Anda di halaman 1dari 2

Catatan Pribadi Kajian Mingguan Masjid Imam Ahmad bin Hambal

Kitab Ushulussunnah Karya Imam Ahmad bin Hambal


Oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Point ke 44

Imam Ahmad berkata:


Barangsiapa yang mencela seseorang dari para sahabat Rasulullah sholallahu’alaihi
wassallam atau membencinya dengan satu kejadian yang terjadi dari sahabat tersebut
atau dia menyebutkan kejelekan-kejelekannya, maka ia seorang ahli bid’ah.
Sehingga ia memohonkan/mendoakan rahmat kepada mereka (para sahabat) semua
sehingga hati mereka (para pembenci sahabat) selamat dan tidak mencela dan
membenci sahabat.

Hal ini didasari atas:


[Qs. At-Taubah : 117]
”Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-
orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari
mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka”

[HR. Muslim 2541]


Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam memperingatkan umatnya dari mencerca sahabat
dalam sabdanya : “Janganlah kalian sekali-kali mencerca sahabatku, jika seandainya ada
diantara kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud, tidak akan mampu mencapai
satu mud yang mereka infakkan, bahkan tidak pula setengahnya.”

Apabila engkau mengetahui yang demikian, kesesatan para rafidhah karena mereka
mencela para sahabat disebabkan hati mereka penuh kebencian dan kedengkian.

Imam Syafi’i mengatakan tentang rafidhah : ”Aku tidak pernah melihat seorang pun
dari ahli bid’ah yang lebih pembohong di dalam pengakuannya dan dalam saksi
palsunya selain dari rafidhah” (al Ibaanatul Kubra 2/545 oleh Ibnu Baththah)1
1
Sikap Salafush Shalih terhadap Syi'ah Rafidhah
Berikut sikap para salafush shalih dan ulama dalam rangka menghancurkan keyakinan dan perbuatan syi’ah rafidhah
dan peringatan mereka kepada umat Islam tentang kejahatan rafidhah :
1. Ali bin Abi Thalib radhiyallaHu ‘anHu berkata,
“Tidak seorang pun yang melebihkan aku dari dua orang Syaikh (Abu Bakar dan Umar) melainkan akan aku dera dia
dengan dera sebagai pembohong” (Kitab as Sunnah 2/562 karya Abdullah bin Ahmad)
2. Sufyan ats Tsauri rahimahullah pernah ditanya oleh seseorang laki-laki tentang orang yang mencaci-maki Abu Bakar
dan Umar, lalu beliau menjawab,
“Orang itu telah kafir kepada Allah Yang Maha Besar” (Siyar A’laamin Nuballa’ 7/253 oleh Imam adz Dzahabi)
3. Imam Malik rahimahullah pernah ditanya tentang rafidhah. Jawab beliau,

“Janganlah engkau berkata-kata dengan mereka dan jangan engkau meriwayatkan dari mereka karena mereka
sesungguhnya pembohong” (Minhaajus Sunnah 1/161 oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)
4. Imam Ibnu Katsir membawakan perkataan Imam Malik ketika menafsirkan QS. Al Fath ayat 29 tentang kemarahan
orang-orang kuffar kepada Sahabat,
“Bahwa barangsiapa yang marah kepada para Sahabat maka dia kafir berdasarkan ayat ini” (Tafsir Ibni Katsir)
5. Imam asy Syafi’i rahimahullah berkata,
“Aku tidak pernah melihat seorang pun dari ahli bid’ah yang lebih pembohong di dalam pengakuannya dan dalam saksi
palsunya selain dari rafidhah” (al Ibaanatul Kubra 2/545 oleh Ibnu Baththah)
6. Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah pernah ditanya oleh anaknya, Abdullah bin Ahmad, tentang orang yang
mencaci maki Abu Bakar, Umar dan ‘Aisyah, lalu beliau menjawab,
“Menurutku dia tidak berada di dalam Islam” (as Sunnah 1/493 oleh al Khallal)
7. Imam al Bukhari rahimahullah berkata,

Point ke 44 Halaman 1 dari 2


6 Sya’ban [19 Agustus 2007]
Catatan Pribadi Kajian Mingguan Masjid Imam Ahmad bin Hambal
Kitab Ushulussunnah Karya Imam Ahmad bin Hambal
Oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Terdapat kesamaan antara yahudi dengan syiah:


– [yahudi] Kerajaan itu tidak patut diberikan kecuali pada Daud. [syiah] Khilafah
tidak berhak dipegang kecuali keluarga Ali.
– [yahudi] Tidak ada jihad fii sabilillah sampai keluarnya Dajjal atau Isa. [syiah] Tidak
ada jihad fii sabilillah kecuali keluarnya Imam Mahdi.
– [yahudi] Mengakhirkan sholat Maghrib sampai keluar bintang. [syiah] Begitu pula
syiah.
– [yahudi] Jika menghadap kiblat mereka memiringkan sedikit. [syiah] Begitu pula
syiah.
– [yahudi] Isbal (memanjangkan pakaian). [syiah] Begitu pula syiah.
– [yahudi] Merubah Taurat. [syiah] Merubah Qur’an. Mereka berpendapat Qur’an
yang sudah ada tidak sempurna, kemudian mereka menambah-nambah isinya
hingga banyakanya lebih dari 3x Qur’an saat ini.
– [yahudi] Tidak ada masa iddah untuk wanita. [syiah] Begitu pula syiah, bahkan
memperbolehkan nikah muth’ah.
– [yahudi] Membenci Jibril dan mengatakan musuh kami dari golongan malaikat,
karena menurunkan wahyu kepada bani Ismail dan bukan dari bani Israil. [syiah]
Membenci Jibril karena menurunkan wahyu kepada Rasulullah dan bukan kepada
Ali.

Terdapat perbedaan antara yahudi, nashrani dan syiah:


– Jika yahudi ditanya, ”Siapa yang paling baik dari agama kalian?” Mereka akan
menjawab, ”Sahabat- sahabat Musa”. Jika syiah ditanya, ”Siapa yang paling buruk
dari agama kalian?”, mereka menjawab, ”Sahabat Muhammad”.
– Jika nashrani ditanya, ” Siapa yang paling baik dari agama kalian?”, mereka
menjawab, ”Sahabat setia Isa”. Jika syiah ditanya, ”Siapa yang paling buruk dari
agama kalian?”, mereka menjawab, ”Sahabat setia Muhammad”.

“Aku tidak peduli (sama saja bagiku) apakah aku shalat di belakang seorang jahmiyah dan seorang rafidhah atau aku
shalat di belakang yahudi dan Nashara. Jangan memberi salam kepada mereka dan jangan menjenguk mereka dan
jangan saling menikahi mereka dan jangan menghadiri (jenazah) mereka, dan jangan dimakan sembelihan mereka”
(Khalqu Af’aalil ‘Ibaad hal. 25)
Maksud ucapan Imam al Bukhari adalah kesamaan antara jahmiyah dan rafidhah dengan yahudi dan nashara.
8. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam kitabnya Minhaajus Sunnah 1/160, suatu kitab yang beliau
tulis khusus untuk menghancurkan keyakinan dan perbuatan rafidhah,
“Allah mengetahui dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui, tidak ada dari seluruh firqah yang menasabkan kepada
Islam bersama bid’ah dan kesesatan yang lebih buruk dari mereka (rafidhah).
Tidak ada yang lebih bodoh, lebih pembohong, lebih zhalim, lebih dekat kepada kekufuran dan kefasikan dan
kemaksiatan dan lebih jauh dari hakikat-hakikat iman selain dari mereka (rafidhah)”

Point ke 44 Halaman 2 dari 2


6 Sya’ban [19 Agustus 2007]

Anda mungkin juga menyukai