Anda di halaman 1dari 5

I.

Bahan Baku Industri Pulp dan Kertas


Pada proses pembuatan pulp dan kertas, ada beberapa bahan baku yang dapat
digunakan, yakni merang, bagas, bambu, kertas bekas dan kayu bulat. Namun pada umumnya,
banyak industri pulp masih menggunakan kayu bulat sebagai bahan bakunya. Kayu yang
digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu jenis ini berserat pendek sehingga kertas
menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper machine), serat kayu ini biasanya dicampur
dengan kayu yang berserat panjang contohnya pohon pinus. Serat kayu terdiri atas sellulose,
karbohidrat (pati dan gula) dan lignin. Serat kayu kering terdiri atas 60 sellulose, 30 lignin
dan 10 gula dan resin. Untuk pulp dan kertas yang diperlukan adalah sellulose.
II. Karakteristik Limbah dari Industri Pulp dan Kertas
Karakteristik limbah meliputi bentuk dan kandungan limbah yang dihasilkan dari
perusahaan kertas. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp adalah sebagai berikut :
Sumber Limbah Cair
Proses dalam industri pulp dan kertas mengandung air. Hasilnya adalah debit
buangan yang tinggi dengan kadar BOD dan padat tersuspensi yang relatiI rendah antara
400 dan 700 mg/1. pada proses pembuatan pulp, pencucian pulp setelah pemasakan dan
pemisahan serat secara mekanis merupakan salah satu bagian yang paling banyak
menggunakan air.pengelantang konvensional dengan klor dan penghilangan lignin pada
pembuatan pulp secara kimia mengahasilkan paling banyak bahan yang memerlukan
oksigen. Apabila ada proses perolehan kembali bahan kima, kadar jumlh zat padat yang
terlarut, COD dan BOD akan menjadi tinggi.
Proses pembuatan kertas secara konvensional menghasilkan banyak air dengan
kandungan zat padat tersuspensi yang tinggi dan kadar COD yang cukup penting. Mesin
pembuat kertas, seperti Fourdrinier konvensional, dirangcang untuk menggunakan air
untuk mencuci produk yang terdapat pada ayakan kawat secara kontinu. Tanpa sistem
konservasi akan terjadi kehilangan bahan serat dan pengisi.

EIluen limbah cair, berupa :
Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen, debu dan sejenisnya.
Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin, alkohol, terpentin, zat
pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggi.
Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas.
Bahan anorganik terlarut seperti NaOH, Na
2
SO4, klorin dan lainlain.
Limbah panas.
Mikroorganisme seperti golongan bakteri coliIorm.
Partikulat, berupa :
Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain.
Partikulat zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca.
Gas, berupa :
Gas sulIur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H
2
S yang dilepaskan dari berbagai tahap
dalam proses kraIt pulping dan proses pemulihan bahan kimia.
Oksida sulIur dari pembakaran bahan bakar Iosil, kraIt recovery Iurnace dan lime Kiln.
Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan.
Solid waste, berupa :
Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder.
Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya.
Karakteristik serat dari kayu lunak dan kayu keras
Karakter Kayu Lunak Kayu Keras
Kandungan selulosa 42 / 2 45 / 2
Kandungan Lignin 28 / 3 20 / 4
Kandungan EkstraktiI 3 / 2 5 / 3
Panjang serat 26 mm 0.61.5 mm
Kekasaran 1535 mg/100 mm 510 mg/100m
Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain :
Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan komponen
yang paling disukai dalam pembuatan kertas karena panjang, kuat.
Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih mudah
larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
Lignin, adalah jaringan polimer Ienolik tiga dimensi yang berIungsi merekatkan serat selulosa
sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa
mengurangi serat selusosa secara signiIikan
EkstraktiI, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat
beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam eIluen indsutri kertas.

III. Parameter yang Harus Diperhatikan dalam Pengolahan Limbah Industri Pulp dan
Kertas
Parameter utama yang harus diperhatikan dalm pengolahan limbah perusahaan kertas
adalah BOD, TSS dan COD. COD adalah suatu parameter pengontrol yang penting karena hasil
analisis ini mahal tapi akurat. Sekarang, ada peningkatan perhatian terhadap potensi dioksin
dalam buangan pabrik pulp dan kertas yang dikelantang. Analisis dioksin mahal dan sukar, dan
dewasa ini belum terdapat di Indonesia. Parameter yang digunakan sebagai indicator untuk
mengendalikan dioksin pada buangan pabrik pulp dan kertas di Eropa dan Amerika Utara
adalah AOX (Halida Organik yang diserap). Tata cara analisisnya tidak mahal dan mudah
tetapi memerlukan peralatan khusus.

IV. ksplorasi Mikroba Potensial Pendegradasi Limbah Cair Pada Industri Pulp dan
Kertas

4.1Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel untuk limbah cair pabrik kertas yaitu pada outlet IPAL pabrik kertas yang
kemudian disimpan dalam botol penyimpan sampel yang steril dan ditutup dengan kertas
alumunium Ioil agar tidak terjadi kontaminasi dengan udara.


4.2Skrining Mikroba Potensial
Setelah melakukan pengambilan sampel, tahap selanjutnya adalah skrining untuk mencari
mikroba potensial dalam mendegradasi limbah cair pada industri pulp dan kertas. Langkah
pertama dalam skrining adalah mengisolasi bakteri pendegradasi selulosa dengan mengunakan
metode seri pengenceran (Platting Method) yang dilakukan dengan mengambil sebanyak 10 ml
sample dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi 90 ml larutan Iisiologis sehingga didapat
pengenceran 10
1
, untuk mendapatkan pengenceran 10
2
dilakukan dengan mengambil 1ml dari
pengenceran 10
1
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan Iisologis,
demikian seterusnya sampai dibuat pengenceran 10
7
. Untuk pengenceran 2,3 dan 4 dimasukkan
masingmasing dimasukkan dalam media PDA yang telah diberi anti bakteri, sedangkan
pengenceran 5,6 dan7 masingmasing dimasukkan dalam media NA. Kemudian diinkubasi
selama 2448 jam. Setelah tumbuh kolonikoloni mikroba pada masingmasing media, langkah
selanjutnya adalah menumbuhkan kolonikoloni tersebut pada media spesiIik yaitu CMC
(Carboxy Methyl Cellulose) agar di cawan petri, setelah itu diinkubasi selama 2448 jam. Koloni
yang mempunyai potensial mendegradasi selulosa akan membentuk zona bening di bawah dan
sekitar koloni. Selanjutnya adalah karakterisasi kolonikoloni mikroba yang tumbuh pada media
CMC agar. Dari hasil karakterisasi didapatkan hasil, mikroba yang potensial untuk pendegradasi
selulosa dari kelompok kapang yaitu Phanerochaete chrysosporium. P. chrysosporium
merupakan mikroorganisme ligninolitik paling eIisien, namun jamur ini juga dapat menghasilkan
enzim protease, kuinon reduktase dan selulase. P. chrysosporium menghasilkan enzim sellobiosa
dehidrogenase yang mampu mendegradasi komponen kayu utama seperti selulosa.


V. Metode Pengolahan Limbah Cair Pada Industri Pulp dan Kertas




MAKALAH MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN


BIORMDIASI PADA LIMBAH INDUSTRI PULP DAN KRTAS








OLH :



OLH :
CINDRAKASIH RAHAYU U (080810088)
VINDYA IAN PADMASARI (080810211)
CHANDRA CAHAYA B (080810349)
INDIRYAWAN PAMUNGKAS (080810739)


PROGRAM STUDI ILMU DAN TKNOLOGI LINGKUNGAN
DPARTMN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TKNOLOGI
UNIVRSITAS AIRLANGGA
2009

Anda mungkin juga menyukai