Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS RESEP

Disusun oleh:
Nama : Purborini Waluyo K. K.
NIM : 10711066
Kelompok : 10
Tutor : dr. SuIi



FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2011
RESEP ASLI

























INFORMASI OBAT

A. IDROKORTISON
idrokortison termasuk kortikosteroid topikal lemah (obat-obat anti
inIlamasi).
1. Sediaan Obat
ydrocortisone (generic) krim 1; 2,5 (K).
idrokortison salep.
2. Indikasi
Radang kulit ringan seperti eksim, ruam popok, dermatitis atopic, alergi,
neurodermatitis, gatal non spesiIik pada dubur, vulva, dan skrotum.
3. Kontraindikasi
Luka kulit akibat bakteri, jamur atau viral yang tidak diobati; rosaces
(jerawat rosacea) perioral dermatitis; tidak dianjurkan untuk akne vulgaris
(kontraindikasi khususnya untuj kortikosteroid lebih kuat)
4. EIek Samping
Kortikosteroid sedang atau lemah jarang menimbulkan eIek samping.
Semakin kuat sediaannya, semakin perlu untuk berhati-hati karena absorbs
dari kulit dapat menyebabkan penekanan adrenal dan Cushing Syndrome,
tergantung dari daerah tubuh yang diobati dan lamanya pengobatan. Perlu
diingat bahwa absorbs terbanyak terjadi dari kulit yang tipis, permukaan
kasar, serta daerah lipatan kulit, dan absorbs ditingkatkann oleh adanya
oklusi. EIek samping local meliputi :
O Penyebaran dan perburukan inIeksi yang tidak diobati
O Penipisan kulit yang belum tentu pulih setelah pengobatan
dihentikan karena struktur asli mungkin tak akan kembali
O Striae atroIis yang menetap
O Dermatitis kontak
O Dermatitis perioral
O erawat, perburukan jerawat, atau rosasea
O Depigmentasi ringan, yang mungkin hanya sementara tetapi bias
menetap sebagai bercak-bercak putih
O ipertrikosis
5. Aturan Pakai
Sediaan kortikosteroid sebaiknya diberikan sekali atau dua kali saja. Tidak
perlu mengoleskan obat ini lebih sering. Kortikosteroid topical diratakan
secara tipis pada kulit yang akan diobati untuk menghindari adanya eIek
samping. Penggunaan kortikosteroid sebaiknya dari yang paling kecil
kekuatannya. Berikut adalah besar kemasan sediaan kortikosteroid yang
tepat untuk peresepan bagi daerah tubuh tertentu.
Daerah Krim atau salep
Wajah dan leher
Tangan
Kulit kepala
Lengan
Kaki
Badan
Selangkangan dan alat kelamin
15-30 gram
15-30 gram
15-30 gram
30-60 gram
100 gram
100 gram
15-30 gram
Bila krim atau salep hidrokortisok diresepkan dan tidak ada kekuatan yang
ditulis, maka harus diberikan hidrokortison dengan kekuatan 1.

B. DEKSAMETASON
1. Sediaan Obat
Tablet 0,5 mg, 0,75 mg, 1 mg, 1,5 mg, 2 mg, 4 mg, 6 mg
Kaplet 0,5 mg
Cairan injeksi 5mg/ml

2. Indikasi
O Reaksi alergi, seperti asma bronkial, dermatitis atopik, alergi obat,
rinitis alergi.
O Gangguan kolagen, seperti reumatik, karditis akut, lupus eritematosus
sistemik.
O Reumatik, seperti rematoid arthritis, ankilosing spondilitis, arthritis
gout akut.
O Gangguan dermatologik, seperti eksim, neurodermatitis, pemIigus.
O Alergi dan inIlamasi akut dan kronik pada mata, seperti konjungtivitis,
keratitis, neuritis optik.
O Gangguan pernaIasan, seperti gejala-gejala sarkoidosis, pneumonitis.
O Gangguan hematologik, seperti trombositopenia, eritoblastopenia.
O Gangguan neoplastik, seperti leukemia, limIoma.
O Gangguan gastrointestinal, seperti kolitis, enteritis.
O Edema serebral.

3. Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitiI terhadap Deksametason dan penderita inIeksi
jamur sistemik. Penderita tukak peptic, osteoporosis, psikosis atau
psikoneuresis berat, TB aktiI atau tenang, inIeksi akut, vaksin hidup.

4. EIek Samping
EIek samping terapi jangka pendek hampir tidak ada.
Penggunaan Deksametason jangka panjang dapat mengakibatkan retensi
cairan dan garam, edema, hipertensi, amenorea, hiperhidrosis, gangguan
mental, pancreatitis chusing, gangguan penglihatan, peningkatan naIsu
makan, gangguan pertumbuhan.

5. Dosis
O Dosis dewasa :
Dosis awal bervariasi : 0,5 9 mg sehari tergantung pada berat
ringannya penyakit
Pada penyakit yang ringan : dosis dibawah 0,75 mg sehari
O Pada penyakit yang berat : dosis diatas 9 mg sehari.
O Aturan pakai 2-4x/hari sesudah makan, diberikan selama 3-5 hari
atau sampai dengan 2-3 minggu.
ODosis anak-anak : 0,006-0,04 mg/kgbb atau 0,235-1,25 mg/m2, 1-2x/hari
(IM/IV)
O Terapi intensiI atau darurat yaitu 2-4 mg, 6-8 kali perhari intramuscular
atau intravena, maksimal 50 mg/hari.
O Syok, 1-6 mg/Kbb dosis tunggal
O




















ANALISIS RESEP

A.ANALISIS IDENTITAS DOKTER
Identitas dokter selalu mengawali penulisan resep. Pada bagian ini harus
tertera nama, nomor surat ijin praktek, dan alamat rumah dan atau tempat
praktek dokter penulis resep, serta dapat dilengkapi dengan nomor telepon dan
hari serta jam praktek. Unsure-unsur dari identitas dokter ini umumnya sudah
tercetak dalam blangko resep.
,,2 resep: Identitas dokter telah tercantum:
Nama dokter : dr. Medita
Nomor surat ijin praktek : SIP. KP. 01. 01. IV. 1. 01. 0870
Alamat praktek : l. Kesehatan No. 17 B, Kaliurang, Yogyakarta
Alamat rumah dokter : l. Manokwari No. 5, Condong Catur, Sleman
Nomor telepon : Praktek : 0274-896448
Rumah : 0274-387264
Penulisan identitas dokter di atas sudah benar walaupun tidak dilengkapi
dengan hari dan jam praktek sebab penulisan hari dan jam praktek tidak
bersiIat wajib. Namun, hari dan jam praktek dapat dituliskan juga demi
kelengkapan penulisan identitas dokter.

B.ANALISIS NAMA KOTA DAN TANGGAL
Pada bagian ini, nama kota dan tanggal harus ada. al ini diperlukan
dalam pelayanan resep berkaitan dengan persyaratan dalam perundang-
undangan. Nama kota umumnya sudah tercetak dalam blangko resep
sedangkan tanggal ditulis sendiri oleh dokter.
,,2 resep: Nama kota dan tanggal pembuatan telah ditulis dengan
benar, yaitu:
Yogyakarta, 8 uni 2010

C.ANALISIS SUPERSCRIPTIO
Bagian ini biasanya ditulis dengansimbol R/ (recipe harap diambil,
biasanya juga telah tercetak dalam blangko resep, terletak di sebelah kiri atas,
dan hanya tercetak satu R/ di dalam satu blangko resep, sehingga apabila ingin
meresepkan lebih dari satu Iormula obat dapat dengan menambahkan atau
menuliskan R/ sendiri.
Formula resep terdiri dari tiga jenis, yaitu Iormula magistralis, oIIicinalis,
dan spesialistis.
,,2 resep: terdapat dua R/ yang tertulis, hal ini dikarenakan ada dua
jenis obat yang berbeda yang diberikan kepada pasien. Kedua obat ini
merupakan Iormula oIIicinalis, sebab keduanya yaitu hidrokortison dan
deksamethasone merupakan obat baku atau standar dalam buku atau
Iormularium resmi atau obat jadi generic berlogo.

D.ANALISIS INSCRIPTIO
Bagian ini merupakan inti dari resep dokter yang berisi nama obat, kekuatan,
dan jumlah obat yang diperlukan, serta ditulis dengan jelas. Penulisan nama
obat menggunakan nama generic, nama standar, atau nama paten. Penulisan
jumlah dan kekuatan obat dalam satuan berat, dan volume dengan satuan
metric (mg, g, ml, l) dan dengan angka arab. Penulisan jumlah obat dalam
satuan biji (tablet, kapsul, botol, bungkus, dll) dengan angka romawi.
,,2 resep:
1. SpesiIik Sediaan adi
Ob,9 hidrokor9isone : obat hidokortison tersedia di pasaran dalam
bentuk salep dan krim. Krim larut air digunakan untuk lesi yang lembab
atau eksudatiI, sedangkan salep digunakan untuk lesi yang kering.
Scenario kasus menunjukkan bahwa Tuan Rudi menderita dermatitis
numularis. Penyakit ini berupa lesi berbentuk mata uang (koin) atau agak
lonjong, berbatas tegas dengan eIlloresensi berupa papulovesikel, biasanya
mudah pecah sehingga basah (cozing). SiIat lesi dari dermatitis numularis
yang basah ini member pertimbangan dokter untuk memilih sediaan
berupa krim. Sehingga penulisan yang benar adalah resep adalah cr. bukan
ungt. (salep).
Ob,9 deks,2e9h,sone : deksamethasone diperjual-belikan dalam
bentuk tablet, kaplet, dan obat untuk injeksi. Obat injeksi digunakan untuk
terapi intensiI dan darurat, sedangkan pada kasus, dermatitis numularis
bukanlah penyakit darurat sehingga tidak digunakan obat sediaan untuk
injeksi. Obat yang dipakai adalah bentuk tablet atau kaplet tetapi sediaan
tablet jauh lebih banyak beredar di pasaran dibandingkan dengan sediaan
kaplet sehingga pemilihan bentuk sediaan tablet sudah tepat. Penulisan
tablet pada resep juga sudah benar, yaitu tab.

2. Penulisan Satuan Berat, Volume, dan Unit
Ob,9 hidrokor9ison : di dalam resep tidak ditulis kekuatan obat, tulisan
'no salah, dan angka 1 juga salah. Kekuatan obat tidak ditulis tidak apa-
apa karena peniadaan kekuatan obat menunjukkan bahwa obat yang
digunakan adalah obat dengan kekuatan 1. Tulisan 'no seharusnya
ditulis dengan huruI n besar sehingga menjadi 'No. angka 1 seharusnya
ditulis menggunakan huruI romawi, yaitu I dan diberi titik (.) sebagai
pemisah antara 'No dan romawi I.
Dalam resep tertulis : idrokortisone no 1
Penulisan yang benar :
idrokortisone 1 No. I atau idrokortisone No. I
Ob,9 deks,2e9h,son : dalam resep tidak tercantum kekuatan obat
tersebut. Ada beberapa kekuatan obat deksamethasone, tetapi untuk pasien
dewasa dapat digunakan obat dengan kekuatan 0,5 mg. Penulisan no
salah, seharusnya 'No. Penulisan jumlah obat sudah benar yaitu
menggunakan angka romawi, tetapi perlu ditambahkan tanda titik (.) di
antara 'no dan angka romawi.
Dalam resep tertulis : Deksamethasone no X
Penulisan yang benar : Deksamethasone 0,5 mg No. X

3. umlah enis Obat/ Sediaan

4. Satuan Biji/ tablet/ kapsul/ botol
5. Penggunaan kombinasi obat
6. Dosis individual
7. Penggunaan Tulisan Singkatan
8. Tanda Pemisah antar R/
E.ANALISIS SUBSCRIPTIO

F. ANALISIS SIGNATURA
























PENULISAN RESEP YANG BENAR AN RASIONAL

Anda mungkin juga menyukai