Point ke 44
Apabila engkau mengetahui yang demikian, kesesatan para rafidhah karena mereka
mencela para sahabat disebabkan hati mereka penuh kebencian dan kedengkian.
Imam Syafi’i mengatakan tentang rafidhah : ”Aku tidak pernah melihat seorang pun
dari ahli bid’ah yang lebih pembohong di dalam pengakuannya dan dalam saksi
palsunya selain dari rafidhah” (al Ibaanatul Kubra 2/545 oleh Ibnu Baththah)1
1
Sikap Salafush Shalih terhadap Syi'ah Rafidhah
Berikut sikap para salafush shalih dan ulama dalam rangka menghancurkan keyakinan dan perbuatan syi’ah rafidhah
dan peringatan mereka kepada umat Islam tentang kejahatan rafidhah :
1. Ali bin Abi Thalib radhiyallaHu ‘anHu berkata,
“Tidak seorang pun yang melebihkan aku dari dua orang Syaikh (Abu Bakar dan Umar) melainkan akan aku dera dia
dengan dera sebagai pembohong” (Kitab as Sunnah 2/562 karya Abdullah bin Ahmad)
2. Sufyan ats Tsauri rahimahullah pernah ditanya oleh seseorang laki-laki tentang orang yang mencaci-maki Abu Bakar
dan Umar, lalu beliau menjawab,
“Orang itu telah kafir kepada Allah Yang Maha Besar” (Siyar A’laamin Nuballa’ 7/253 oleh Imam adz Dzahabi)
3. Imam Malik rahimahullah pernah ditanya tentang rafidhah. Jawab beliau,
“Janganlah engkau berkata-kata dengan mereka dan jangan engkau meriwayatkan dari mereka karena mereka
sesungguhnya pembohong” (Minhaajus Sunnah 1/161 oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)
4. Imam Ibnu Katsir membawakan perkataan Imam Malik ketika menafsirkan QS. Al Fath ayat 29 tentang kemarahan
orang-orang kuffar kepada Sahabat,
“Bahwa barangsiapa yang marah kepada para Sahabat maka dia kafir berdasarkan ayat ini” (Tafsir Ibni Katsir)
5. Imam asy Syafi’i rahimahullah berkata,
“Aku tidak pernah melihat seorang pun dari ahli bid’ah yang lebih pembohong di dalam pengakuannya dan dalam saksi
palsunya selain dari rafidhah” (al Ibaanatul Kubra 2/545 oleh Ibnu Baththah)
6. Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah pernah ditanya oleh anaknya, Abdullah bin Ahmad, tentang orang yang
mencaci maki Abu Bakar, Umar dan ‘Aisyah, lalu beliau menjawab,
“Menurutku dia tidak berada di dalam Islam” (as Sunnah 1/493 oleh al Khallal)
7. Imam al Bukhari rahimahullah berkata,
“Aku tidak peduli (sama saja bagiku) apakah aku shalat di belakang seorang jahmiyah dan seorang rafidhah atau aku
shalat di belakang yahudi dan Nashara. Jangan memberi salam kepada mereka dan jangan menjenguk mereka dan
jangan saling menikahi mereka dan jangan menghadiri (jenazah) mereka, dan jangan dimakan sembelihan mereka”
(Khalqu Af’aalil ‘Ibaad hal. 25)
Maksud ucapan Imam al Bukhari adalah kesamaan antara jahmiyah dan rafidhah dengan yahudi dan nashara.
8. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam kitabnya Minhaajus Sunnah 1/160, suatu kitab yang beliau
tulis khusus untuk menghancurkan keyakinan dan perbuatan rafidhah,
“Allah mengetahui dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui, tidak ada dari seluruh firqah yang menasabkan kepada
Islam bersama bid’ah dan kesesatan yang lebih buruk dari mereka (rafidhah).
Tidak ada yang lebih bodoh, lebih pembohong, lebih zhalim, lebih dekat kepada kekufuran dan kefasikan dan
kemaksiatan dan lebih jauh dari hakikat-hakikat iman selain dari mereka (rafidhah)”