Anda di halaman 1dari 19

i

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
U1I #
OLEH :

NAMA : IRMA SURIANTI
NO.BP : 1010942024
KELOMPOK : III (TIGA)
HARI/TANGGAL PRATIKUM : SABTU/ 12 NOVEMBER 2011
REKAN KER1A :1. ALIFIA SALMI (1010941003)
2. S. ALI WARDI (1010941005)
3. MUHAMAD AMMAR (1010942022)

ASISTEN :
RAFNA MUSTIKA WULANDARY





LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
1URUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
i

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................I-1
1.2 Tujuan Percobaan...............................................................................I-1
1.3 Prinsip Percobaan...............................................................................I-1
1.4 Ruang Lingkup Percobaan.................................................................I-2
1.5 Sistematika Penulisan Laporan..........................................................I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat...................................................................................................III-1
3.2 Bahan................................................................................................III-2
3.3 Cara Kerja.........................................................................................III-2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data...................................................................................................IV-1
4.2 Pembahasan......................................................................................IV-3
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................V-1
5.2 Saran..................................................................................................V-1













i

DAFTAR TABEL
TABEL 1: Data Hasil Uji Pendugaan.........................IV-1
TABEL 2: Data Hasil Uji Penegasan....................IV-2
TABEL 3: Tabel MPN 3 Seri................................IV-2








































i

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 3.1: Tabung Reaksi........................III-1
GAMBAR 3.2: Pipet Taka.........................III-1
GAMBAR 3.3: Jarum Ose.........................III-1
GAMBAR 3.4: Cawan Petri......................III-1
GAMBAR 3.5: Lampu Spritus.....................III-1
GAMBAR 3.6: Inkubator.......................III-2
GAMBAR 3.7: Tabung Reaksi Setelah Diisi LB.................III-2
GAMBAR 3.8: Tabung Reaksi Setelah Diisi Sampel.............III-2
GAMBAR 3.9: Pemindahan sampel ke medium BGLB............III-3
GAMBAR 3.10: Inkubasi sampel pada suhu 35
0
C..............III-3
GAMBAR 3.11: Pengamatan hasil uji penegasan.........................III-3
GAMBAR 3.12: Inokulasi sampel ke medium endo agar.........................III-3
GAMBAR 3.11: Inkubasi pada suhu 35
0
C ....................................III-3
GAMBAR 4.1: Tabung reaksi setelah uji pendugaan...............................IV.1
GAMBAR 4.1:Tabung reaksi setelah uji penegasan....................................IV.1
















i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri coliform adalah bakteri yang bisa dijadikan indikator adanya bakteri
patogen dalam lingkungan tersebut karena bakteri coliform Iekal akan memiliki
kolerasi yang positiI dengan bakteri patogen. Terdapatnya bakteri coliform dalam
suatu sampel air menandakan bahwa kualitas sampel air tersebut rendah karena
ada kandungan bakteri patogen didalamnya. MengidentiIikasi bakteri patogen
sangat sulit dilakukan, sedangkan mengidentiIikasi bakteri coliform lebih murah,
sederhana dan lebih cepat dibandingkan mengidentiIikasi bakteri lain. Oleh
karena itu, dengan mengetahui ada atau tidaknya bakteri coliform dalam suatu
sampel akan memberikan gambaran ada atau tidaknya bakteri patogen dalam air
tersebut dan akan diketahui kualitas sampel air yang digunakan
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah
mikrobiologi lingkungan. Sedangkan tujuan dari praktikum uji coliform adalah
untuk mengetahui jumlah bakteri coliform yang terkandung dalam sampel
sehingga kualitas air sampel bisa diketahui.
1.3 Prinsip Percobaan
Jika dalam air telah terkandung bakteri coliform berarti ada kemungkinan air
tersebut telah tercemar oleh tinja. Untuk memastikannya dilakukan uji coliform
menggunakan metode Most Probable Number (MPN) dengan tiga tabung seri.
Melalui tiga tahap yaitu uji pendugaan menggunakan media lactose borth (LB),
uji penegasan menggunakan media brilliant green lactoce bill borth (BGLB) dan
uji lengkap menggunakan media endo agar. Bakteri coliform akan membentuk
gelembung udara di uji pendugaan dan uji penegasan dengan indikator tabung
durham. Pada uji penegasan bakteri Echerchia choli akan membentuk koloni
berwarna kilat logam.


i

1.4 Ruang Lingkup Praktikum
Pada uji coliform yang dilakukan pada hari sabtu 12 November 2011, praktikan
melakukan uji coliform menggunakan metode MPN dengan tiga tabung seri di
Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan 11.00 WIB melalui tiga tahap yaitu uji
pendugaan menggunakan medium lactose borth (LB), uji penegasan
menggunakan media brilliant green lactoce bill borth (BGLB) dan uji lengkap
menggunakan media endo agar.
1.5 Sistematika Penulisan makalah
Sistematika penulisan laporan uji coliIorm adalah :
DaItar Isi
DaItar Tabel
DaItar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang melakukan percobaan, maksud dan tujuan
melakukan percobaan, prinsip percobaan, ruang lingkup percobaan dan
sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori yang berhubungan dengan coliIorm dan metode MPN.
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN
Berisi tentang alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan serta cara kerja
selama praktikum.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi data hasil percobaan, hasil pengamatan dan analisa.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dari percobaan dan saran agar percobaan uji coliIorm
selanjutnya lebih baik.
DaItar Pustaka
Lampiran






i

BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform Iekal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform Iekal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positiI
dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh
bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi,
coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya,
kualitas air semakin baik (Anonim A, 2011).
Bakteri coliIorm dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal
coliform. E. coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air
dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja.
Bakteri pembusuk ini dimasukkan ke dalam golongan bakteri Coliform Iekal,
salah satu yang termasuk didalamnya adalah Escherichia coli. Bakteri coliform ini
menghasilkan zat ethionine yang pada penelitian menyebabkan kanker. Bakteri-
bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti Indole,
skatole yang dapat menimbulkan penyakit bila berlebih didalam tubuh (Anonim
A, 2011).
Echerchia coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis
secara universal dalam analisis dengan alasan (Anonim A, 2011);
a. E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia
(sebagai Ilora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah
terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan
dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi;
b. E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika
pemeriksaan dilakukan dengan benar;
c. Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap
berbahaya bagi penggunaan domestik;
i

d. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan
bersama-sama dengan E. coli dalam air tersebut.
Coliform adalah kelompok bakteri Gram negatiI berbentuk batang yang pada
umumnya menghasilkan gas (toksik) jika ditumbuhkan dalam medium laktosa.
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E. coli dan karena E. coli adalah
bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia maka E. coli sering disebut
sebagai coliform Iekal.. SiIat bakteri golongan coliIorm adalah berbentuk batang,
tidak dapat membentuk spora, gram negatiI, hidup aerob atau anaerob IakultatiI,
dan dapat meragikan laktosa dengan membentuk gas. Air yang tercemar coliform
akan mengakibatkan penyakit saluran pernaIasan jika dikonsumsi. Bakteri
coliform dapat bersumber dari limah domestik dan eIluen tangki septic tank.
(Anonim B, 2009).
Pemeriksaan bakteriologis air bersih bertujuan untuk melihat adanya
kemungkinan pencemaran air oleh kotoran atau tinja. Standar Air Minum,
menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan
sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO: Dalam setiap tahun,
95 dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, Tidak
ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang
mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak boleh ada coliform
dalam 100 ml dan dua sampel yang berurutan (Anonim A, 2011).
Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E. coli , karena
hanya memerlukan Uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E coli. Jika
terdapat coliIorm dalam air minum atau makanan artinya ada kemungkinan air
atau makanan itu mengandung E. coli , tetapi mungkin juga tidak mengandung E.
coli karena bakteri-bakteri bukan patogen dan bukan asal usus dari genus
Enterobacter dan beberapa Klebsiella juga menghasilkan uji koliform positiI. Jika
ingin diketahui apakah coliform tersebut merupakan coliform Iekal atau E. coli
maka uji tersebut dapat dilanjutkan. Akan tetapi jika uji penduga tidak
menunjukkan adanya coliIorm, maka tidak perlu dilakukan uji lanjutan. Pada air
bukan untuk minum umumnya terdapat perbedaan persyaratan coliform dan E.
coli . Air untuk kolam renang misalnya mensyaratkan kandungan coliform
2.4~3, tetapi syarat E. coli tentunya lebih ketat yaitu ~3 dalam 100 ml (Anonim
B, 2009).
i

Hasil penelitian terhadap air sumur yang berasal dari air sumur bor tidak
mengalami pencemaran oleh bakteri, sehingga air sumur bor dapat dikonsumsi
menjadi air minum. Untuk air yang berasal dari sumur gali sebagian besar
tercemar oleh bakteri E.Coli dan bakteri coliform, sehingga air sumur yang berasal
dari sumur gali sebagian tidak boleh dikonsumsi menjadi air minum. Bakteri
coliform lebih banyak pada air permukaan yang berhubungan dengan pembuangan
kotoran manusia. Untuk mengetahui jumlah coliform didalam sampel biasanya
digunakan metode MPN (Most Probable Number) dengan cara Iermentasi tabung
ganda. Metode ini lebih baik bila dibandingkan dengan metode hitungan cawan
karena lebih sensitiI dan dapat mendeteksi coliform dalam jumlah yang sangat
rendah di dalam sampel (Anonim B, 2009).
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji
konIirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih
dalam dugaan. Uji ini mendeteksi siIat IermentatiI coliform dalam sampel. Karena
beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki siIat IermentatiI, diperlukan
uji konIirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan
bantuan medium selektiI diIerensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil
tes uji konIirmasi dengan mendeteksi siIat IermentatiI dan pengamatan mikroskop
terhadap ciri-ciri coliform yakni berbentuk batang, gram negatiI, dan tidak
berspora (Anonim A, 2011).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit
tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony-forming unit) dalam
sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan
jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per
gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya
dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliIorm pada
setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi
kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan
95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah
dan nilai MPN tertinggi (Anonim A, 2011)


i

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1.1 Alat
1. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi;

Gambar 3.1 Tabung reaksi
2. Pipet takar 10 ml;

Gambar 3.2 Pipet takar
3. Pipet takar 1 ml;
4. Jarum ose;

Gambar 3.3 Jarum ose
5. Cawan petri;





Gambar 3.4 Cawan petri



i

6. Lampu spritus;




Gambar 3.5 Lampu spritus
7. Tabung durham.
8. Inkubator;

Gambar 3.6 Inkubator
a. Bahan
1. BGLBB ( Brilliant Green Lactose Bile Broth);
2. Lactose Broth;
3. EMB agar (Eosin Metilen Blue).
b. Cara Kerja
1. Tempat kerja dibersihkan dengan cara menyemprotkan alkohol, dibiarkan
beberapa menit sampai kering.
2. Siapkan 3 seri tabung reaksi I, II, III masing-masing terdiri dari 3 tabung
reaksi yang telah berisi 10 ml media LB (Lactose Broth).

Gambar 3.7 Tabung reaksi berisi media LB
3. Pada tabung reaksi seri I dipipet sampel sebanyak 10 ml.
Pada tabung reaksi seri II dipipet sampel sebanyak 1 ml.
i

Pada tabung reaksi seri III dipipet sampel sebanyak 0,1 ml.

Gambar 3.8 Tabung reaksi berisi sampel
4. Diinkubasi semua tabung reaksi yang telah diinokulasi dengan sampel
dalam incubator pada suhu 35 C selama 24 jam.
5. Amat pertumbuhan positiI masing-masing seri pengenceran tabung reaksi
dan catat beberpa tabung reaksi yang menunjukkan pertumbuhan positiI
dengan indicator pembentukan gas dalam tabung durham. Kemudian
kocokan dengan table MPN test ini dinyatakan dengan test
pendugaan/sangkaan (presumptive test).
6. Tabung yang positiI pada pendugaan (presumptive test) dilanjutkan
dengan tes kepastian/ penegasan (confirmatory test) dengan cara
menginokulasikan larutan pada bidang tabung reaksi yang positiI
sebanyak 2-3 jarum ose. Pada medium Brilliant Green Lactose Broth
(BGLB).






Gambar 3.9 Pemindahan sampel ke medium BGLB
7. Selanjutnya diinokulasikan pada suhu 35 C.





Gambar 3.10 inkubasi pada suhu 35 C
i

8. Amati tabung yang positiI dan hasilnya disesuaikan dengan table MPN.

Gambar 3.11 Pengamatan hasil uji penegasan
9. Untuk melihat adanya E.coli pada tabung reaksi diinokulasikan pada
medium endo agar secara goresan.

Gambar 3.12 Inokulasi sampel pada medium endo agar
10.Diinokulasikan pada suhu 35 C dan diamati pertumbuhan bakteri pada
medium tersebut dengan ditandai dengan adanya warna koloni kilat
logam.

Gambar 3.13 Inkubasi pada suhu 35 C




i

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.1.1 Keadaan tabung reaksi setelah uji pendugaan
GG
Gambar 4.1 Tabung reaksi setelah uji pendugaan
Tabel 4.1 Data hasil uji pendugaan
No Seri Tabung PositiI Tabung NegatiI
1 I 2 1
2 II 1 2
3 III - 3
4.1.2 Keadaan tabung setelah uji penegasan

Gambar 4.2 Tabung reaksi setelah uji penegasan
i

Tabel 4.2 Data hasil uji penegasan
No Seri Tabung PositiI Tabung NegatiI
1 I 1 2
2 II 2 1
3 III - -

4.2 Perhitungan
1. Pada uji pendugaan, pada tabel MPN 3 seri:
Jumlah tabung positiI pada pengenceran MPN per 100 ml
Seri I Seri II Seri II
2 1 0 15
2. Pada uji Penegasan, pada tabel MPN 3 seri
Jumlah tabung positiI pada pengenceran MPN per 100 ml
Seri I Seri II Seri II
1 2 0 11









i

4.3 Analisa
Pada praktikum uji coliform ini praktikan mengambil sambel dari air perumahan
Palimo. Air yang praktikan gunakan merupakan air ledeng. Untuk mengetahui
jumlah bakteri coliform yang terdapat dalam sampel digunakan metode MPN
(Most Probable Number) tabung tiga seri melalui tiga tahap yaitu uji pendugaan
menggunakan medium lactose borth (LB), uji penegasan menggunakan media
brilliant green lactoce bill borth (BGLB) dan uji lengkap menggunakan media
endo agar.
Dengan menghubungkan jumlah tabung positiI dari yang didapat dari tiap seri
tabung dengan tabel MPN tiga seri didapat jumlah koloni yang terhitung pada uji
pendugaan adalah 15 B bakteri per 100 ml dan jumlah koloni yang terhitung pada
uji penegasan adalah 11 bakteri per 100 ml. Selanjutnya dilakukan uji lengkap
dengan medium endo agar untuk mengetahui ada atau tidaknya koloni bakteri
Echerchi coli. Dari percobaan ini terlihat bahwa jumlah bakteri coliform yang
terhitung pada uji penegasan lebih kecil dibanding bakteri yang terhitung pada uji
pendugaan. Hal ini terjadi karena BGLB berIungsi sebagai penghambat
pertumbuhan Ilora mikroba yang tidak diharapkan, sehingga mikroba yang ada
didalam medium semakin sedikit dan bakteri yang terhitung juga berkurang.
Berdasarkan PP nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air,jumlah bakteri coliform Iekal yang diperbolehkan
untuk baku golongan pertama untuk air baku air minum adalah 100 bakteri per
100 ml air dan berdasarkan PERMENKES nomor 492 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum, jumlah bakteri coliform Iekal yang diperbolehkan adalah ol
bakteri per 100 ml air artinya tidak boleh ada bakteri coliform yang terkandung di
dalamnya.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka air ini layak dijadikan
sebagai air baku untuk air bersih, namun tidak memenuhi syarat untuk menjadi air
minum, oleh karena itu air ini harus dimasak dulu jika ingin dijadikan air minum.
Lah yang rendah. Hal ini disebabkan Air yang digunakan oleh penduduk di
perumahan palimo merupakan air PDAM. Air yang berasal dari PDAM
merupakan air yang mengandung mikroorganisme rendah karena adanya proses
desinIektasi menggunakan desinIektan untuk membunuh bakteri yang ada dalam
i

air yang diolah. Jika dilihat pada cara hidup penduduk yang tinggal diperumahan
ini, ian besar penduduk yang tinggal di perumahan ini merupakan masyarakat
dengan ekonomi menengah ke atas, sehingga gaya hidup merekapun sudah gaya
hidup sehat.sebaggaya hidup yang mereka pakai sudah merupakan gaya hidup
masyarakatKemungkinan besar bakteri coliform yang terdapat dalam sampel
berasal dari bakteri yang terbawa di dalam pipa distribusi. Jika terdapat kebocoran
atau keretakan pada pipa yang ditanam di dalam tanah, maka bakteri coliIorm
yang ada pada daerah sekitar pipa yang retak akan masuk ke dalam pipa dan
terbawa oleh air ke rumah penduduk.ntaJumlah bakteri coliform yang terdapat
dalam sampel termasuk pada jumyang didapat dari sampel adalah angka yang













i

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan mengukur kesadahan air di sample dapat disimpulkan bahwa :
1. Jumlah bakteri coliIorm yang terdapat di dalam sampel air di perumahan
palimo adalah 11 bakteri per 100 ml sampel;
2. Berdasarkan PP nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air dan PERMENKES nomor 492 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minumyang terdapat di rumah warga di perumahan
palimo layak dijadikan sebagai bahan baku air minum, namun tidak layak
untuk dijadikan air minum;
3. Salah satu Iaktor yang menyebabkan jumlah bakteri rendah di dalam air yang
diambil dari perumahan palimo adalah karena air yang masyarakat gunakan
adalah air PDAM yang memiliki pengolahan air sebelum didistribusikan ke
masyarakat.
5.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan agar praktikum berikutnya berjalan lancar adalah :
1. Pratikan hendaknya menguasai dan paham tentang prosedur percobaan dalam
praktikum ini sehingga tidak ada langkah kerja yang tertinggal atau
prosedurnya salah sehingga menyebabkan percobaan di ulang kembali dan
waktu tidak eIisien;
2. Pastikan tidak ada gelembung udara yang tertinggal di tabung durham, agar
data tabung positiI yang didapat akurat dan berhati-hati saat menginokulasikan
bakteri pada media agar, usahakan agar media ondo agar tidak pecah;
3. Untuk masyarakat yang menggunakan air PDAM yang terdistribusi di
perumahan palimo, masak air terlebih dahulu sebelum diminum karena air
PDAM tidak memenuhi syarat air minum;
4. Untuk PDAM yang mengdistribusikan air ke perumahan palimo, lakukan
pengecekan secara rutin pada pipa distribusi untuk mengantisipasi pipa yang
retak agatu bocor sehingga masuknya bakteri coliform ke dalam pipa bisa
dihindarkan.
i

DAFTAR PUSTAKA

Anonim A. 2011. Pengukuran Choliform denan MPN. http://analiskesehatan-
pontianak.blogspot.com/2011/02/pengukuran-coliIorm-dengan-mpn.html.
Tanggal Akses: 10 November 2011
Anonim B. 2009. Bakteri Cholform. . http://daIi017.blogspot.com/2009/03/
bakteri-coliIorm.html. Tanggal Akses: 12 November 2011

Anda mungkin juga menyukai