Anda di halaman 1dari 18

PAPER

PREMATUR DAN SEROTINUS


Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Obstetri Patologi

Disusun Oleh:
O itria HaniIah 130103100063
O urholiqoh Kamilin 130103100064
O #iska Amalia Kulsum 130103100083
O ulianti Liana Putri 130103100084
O Ai epi Maesaroh 130103097097
O $iti Juariah 130103097069
Kelompok 8

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
AKULTA$ KEDOKTE#A U'E#$TA$ PADJADJA#A
Jl. Banda o.42 Bandung Telp. (022) 4267689


I. PARTUS PRAEMATURUS

Partus praematurus merupakan sebab kematian neonatal yang terpenting.
Kejadian 7 dari semua kelahiran hidup. #upa-rupanya ada pengaruh
ekonomis karena partus praematurus lebih sering terjadi pada golongan
dengan penghasilan yang rendah.
PENYEBAB
O Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui.
15 dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim
terdapat lebih dari 1 janin).
O aktor resiko yang mungkin berperan dalam terjadinya persalinan
prematur adalah:
Kehamilan usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun)
Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur
olongan sosial-ekonomi rendah
Keadaan gizi yang kurang
Penyalahgunaan obat.
O Masalah pada ibu biasanya berupa:
#iwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya
Kadar alIa-Ietoprotein tinggi pada trimester kedua yang
penyebabnya tidak diketahui
Penyakit atau inIeksi yang tidak diobati (misalnya inIeksi saluran
kemih atau inIeksi selaput ketuban)
Kelainan pada rahim atau leher rahim
Ketuban pecah sebelum waktunya

Plasenta previa.
Pre-eklamsi (suatu keadaan yang bisa terjadi pada trimester kedua
kehamilan, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, adanya
protein dalam air kemih dan pembengkakan tungkai)
Diabetes melitus
Penyakit jantung.
GE1ALA
O ambaran Iisik bayi prematur
Ukuran kecil
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg)
Kulitnya tipis, terang dan berwarna pink (tembus cahaya)
'ena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan)
Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput
#ambut yang jarang
Telinga tipis dan lembek
Tangisannya lemah
Kepala relatiI besar
Jaringan payudara belum berkembang
Otot lemah dan aktivitas Iisiknya sedikit (seorang bayi prematur
cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada
bayi cukup bulan)
#eIleks menghisap dan reIleks menelan yang buruk
PernaIasan yang tidak teratur
Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit ( anak laki - laki )
Labia mayora belum menutupi labia minora ( pada anak
perempuan).

KOMPLIKASI
O $indroma gawat pernaIasan (penyakit membran hialin).
Paru-paru yang matang sangat penting bagi bayi baru lahir. Agar bisa
bernaIas dengan bebas, ketika lahir kantung udara (alveoli) harus dapat
terisi oleh udara dan tetap terbuka. Alveoli bisa membuka lebar karena
adanya suatu bahan yang disebut surIaktan, yang dihasilkan oleh paru-
paru dan berIungsi menurunkan tegangan permukaan.
Bayi prematur seringkali tidak menghasilkan surIaktan dalam jumlah
yang memadai, sehingga alveolinya tidak tetap terbuka. Diantara saat-saat
bernaIas, paru-paru benar-benar mengempis, akibatnya terjadi $indroma
Distres PernaIasan.
$indroma ini bisa menyebabkan kelainan lainnya dan pada beberapa
kasus bisa berakibat Iatal. Kepada bayi diberikan oksigen; jika
penyakitnya berat, mungkin mereka perlu ditempatkan dalam sebuah
ventilator dan diberikan obat surIaktan (bisa diteteskan secara langsung
melalui sebuah selang yang dihubungkan dengan trakea bayi).
O Ketidakmatangan pada sistem saraI pusat bisa menyebabkan gangguan
reIleks menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya perdarahan
otak atau serangan apneu.
O $elain paru-paru yang belum berkembang, seorang bayi prematur juga
memiliki otak yang belum berkembang. Hal ini bisa menyebabkan apneu
(henti naIas), karena pusat pernaIasan di otak mungkin belum matang.
Untuk mengurangi mengurangi Irekuensi serangan apneu bisa digunakan
obat-obatan.
Jika oksigen maupun aliran darahnya terganggu. otak yang sangat
tidak matang sangat rentan terhadap perdarahan (perdarahan
intraventrikuler).atau cedera .


O Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian
makanan.
Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil mungkin akan
membatasi jumlah makanan/cairan yang diberikan, sehingga pemberian
susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan bayi muntah.
O #etinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (Iibroplasia
retrolental)
O Displasia bronkopulmoner.
O Penyakit jantung.
O Jaundice.
$etelah lahir, bayi memerlukan Iungsi hati dan Iungsi usus yang
normal untuk membuang bilirubin (suatu pigmen kuning hasil pemecahan
sel darah merah) dalam tinjanya. Kebanyakan bayi baru lahir, terutama
yang lahir prematur, memiliki kadar bilirubin darah yang meningkat
(yang bersiIat sementara), yang dapat menyebabkan sakit kuning
(jaundice).
Peningkatan ini terjadi karena Iungsi hatinya masih belum matang dan
karena kemampuan makan dan kemampuan mencernanya masih belum
sempurna. Jaundice kebanyakan bersiIat ringan dan akan menghilang
sejalan dengan perbaikan Iungsi pencernaan bayi.
O nIeksi atau septikemia.
$istem kekebalan pada bayi prematur belum berkembang sempurna.
Mereka belum menerima komplemen lengkap antibodi dari ibunya
melewati plasenta (ari-ari).
#esiko terjadinya inIeksi yang serius (sepsis) pada bayi prematur lebih
tinggi. Bayi prematur juga lebih rentan terhadap enterokolitis nekrotisasi
(peradangan pada usus).

O Anemia .
Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-
ubah, bisa tinggi (hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia).
O Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat.
O Keterbelakangan mental dan motorik.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran Iisik dan usia kehamilan.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada bayi prematur:
O rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru
O analisa gas darah
O kadar gula darah
O kadar kalsium darah
O kadar bilirubin.
PENGOBATAN
Jika kemungkinan akan terjadi kelahiran prematur, biasanya diberikan obat
tokolitik untuk menghentikan kontraksi dan kortikosteroid untuk mempercepat
pematangan paru-paru bayi.
Makanan diberikan melalui sebuah selang yang dimasukkan ke dalam
lambung bayi karena Iungsi menghisap dan menelan pada bayi prematur masih
belum matang. Pada prematur yang ekstrim, makanan diberikan melakui inIus.
Pada usia sekitar 34 minggu, bayi mulai disusui A$ atau susu botol.

Bayi prematur sangat cepat kehilangan panas dan mengalami kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh, sehingga mereka biasanya ditempatkan di dalam
suatu inkubator.
Mungkin bayi memerlukan bantuan respirator dan tambahan oksigen.
PENCEGAHAN
$alah satu langkah terpenting dalam mencegah prematuritas adalah mulai
melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukan
pemeriksaan selama kehamilan.
$tatistik menunjukkan bahwa perawatan kehamilan yang dini dan baik bisa
mengurangi angka kejadian prematuritas, kecil untuk kehamilan dan angka
kesakitan akibat persalinan dan pada masa baru lahir.
Pimpinan partus praematurus :
Tujuan ialah untuk menghindarkan trauma bagi anak yang masih lemah :
O Partus tidak boleh berlangsung terlalu lama, tapi sebaliknya jangan pula
terlalu cepat.
O Jangan memecahkan ketuban sebelum pembukaan lengkap.
O Buatlah episiotomi medialis.
O Kalau persalinan perlu diselesaikan, pilihlah Iorcep diatas ekstraksi
vakum.
O Jangan mempergunakan narcose.
O Tali pusat secepat mungkin digunting untuk menghindarkan icterus
neonatorum yang berat.

II. PARTUS SEROTINUS


Definisi
Kehamilan serotinus menurut ProI. Dr. dr. $arwono Prawirohardjo adalah
kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung
dari HPHT. $edangkan menurut da Bagus de Manuaba kehamilan lewat waktu
adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.
Tanda-tanda serotinitas :
Tanda postterm dapat di bagi dalam 3 stadium ($arwono
Prawirohardjo) :
O $tadium
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan
maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah
mengelupas.
O $tadium
ejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan)
pada kulit
O $tadium
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan
tali pusat
Tanda bayi Postmatur (Manuaba, da Bagus de, 1998)
O Biasanya lebih berat dari bayi matur ( ~ 4000 gram)
O Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
O #ambut lanugo hilang atau sangat kurang
O 'erniks kaseosa di bidan kurang
O Kuku-kuku panjang
O #ambut kepala agak tebal
O Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

Bahaya yang dikemukakan adalah :


O Kemungkinan kematian anak didalam rahim bertambah.
O Besarnya anak yang berlebihan dapat menimbulkan kesukaran pada
persalinan. $ebaiknya anak dapat kecil disebabkan penurunan
pungsi placenta.
$ekarang dianggap bahwa bahaya-bahaya tersebut diatas
terlalu dibesar-besarkan. Terutama diindonesia dignosa kehamilan
serotin sangat sulit karena kebanyakan ibu tidak mengetahui tanggal
haid yang terakhir dengan tepat. Diagnosa atas dasar besarnya anak
sering mengecewakan.
Diagnosa
Hanya dapat dibuat kalau pasien diperiksa sejak
permulaan kehamilan. Disamping itu amnioskopi dapat
membantu menentukan sikap kita (air tuban sedikit,
adanya meconium). Kalau kehamilan serotin dijadikan
indikasi untuk induksi persalinan (persalinan anjuran)
maka saratnya ialah bahwa cervix harus matang.
Bila tanggal HPHT di catat dan diketahui wanita hamil,
diagnosis tidak sukar
Bila wanita tidak tahu, lupa atau tidak ingat, atau sejak
melahirkan yang lalu tidak dapat haid dan kemudian
menjadi hamil, hal ini akan sukar memastikannya.
Hanyalah dengan pemeriksaan antenatal yang teratur
dapat diikuti tinggi dan naiknya Iundus uteri, mulainya
gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu
diagnosis.

Pemeriksaan berat badan diikuti, kapan menjadi


berkurang, begitu pula lingkaran perut dan jumlah air
ketuban apakah berkurang.
Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat
penulangan pada bagian distal Iemur, bagian proksimal
tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8 cm atau
lebih.
U$ : ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan
jumlah air ketuban
Pemeriksaan sitologik air ketuban : air ketuban diambil
dengan amniosentesis, baik transvaginal maupun
transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak
dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan
mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang
diperoleh dipulas dengan sulIat biru nil maka sel-sel
yang mengandung lemak akan berwarna jingga. Bila:
Melebihi 10 : kehamilan di atas 36 minggu
Melebihi 50 : kehamilan di atas 39 minggu
Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban,
menurut warnanya karena dikeruhi mekonium.
KardiotograIi : mengawasi dan membaca DJJ, karena
insuIiensi plasenta
Uji Oksitosin (stress test) : yaitu dengan inIus tetes
oksitosin dan diawasi reaksi janin terhadap kontraksi
uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini
mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
Pemeriksaan PH darah kepala janin
Pemeriksaan sitologi vagina

(Menurut #ustam Mochtar, $inopsis Obstetri Jilid ,


1998)

Indikasi
persalinan tidak boleh dilakukan pada cervix yang belum
matang karena hasilnya kurang baik. Kehamilan serotin
merupakan indikasi untuk sectio caesarea pada primitua terutama
kalau umurnya lebih dari 40 tahu. Malahan sering sectio sudah
dilakukan pada minggu ke 41. Partus serotinus sering terjadi pada
anencephalus.
Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, Iaktor yang dikemukakan adalah:
Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun
walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga kepekaan
uterus terhadap oksitosin berkurang.
Herediter, karena post maturitas sering dijumpai pada suatu
keluarga tertentu
Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga
disimpulkan kerentanan akan stress merupakan Iaktor tidak
timbulnya His
Kurangnya air ketuban
nsuIiensi plasenta
Permasalahan Kehamilan Lewat Waktu
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak
sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga
mempunyai risiko asIiksia sampai kematian adalam rahim. Makin
menurunnya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat
mengakibatkan :
Pertumbuhan janin makin lambat

terjadi perubahan metabolisme janin


Air ketuban berkurang dan makin kental
$ebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan
tindakan persalinan
Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan
asIiksia dan setiap saat dapat meninggal di rahim.
$aat persalinan janin lebih mudah mengalami asIiksia.
(Menurut Manuaba dalam Buku lmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan, 1998
Pengaruh terhadap ibu dan janin
Terhadap ibu : partus lama, kesalahan letak, insersia uteri,
perdarahan postpartum.
Terhadap janin : jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan
43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu,
karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin.
Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi : berat badan
janin dapat bertambah besar, tetp, dan ada yang berkurang,
sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi
kematian janin dalam kandungan. Bayi besar dapat
menyebabkan disproporsi seIalopelvik. Oligohidramnion
dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai
bayi meninggal. Keluarnya mekoneum yang dapat
menyebabkan aspirasi mekoneum.
(Menurut #ustam Mochtar, $inopsis Obstetri Jilid , 1998)
Penatalaksanaan
$etelah usia kehamilan ~ 40-42 minggu yang penting
adalah monitoring janin sebaik-baiknya.

Apabila tidak ada tanda-tanda insuIisiense plasenta,


persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan
ketat
Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan
serviks, kalau sudah matang boleh dilakukan induksi
persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
Catatan :
#ujuk ibu bila terdapat riwayat:
#iwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim
Terdapat hipertensi, pre-eklampsia
Kehamilan ini adalah anak pertama karena inIertilitas pada kehamilan
~ 40-42 minggu
Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada
nsuIisie nsi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat janin,
Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklampsia,
hipertensi menahun, anak berharga (inIertilitas) dan kesalahan letak janin.
Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar; dan
kemungkinan diproporsi seIalo-pelvik dan distosia janin perlu
dipertimbangkan. $elain itu janin postmatur lebih peka terhadap sedatiI
dan narsoka, jadi pakailah anestesi konduksi.
(Menurut #ustam Mochtar, $inopsis Obstetri Jilid , 1998)
Pertimbangan Persalinan Anjuran (induksi)
Persalinan anjuran bertujuan untuk dapat :
Merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan
berlangsung
Membuktikan ketidakseimbangan antara kepala janin
dengan jalan lahir bishop telah menetapkan beberapa

penilaian agar persalinan induksi dapat berhasil seperti


yang ditujukan pada tabel berikut :
Keadaan Iisik
ilai
Total ilai
Pembukaan serviks 0 cmPerlunakan 0-30
Konsistensi serviks kaku
Arah serviks ke belakang
Kedudukan bagian terendah -3
Pembukaan 1-2 cmPerlunakan serviks 40-50
Konsistensi serviks sedang
. Persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan dengan
metode:
Metode $tein
Persalinan anjuran mulai pagi hari.
Pukul 6.00 : 30 cc oleum ricini
Pukul 7.00 : bisulIas kinine 0,200 gr
Pukul 8.00 : bisulIas kinine 0,200 gr klisma air sabun hangat 1
liter
Pukul 9.00 : bisulIas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
Pukul 10.00 : bisulIas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
Pukul 11.00 : bisulIas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
Pukul 12.00 : bisulIas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
Pukul 14.00 : hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
Pukul 16.00 : hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
Pukul 18.00 : hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
$ekalipun metode stein sudah ditinggalkan, tetapi untuk pengetahuan
bidan masih perlu diketahui.
$elama metode stein, kehamilan lewat waktu akan mendapatkan :

O 1,2 gr bisulIas kinine


O 1,4 cc pituitrin injeksi
Persalinan anjuran dengan metode ini di luar rumah sakit berbahaya
karena dapat terjadi :
Kontraksi rahim yang kuat sehingga dapat mengancam :
1) Ketuban pecah saat pembukaan kecil
2) #uptura uteri membakat
3) awat janin dalam rahim
Kelambatan melakukan rujukan, dapat merugikan penderita.
Persalinan anjuran dengan inIus pituitrin (sintosinon)
Persalinan anjuran dengan inIus oksitosin, pituitrin atau sintosinon 5
unit dalam 500 cc glukosa 5, banyak dipergunakan.
Teknik induksi dengan inIus glukosa lebih sederhana, dan
mulai dengan 8 tetes, dengan teknik maksimal 40 tetes/menit.
Kenaikan tetesan setiap 15 menit sebanyak 4 sampai 8 tetes sampai
kontraksi optimal tercapai. Bila dengan 30 tetes kontraksi maksimal
telah tercapai, maka tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi
persalinan. Apabila terjadi kegagalan, ulangi persalinan anjuran
dengan selang waktu 24 sampai 48 jam.
Memecahkan kebutan
Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk
mempercepat persalinan. $etelah ketuban pecah, ditunggu sekitar 4
sampai 6 jam dengan harapan kontraksi otot rahim akan berlangsung.
Apabila belum berlangsung kontraksi otot rahim dapat diikuti induksi
persalinan dengan inIus glukosa yang mengandung 5 unit oksitosin.

Persalinan anjuran dengan menggunakan prostaglandin

Telah diketahui bahwa kontraksi otot rahim terutama dirangsang


oleh prostaglandin. Pemakaian prostaglandin sebagai induksi
persalinan dapat dalam bentuk inIus intravena (alador) dan
pervaginam (prostaglandin vagina suppositoria).
(Menurut Manuaba dalam Buku lmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan, 1998)
Sikap bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu
Kehamilan lewat waktu dapat membahayakan janin karena
sensitiI terhadap rangsangan kontraksi, yang menimbulkan
asIiksia sampai kematian dalam rahim. Dalam melakukan
pengawasan hamil dapat diperkirakan bahwa kehamilan lewat
waktu dengan :
Anamnesa.
Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu
erak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang
berhenti sama sekali.
Hasil anamnesa penderita perlu diperhatikan sebagai dasar
permulaan.
Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan dapat dijumpai :
O Berat badan ibu mendatar atau menurun
O Air ketuban terasa berkurang
O erak janin menurun
$ikap bidan
Menghadapi keadaan demikian bidan dapat bersikap :
O Melakukan konsultasi dengan dokter
O Menganjurkan untuk melakukan persalinan di rumah
sakit

O Penderita dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan


pertolongan yang adekuat.
(Menurut Manuaba dalam Buku lmu Kebidanan
Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan,
1998).
Pengelolaan Intrapartum
Pasien tidur miring sebelah kiri
Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin
Beri oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal
Perhatikan jalannya persalinan
$egera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap
kemungkinan hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi dan
polisitemi
(Dikutip dari Buku Maternal dan eonatal, 2002)
Mencegah Aspirasi Mekoneum
Apabila ditemukan cairan ketuban yang terwarnai mekoneum
harus segera dilakukan resusitasi sebagai berikut :

Penghisapan nasoIaring dan droIaring posterior secara
agresiI sebelum dada janin lahir
Bila mekoneum tampak pada pita suara, pemberian venitasi
dengan tekanan positiI dan tangguhkan dahulu sampai trakea
telah di latubasi dan penghisapan yang cukup.
ntubasi trakea harus dilakukan rutin bila ditemukan
mekoneum yang tebal.
(Dikutip dari Buku Maternal dan eonatal, 2002)

DAFTAR PUSTAKA
1. http://medicastore.com/penyakit/374/Prematuritaskelahiranprematur.html
2. http://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-
date-post-matur/
3. Bagian obstetri dan ginekologi. 2008.obstetri Iisiologi.elstar oIIset: Bandung
4. http://www.jwildliIedis.org/cgi/reprint/12/1/104.pdI

Anda mungkin juga menyukai