
diakui berdasarkan nilai wajarnya atau pada nilai kini pembayaran sewa minimum, sesuai dengan
PSAK 30 (revisi 2011) paragraI 16. Dengan demikian, pengukuran kembali aset sewaan dari biaya
perolehan sesuai dengan paragraI 24 menjadi nilai wajar sesuai paragraI 35 tidak boleh menimbulkan
keuntungan atau kerugian awal, kecuali nilai wajar diukur pada waktu yang berbeda. Hal ini dapat
terjadi apabila entitas memilih untuk menerapkan model nilai wajar setelah pengakuan awal.
44. DeIinisi nilai wajar mengacu pada "pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai." Pada konteks ini, "memiliki pengetahuan memadai" artinya bahwa keduanya
baik pembeli maupun penjual yang saling berkeinginan, memiliki inIormasi yang memadai (layak)
tentang siIat dan karakteristik dari properti investasi tersebut, kegunaan aktual serta potensinya, dan
kondisi pasar pada tanggal pelaporan. Pembeli yang berkeinginan termotivasi, tetapi tidak dipaksa,
untuk membeli. Pembeli tersebut tidak terlampau berkeinginan dan juga tidak ditentukan untuk
membeli pada harga tertentu. Pembeli yang diasumsikan tidak membayar pada harga yang lebih tinggi
dari harga pasar yang terdiri dari penjual pembeli berpengetahuan memadahi dan berkeinginan.
45. Penjual yang berkeinginan adalah penjual yang tidak terlampau berkeinginan dan juga
tidak dipaksa, untuk menjual pada harga tertentu, atau pada satu harga yang tidak mengacu pada
kondisi harga pasar yang layak. Penjual yang berkeinginan termotivasi untuk menjual properti
investasi pada harga pasar terbaik yang dapat diperoleh dalam pasar. Fakta keadaan dari pemilik
properti riil tidak dipertimbangkan karena penjual yang berkeinginan dalam konteks ini bukan penjual
riil melainkan penjual hipotesis (hypothetical owner) (contohnya, penjual yang berkeinginan
bertransaksi tidak memperhitungkan dampak pajak tertentu dari pemilik properti investasi aktual).
46. DeIinisi nilai wajar mengacu pada transaksi wajar. Transaksi wajar adalah transaksi antara
pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan tertentu atau khusus, yang membuat harga transaksi
tidak mencerminkan karateristik dari kondisi pasar. Transaksi tersebut dianggap terjadi di antara
pihak-pihak yang tidak berelasi, yang masing-masing bertindak secara independen.
47. Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktiI untuk properti
serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama dan berdasarkan pada sewa dan kontrak lain yang serupa.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

Entitas harus memerhatikan adanya perbedaan dalam siIat, lokasi, atau kondisi properti, atau
ketentuan yang disepakati dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan properti.
48. Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktiI yang sejenis diuraikan pada paragraI 47,
suatu entitas harus mempertimbangkan inIormasi dari berbagai sumber, termasuk:
(a) harga kini dalam pasar aktiI untuk properti yang memiliki siIat, kondisi dan lokasi berbeda (atau
berdasarkan pada sewa atau kontrak lain yang berbeda), disesuaikan untuk mencerminkan
perbedaan tersebut;
(b) harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktiI, dengan penyesuaian untuk
mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada
harga tersebut, dan
(c) proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa depan yang dapat diandalkan,
didukung dengan syarat/klausula yang terdapat dalam sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika
mungkin) dengan bukti eksternal seperti pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan
kondisi yang sama, dan penggunaan tariI diskonto yang mencerminkan penilaian pasar kini dari
ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.
49. Dalam beberapa kasus, berbagai sumber yang diuraikan dalam paragraI sebelumnya
menunjukkan kesimpulan berbeda tentang nilai wajar properti investasi. Entitas harus
mempertimbangkan alasan-alasan atas perbedaan tersebut agar diperoleh estimasi nilai wajar yang
paling andal dalam rentang estimasi nilai wajar yang tepat.
50. Pada kasus-kasus tertentu yang jarang terjadi, terdapat bukti yang jelas pada saat entitas
pertama kali memperoleh properti investasi (atau pada saat properti sebelumnya menjadi properti
investasi setelah berubah penggunaannya) bahwa perubahan rentang estimasi nilai wajar yang tepat
tersebut menjadi sangat besar, dan probabilitas berbagai hasil menjadi sangat sulit untuk diperkirakan,
sehingga kegunaan dari estimasi nilai wajar tunggal menjadi berkurang atau tidak ada. Hal ini
mungkin mengindikasikan bahwa nilai wajar properti tidak dapat ditentukan secara andal atas dasar
yang berkelanjutan (lihat paragraI 55).
51. Nilai wajar berbeda dengan nilai pakai, sebagaimana dideIinisikan dalam PSAK 48 (revisi
2009): Penurunan Nilai set. Nilai wajar mencerminkan pengetahuan dan estimasi pihak pembeli dan
penjual yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai. Sedangkan nilai pakai
mencerminkan estimasi entitas, termasuk pengaruh Iaktor khusus yang ada pada entitas tersebut dan
tidak dapat diterapkan pada entitas lain pada umumnya. Misalnya, nilai wajar tidak mencerminkan
Iaktor-Iaktor berikut dalam artian bahwa Iaktor-Iaktor ini tidak secara umum tersedia bagi pihak
pembeli dan penjual yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai:
(a) nilai tambah dari pembentukan portoIolio properti pada lokasi yang berbeda;
(b) sinergi antara properti investasi dan aset lain;
(c) hak legal dan pembatasan legal yang khusus hanya untuk pemilik akhir (terkini); dan
(d) manIaat pajak atau beban pajak yang khusus untuk pemilik akhir (terkini).
52. Dalam menentukan jumlah tercatat properti investasi, entitas tidak melakukan penghitungan
ganda atas aset atau liabilitas yang diakui sebagai aset atau liabilitas terpisah. Misalnya:
(a) peralatan seperti lift atau pendingin ruangan sering kali menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari bangunan dan biasanya dimasukkan dalam nilai wajar properti investasi, dari
pada diakui secara terpisah sebagai aset tetap;
(b) jika kantor disewakan termasuk dengan Iurniturnya, nilai wajar kantor umumnya memasukan nilai
wajar Iurnitur, karena penghasilan rental juga terkait dengan Iurnitur yang digunakan. Apabila
Iurnitur termasuk dalam nilai wajar properti investasi, entitas tidak mengakui Iurnitur tersebut
sebagai aset terpisah;
(c) nilai wajar properti investasi tidak termasuk biaya dibayar di muka atau penghasilan sewa operasi
akruan, karena entitas mengakui hal tersebut secara terpisah sebagai aset atau liabilitas;
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

(d) nilai wajar properti investasi yang dikuasai dengan cara sewa mencerminkan adanya arus kas yang
diharapkan (termasuk rental kontinjen yang diperkirakan menjadi utang). Selaras dengan itu, jika
penilaian yang diperoleh atas properti adalah nilai neto dari pembayaran keseluruhan yang
diperkirakan terjadi, adalah perlu untuk menambahkan kembali liabilitas sewa yang diakui, dalam
rangka menentukan jumlah tercatat properti investasi menggunakan model nilai wajar.
53. Nilai wajar properti investasi tidak mencerminkan pengeluaran modal di masa depan yang
akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas atau memperbaiki properti dan tidak mencerminkan
manIaat masa depan terkait dari pengeluaran masa depan tersebut.
54. Dalam beberapa kasus, entitas mengharapkan bahwa nilai kini pembayaran sehubungan
dengan properti investasi (lain halnya pembayaran sehubungan dengan liabilitas yang diakui) akan
melebihi nilai kini dari kas yang diterima. Entitas menerapkan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi,
Liabilitas Kontinfensi, dan set Kontinfensi untuk menentukan pengakuan liabilitas dan, jika
demikian, cara untuk mengukur liabilitas tersebut.

Ketidakmampuan Menetapkan Nilai Wajar yang Andal

55. Ada anggapan yang sulit dibantah bahwa entitas dapat menentukan nilai wajar
properti investasi secara andal atas dasar berkelanjutan. Aamun demikian dalam beberapa kasus
yang jarang terjadi, terdapat bukti yang jelas ketika suatu entitas pertama kali memperoleh
properti investasi (atau ketika properti yang ada pertama kali menjadi properti investasi karena
perubahan penggunaan) bahwa nilai wajar properti investasi tidak dapat ditentukan secara andal
atas dasar berkelanjutan. Hal ini timbul jika, dan hanya jika, transaksi pasar serupa jarang terjadi
dan alternatif estimasi andal nilai wajar (misalnya, berdasarkan proyeksi arus kas diskontoan)
tidak tersedia. jika entitas menentukan bahwa nilai wajar properti investasi dalam proses
pembangunan tidak dapat ditentukan secara andal tetapi mengharapkan nilai wajar properti
tersebut dapat ditentukan secara andal saat pembangunan selesai, maka properti tersebut diukur
dengan cara properti investasi dalam proses pembangunan diukur berdasarkan biaya perolehan
sampai nilai wajarnya dapat ditentukan secara andal atau sampai pembangunannya selesai (mana
yang lebih dahulu). ika entitas menetukan bahwa nilai wajar dari properti investasi (selain
properti investasi dalam proses pembangunan) tidak dapat ditentukan secara andal pada dasar
berkelanjutan, entitas mengukur properti investasi tersebut menggunakan model biaya sesuai
PSAK 1 (revisi 211): Aset Tetap. Ailai residu dari properti investasi diasumsikan nol. Entitas
menerapkan PSAK 1 (revisi 211) hingga pelepasan properti investasi tersebut.
56. Saat entitas mampu mengukur nilai wajar properti investasi dalam proses pembangunan
secara andal yang sebelumnya telah dukur pada harga perolehan, maka properti investasi tersebut
harus diukur berdasarkan nilai wajarnya. Saat pembangunan dari properti tersebut telah selesai, dapat
diasumsikan bahwa nilai wajarnya dapat diukur secara andal. Jika kasusnya tidak demikian, sesuai
paragraI 55, properti dicatat menggunakan model biaya sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2011): set
Tetap.
57. Asumsi awal nilai wajar properti investasi dalam proses pembangunan dapat diukur secara
andal dapat ditolak hanya pada pengakuan awal. Entitas yang telah mengukur item dari properti
investasi dalam proses pembangunan pada nilai wajar mungkin tidak dapat disimpulkan bahwa nilai
wajar properti investasi tidak dapat ditentukan secara andal.
58. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi jika entitas diharuskan, berdasarkan alasan yang
diatur pada paragraI 56, untuk mengukur properti investasi menggunakan model biaya sesuai dengan
PSAK 16 (revisi 2011): set Tetap, maka entitas mengukur semua properti investasi lainnya,
termasuk properti investasi dalam proses pembangunan berdasarkan nilai wajar. Dalam hal ini,
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

10 | SAk 1314dan 16

walaupun entitas boleh menggunakan model biaya untuk satu properti investasi, entitas harus tetap
menggunakan nilai wajar untuk properti investasi lainnya.
59. ika sebelumnya entitas telah mengukur properti investasi berdasarkan nilai wajar,
maka entitas melanjutkan pengukuran properti tersebut berdasarkan nilai wajar hingga pelepasan
(atau sampai properti menjadi properti yang digunakan sendiri atau sampai entitas mulai
mengembangkan properti tersebut dan kemudian menjualnya dalam kegiatan normal usaha)
bahkan jika transaksi pasar yang sejenis menjadi jarang terjadi dan harga pasar menjadi tidak
banyak tersedia.

Model Biaya

. Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih model biaya mengukur seluruh properti
investasinya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam PSAK 1 (revisi 211): Aset Tetap.
Sedangkan jika properti investasi tersebut memenuhi kriteria dimiliki untuk dijual (atau termasuk
dalam kelompok aset lepasan yang dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan
PSAK 58 (revisi 29): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan. Properti investasi yang memenuhi kriteria dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam
kelompok aset lepasan yang dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual) diukur sesuai dengan
PSAK 58 (revisi 29).

TRANSFER

1. 1ransfer ke atau dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat
perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan:
(a) dimulainya penggunaan oleh pemilik, ditransfer dari properti investasi menjadi properti yang
digunakan sendiri;
(b) dimulainya pengembangan untuk dijual, ditransfer dari properti investasi menjadi persediaan;
(c) berakhirnya pemakaian oleh pemilik, ditransfer dari properti yang digunakan sendiri menjadi
properti investasi;
(d) dimulainya sewa operasi ke pihak lain, ditransfer dari persediaan menjadi properti investasi;
62. ParagraI 61 (b) mengharuskan entitas mentransIer properti dari properti investasi menjadi
persediaan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya
pengembangan dengan tujuan untuk dijual. Jika entitas memutuskan untuk melepas properti investasi
tanpa dikembangkan, maka entitas tetap memperlakukan properti sebagai properti investasi
hinggadihentikan pengakuannya (dihapuskan dari laporan posisi keuangan) dan tidak
memperlakukannya sebagai persediaan. Demikian pula jika entitas mulai mengembangkan kembali
properti investasi yang ada dan akan tetap menggunakannya di masa depan sebagai properti investasi,
maka properti tersebut tetap properti investasi dan tidak direklasiIikasi sebagai properti yang
digunakan sendiri selama masa pengembangan kembali.
63. ParagraI 64-69 diterapkan untuk pengakuan dan pengukuran jika entitas menggunakan
model nilai wajar terhadap properti investasi. Jika entitas menggunakan model biaya, transIer antara
properti investasi, properti yang digunakan sendiri dan persediaan tidak mengubah jumlah tercatat
properti yang ditransIer serta tidak mengubah biaya properti untuk tujuan pengukuran dan
pengungkapan.
4. Untuk properti investasi yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar dan kemudian
ditransfer menjadi properti yang digunakan sendiri atau sebagai persediaan, nilai properti untuk
akuntansi berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 1 (revisi 211): Aset Tetap atau
PSAK 14 (revisi 28): Persediaan adalah nilai wajar pada tanggal perubahaan penggunaan.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

11 | SAk 1314dan 16

5. ika properti yang digunakan sendiri oleh pemilik berubah menjadi properti investasi
dan akan dicatat dengan menggunakan nilai wajar, entitas menerapkan PSAK 1 (revisi 211):
Aset Tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahaan penggunaannya. Entitas
memperlakukan perbedaan antara jumlah tercatat berdasarkan PSAK 1 (revisi 211) dan nilai
wajar dengan cara yang sama seperti revaluasi menurut PSAK 1 (revisi 211).
66. Sampai dengan tanggal di mana properti yang digunakan sendiri menjadi properti investasi
yang dicatat pada nilai wajar, entitas menyusutkan properti dan mengakui rugi penurunan nilai yang
telah terjadi. Entitas memperlakukan perbedaan yang ada antara jumlah tercatat properti investasi
berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011): set Tetap dan nilai wajarnya pada tanggal tersebut dengan cara
yang sama seperti revaluasi menurut PSAK 16 (revisi 2011). Dengan kata lain:
(a) terjadinya penurunan jumlah tercatat properti diakui dalam laba rugi. Namun, jika terdapat surplus
revaluasi yang terkait dengan properti tersebut, penurunan tersebut diakui di pendapatan
komprehensiI lain dan mengurangi surplus revaluasi di ekuitas.
(b) timbulnya kenaikan jumlah tercatat diperlakukan sebagai berikut:
(i) jika kenaikan tersebut membalik rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya atas
properti tersebut, maka kenaikan diakui dalam laba rugi. Jumlah yang diakui dalam laba rugi
tidak dapat melebihi jumlah yang diperlukan untuk mengembalikan nilai ke jumlah tercatat
(setelah penyusutan) jika tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai;
(ii) sisa kenaikan yang ada diakui dalam pendapatan komprehensiI lain dan kenaikan surplus
revaluasi di ekuitas. Selanjutnya, pada saat properti investasi dilepas, surplus revaluasi di
ekuitas dapat ditransIer ke saldo laba. TransIer dari surplus revaluasi ke saldo laba tidak
melalui laba rugi.
7. Untuk transfer dari persediaan ke properti investasi yang akan dicatat pada nilai wajar,
perbedaan yang ada antara nilai wajar properti pada tanggal tersebut dan jumlah tercatat diakui
dalam laba rugi.
68. Perlakuan transIer dari persediaan ke properti investasi yang akan dicatat pada nilai wajar
adalah konsisten dengan perlakuan penjualan persediaan.
9. Ketika entitas menyelesaikan pembangunan atau pengembangan properti investasi yang
dibangun sendiri dan yang akan dicatat pada nilai wajar, perbedaan yang ada antara nilai wajar
properti pada tanggal tersebut dan jumlah tercatatnya diakui dalam laba rugi.

PELEPASAN

7. Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari laporan posisi keuangan)
pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen
dan tidak memiliki manfaat ekonomik di masa depan yang dapat diharapkan pada saat
pelepasannya.
71. Pelepasan properti investasi dapat dilakukan dengan cara dijual atau disewakan secara sewa
pembiayaan. Untuk menentukan tanggal pelepasan properti investasi, entitas menggunakan kriteria
yang diatur dalam PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan pada pengakuan pendapatan dari penjualan
barang dan jasa dan mempertimbangkan pedoman terkait sesuai lampiran PSAK 23 (revisi 2010).
PSAK 30 (revisi 2011): Sewa berlaku untuk pelepasan yang dilakukan dengan cara sewa pembiayaan
dan dengan cara jual dan sewa-balik.
72. Jika, sesuai dengan prinsip pengakuan dalam paragraI 16, entitas mengakui biaya
penggantian untuk bagian tertentu dari suatu properti investasi di dalam jumlah tercatat suatu aset
tersebut, maka jumlah tercatat dari bagian aset yang diganti tidak diakui lagi. Suatu bagian yang
diganti dari properti investasi yang dicatat dengan menggunakan model biaya bisa saja bukan
merupakan bagian yang disusutkan secara terpisah. Jika penentuan jumlah tercatat dari bagian yang
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

1 | SAk 1314dan 16

diganti tersebut tidak dapat secara praktis dilakukan, entitas dapat menggunakan biaya penggantian
sebagai indikasi untuk menentukan berapa jumlah biaya bagian yang diganti pada saat diperoleh atau
dibangun. Untuk properti investasi yang dicatat dengan menggunakan model nilai wajar, nilai wajar
dari properti investasi tersebut bisa jadi telah mencerminkan keadaan bahwa bagian yang akan diganti
sudah tidak memiliki nilai lagi. Dalam kasus-kasus lain, mungkin saja merupakan hal yang sulit untuk
menentukan berapa nilai wajar yang harus dikurangi untuk bagian yang diganti. Suatu alternatiI yang
dapat digunakan untuk menentukan nilai wajar yang harus dikurangi sehubungan dengan bagian yang
diganti, jika tidak dapat dilakukan secara praktis, adalah dengan memasukkan biaya pengganti ke
dalam jumlah tercatat aset tersebut dan kemudian menentukan kembali nilai wajar dari aset tersebut,
sebagaimana yang diharuskan dalam hal terjadi penambahan yang tidak memerlukan penggantian.
73. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti
investasi ditentukan dari selisih antara hasil neto dari pelepasan dan jumlah tercatat aset, dan
diakui dalam laba rugi (kecuali jika PSAK 3 (revisi 211): Sewa mensyaratkan lain dalam hal
jual dan sewa-balik) dalam periode terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
74. Imbalan yang diterima atas pelepasan properti investasi pada awalnya diakui sebesar nilai
wajar. Jika pembayaran atas properti investasi ditangguhkan, imbalan yang diterima pada awalnya
diakui sebesar setara harga tunai. Selisih antara jumlah nominal dari imbalan dan nilai yang setara
dengan harga tunai diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010):
Pendapatan dengan menggunakan metode tingkat bunga eIektiI.
75. Entitas menerapkan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontifensi, dan set
Kontifensi atau Pernyataan lain yang sesuai, dalam mencatat liabilitas yang masih ada sehubungan
dengan properti investasi setelah pelepasan tersebut.
7. Kompensasi dari pihak ketiga yang diberikan sehubungan dengan penurunan nilai,
kehilangan atau pengembalian properti investasi harus diakui dalam laba rugi ketika kompensasi
tersebut menjadi piutang.
77. Penurunan nilai atau rugi atas properti investasi, klaim, atau pembayaran kompensasi dari
pihak ketiga dan pembelian atau pembangunan kemudian aset adalah peristiwa ekonomi terpisah dan
dicatat secara terpisah, dengan cara sebagai berikut:
(a) penurunan nilai properti investasi diakui sesuai PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai set;
(b) penghentian atau pelepasan properti investasi diakui sesuai dengan paragraI 70-75 dari Pernyataan
ini;
(c) kompensasi dari pihak ketiga atas penurunan nilai, hilang atau diserah diakui dalam laporan laba
rugi ketika kompensasi tersebut telah menjadi piutang; dan
(d) biaya dari aset yang direnovasi, dibeli atau dibangun sebagai penggantian ditentukan berdasarkan
paragraI 20-28 dari Pernyataan ini.

PENGUNGKAPAN

Model Nilai Wajar dan Model Biaya

78. Pengungkapan berikut diterapkan di samping pengungkapan lain yang diharuskan PSAK 30
(revisi 2010): Sewa. Sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2010), pemilik properti investasi melakukan
pengungkapan lessor atas sewa yang telah disepakati. Entitas yang memegang hak atas properti
investasi dalam skema sewa pembiayaan atau sewa operasi melakukan pengungkapan lessee atas
sewa pembiayaan dan pengungkapan lessor atas sewa operasi yang telah disepakati.
79. Entitas mengungkapkan:
(a) apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya;
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

13 | SAk 1314dan 16

(b) jika menerapkan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas properti
yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti
investasi;
(c) apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan (lihat paragraf 14), kriteria yang digunakan untuk
membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti
yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari;
(d) metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti
investasi, yang mencakup pernyataan apakah penentuan nilai wajar tersebut didukung oleh
bukti pasar atau lebih banyak berdasarkan faktor lain (yang harus diungkapkan oleh entitas
tersebut) karena sifat properti tersebut dan keterbatasan data pasar yang dapat
diperbandingkan;
(e) sejauhmana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau diungkapkan dalam
laporan keuangan) didasarkan atas penilaian oleh penilai independen yang diakui dan
memiliki kualifikasi profesional yang relevan serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi
dan kategori properti investasi yang dinilai. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal
tersebut diungkapkan;
(f) jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk:
(i) penghasilan rental dari properti investasi;
(ii) beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul dari
properti investasi yang menghasilkan penghasilan rental selama periode tersebut;
(iii) beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul dari
properti investasi yang tidak menghasilkan pendapatan rental selama periode tersebut;
dan
(iv) perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laba rugi atas penjualan
properti investasi dari sekelompok aset yang mana model biaya digunakan ke kelompok
yang menggunakan model nilai wajar (lihat paragraf 34);
(g) eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau pembayaran
penghasilan dan hasil pelepasan;
(h) kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti investasi
atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.

Model Nilai Wajar

8. Di samping pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 79, entitas yang menerapkan
model nilai wajar sesuai dengan paragraf 3-58 mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah
tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berikut:
(a) penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisisi dan
penambahan yang dihasilkan dari pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah
tercatat aset;
(b) penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
(c) aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok aset
lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi 29): Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan lain;
(d) keuntungan atau kerugian neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar;
(e) perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan dari mata uang
fungsional menjadi mata uang penyajian yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan
usaha luar negeri menjadi mata uang penyajian dari entitas pelapor;
(f) transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

14 | SAk 1314dan 16

(g) perubahan lain.


81. Ketika suatu penilaian terhadap properti investasi disesuaikan secara signifikan untuk
tujuan pelaporan keuangan, misalnya untuk menghindari penghitungan ganda atas aset atau
liabilitas yang diakui sebagai aset dan liabilitas terpisah seperti diuraikan dalam paragraf 52,
maka entitas tersebut mengungkapkan rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang
telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan secara terpisah
jumlah agregat dari pengakuan kewajiban sewa yang telah ditambahkan kembali, dan
penyesuaian signifikan lain.
82. Dalam kasus-kasus yang dikecualikan sesuai dalam paragraf 55, jika entitas mengukur
properti investasi dengan menggunakan model biaya sesuai dengan PSAK 1 (revisi 211): Aset
Tetap, rekonsiliasi yang disyaratkan dalam paragraf 8 mengungkapkan jumlah yang terkait
dengan properti investasi tersebut secara terpisah dari jumlah yang terkait dengan properti
investasi lainnya. Sebagai tambahan, entitas mengungkapkan:
(a) uraian mengenai properti investasi tersebut;
(b) penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal;
(c) apabila mungkin, rentang estimasi di mana nilai wajar kemungkinan besar berada; dan
(d) untuk pelepasan properti investasi yang tidak dicatat dengan nilai wajar:
(i) fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti investasi yang tidak dicatat dengan
nilai wajar;
(ii) jumlah tercatat properti investasi pada saat dijual; dan
(iii) jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui.

Model Biaya

83. Sebagai tambahan dari pengungkapan yang disyaratkan dalam paragraf 79, entitas yang
menerapkan model biaya dalam paragraf mengungkapkan:
(a) metode penyusutan yang digunakan;
(b) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(c) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi rugi penurunan
nilai) pada awal dan akhir periode;
(d) rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan:
(i) penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisisi
dan penambahan pengeluaran setelah perolehan yang diakui sebagai aset;
(ii) penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
(iii) aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok
lepasan yang diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi
29): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
dan pelepasan lainnya ;
(iv) penyusutan;
(v) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui, dan jumlah pemulihan rugi penurunan nilai,
selama satu periode sesuai PSAK 48 (29): Penurunan Nilai Aset;
(vi) perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan dari mata
uang fungsional menjadi mata uang penyajian yang berbeda, termasuk penjabaran dari
kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang penyajian dari entitas pelapor;
(vii) transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
(viii) perubahan lain.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

1 | SAk 1314dan 16

(e) nilai wajar properti investasi. Dalam kasus yang dikecualikan sebagaimana diuraikan pada
paragraf 5, jika entitas tidak dapat menentukan nilai wajar properti investasi secara andal,
entitas mengungkapkan:
(i) uraian properti investasi;
(ii) penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal; dan
(iii) apabila mungkin, rentang estimasi di mana nilai wajar kemungkinan besar berada.

KETENTUAN TRANSISI

84. Entitas menerapkan Pernyataan ini secara prospektiI. Pada tanggal eIektiInya Pernyataan
ini, entitas yang memiliki properti dalam proses pembangunan mengkaji apakah properti yang
dibangun akan dipakai sendiri atau sebagai properti investasi. Bila dikategorikan sebagai properti
investasi, maka entitas menerapkan Pernyataan ini. Saldo properti investasi dalam proses
pembangunan dan pengembangan harus diklasiIikasi sesuai dengan tujuannya, dan berlaku perlakuan
akuntansi sesuai dengan Pernyataan ini. Selisih penilaian dibebankan ke saldo laba.

TANGGAL EFEKTIF

85. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2012.

PENARIKAN

86. Pernyataan ini menggantikan PSAK 13 (2007): Properti Investasi.
























kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

16 | SAk 1314dan 16


B. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 14

PERSEDIAAN

Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar
harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf penjelasan yangicetak dengan huruf tegak (biasa).
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material immaterial items).

PENDAHULUAN

Tujuan

01. Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan.
Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai
aset dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan terkait diakui.
Pernyataan ini menyediakan panduan dalam menentuan biaya dan pengakuan selanjutnya sebagai
beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai realisasi neto. Pernyataan ini juga memberikan
panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan.

Ruang Lingkup

2. Pernyataan ini diterapkan untuk semua persediaan, kecuali:
(a) pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak konstruksi, termasuk kontrak jasa yang
terkait langsung (lihat PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi);
(b) persediaan yang terkait dengan real estat lihat PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Perkembangan
Real Estat);
(c) instrumen keuangan (lihat PSAK 5: Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan
dan PSAK Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran);
(d) aset biolojik terkait dengan aktivitas agrikultur dan produk agrikultur pada saat panen;
(e) aset biolojik terkait dengan hasil hutan (lihat PSAK 32: Akuntansi Kehutanan); dan
(f) hasil tambang umum dan hasil tambang minyak dan gas bumi (lihat PSAK 33: Akuntansi
Pertambangan Umum dan PSAK 29: Akuntansi Minyak dan Gas Bumi).
03. Pernyataaan ini tidak berlaku untuk pengukuran persediaan bagi pialang-pedagang
komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual,
sesuai dengan praktik yang berlaku pada industri. Ketika persediaan tersebut diukur pada nilai wajar
setelah dikurangi biaya untuk menjual, maka perubahan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
04. Pialang-pedagang adalah mereka yang membeli atau menjual komoditi untuk orang lain
atau dirinya sendiri. Persediaan pialang-pedagang terutama diperoleh dengan tujuan untuk dijual
dalam waktu dekat dan memperoleh laba dari Iluktuasi harga atau marjin. Ketika persediaan ini
diukur dengan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, maka yang dikecualikan hanya dari
persyaratan pengukuran dalam Pernyataan ini.

Definisi

5. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakandalam Pernyataan ini:
Persediaan adalah aset:
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

1 | SAk 1314dan 16

(a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;


(b) dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.
Ailai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Ailai wajar adalah jumlah di mana suatu asset dipertukarkan, atau kewajiban diselesaikan, antara
pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar.
Komoditi adalah barang dagangan yang menjadi subjek kontrak berjangka yang diperdagangkan
di bursa berjangka.
Ailai khusus-entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan oleh suatu entitas yang timbul
dari penggunaan aset berkelanjutan dan dari pelepasannya pada akhir umur manfaat atau yang
diharapkan terjadi ketika penyelesaian kewajiban.
06. Nilai realisasi neto mengacu kepada jumlah neto yang entitas berharap untuk direalisasi
dari penjualan persediaan dalam kegiatan usaha biasa. Nilai wajar mencerminkan suatu jumlah di
mana persediaan yang sama dapat dipertukarkan antara pembeli dan penjual yang berpengetahuan dan
berkeinginan di pasar. Nilai realisasi neto adalah nilai khusus entitas sedangkan nilai wajar tidak
tergantung pada nilai khusus entitas. Nilai realisasi neto untuk persediaan bisa tidak sama dengan nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual.
07. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya,
barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti
lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang diproduksi, atau barang
dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan
yang akan digunakan dalam proses produksi. Bagi perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa
seperti diuraikan dalam paragraI 18, di mana entitas belum mengakui pendapatan yang terkait (lihat
PSAK 23: Pendapatan).

PENGUKURAN PERSEDIAAN

8. Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih
rendah.

Biaya Persediaan

9. Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain
yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.

Biaya Pembelian

10. Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang
kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya
penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi,
bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya
pembelian.




kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

1 | SAk 1314dan 16

Biaya Konversi

11. Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead
produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead
produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatiI konstan, tanpa memerhatikan
volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan
pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik. Overhead produksi variabel adalah biaya
produksi tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti
perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
12. Pengalokasian overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas
Iasilitas produksi normal. Kapasitas normal adalah produksi rata-rata yang diharapkan
akan tercapai selama suatu periode atau musim dalam keadaan normal, dengan memerhitungkan
hilangnya kapasitas selama pemeliharaan terencana. Tingkat produksi aktual dapat digunakan jika
mendekati kapasitas normal. Pengalokasian jumlah overhead produksi tetap pada setiap unit produksi
tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya produksi atau tidak terpakainya pabrik. Overhead yang
tidak teralokasi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Dalam periode produksi tinggi yang
tidak normal, jumlah overhead tetap yang dialokasikan pada tiap unit produksi menjadi berkurang
sehingga persediaan tidak diukur di atas biayanya. Overhead produksi variabel dialokasikan pada unit
produksi atas dasar penggunaan aktual Iasilitas produksi.
13. Suatu proses produksi mungkin menghasilkan lebih dari satu jenis produk secara
simultan. Hal tersebut terjadi, misalnya, ketika dihasilkan produk bersama atau bila terdapat produk
utama dan produk sampingan. Ketika biaya konversi tidak dapat diidentiIikasi secara terpisah, maka
biaya tersebut dialokasikan antar produk secara rasional dan konsisten. Pengalokasian dapat
didasarkan pada, misalnya, perbandingan harga jual untuk masing masing produk, baik pada tahap
proses produksi pada waktu produk telah dapat diidentiIikasikan secara terpisah atau pada saat
produksi telah selesai. Sebagian besar produk sampingan, pada hakekatnya tidak material. Ketika
kasusnya demikian, produk sampingan sering kali diukur pada nilai realisasi neto dan nilai tersebut
dapat mengurangi biaya produk utama. Dengan demikian, jumlah tercatat produk utama tidak berbeda
secara material dari biayanya.

Biaya-biaya Lain

14. Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut
timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Misalnya, dalam keadaan tertentu
diperkenankan untuk memasukkan overhead nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk
pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
15. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban
dalam periode terjadinya adalah:
(a) jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang tidak normal;
(b) biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan
pada tahap produksi berikutnya;
(c) biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi saat ini; dan
(d) biaya penjualan.
16. PSAK 26: Biaya Pinfaman menentukan kondisi terbatas di mana biaya pinjaman termasuk
dalam biaya persediaan.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

1 | SAk 1314dan 16

17. Entitas mungkin membeli persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan


(deferred settlement terms). Ketika perjanjian secara eIektiI mengandung elemen pembiayaan,
maka elemen tersebut, misalnya perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan
jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.

Biaya Persediaan Pemberi 1asa

18. Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan tersebut pada
biaya produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama meliputi biaya tenaga kerja dan biaya
personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia,
dan overhead
yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan personalia
penjualan dan administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui
sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba atau
overhead yang tidak dapat diatribusikan yang sering merupakan Iactor pembebanan harga oleh
pemberi jasa.

Teknik Pengukuran Biaya

19. Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran,
demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar memperhitungkan
tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, eIisiensi dan utilisasi kapasitas.
Biaya standar di-review secara reguler dan, jika diperlukan, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir.
20. Metode eceran seringkali digunakan dalam industry eceran untuk menilai persediaan
dalam jumlah besar item yang berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama di mana tidak
praktis untuk menggunakan metode penetapan biaya lainnya. Biaya persediaan ditentukan dengan
mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase marjin bruto yang sesuai. Persentase tersebut
digunakan dengan memerhatikan persediaan yang telah diturunkan nilainya di bawah harga jual
normal. Persentasi rata-rata sering digunakan untuk setiap departemen eceran.

Rumus Biaya

21. Biaya persediaan untuk item yang biasanya tidak dapat diganti dengan barang lain
not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk
proyek tertentu harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi spesifik terhadap biayanya masing
masing.
22. IdentiIikasi spesiIik biaya artinya biayabiaya spesiIik diatribusikan ke item persediaan
tertentu. Cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi item yang dipisahkan untuk proyek tertentu,
baik yang dibeli maupun yang dihasilkan. Namun demikian, identiIikasi spesiIik biaya tidak tepat
ketika terdapat jumlah besar item dalam persediaan yang dapat menggantikan satu sama lain
(ordinarily interchangeable). Dalam keadaan demikian, metode pemilihan item yang masih berada
dalam
persediaan dapat digunakan untuk menentukan di muka dampaknya dalam laporan laba rugi.
23. Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 21, harus dihitung dengan
menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau ratarata tertimbang.
Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki
sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda,
rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

0 | SAk 1314dan 16

24. Misalnya, persediaan yang digunakan dalam suatu operasi segmen mungkin memiliki
kegunaan yang berbeda dari jenis persediaan yang sama yang digunakan dalam operasi segmen yang
lain. Namun demikian, perbedaan lokasi geograIis persediaan (atau dalam perspektiI perpajakan),
dengan sendirinya, tidak cukup hanya sekedar menggunakan rumus biaya yang berbeda.
25. Formula MPKP mengasumsikan item persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau
digunakan terlebih dahulu sehingga item yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli
atau diproduksi kemudian. Dalam rumus biaya ratarata tertimbang, biaya setiap item ditentukan
berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari item yang serupa pada awal periode dan biaya item yang
serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara
berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan entitas.

Nilai Realisasi Neto

26. Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika persediaan rusak, seluruh
atau sebagian persediaan telah usang, atau harga jualnya telah menurun. Biaya persediaan juga tidak
akan diperoleh kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan
telah meningkat. Praktek penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto
konsisten dengan pandangan bahwa aset seharusnya tidak dinyatakan melebihi perkiraan jumlah yang
dapat direalisasi dari penjualan atau penggunaannya.
27. Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap
item dalam persediaan. Namun demikian, dalam beberapa kondisi, penurunan nilai persediaan
mungkin lebih sesuai jika dihitung terhadap kelompok item yang serupa atau berkaitan. Misalnya
barang-barang yang termasuk dalam lini produk dengan tujuan atau penggunaan akhir yang serupa,
yang diproduksi dan dipasarkan di wilayah yang sama, dan tidak dapat dievaluasi terpisah dari item-
item lain dalam lini produk tersebut. Penurunan nilai persediaan tidak tepat jika dihitung berdasarkan
klasiIikasi persediaan, misalnya, barang jadi, atau seluruh persediaan dalam suatu industri atau
segmen geograIis tertentu. Pemberi jasa pada umumnya mengakumulasikan biaya-biaya untuk setiap
jasa di mana harga jual terpisah ditentukan. Dengan demikian, masing-masing jasa tersebut
diperlakukan secara terpisah.
28. Estimasi nilai realisasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia pada saat
estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang diharapkan dapat direalisasi. Estimasi ini
memertimbangkan Iluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait dengan peristiwa yang terjadi
setelah akhir periode sepanjang peristiwa tersebut menegaskan kondisi yang ada pada akhir periode.
29. Estimasi nilai realisasi neto juga mempertimbangkantujuan pengadaan persediaan yang
dimiliki. Misalnya, nilai realisasi neto dari jumlah persediaan yang dimiliki untuk memenuhi kontrak
penjualan atau jasa yang bersiIat pasti didasarkan pada harga kontrak. Jika kontrak penjualan lebih
sedikit daripada jumlah persediaan yang dimiliki, maka nilai realisasi neto untuk kelebihannya
didasarkan pada harga jual umum. Penyisihan dapat timbul dari kontrak penjualan yang bersiIat pasti
yang melebihi jumlah persediaan yang dimiliki atau dari kontrak pembelian yang bersiIat pasti.
Penyisihan tersebut diperlakukan sesuai dengan PSAK 57: Kewafiban Diestimasi, Kewafiban
Kontinfensi dan set Kontinfensi.
30. Bahan dan perlengkapan lain yang dimiliki untuk digunakan dalam memroduksi
persediaan tidak diturun nilainya di bawah biaya jika produk jadi yang dihasilkan diharapkan dapat
dijual sebesar atau di atas biayanya. Namun demikian, ketika penurunan harga bahan
mengindikasikan biaya produk jadi yang dihasilkan akan melebihi nilai realisasi neto, maka nilai
bahan diturunkan ke nilai realisasi neto. Dalam kondisi semacam itu, biaya penggantian bahan
merupakan ukuran terbaik yang tersedia untuk nilai realisasi netonya.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

1 | SAk 1314dan 16

31. Pengujian yang baru dilakukan atas nilai realisasi neto pada setiap periode berikutnya.
Ketika kondisi yang semula mengakibatkan penurunan nilai persediaan di bawah biaya ternyata tidak
ada lagi atau ketika terdapat bukti yang jelas terhadap peningkatan nilai realisasi neto karena
perubahan keadaan ekonomi, maka jumlah penurunan nilai harus dibalik (dalam hal ini pemulihan
adalah terbatas untuk jumlah penurunan nilai awal) sehingga jumlah tercatat yang baru dari
persediaan adalah yang terendah dari biaya atau nilai realisasi neto yang telah direvisi. Hal ini terjadi,
misalnya, ketika suatu item dalam persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi neto karena harga
jualnya telah turun, masih dimiliki pada periode berikutnya dan harga jualnya telah meningkat.

Pengakuan sebagai Beban

32. ika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai
beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai
persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus
diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan
kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui
sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan
tersebut.
33. Beberapa persediaan dialokasikan ke pos aset lainnya, misalnya, persediaan yang
digunakan sebagai komponen asset tetap yang dibangun sendiri. Persediaan yang dialokasikan ke aset
lain dengan cara ini diakui sebagai beban selama masa manIaat aset tersebut.

PENGUNGKAPAN

34. Laporan keuangan harus mengungkapkan:
(a) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya
yang digunakan;
(b) total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi
entitas;
(c) jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;
(d) jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
(e) jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui
sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32;
(f) jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan
pada paragraf 32;
(g) kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan
sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; dan
(h) nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
35. InIormasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasiIikasi persediaan
dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan keuangan. KlasiIikasi
persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan, barang
dalam penyelesaian, dan barang jadi. Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan
dalam penyelesaian.
36. Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai
beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran
persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

produksi persediaan yang tidak normal. Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk
memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi.
37. Beberapa entitas mengadopsi suatu Iormat laporan laba rugi yang mengakibatkan jumlah
yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang
bersangkutan. Dalam Iormat ini, entitas menyajikan analisa beban menggunakan klasiIikasi
berdasarkan siIat dari beban. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai
beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama
dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut.

TANGGAL EFEKTIF

38. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau
setelah 1 anuari 29. Penerapan lebih dini dianjurkan.

PENARIKAN

39. Pernyataan ini menggantikan PSAK 14 (1994): Persediaan































kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

3 | SAk 1314dan 16

. PE#NYATAAN STANDA#AKUNTANSI KEUANGAN 16



ASET TETAP

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 (revisi 211): Aset 1etap terdiri dari paragraf 1 - 83.
Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak
dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip yang sama. PSAK 1 (revisi 211) harus
dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 29): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi
dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika
tidak ada panduan eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak
material.

PENDAHULUAN

Tujuan

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna
laporan keuangan dapat memahami inIormasi mengenai investasi entitas di aset tetap, dan perubahan
dalam investasi tersebut. Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan
jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilai atas aset tetap.

Ruang Lingkup

2. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi aset tetap kecuali Pernyataan lain
mensyaratkan atau mengizinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
03. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk:
(a) aset tetap diklasiIikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): set
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Difual dan Operasi yang Dihentikan,
(b) pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (Lihat PSAK 64: ktivitas Eksplorasi dan
Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral);
(c) hak penambangan dan cadangan mineral dari minyak, gas alam dan sumber daya tidak terbarui
lainnya.
Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk aset tetap yang digunakan untuk mengembangkan
atau memelihara aset yang dijelaskan dalam (b) (c).
04. Pernyataan lain bisa saja mensyaratkan pengakuan aset tetap berdasarkan pendekatan
yang berbeda dari Pernyataan ini. Misalnya, PSAK 30 (revisi 2011): Sewa mensyaratkan suatu entitas
untuk mengevaluasi pengakuan aset tetap sewaan atas dasar pemindahan risiko dan imbalan. Namun
demikian, dalam aspek perlakuan akuntansi tertentu lainnya untuk aset tersebut, termasuk penyusutan,
diatur oleh Pernyataan ini.
05. Entitas yang menggunakan model biaya untuk properti investasi sesuai PSAK 13 (revisi
2011): Properti Investasi menggunakan model biaya dalam Pernyataan ini.

Definisi

. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

4 | SAk 1314dan 16

(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
(b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan
lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika
dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan
persyaratan tertentu dalam PSAK lain, misalnya PSAK 53 (revisi 21): Pembayaran Berbasis
Saham.
umlah tercatat adalah nilai aset yang diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
umlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual dan nilai pakainya.
umlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti
biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
Ailai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul dari
penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur
manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas.
Ailai residu aset adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan
aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang
diharapkan pada akhir umur manfaatnya.
Ailai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak
yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur
manfaatnya.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu
aset atas jumlah terpulihkannya.
Umur manfaat adalah:
(a) periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau
(b) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu aset oleh entitas.

PENGAKUAN

7. Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
(a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut; dan
(b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
08. Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat sebagai
persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang utama
dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan akan
menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku cadang dan
peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat
sebagai aset tetap.
09. Pernyataan ini tidak menentukan unit ukuran dalam pengakuan suatu aset tetap. Oleh
karena itu, diperlukan pertimbangan dalam penerapan kriteria pengakuan yang sesuai dengan kondisi
tertentu entitas. Pertimbangan tersebut tepat terhadap agregasi unit-unit yang secara individual tidak
signiIikan, seperti cetakan dan perkakas, kemudian menerapkan kriteria atas nilai agregrat tersebut.
10. Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya
perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal untuk
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk
menambah, mengganti, atau memperbaikinya.

Biaya Perolehan Awal
11. Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset tetap
semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manIaat ekonomik masa depan dari suatu
aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manIaat ekonomik masa
depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan ini, perolehan aset tetap semacam itu memenuhi
kualiIikasi untuk diakui sebagai aset, karena aset tersebut memungkinkan entitas memperoleh manIaat
ekonomik masa depan yang lebih besar dari aset-aset terkait dibandingkan dengan manIaat ekonomik
yang dihasilkan seandainya aset tersebut tidak diperoleh. Sebagai contoh, pabrik kimia mungkin
menerapkan proses penanganan kimiawi yang baru dalam rangka memenuhi ketentuan lingkungan
yang berlaku untuk produksi dan penyimpanan zat kimiawi berbahaya; perbaikan pabrik yang terkait
diakui sebagai aset karena tanpa perbaikan tersebut entitas tidak dapat memproduksi dan menjual zat-
zat kimiawi. Namun demikian, jumlah tercatat aset tersebut dan aset lain yang terkait harus di-review
untuk menguji apakah telah terjadi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan
Nilai set.

Biaya-biaya Setelah Perolehan Awal
12. Sesuai dengan prinsip pengakuan dalam paragraI 07, entitas tidak boleh mengakui biaya
perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui dalam
laba rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri atas biaya tenaga kerja dan
bahan habis pakai (consumables) termasuk di dalamnya suku cadang kecil. Pengeluaran-pengeluaran
untuk hal tersebut sering disebut 'biaya pemeliharaan dan perbaikan aset tetap.
13. Bagian-bagian tertentu aset tetap mungkin perlu diganti secara periodik. Contoh, tungku
pembakaran perlu diganti lapisannya setelah digunakan sekian jam, demikian juga interior pesawat
terbang seperti tempat duduk dan dapur perlu diperbarui beberapa kali sepanjang umur rangka
pesawat. Entitas dapat juga memperoleh komponen aset tetap tertentu untuk melakukan penggantian
yang tidak terlalu sering dilakukan, seperti mengganti dinding interior suatu bangunan, atau
melakukan suatu penggantian yang tidak berulang. Sesuai dengan prinsip pengakuan dalam paragraI
07, entitas mengakui biaya penggantian komponen suatu aset dalam jumlah tercatat aset saat biaya itu
terjadi jika pengeluaran tersebut memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Jumlah
tercatat komponen yang diganti tersebut tidak lagi diakui apabila telah memenuhi ketentuan
penghentian pengakuan (lihat paragraI 67-73).
14. Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur
terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signiIikan, biaya inspeksi
diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria
pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang dibedakan dari
komponen Iisiknya), dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah biaya inspeksi
terdahulu teridentiIikasi dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap tersebut. Jika diperlukan,
estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan di masa depan dapat digunakan sebagai indikasi
biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun.

PENGAKUAN AWAL

15. Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya
harus diukur sebesar biaya perolehan.

kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

6 | SAk 1314dan 16

Komponen Biaya Perolehan


16. Biaya perolehan aset tetap meliputi:
(a) harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah
dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;
(b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen;
(c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban
atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset
tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
17. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
(a) biaya imbalan kerja (seperti dideIinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan Kerfa) yang
timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;
(b) biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
(c) biaya handling dan penyerahan awal;
(d) biaya perakitan dan instalasi;
(e) biaya pengujian aset apakah aset berIungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih penjualan
produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya, contoh produk
dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan
(I) komisi proIesional.
18. Entitas menerapkan PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan terhadap biaya-biaya yang terkait
dengan kewajiban untuk membongkar, memindahkan, dan merestorasi lokasi aset yang terjadi dalam
suatu periode tertentu sebagai akibat dari pemakaian aset tersebut untuk menghasilkan persediaan
selama periode tersebut. Biaya-biaya yang terkait dengan PSAK 14 (revisi 2008) atau Pernyataan ini
diukur dan diakui sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinfensi, dan set
Kontinfensi.
19. Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
(a) biaya pembukaan Iasilitas baru;
(b) biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan
aktivitas promosi);
(c) biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk biaya
pelatihan staI); dan
(d) administrasi dan biaya overhead umum lainnya.
20. Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan ketika
aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
intensi manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan pengembangan aset tidak dimasukkan ke
dalam jumlah tercatat aset tersebut. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut ini tidak termasuk di dalam
jumlah tercatat suatu aset tetap:
(a) biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi sesuai dengan intensi
manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di bawah kapasitas penuhnya;
(b) kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran (output) masih rendah; dan
(c) biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.
21. Sebagian kegiatan terjadi sehubungan dengan pembangunan atau pengembangan suatu
aset tetap, tetapi tidak dimaksudkan untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang
diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Kegiatan insidental ini
mungkin terjadi sebelum atau selama kontruksi atau aktivitas pengembangan. Contoh, penghasilan
yang diperoleh dari pengunaan lahan lokasi bangunan sebagai tempat parkir mobil sampai
pembangunan dimulai. Karena kegiatan insidental ini tidak dimaksudkan untuk membawa aset
tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

manajemen, penghasilan dan beban yang terkait dari kegiatan insidental diakui dalam laba rugi dan
diklasiIikasikan dalam penghasilan dan beban.
22. Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan
prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian. Jika entitas membuat aset serupa
untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya pembangunan
aset untuk dijual (lihat PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan). Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya
perolehan maka setiap laba internal dieliminasi. Demikian pula jumlah abnormal yang terjadi dalam
pemakaian bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses konstruksi aset yang
dibangun sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset. PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinfaman
menetapkan kriteria yang harus dipenuhi sebelum biaya bunga dapat diakui sebagai suatu komponen
biaya perolehan aset tetap.

Pengukuran Biaya Perolehan
23. Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat
terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit normal,
perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode
kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinfaman.
24. Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset nonmoneter, atau
kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan berikut mengacu pada pertukaran satu aset
nonmoneter dengan aset nonmoneter lainnya, tetapi hal ini juga berlaku untuk semua pertukaran yang
dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari suatu aset tetap diukur pada nilai wajar
kecuali:
(a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
(b) nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak dapat dengan segera
menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan
nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.
25. Entitas menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial atau
tidak dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan dapat berubah sebagai
akibat dari transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika:
(a) konIigurasi (contohnya risiko, waktu, dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima berbeda dari
konIigurasi dari aset yang diserahkan; atau
(b) nilai spesiIik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh perubahan transaksi sebagai
akibat dari pertukaran; dan
(c) selisih di (a) atau (b) adalah relatiI signiIikan terhadap nilai wajar dari aset yang dipertukarkan.
Untuk tujuan menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, nilai spesiIik
entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh transaksi mencerminkan arus kas setelah
pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas melakukan perhitungan lebih rinci.
26. Nilai wajar aset dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi pasar yang
sejenis, jika:
(a) variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar) untuk aset tersebut tidak
signiIikan; atau
(b) probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional dan
digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau diserahkan,
maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang
diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

27. Biaya perolehan aset tetap yang dicatat oleh lessee dalam sewa pembiayaan ditentukan
sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011): Sewa.
28. Nilai tercatat aset tetap dapat dikurangi dengan hibah pemerintah sesuai dengan PSAK 61:
kuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah.

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL

29. Entitas memilih model biaya dalam paragraf 3 atau model revaluasi dalam paragraf
31 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset
tetap dalam kelompok yang sama.

Model Biaya
3. Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

Model Revaluasi
31. Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal
harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa
jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan
nilai wajar pada akhir periode pelaporan.
32. Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan
oleh penilai yang memiliki kualiIikasi proIesional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan
peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.
33. Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena siIat dari aset
tetap yang khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan,
maka entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau
biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach).
34. Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang
direvaluasi. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya,
maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signiIikan dan IluktuatiI, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. #evaluasi tahunan seperti itu
tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signiIikan. Namun demikian, aset tersebut
mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
35. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi
diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:
(a) disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto aset sehingga
jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasiannya. Metode ini sering
digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara memberi indeks untuk menentukan biaya
pengganti yang telah disusutkan.
(b) dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan
kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering digunakan untuk
bangunan.
Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi penyusutan
membentuk bagian dari kenaikan atau penurunan dalam jumlah tercatat yang ditentukan sesuai
dengan paragraI 39 dan 40.
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

| SAk 1314dan 16

3. ika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama
harus direvaluasi.
37. Suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokkan aset yang memiliki siIat dan kegunaan
yang serupa dalam operasi normal entitas. Berikut adalah contoh dari kelompok aset yang terpisah:
(a) tanah;
(b) tanah dan bangunan;
(c) mesin;
(d) kapal;
(e) pesawat udara;
(I) kendaraan bermotor;
(g) perabotan; dan
(h) peralatan kantor.
38. Aset-aset dalam suatu kelompok aset tetap harus direvaluasi secara bersamaan untuk
menghindari revaluasi aset secara selektiI dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai lainnya pada
saat yang berbeda-beda. Namun, suatu kelompok aset dapat direvaluasi secara bergantian (rolling
basis) sepanjang revaluasi dari kelompok aset tersebut dapat diselesaikan secara lengkap dalam waktu
yang singkat dan sepanjang revaluasi dimutakhirkan.
39. ika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui
dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus
revaluasi. Aamun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah
penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.
4. ika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui
dalam laba rugi. Aamun, penurunan nilai tercatat diakui dalam pendapatan komprehensif lain
selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.
Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain mengurangi akumulasi dalam
ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
41. Surplus revaluasi aset tetap yang telah disajikan dalam ekuitas dapat dipindahkan
langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi pemindahan
sekaligus surplus revaluasi pada saat penghentian atau pelepasan aset tersebut. Namun, sebagian
surplus revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh entitas. Dalam hal
ini, surplus revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba adalah sebesar perbedaan antara jumlah
penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dengan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan
aset tersebut. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui laba rugi.
42. Dampak atas pajak penghasilan, jika ada, yang dihasilkan dari revaluasi aset tetap diakui
dan diungkapkan sesuai dengan PSAK 46 (revisi 2010): Pafak Penghasilan.
43. ika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam
pengukuran aset tetap maka perubahan tersebut berlaku prospektif.

Penyusutan
44. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap
total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.
45. Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset pada bagian aset tetap yang
signiIikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut. Misalnya, adalah tepat untuk
menyusutkan secara terpisah antara badan pesawat dan mesin pada pesawat terbang, baik yang
dimiliki sendiri maupun yang berasal dari sewa pembiayaan. Sama halnya, jika entitas memperoleh
aset tetap yang disewakan dalam sewa operasi, maka entitas sebagai lessor mungkin akan lebih tepat
untuk menyusutkan secara terpisah jumlah yang tereIleksikan dalam biaya perolehan aset tersebut
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

30 | SAk 1314dan 16

yang dapat diatribusikan langsung kepada ketentuan sewa, baik yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan secara relatiI terhadap kondisi pasar.
46. Suatu bagian yang signiIikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manIaat dan metode
penyusutan yang sama dengan umur manIaat dan metode penyusutan bagian signiIikan lainnya dari
aset tersebut. Bagian-bagian tersebut dapat dikelompokkan menjadi satu dalam menentukan beban
penyusutan.
47. Sepanjang entitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap, maka
entitas juga menyusutkan secara terpisah bagian yang tersisa. Bagian yang tersisa terdiri atas bagian
yang tidak signiIikan secara individual. Jika entitas memiliki ekspektasi bervariasi untuk bagian
tersebut, maka teknik penaksiran tertentu diperlukan untuk menentukan penyusutan bagian yang
tersisa sehingga mampu mencerminkan pola penggunaan dan atau umur manIaat dari bagian tersebut.
48. Entitas dapat juga memilih untuk menyusutkan secara terpisah bagian dari aset yang biaya
perolehannya tidak signiIikan terhadap total biaya perolehan aset tersebut.
49. Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.
50. Beban penyusutan untuk setiap periode biasanya diakui dalam laba rugi. Namun, manIaat
ekonomik di masa depan dari suatu aset adalah untuk menghasilkan aset lainnya. Dalam hal ini, beban
penyusutan merupakan bagian dari biaya perolehan aset lain dan dimasukkan dalam jumlah
tercatatnya. Misalnya, penyusutan pabrik dan peralatan dimasukkan dalam biaya konversi dari
persediaan (lihat PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan). Sama halnya, penyusutan aset tetap untuk
aktivitas pengembangan mungkin dimasukkan dalam biaya perolehan aset takberwujud yang diakui
sesuai dengan PSAK 19 (revisi 2010): set Takberwufud.

umlah 1ersusutkan dan Periode Penyusutan
51. umlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur
manfaatnya.
52. Ailai residu dan umur manfaat setiap aset tetap di-review minimum setiap akhir tahun
buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan
tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 29):

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.
53. Penyusutan diakui walaupun nilai wajar aset melebihi jumlah tercatatnya, sepanjang nilai
residu aset tidak melebihi jumlah tercatatnya. Perbaikan dan pemeliharaan aset tidak meniadakan
keharusan untuk menyusutkan aset.
54. Jumlah tersusutkan suatu aset ditentukan setelah mengurangi nilai residualnya. Dalam
praktik, nilai residu aset terkadang tidak signiIikan sehingga tidak material dalam penghitungan
jumlah tersusutkan.
55. Nilai residu aset dapat meningkat ke suatu jumlah yang setara atau lebih besar dari jumlah
tercatatnya. Jika hal tersebut terjadi, maka beban penyusutan aset tersebut adalah nol, hingga nilai
residu selanjutnya berkurang menjadi lebih rendah dari jumlah tercatatnya.
56. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, misalnya pada saat
aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
intensi manajemen. Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika aset tersebut diklasiIikasikan
sebagai aset dimiliki untuk dijual (atau aset tersebut termasuk dalam kelompok aset lepasan yang
diklasiIikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): set Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Difual dan Operasi yang Dihentikan dan pada saat aset tersebut
dilepaskan. Oleh sebab itu depresiasi tidak dihentikan pengakuannya ketika aset tidak digunakan atau
dihentikan penggunaannya kecuali telah habis disusutkan. Namun, apabila metode penyusutan yang
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

31 | SAk 1314dan 16

digunakan adalah usage method (seperti unit of production method) maka beban penyusutan menjadi
nol bila tidak ada produksi.
57. ManIaat ekonomi masa depan melekat pada aset yang dikonsumsi oleh entitas terutama
melalui penggunaan aset itu sendiri. Namun, beberapa Iaktor lain seperti keusangan teknis, keusangan
komersial dan keausan selama aset tersebut tidak terpakai, sering mengakibatkan menurunnya
manIaat ekonomi yang dapat diperoleh dari aset tersebut. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas,
seluruh Iaktor berikut ini diperhitungkan dalam menentukan umur manIaat dari setiap aset:
(a) ekspektasi daya pakai dari aset. Daya pakai atau daya guna tersebut dinilai dengan merujuk pada
ekspektasi kapasitas aset atau keluaran Iisik dari aset;
(b) ekspektasi tingkat keausan Iisik, yang tergantung pada Iaktor pengoperasian aset tersebut seperti
jumlah penggiliran (shift) penggunaan aset dan program pemeliharaan aset dan perawatannya,
serta perawatan dan pemeliharaan aset pada saat aset tersebut tidak digunakan (menganggur);
(c) keusangan teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan oleh perubahan atau peningkatan
produksi, atau karena perubahan permintaan pasar atas produk atau jasa yang dihasilkan oleh aset
tersebut; dan
(d) pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum atau peraturan tertentu, seperti berakhirnya
waktu penggunaan sehubungan dengan sewa.
58. Umur manIaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas.
Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset yang bersangkutan setelah
jangka waktu tertentu atau setelah pemanIaatan sejumlah proporsi tertentu dari manIaat ekonomik
masa depan yang melekat pada aset. Oleh karena itu, umur manIaat dari suatu aset dapat lebih pendek
dari umur manIaat dari aset tersebut. Estimasi umur manIaat suatu aset merupakan hal yang
membutuhkan pertimbangan berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa.
59. Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat terpisah
meskipun keduanya diperoleh sekaligus. Pada umumnya tanah memiliki umur manIaat tidak terbatas
sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas meyakini umur manIaat tanah terbatas misalnya tanah yang
ditambang dan tanah digunakan untuk tempat pembuangan akhir*. Bangunan memiliki umur manIaat
terbatas sehingga merupakan aset yang disusutkan. Peningkatan nilai tanah dengan bangunan
diatasnya tidak memengaruhi penentuan jumlah yang dapat disusutkan dari bangunan tersebut.
60. Jika biaya perolehan tanah yang di dalamnya termasuk biaya untuk membongkar,
memindahkan dan memugar, dan manIaat yang diperoleh dari pembongkaran, pemindahan dan
pemugaran tersebut terbatas, maka biaya tersebut harus disusutkan selama periode manIaat yang
diperolehnya. Dalam beberapa kasus, tanah itu sendiri memiliki umur manIaat yang terbatas, dalam
hal ini disusutkan dengan cara yang mencerminkan manIaat yang diperoleh dari tanah tersebut.

Metode Penyusutan
1. Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat
ekonomik masa depan dari aset oleh entitas.
2. Metode penyusutan yang digunakan untuk aset di-review minimum setiap akhir tahun
buku dan, apabila terjadi perubahan yang signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat
ekonomi masa depan dari aset tersebut, maka metode penyusutan diubah untuk mencerminkan
perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 29): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi dan Kesalahan.
63. Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang
disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manIaatnya. Metode tersebut antara lain
metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan
metode jumlah unit (sum of the unit method). Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

3 | SAk 1314dan 16

tetap selama umur manIaat aset jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun
menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manIaat aset. Metode jumlah unit
menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset.
Metode penyusutan aset dipilih berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manIaat ekonomik masa depan
dari aset dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode kecuali ada perubahan dalam
ekspektasi pola konsumsi manIaat ekonomik masa depan dari aset tersebut.

Penurunan Nilai
64. Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas
menerapkan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai set. Pernyataan tersebut menjelaskan
bagaimana entitas me-review jumlah tercatat asetnya, bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari
aset dan kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

Kompensasi untuk Penurunan Nilai
5. Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang.
66. Penurunan nilai atau kerugian aset tetap, klaim atas atau pembayaran kompensasi dari
pihak ketiga dan pembelian atau konstruksi selanjutnya atas penggantian aset adalah peristiwa
ekonomi yang terpisah dan dicatat secara terpisah dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai set;
(b) penghentian pengakuan aset tetap yang usang atau dilepas ditentukan sesuai dengan Pernyataan
ini;
(c) kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau
dihentikan harus dimasukkan dalam penentuan laba rugi pada saat kompensasi diakui pada saat
menjadi piutang; dan
(d) biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli atau dikonstruksi sebagai penggantian ditentukan
sesuai dengan Pernyataan ini.

PENGHENTIAN PENGAKUAN

7. umlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:
(a) dilepas; atau
(b) ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya.
8. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK 3:
Sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam hal transaksi jual dan sewa-balik).
Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.
69. Namun, entitas yang aktivitas normal rutinnya adalah menjual aset yang sebelumnya
disewakan, maka entitas mentransIer aset tetap tersebut menjadi persediaan sesuai nilai tercatat ketika
aset tidak lagi disewakan dan menjadi aset dimiliki untuk dijual. Imbalan dari penjualan aset tersebut
diakui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan. PSAK 58 (revisi
2009): set Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Difual dan Operasi yang Dihentikan tidak diterapkan
ketika aset yang dimiliki untuk dijual dalam keadaan bisnis normal dipindahkan ke persediaan.
70. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya: dijual, disewakan
berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan). Dalam menentukan tanggal pelepasan aset,
entitas menerapkan kriteria dalam PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan untuk mengakui pendapatan
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

33 | SAk 1314dan 16

dari penjualan barang. PSAK 30 (revisi 2011): Sewa diterapkan untuk pelepasan melalui jual dan
sewa-balik.
71. Jika, berdasarkan prinsip pengakuan dalam paragraI 07, suatu entitas mengakui biaya
perolehan dari penggantian sebagian aset tetap dalam jumlah tercatat aset tetap tersebut, maka
selanjutnya entitas tersebut juga menghentikan pengakuan jumlah tercatat dari bagian yang digantikan
tanpa memperhatikan apakah bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika hal ini
tidak praktis bagi entitas untuk menentukan jumlah tercatat dari bagian yang digantikan, entitas dapat
menggunakan biaya perolehan dari penggantian tersebut sebagai indikasi biaya perolehan dari bagian
yang digantikan pada saat diperoleh atau dikonstruksi.
72. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap
ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatat
dari aset tersebut.
73. Piutang atas pelepasan aset tetap diakui pada saat awal sebesar nilai wajarnya. Jika
pembayaran untuk hal tersebut ditangguhkan, perhitungan yang akan diterima diakui pada saat awal
sebesar nilai tunainya. Perbedaan antara jumlah nominal piutang dan nilai tunainya diakui sebagai
pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan yang mencerminkan imbalan
eIektiI atas piutang.

PENGUNGKAPAN

74. Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:
(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
(b) metode penyusutan yang digunakan;
(c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
(e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(i) penambahan;
(ii) aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok lepasan
yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi 29): Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan
lainnya;
(iii) akuisisi melalui kombinasi bisnis;
(iv) peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan 4 serta
dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan
komprehensif lain sesuai PSAK Ao. 48 (revisi 29): Penurunan Nilai Aset;
(v) rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
(vi) rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
(vii) penyusutan;
(viii)selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang
fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari
kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan
(ix) perubahan lain.
Laporan keuangan juga mengungkapkan:
(a) keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk
liabilitas;
(b) jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam
pembangunan;
kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

34 | SAk 1314dan 16

(c) jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap; dan


(d) jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang
atau dihentikan yang dimasukkan dalam laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah
pada pendapatan komprehensif lain.
76. Pemilihan metode penyusutan dan estimasi umur manIaat aset adalah hal-hal yang
memerlukan pertimbangan. Oleh karena itu, pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi
umur manIaat atau tariI penyusutan memberikan inIormasi bagi pengguna laporan keuangan dalam
me-review kebijakan yang dipilih manajemen dan memungkinkan perbandingan dengan entitas lain.
Untuk alasan yang serupa, juga perlu diungkapkan:
(a) penyusutan, apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset
lain, selama suatu periode; dan
(b) akumulasi penyusutan pada akhir periode.
77. Sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebifakan kuntansi, Perubahan Estimasi
kuntansi dan Kesalahan entitas mengungkapkan siIat dan dampak perubahan estimasi akuntansi
yang berdampak material pada periode berjalan atau diperkirakan berdampak material pada periode
berikutnya. Untuk aset tetap, pengungkapan tersebut dapat muncul dari perubahan estimasi dalam:
(a) nilai residu;
(b) estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau restorasi suatu aset tetap;
(c) umur manIaat; dan
(d) metode penyusutan.
78. ika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan:
(a) tanggal efektif revaluasi;
(b) apakah penilai independen dilibatkan;
(c) metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset;
(d) penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsung berdasarkan harga
terobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif atau transaksi pasar terakhir yang
wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lainnya;
(e) untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut dicatat dengan
model biaya; dan
(f) surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama periode dan pembatasan-pembatasan
distribusi kepada pemegang saham.
79. Sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai set entitas mengungkapkan
inIormasi penurunan nilai aset tetap sebagai tambahan inIormasi yang disyaratkan dalam paragraI
74(e)(iv) sampai (vi).
80. InIormasi berikut mungkin relevan dengan kebutuhan pengguna laporan keuangan:
(a) jumlah tercatat aset tetap yang tidak dipakai sementara;
(b) jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan;
(c) jumlah tercatat aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktiI dan tidak diklasiIikasikan sebagai
tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): set Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Difual dan Operasi yang Dihentikan; dan
(d) jika model biaya digunakan, nilai wajar aset tetap apabila berbeda secara material dari jumlah
tercatat.
Oleh karena itu, entitas dianjurkan mengungkapkan jumlah-jumlah tersebut.

KETENTUAN TRANSISI

kelompok 6 5MlNAk AkuN1AN5l kuANCAN

3 | SAk 1314dan 16

81. Entitas menerapkan perubahan ruang lingkup terkait akuntansi properti yang
dikonstruksi atau dikembangkan untuk digunakan dimasa depan sebagai properti investasi secara
prospektif sesuai dengan perubahan dalam PSAK 13 (revisi 211): Properti Investasi.

TANGGAL EFEKTIF

82. Pernyataan ini berlaku eIektiI untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2012.

PENARIKAN

83. Pernyataan ini menggantikan:
(a) PSAK 16 (2007): set Tetap
(b) PSAK 47: kuntansi Tanah

Anda mungkin juga menyukai