Anda di halaman 1dari 22

IASL PLRJALANAN

OBA1
IASL IASL- -IASL YG DILALUI OBA1 : IASL YG DILALUI OBA1 :
IASL BIOIARMASL1IK: IASL BIOIARMASL1IK:
Sediaan padat mengalami desintegrasi dan disolusi Sediaan padat mengalami desintegrasi dan disolusi
IASL IARMAKOKINL1IK: IASL IARMAKOKINL1IK:
Obat dl btk terlarut akan mengalami proses ADML, disini obat mengalami Obat dl btk terlarut akan mengalami proses ADML, disini obat mengalami
perubahan konsentrasi sepanjang wkt dalam perjalanannya di dl tbh perubahan konsentrasi sepanjang wkt dalam perjalanannya di dl tbh
IASL IARMAKODINAMIK: IASL IARMAKODINAMIK:
Obat berikatan dg reseptor di organ eektor dan mnnjkkn respon armakologis Obat berikatan dg reseptor di organ eektor dan mnnjkkn respon armakologis
tertentu tertentu
PARAML1LR PARAML1LR- -PARAML1LR PD BLRBAGAI IASL YG DILALUI PARAML1LR PD BLRBAGAI IASL YG DILALUI
OBA1 DLM 1BH: OBA1 DLM 1BH:
W W ase ase Bioarmasetik Bioarmasetik::
Pharmaceutical aailability ~ Pharmaceutical aailability ~ Ketersediaan Ketersediaan armasi armasi
Desintegration Desintegration time ~ time ~ \aktu \aktu hancur hancur
Disolution Disolution time ~ time ~ \aktu \aktu larut larut
W W ase ase armakokinetik armakokinetik
Bioaailability Bioaailability ~ ~ Ketersediaan Ketersediaan hayati hayati
Volume distribution ~ Volume Volume distribution ~ Volume distribusi distribusi obat obat
lal lie ~ lal lie ~ \aktu \aktu paruh paruh obat obat
Drug Clearance ~ Drug Clearance ~ Bersihan Bersihan obat obat
W W ase ase armakodinamik armakodinamik::
-- Besarnya Besarnya respon respon armakologis armakologis, , intensitas intensitas
-- Dose Dose -- response response
-- 1ime 1ime -- response response
Deinisi Deinisi istilah istilah
1. 1. Pharmaceutical aailability, Pharmaceutical aailability,ketersediaan ketersediaan armasi armasi::
Jlh Jlh obat obat yg yg diberikan diberikan yg yg msk msk ke ke sirkulasi sirkulasi dan dan siap siap diabsorpsi diabsorpsi
2. 2. Desintegration Desintegration time: time:
\aktu \aktu yg yg diperlukan diperlukan obat obat dl dl btk btk sediaan sediaan tertentu tertentu utk utk menjadi menjadi partikel partikel halus halus dan dan
siap siap utk utk terlarut terlarut
3. 3. Disolution Disolution time: time:
\aktu \aktu yg yg diperlukan diperlukan obat obat dl dl btk btk terlarut terlarut dan dan siap siap untuk untuk diabsorpsi diabsorpsi
. Bioaailability: . Bioaailability:
Jl obat yg diabsorpsi dan siap menimbulkan eek yg Jl obat yg diabsorpsi dan siap menimbulkan eek yg diinginkan diinginkan
5. Volume distribusi: 5. Volume distribusi:
Jl cairan tubuh dimana obat terlarut di dalamnya Jl cairan tubuh dimana obat terlarut di dalamnya
6. lal lie ,t1,2, waktu paruh,: 6. lal lie ,t1,2, waktu paruh,:
\aktu yg dibutuhkan \aktu yg dibutuhkan
utk penurunan konsentrasi obat dl plasma menjadi utk penurunan konsentrasi obat dl plasma menjadi
setengah dari dosis yg diberikan. setengah dari dosis yg diberikan.
lal ini ditentukan oleh Volume distribusi obat dan clearance obat. lal ini ditentukan oleh Volume distribusi obat dan clearance obat.
Parameter ini ptg dl menentukan regimen dosis Parameter ini ptg dl menentukan regimen dosis
. Drug interal: . Drug interal:
rekwensi, Interal pemberian obat dlm sehari rekwensi, Interal pemberian obat dlm sehari
8. Drug clearance,Clearance creatinin 8. Drug clearance,Clearance creatinin
Mrpkn perbandingan kecepatan ekressi obat,kreatinin urin Mrpkn perbandingan kecepatan ekressi obat,kreatinin urin
thdp konsentrasi obat,kreatinin dl plasma thdp konsentrasi obat,kreatinin dl plasma
Clearance obat Clearance obat menunjukkan normal tdknya s ginjal, Klirens obat menunjukkan normal tdknya s ginjal, Klirens obat
dipengaruhi oleh G#, sekresi akti di tubulus proksimal, sekresi pasi di dipengaruhi oleh G#, sekresi akti di tubulus proksimal, sekresi pasi di
tubulus distal, kecepatan aliran darah dan ikatan obat dg protein tubulus distal, kecepatan aliran darah dan ikatan obat dg protein
BIOIARMASL1IKA BIOIARMASL1IKA
W W Deinisi Deinisi::
Mempelajari Mempelajari ttg ttg siat2 siat2 isikokimia isikokimia obat obat, , ormulasi ormulasi dan dan
teknik teknik pembuatan pembuatan obat obat
W W Proses Proses--proses proses yg yg terjadi terjadi pada pada ase ase bioarmasetik bioarmasetik::
-- Desintegrasi Desintegrasi: : Proses Proses penghancuran penghancuran obat obat dr dr suatu suatu
btk btk sediaan sediaan padat padat menjadi menjadi partikel partikel--partikel partikel halus halus
-- Disolusi Disolusi: : Proses Proses pelarutan pelarutan partikel partikel--partikel partikel obat obat
menjadi menjadi bentuk bentuk terlarut terlarut yang yang siap siap untuk untuk diabsorpsi diabsorpsi
aktor aktor--aktor aktor yg yg mempengaruhi mempengaruhi ase ase Bioarmasetik Bioarmasetik
-- Siat Siat isikokimia isikokimia obat obat dan dan bahan bahan tambahan tambahan yg yg digunakan digunakan
-- ormulasi ormulasi obat obat ,,Jumlah Jumlah & & jenis jenis ,,bahan bahan tambahan tambahan yg yg
digunakan digunakan
-- 1eknik 1eknik pembuatan pembuatan obat obat ,,teknis teknis percampuran percampuran,,
IARMAKOKINL1IK IARMAKOKINL1IK
W W Absorpsi Absorpsi : : pengambilan suatu obat dari permukaan pengambilan suatu obat dari permukaan
tubuh atau dari tempat tubuh atau dari tempat-- tempat tertentu dalam organ ke tempat tertentu dalam organ ke
dalam aliran darah atau kedalam sistem pembuluh dalam aliran darah atau kedalam sistem pembuluh
lime. lime.
#:90 #:90 bukal atau sublingual, oral, rectum, hidung, mata, paru bukal atau sublingual, oral, rectum, hidung, mata, paru--paru, kulit & paru, kulit &
parenteral. parenteral.
W W 0,3820,-84758 0,3820,-84758
-- Diusi ,pasi murni, Diusi ,pasi murni,
-- Diusi terasilitasi ,melalui pembawa, Diusi terasilitasi ,melalui pembawa,
-- 1ransport akti atau 1ransport akti atau
-- Pinositosis, agositosis dan persorpsi Pinositosis, agositosis dan persorpsi
Iaktor Iaktor yg yg mempengaruhi mempengaruhi absorbsi absorbsi
W W Siat Siat isikokimia isikokimia bahan bahan obat obat siat siat streokimia streokimia dan dan kelarutannya kelarutannya,,
W W Besar Besar partikel partikel,,
W W Sediaan Sediaan obat obat,,
W W Dosis Dosis,,
W W #ute #ute pemberian pemberian dan dan tempat tempat pemberiaan pemberiaan,,
W W Besar Besar nya nya luas luas permukaan permukaan yang yang mengabsorpsi mengabsorpsi,,
W W ilai ilai pl pl dalam dalam darah darah
W W Aliran Aliran darah darah organ organ mengabsorpsi mengabsorpsi..
W W irst pass eect irst pass eect
W W Distribusi Distribusi
-- Distribusi ase pertama ,jantung , hati, ginjal, dan otak , Distribusi ase pertama ,jantung , hati, ginjal, dan otak ,
-- Distribusi ase kedua ,otot,isera, kulit dan jaringan Distribusi ase kedua ,otot,isera, kulit dan jaringan lemak., lemak.,
Organ Organ utama utama tpt tpt berlangsungnya berlangsungnya metabolisme metabolisme: :
W W lepar lepar
W W Saluran Saluran Cerna Cerna
W W Ginjal Ginjal
W W Pembuluh Pembuluh darah darah
Iaktor Iaktor- -faktor faktor yg yg mempengaruhi mempengaruhi metabolisme metabolisme obat obat: :
W W Kapasitas Kapasitas kerja kerja hepar hepar: normal,abnormal, : normal,abnormal, maturitas maturitas organ organ
W W Malnutrisi Malnutrisi, , kelainan kelainan genetika genetika, , aisme aisme, , kehamilan kehamilan
W W Adanya Adanya inducer,inhibitor inducer,inhibitor enzim enzim pemetabolisme pemetabolisme obat obat
W W Interaksi Interaksi dg dg obat obat,,bhn bhn kimia kimia lain, lain, makanan makanan, , minuman minuman, , rokok rokok
W W Perubahan Perubahan airan airan darah darah hepar hepar
Eksresi: proses pengeluaran obat dr tubuh
Organ utama ekressi obat adalah: Cinjal, empedu, paru, saliva, AS!,
kulit, dll
Ekressi mell ginjal:
Ekressi sgt berperan dl pembuangan obat dr tbh, terutama utk obat yg
larut dlm air yg melibatkan 3 proses yi: CFR, Sekressi, dan reabsorpsi
oleh tubulus.
Faktorfaktor yg mempengaruhi ekressi obat adalah:
Kapasitas kerja ginjal
pH ginjal: 4,S - 8, perubahan pH dpt mengubah eliminasi obat2 t3
!nteraksi dg obat lain
IN1LRAKSI
OBA1
11,21,2011
interaksi antar suatu obat dan unsur lain yang yang dapat mengubah
kerja salah satu atau keduanya, atau menyebabkan efek samping tak diduga.
Pada prinsipnya interaksi obat dapat menyebabkan dua hal penting.
a. nteraksi obat dapat mengurangi /menghilangkan khasiat obat.
b. nteraksi obat dapat menyebabkan gangguan atau masalah kesehatan yang
serius, karena meningkatnya efek samping dari obat- obat tertentu.
INTERAKSI OBAT
erdasarkan jenis atau bentuknya interaksi obat diklasifikasikan atas:
1. nteraksi farmasetis
2. nteraksi secara farmakokinetik
3. nteraksi secara farmakodinamik
nteraksi secara farmasetis terjadi apabila secara fisik atau kimia suatu obat
inkompatibel ( OTT ) dengan obat lainnya. Pencampuran obat yang inkompatibel akan
mengkibatkn inaktivasi obat. nteraksi ini sering terjadi pada cairan infus yang
mencampurkan berbagai macam obat .
nteraksi secara farmakokinetik terjadi apabila suatu obat memepengaruhi absorpsi,
distribusi, biotransformasi / metabolisme, atau ekskresi obat lain. yang terpisah dari
tempat aksinya.
Secara farmakodinamik terjadi apabila suatu obat mempengaruhi aktivitas obat lain pada
atau dekat sisi reseptornya
11,21,2011
Pharmaceutical Incompatibility
Ad 1. Interaksi Farmaseutik/ Inkompatibilitas
1enis O11 :
1. OTT secara fisika
OTT secara kimia
O11 secara fisika
ontoh
1. Cairan tidak tercampurkan
isal : Larutan minyak dalam alkohol air -----~ memisah
2. Pengendapan
- Terjadi jika larutan suatu zat dalam pelarut tertentu ditambahkan pelarut lain yang tidak
melarutkan zat tersebut
isal : - Albumin / air alkohol ------~ albumin mengendap
- Terjadi pada larutan jenuh suatu zat yang ditambahkan zat lain
isal : Larutan asam borat (jenuh) tragacanth --------~ asam borat keruh
3. Kelarutan yang tidak sempurna
- Bila dua atau lebih zat dicamnpurkan dan dilarutkan, kadang-kadang tidak
memberikan larutan yang sempurna karena ketidak-larutannya Pelarutnya
yang tidak cocok atau jumlahnya kurang
- empercepat proses pelarutan dengan pemanasan tetapi mengkristal setelah
dingin
dst
11,21,2011
OTT secara kimia
ondisi dimana dua atiu lebih zat tidak dapat dikombinasikan dengan memuaskan karena
sifat kimianya.
- Terjadi reaksi kimia yang dapat mempengruhi efek zat semula. Terjadinya
dapat segera sewaktu proses pencampuran/ pembuatan atau secara lambat
selama masa peredaran/ penyimpanan.
!enggolongan :
1. Pengendapan :
isal : R/ Natrium sitrat (larut dalam air)
alsium bromide (larut dalam air)
m.f. sol.
ila dicampurkan akan terbentuk alsium sitrat ?. alsium bromide
diganti dengan Natrium bromide
2. Pembentukan gas
isal : R/ Amonium karbonat
Amonium klorida
Asam asetat
m.f. sol.
ila dicampurkan akan terbentuk gas CO2 ?
(NH4)2CO3 + HCl -----> NH4Cl + CO2 + H2O
3. Rasemisasi
Perubahan bentuk optik aktif menjadi optik in aktif tanpa merubah komposisi
kimianya. iasanya menurunkan aktifitas farmakologisnya. isal : Efedrin, Dextro
amfetamin, Adrenalin.
4. Oksidasi
anyak zat-zat yang mudah teroksidasi oleh udara, cahaya, temperatur, katalis dll.
Atau terjadi auto-oksidasi ----> + anti oksidan
11,21,2011
. Penggaraman
Asam + basa -----> garam + air
issal : R/ Acetosal
ic. Nitric. -------> basah
. Reduksi
Dapat terjadi walaupun jarang. isal : garam-garam Ag, Hg dan Au dapat
direduksi oleh cahaya menjadi bentuk logamnya.
7. Perubahan warna
Dapat terjadi karena penyimpanan yang lama dan adanya cahaya, perbedaan
kualitas dan reaksi kimia.
isal; Tingtur (hijau -----> hijau tua/ kehitaman)
Larutan Apomorfin/ Fisostigmin : kadar rendah tidak berwarna, kadar tinggi ---->
berwarna.
Fenolftalein (tak berwarna) + basa -----> merah ungu
8. Terjadi hasil reaksi yang toksik
isal: Acetosal + inin ----> inotoksin
Antipirin + alomel ----> garam Hg-antipirin
11,21,2011
a. nteraksi absorpsi dapat mempengaruhi tingkat absorpsi atau jumlah total absorpsi, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi bioavailabilitas atau ketersedian hayati obat.
Perubahan absorpsi obat karena interaksi absorpsi pada saluran cerna dapat terjadi karena
perubahan pH, perubahan flora usus, pembentukan kelat dan ion komplek, perusakan mukosal,
perubahan motilitas saluran cerna, kompetisi pd meknisme bsorpsi ktif, serta malabsorpsi yang
disebabkan oleh obat lain.
b. nteraksi obat pada tahap distribusi terjadi apabila salah satu yang mempunyai afinitas lebih
tinggi mengalami penggeseran ikatan protein plasma oleh obat lain atau obat-obat yang mempunyai
volume distribusi kecil.
c. Obat- obat yang sangat intensif dimetabolisme, atau memiliki jalur metabolisme yang sama
sangat potensial berinteraksi metabolis. nteraksi ini dapat terjadi melalui cara induksi atau inhibisi enzim,
percepatan atau perlambatan metabolisme, perubahan aliran darah hati dan mempengaruhi sitokrom
P450 (CYP).
d. nteraksi obat juga dapat terjadi pada tahap eliminasi obat. nteraksi ini biasanya terjadi pada
obat-obat yang mempengaruhi pH urin, obat-obat yang mempengaruhi reabsorpsi atau sekresi tubulus
ginjal, obat-obat yang mempengaruhi aliran darah ginjal dan obat-obat yang dapat melangsir ekskresi
melalui empedu dan sirkulasi entero-hepatik.
/ %% secara terapeutik (Interaksi yang berIangsung /i/aIam tubuh )
nteraksi Farmakokinetik
nteraksi Farmakokinetik ditandai dengan perubahan dalam kinetik object drug
antara lain akan mempengaruhi disposisi obat dalam tubuh yang meliputi absorpsi,
distribusi, biotransformasi / metabolisme, atau ekskresi obat, di sebut juga interaksi
ADE.
11,21,2011
!enggolongan :
1. Agonis
Efek kombinasi lebih besar dari jumlah aljabar efek masing-masing obat.
Ada 2 macam agonis yaitu :
- agonis potensial
- agonis additive
a. agonis potensial (mempertinggi potensi).
Daya kerja obat diperkuat oleh obat , misalnya kombinasi :
1. Analgetik/ antipiretik (mis : etampiron) + coffein 5 mg 50 mg
2. Analgetik/ antipiretik (mis : etampiron) + antihistamin (mis: CT/
Chlorfeniramin maleat : 1-4 mg)
3. Analgetik/ antipiretik (mis : etampiron) + tranquilizer (Diazepam 1-2 mg, Chlordiazepoxide/ Librium
1-5 mg)
4. Analgetik/ antipiretik (mis : Acetosal) + Codein 10-50 mg
5. Analgetik/ antipiretik (mis : Paracetamol) + Vitamin C
6. Analgetik/ antipiretik (mis : Pyramidon 286 mg) + arbital (114 mg)
b. agonis additive
Efek kombinasi sama dengan jumlah kerja masing-masing obat. erupakan kombinasi obat-obat searah
(mempunyai khasiat farmakologi yang sama).
isalnya :
1. Obat-obat yang berkhasiat sebagai analgetik/ antipiretik
- Paracetamol/ Asetaminofen
- etampiron/ Dipyron
- Amidopyrin/ Piramidon
- Phenazon/ Antipyrin
- Phenilbutazon
- Oxyphenbutazone
- Acetosal/ Salipyrin/ Salicylamid
- Glafenin/ Glifanan
- Asam efenamat/ Ponstan
11,21,2011
2. Obat-obat yang berkhasiat sebagai spasmolitik/
anti spasmodik :
- elladonae extract
- Hyosciami extract
- Atropin sulfat
- Scopolamin Hr
- Homatropin Hr
- Papaverin HCl
3. Obat-obat yangberkhasiat sebagai antihistamin
- Chlorfeniramine maleat/ CT
- Feniramine/ Avil
- Diphenhydramine/ enadryl
- Promethazine/ Phenergan
4. Obat-obat yang berkhasiat sebagai hipnotika/
sedative
- Asam arbiturat dan derivatnya
(Phenobarbital, arbital)
- Nitrazepam/ ogadon
5. Obat-obat yang berkhasiat sebagai tranquilizer
- Diazepam/ valium
- Chlordiazepoxide/ Librium
6. Obat-obat yang berkhasiat sebagai antitussive
a. Penekan batuk : - Codein HCl
- Dextromethorfan Hr/ Romilar
- Noscapin/ Longatin
b. Ekspektoran : - Ammonium klorida
- Gliseril guaiakolat
- alium iodide
- inyak-minyak atsiri
7. Obat-obat yang berkhasiat sebagai narkotik
- Tinctura Opii, Tinctura Opii Crorata,
Extract Opii
- Codein, Dionin, orfin, Heroin
- Pethidin, Opial, Panpatropin, Pantopon
8. Obat-oabt yang berkhasiat sebagai laksansia
- Garam-garam anorganik : g. sulfat,
Na. sulfat, Na. Fosfat, g. sitrat
- Obat baru : isakodyl (Dulcolac),
Laktulosa (Duphalac)
9. Obat-obat yang berkhasiat sebagai bronkodilator
- Ephedrin HCl
- Fenilpropanolamin
- Aminophylin
10. dll
11,21,2011
. Antagonisme
Efek kombinasi lebih kecil dari jumlah aljabar dari masing-masing obat. Ada 4 jenis antagonis
yaitu :
- Antagonis fisiologis ----> antara obat yang memiliki efek yang berlawanan
is : Fenobarbital + Cofein
- Antagonis kimiawi ----> antar aksi antara suatu agonis dan antagonis membentuk senyawa yang in-
aktif
is : Tetrasiklin + Al +++ ------> kompleks
- Antagonis kompetitif ----> antagonis bekerja reversibel pada reseptor yang sama dengan agonis.
is : Atropin + Asetilkolin
- Antagonis non-kompetitif ----> agonis dan antagonis bekerja pada reseptor yang berlainan
is : Nor-Epinefrin + Apresolin
!erhitungan /4sis
Hitung dosis pemakaian untuk masing-masing obat lalu dijumlahkan.
isalnya :
R/ etampiron 0,250 --- D 0,5/ 3 g
Amidopirin 0,200 --- D 0,5/ 1,5 g
Fenilbutazon 0,100 --- D 0,5/ 1,5 g
Tiamin HCl 0,025
m.f. pulv. dtd No. XV
s.t.d.d. p.
11,21,2011
eberapa efek penggunaan 4bat campuran atau bersama-sama
1. /isi : Campuran obat atau obat yang diberikan bersama-sama menimbulkan efek yang merupakan
jumlah dari efek masing-masing obat secara terpisah terhadap pasien.
2. Sinergis : Campuran obat atau obat yang diberikan bersama-sama, dengan aksi proksimat yang
sama, menimbulkan efek yang lebih besar daripada jumlah efek masing-masing secara terpisah
terhadap pasien.
3. !4tensiasi : Campuran obat atau obat yang diberikan bersama-sama, dengan aksi proksimat yang
tidak sama, menimbulkan efek yang lebih besar daripada jumlah efek masing-masing secara terpisah
terhadap pasien.
4. ntag4nis : Campuran obat atau obat yang diberikan bersama-sama pada pasien, menimbulkan
efek yang berlawanan. Aksi salah satu obat mengurangi efek obat yang lain.
5. Interaksi 4bat : suatu fenomena yang terjadi jika efek suatu obat dimodifikasi oleh obat lain yang
tidak sama atau sama efeknya dan diberikan sebelum atau bersama-sama.
eberapa mekanisme cara interaksi 4bat :
1. Mengubah abs4rbsi, mis ; ion Al, Fe, g dan Ca menghambat absorbsi Tetrasiklin karena
terbentuknya senyawa helat.
2. Men/esak suatu 4bat /ari tempat ikatan /engan pr4tein pIasma 4Ieh 4bat yang Iain, mis : in
vitro Asam etachrinat mendesak dan mengganti Warfarin dari ikatannya dengan protein plasma.
3. StimuIasi enzim yang memetab4Iisme 4bat tertentu (induksi enzim), mis : Phenobarbital
meningkatkan metabolisme Warfarin.
4. Menghambat metab4Iisme 4bat tertentu, mis : loramfenikol menghambat metabolisme ishidroksi
kumarin.
5. MenimbuIkan keti/akseimbangan eIektr4Iit, is : Furosemid menginduksi hipokalemi yang akan
meningkatkan efek digitalis sehingga timbul toksik.
6. Mengubah eksresi 4bat Iain, mis : diuretik Thiazid yang bisa meningkatkan pH urine. Quinidine yang
merupakan basa lemah dan lebih suka diresorbsi dalam urin yang alkalis.
11,21,2011
erbagai efek penguIangan atau perpanjangan penggunaan 4bat :
1. #eaksi hipersensitif : adalah suatu reaksi alergik, merupakan respon abnormal terhadap
obat atau zat dimana sebelumnya pasien telah kontak dengan obat tersebut yang menyebabkan
timbulnya antibodi.
2. KumuIasi (cummuIati4n) adalah suatu fenomena pengumpulan obat di dalam tubuh
sebagai hasil dari pengulangan penggunaan obat, dimana obat dieksresikan lebih lambat dari pada
absorbsinya.
3. %4Ieransi (t4Ierance) : adalah suatu fenomena berkurangnya respon terhadap dosis obat
yang sama. Dosis yang harus diberikan agar terjadi respon yang sama harus lebih besar dari pada
sebelumnya.
4. %akhifiIaksis (tachyphyIaxis) adalah suatu fenomena berkurangnya kecepatan respon
terhadap aksi obat pada pengulangan penggunaan obat dalam dosis yang sama. Respon semula
tidak terulang meskipun diberikan dosis yang lebih besar.
5. Habituasi (habituati4n) : adalah suatu gejala ketergantungan secara psikologik terhadap
suatu obat. 6. /iksi (a//icti4n) adalah suatu gejala ketergantungan secara psikologik maupun fisik
terhadap suatu obat.

Anda mungkin juga menyukai