RINGKASAN HUKUM
THAHARAH &
SHALAT
Berikut
Lampiran Penting
Tentang Pengetahuan Dasar
Setiap Muslim
Kata Pengantar
Kata Pengantar 1
Mukadimah 2
HUKUM-HUKUM THAHARAH 3
Jenis-jenis Air 3
Menghilangkan Najis 4
Adab (Etika) Buang Hajat 6
Bersiwak dan Sunah-sunah Fitrah 7
Tata Cara Wudhu 8
Yang Membatalkan Wudhu 11
Macam-macam Hadats 12
Tata Cara Mandi Besar 13
Tayammum 14
Haid 14
Macam-macam Darah Wanita 15
HUKUM-HUKUM SHALAT 16
Syarat-syarat Sahnya Shalat 17
Azan dan Iqamat 19
Meluruskan Shaf (Barisan) 22
Hukum Sutrah 23
Tata Cara Shalat 24
Hal-hal Yang Dilarang Dalam Shalat 35
Zikir Setelah Shalat Wajib 35
Sujud Sahwi 42
Qashar dan Jamak dalam Shalat 44
Shalat Jum’at 45
Shalat Iedain (Dua Hari Raya) 46
Shalat Istisqa (Memohon Hujan) 47
Shalat Kusuf (Gerhana) 47
Shalat Jenazah 49
Shalat Tathawwu’ (Sunah) 51
Shalat Sunah Rawatib 51
Shalat Malam (Tahajjud) dan Witir 51
Shalat Dhuha 53
Shalat Istikharah 54
Beberapa Sunah 55
Kata Pengantar
Ditulis oleh:
Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
19 / 6 / 1420 H.
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 1
Mukadimah
JENIS-JENIS AIR
MENGHILANGKAN NAJIS
ﺚ
ِ ﺎِﺋﺨﺒ
ﺍﹾﻟﺚ ﻭ
ِ ﺒﻦ ﺍﹾﻟﺨ ﻚ ِﻣ
ﻮﺫﹸ ِﺑ ﻲ ﹶﺃﻋ ﻧﻢ ِﺇ ﻬ ﷲ ﺍﻟ ﹼﻠ
ِ ﺴ ِﻢ ﺍ
ِﺑ
ﻚ
ﻧﺍﹸﻏ ﹾﻔﺮ
3
Makna lain dari al-khubuts adalah kejahatan dan makna lain dari al-khaba’its
adalah setan-setan.
6 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
Ë Tidak dibolehkan beristijmar dengan tulang, makanan atau
kotoran hewan.
Ë Istinja’ dan istijmar hanya dilakukan dengan tangan kiri.
Ë Boleh beristijmar meskipun ada air, tetapi beristinja’ de-
ngan air adalah lebih afdhal (utama).
1. Membaca bismillah.
2. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali.
3. Berkumur-kumur, beristinsyaq dan beristintsar tiga kali.
Istinsyaq yaitu menghirup air ke dalam hidung dengan na-
fas. Ketika beristinsyaq, hirupan air hendaknya dilakukan
dalam-dalam, kecuali pada saat berpuasa, agar air tidak
masuk ke dalam perutnya.
Istintsar yaitu mengeluarkan air dari dalam hidung dengan
nafas.
Sebaiknya mengambil air dengan tangan kanan saat istin-
syaq, dan mengeluarkannya dengan tangan kiri ketika is-
tintsar.
4. Disunahkan berkumur-kumur dan beristinsyaq dari satu
saukan tangan; yakni separuhnya untuk berkumur-kumur
dan separuhnya lagi untuk beristinsyaq.
Jika berkumur-kumur dari satu saukan dan beristinsyaq da-
ri satu saukan lain, maka hal itu juga boleh.
5. Membasuh wajah tiga kali.
Panjang batas wajah adalah dari tempat tumbuhnya ram-
but kepala hingga ke dagu dan janggut, sedang lebarnya
4
Setiap muslim wajib memelihara jenggotnya dan tidak mencukurnya sebagai
bentuk ketaatan kepada perintah Nabi dalam hadits-hadits yang diriwayatkan
oleh Al-Bukhari dan Muslim.
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 9
9 Masa (dibolehkannya) mengusap (kaos kaki) adalah
sehari semalam bagi muqim (yang menetap) dan tiga
hari tiga malam bagi musafir (yang bepergian).
9 Masa mengusap tersebut dimulai sejak usapan perta-
ma setelah adanya hadats. (Hadats adalah sesuatu
yang membatalkan wudhu).
Contoh: Seorang muqim berwudhu dan
memakai kaos kaki pada pukul 08.00 pagi.
Kemudian batal wudhunya pada pukul 10.00
pagi, lalu ia berwudhu dan mengu-sap kaos
kakinya pada pukul 13.00 siang. Maka masa
mengusapnya dimulai sejak pukul 13.00
siang dan terus dibolehkan mengusap kaos
kaki sampai pukul 13.00 siang besok harinya.
11. Tertib (berurutan) adalah syarat sahnya wudhu.
Karena itu, barangsiapa mendahulukan membasuh kedua
kaki sebelum mengusap kepala, maka wudhunya tidak
sah.
12. Muwalaah (berkesinambungan) adalah syarat sahnya wu-
dhu.
Maka tidak boleh ada selang waktu yang lama antara
membasuh anggota wudhu yang satu dengan yang beri-
kutnya.
13. Lebih afdhal membasuh setiap anggota wudhu sebanyak
tiga kali.
Tapi boleh juga bila hal itu dilakukan sebanyak dua kali
atau sekali saja, atau secara acak dengan membasuh satu
anggota wudhu tiga kali, yang lainnya dua kali dan yang la-
innya lagi sekali.
MACAM-MACAM HADATS
5
Wadi adalah cairan putih yang keluar dari seorang laki-laki tanpa syahwat. Bi-
asanya keluar setelah kencing atau saat membawa barang-barang berat. Hukum-
nya sama seperti air kencing.
12 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
lalu, maka ia tidak dibenarkan melaksanakan shalat
Ashar kecuali dengan wudhu yang baru.
2. Hadats Akbar (besar).
Hadats besar terjadi karena hal-hal berikut ini (biasa-
nya disebut hal-hal yang mewajibkan mandi besar):
3 Keluarnya mani dengan rasa nikmat.
3 Bersetubuh, walaupun tidak sampai mengeluar-
kan mani (ejakulasi).
3 Mimpi. Yaitu mendapati mani di pakaiannya sete-
lah bangun tidur.
(Orang yang melakukan salah satu di antara tiga
hal di atas disebut junub).
3 Keluarnya darah haid dan nifas. Setelah suci wa-
jib baginya mandi besar.
6 Hadats besar tersebut tidak hilang kecuali dengan mandi
besar.
6 Orang yang sedang berhadats besar atau kecil diharam-
kan menyentuh Al-Qur’an tanpa penghalang.
6 Orang junub tidak boleh membaca Al-Qur’an. Sedangkan
wanita haid atau orang yang berhadats kecil, boleh mem-
baca Al-Qur’an dengan syarat tidak menyentuhnya tanpa
penghalang. Tidak ada masalah bila ia menyentuhnya
dengan menggunakan penghalang, seperti sarung tangan
saat membawa Al-Qur’an atau pena saat membalikkan
halaman-halamannya, dan sebagainya.
TAYAMMUM
HUKUM-HUKUM SHALAT
& Shalat adalah satu di antara lima rukun Islam. Ia adalah
tiang agama. Dalam Islam, meninggalkan shalat lebih keji
dari mencuri, berzina dan minum minuman keras. Nabi
bahkan menyifati pelakunya dengan kekufuran, seperti
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Buraidah bahwa
Rasulullah bersabda:
& Shalat lima waktu hukumnya wajib atas setiap muslim dan
muslimah. Shalat lima waktu itu adalah Dzhuhur empat ra-
ﻢ ﻫ ﻮ ﺑـ ِﺮﺍﺿ ﻭ، ﻦ ﻴ ﺒ ِﻊ ِﺳِﻨ ﺳ ﺎ ُﺀﺑﻨﻢ ﹶﺃ ﻫ ﻭ ﻼ ِﺓ
ﺼﹶ
ﻢ ﺑِﺎﻟ ﺩﻛﹸ ﻭ ﹶﻻ ﺍ ﹶﺃﺮﻭ ﻣ ]
[ ﺎ ِﺟ ِﻊﻤﻀ ﰲ ﺍﹾﻟ
ِ ﻢ ﻬ ﻨﻴ ﺑ ﺍﺮ ﹸﻗﻮ ﻭ ﹶﻓ ، ﺸ ٍﺮ
ﻋ ﺎ ُﺀﺑﻨﻢ ﹶﺃ ﻫ ﻭ ﺎﻴﻬ ﻋ ﹶﻠ
6
Saat matahari tepat di atas ubun-ubun. (Fiqh Islam, Sulaiman Rasyid, hal. 62,
pent.)
7
Tebaran cahaya matahari – saat akan terbit – melintang di tepi langit sebelah
timur. (Ibid, hal. 62, pent.)
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 19
9 Azan dan iqamat itu disyariatkan dalam shalat lima waktu
bagi kaum laki-laki.
9 Muadzin disunahkan berdiri, menghadap kiblat, meletak-
kan kedua telunjuk jarinya di telinga, serta tidak menoleh
ke kiri-kanan kecuali dalam ucapannya:
ﺡ
ِﻼﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﹶ ﻲ ﺣ ، ﻼ ِﺓ
ﺼﹶ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ ﻲ ﺣ
ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُ ﺍ، ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُ ﺍ، ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُ ﺍ، ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُﺍ
ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻻ ﺇِﻟﻬﺪ ﺷ ﹶﺃ، ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻻ ﺇِﻟﻬﺪ ﺷ ﹶﺃ
ﷲ
ِ ﻮﻝﹸ ﺍ ﺭﺳ ﺪﹰﺍﺤﻤ
ﻣ ﹶﺃ ﱠﻥﻬﺪ ﺷ ﹶﺃ، ﷲ
ِ ﻮﻝﹸ ﺍ ﺭﺳ ﺪﹰﺍﺤﻤ
ﻣ ﹶﺃ ﱠﻥﻬﺪ ﺷ ﹶﺃ
ﻼ ِﺓ
ﺼﹶ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ ﻲ ﺣ ، ﻼ ِﺓ
ﺼﹶ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ ﻲ ﺣ
ﺡ
ِﻼﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﹶ ﻲ ﺣ ، ﺡ
ِﻼﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﹶ ﻲ ﺣ
ُ ﺍ، ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ ُﺍ
ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﻻ ﺇِﻟ
setelah seruan:
20 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
ﺡ
ِﻼ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﹶ ﻲ ﺣ ، ﺡ
ِﻼﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﹶ ﻲ ﺣ
ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُ ﺍ، ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُﺍ
ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻻ ﺇِﻟﻬﺪ ﺷ ﹶﺃ
ﷲ
ِ ﻮﻝﹸ ﺍ ﺭﺳ ﺪﹰﺍﺤﻤ
ﻣ ﹶﺃ ﱠﻥﻬﺪ ﺷ ﹶﺃ
ﻼ ِﺓ
ﺼﹶ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ ﻲ ﺣ
ﺡ
ِﻼﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﹶ ﻲ ﺣ
ﻼ ِﺓ
ﺼﹶ
ﺖ ﺍﻟ
ِ ﻣ ﺪ ﻗﹶﺎ ﹶﻗ، ﻼ ِﺓ
ﺼﹶ ﺖ ﺍﻟ
ِ ﻣ ﺪ ﻗﹶﺎ ﹶﻗ
ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُ ﺍ، ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُﺍ
ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﻻ ﺇِﻟ
ﺡ
ِﻼﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﹶ ﻲ ﺣ ، ﻼ ِﺓ
ﺼﹶ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ ﻲ ﺣ
Mengucapkan:
ﻨﹰﺎﻼ ِﻡ ِﺩﻳ
ﺳ ﹶ ﻭﺑِﺎ ِﻹ ، ﻮ ﹰﻻ ﺭﺳ ﻤ ٍﺪ ﺤ
ﻭِﺑﻤ ، ﺎﺑﷲ ﺭ
ِ ﺑِﺎﻴﺖ ﺿ
ِ ﺭ
ﷲ
ِ ﻮﻝﹸ ﺍ ﺭﺳ ﺪﹰﺍﺤﻤ
ﻣ ﹶﺃ ﱠﻥﻬﺪ ﺷ ﹶﺃ، ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻻ ﺇِﻟﻬﺪ ﺷ ﹶﺃ
ﻤ ِﺔ ﻼ ِﺓ ﺍﹾﻟﻘﹶﺎِﺋ
ﺼﹶ
ﺍﻟﻣ ِﺔ ﻭ ﺎﻮ ِﺓ ﺍﻟﺘ ﻋ ﺪ ﺏ ﻫ ِﺬ ِﻩ ﺍﻟ
ﺭ ﻢ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﻴ ﹶﻠ ﹶﺔ ﻀ
ِ ﺍﹾﻟ ﹶﻔﻴ ﹶﻠ ﹶﺔ ﻭ ﻮ ِﺳ ﺪﹰﺍ ﺍﹾﻟﺤﻤ
ﻣ ﺕ
ِ ﺁ
ﺗﻪﺪ ﻋ ﻭ ﻱ
ﺩﹰﺍ ﺍﱠﻟ ِﺬﻤﻮ ﺤ
ﻣ ﻣﻘﹶﺎﻣﹰﺎ ﻪ ﻌ ﹾﺜ ﺑﺍﻭ
HUKUM SUTRAH
ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُﺍ
ﻱ
ﺎﺧﻄﹶﺎﻳ ﻦ ﻴ ﺑﻭ ﻲ ﻴِﻨ ﺑ ﺪ ﺎ ِﻋﻢ ﺑ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﻐﺮِﺏ ﻤ ﺍﹾﻟﻕ ﻭ
ِ ﺸ ِﺮ
ﻤ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻴ ﺑ ﺕ
ﺪ ﻋ ﺎﺎ ﺑﹶﻛﻤ
ﻱ
ﺎﺧﻄﹶﺎﻳ ﻦ ﻲ ِﻣ ﻧ ﱢﻘِﻨ ﻢ ﻬ ﺍﻟ ﱠﻠ
ﺲ
ِ ﻧﺪ ﻦ ﺍﻟ ِﻣﻴﺾﺑﺏ ﺍ َﻷ
ﻮ ﻨﻘﱠﻰ ﺍﻟﱠﺜﻳ ﻛﹶﻤﹶﺎ
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 25
ﺮ ِﺩ ﺒﺍﹾﻟﺞ ﻭ
ِ ﺍﻟﱠﺜ ﹾﻠﺎ ِﺀ ﻭﻱ ﺑِﺎﹾﻟﻤ
ﺎﺧﻄﹶﺎﻳ ﻦ ﻲ ِﻣ ﺴ ﹾﻠِﻨ
ِ ﻢ ﺍ ﹾﻏ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
Atau membaca:
ﻚ
ﺳﻤ ﻙ ﺍ ﺭ ﺎﺗﺒﻭ ، ﻙ ﻤ ِﺪ ﺤ
ﻭِﺑ ﻢ ﻬ ﻚ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﻧﺎﺒﺤ ﺳ
ﻙ ﻴﺮ ﻪ ﹶﻏ ﻭ ﹶﻻ ﺇِﻟ ، ﻙ ﺪ ﺟ ﱃ
ﺎ ﹶﺗﻌﻭ
Atau membaca:
26 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
ﻧ ﹶﻔِﺜ ِﻪﻭ ﺨ ِﻪ
ِ ﻧ ﹾﻔﻭ ﻤ ِﺰ ِﻩ ﻫ ﻦ ﻴ ِﻢ ِﻣ ﺮ ِﺟ ﻴﻄﹶﺎ ِﻥ ﺍﻟ ﺸ
ﻦ ﺍﻟ ﷲ ِﻣ
ِ ﻮﺫﹸ ﺑِﺎ ﹶﺃﻋ
Atau membaca:
8
Nabi telah menafsirkan makna isti’adzah ini di dalam hadits yang diriwayat-
kan oleh Ahmad dengan sanad shahih mursal, bahwa al-hamz (umpatan) adalah
bisikan kejahatan dan keragu-raguan dalam diri manusia, an-nafkh (hembusan)
adalah kesombongan, sedang an-nafts (semburan) adalah syair dan sihir setan.
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 27
punggungnya. Punggung harus lurus, tidak
membungkuk.
10. Bertasbih (mengagungkan Allah) saat ruku’.
Di antara lafal tasbih yang diriwayatkan dari Nabi
ada-lah:
a. Membaca sebanyak tiga kali atau lebih:
ﻤ ِﺪ ِﻩ ﺤ
ﻭِﺑ ﻴ ِﻢ ﻌ ِﻈ ﻲ ﺍﹾﻟ ﺑﺭ ﺎ ﹶﻥﺒﺤ ﺳ
c. Membaca berulang-ulang:
ﺡ
ِ ﻭ ﺮ ﺍﻟﻼِﺋ ﹶﻜ ِﺔ ﻭ
ﻤ ﹶ ﺏ ﺍﹾﻟ
ﺭ ﻭﺱ ﺪ ﹸﻗﻮﺡ ﺒﺳ
d. Membaca berulang-ulang:
e. Membaca berulang-ulang:
atau membaca:
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 29
ﺪ ﻤ ﺤ
ﻚ ﺍﹾﻟ
ﻨﹶﺎ ﹶﻟﺭﺑ ﻢ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ atau ﺪ ﻤ ﺤ
ﻚ ﺍﹾﻟ
ﻭﹶﻟ ﻨﹶﺎﺭﺑ ﻢ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﺕ
ِ ﺍﺎﻭﺴﻤ
ِﻣ ﹾﻞ َﺀ ﺍﻟ، ﺪ ﻤ ﺤ
ﻚ ﺍﹾﻟ
ﻭﹶﻟ ﻨﹶﺎﺭﺑ ﻢ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﻌﺪ ﺑ ﻲ ٍﺀ ﺷ ﻦ ﺖ ِﻣ
ﺎ ِﺷ ﹾﺌﻭ ِﻣ ﹾﻞ َﺀ ﻣ ، ﺽ
ِ ﺭ ﻭ ِﻣ ﹾﻞ َﺀ ﺍ َﻷ
ﺽ
ِ ﺭ ﻭ ِﻣ ﹾﻞ َﺀ ﺍ َﻷ ﺕ
ِ ﺍﺎﻭﺴﻤ
ِﻣ ﹾﻞ َﺀ ﺍﻟ، ﺪ ﻤ ﺤ
ﻚ ﺍﹾﻟ
ﻨﹶﺎ ﹶﻟﺭﺑ
ﻌﺪ ﺑ ﻲ ٍﺀ ﺷ ﻦ ﺖ ِﻣ
ﻭ ِﻣ ﹾﻞ َﺀ ﻣﹶﺎ ِﺷ ﹾﺌ
ﺒﺪ ﻋ ﻚ
ﻭ ﹸﻛﻠﱡﻨﹶﺎ ﹶﻟ ، ﺪ ﺒ ﻌ ﻖ ﻣﹶﺎ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﺍﹾﻟ ﺣ ﹶﺃ، ﺠ ِﺪ
ﻤ ﺍﹾﻟﺎ ِﺀ ﻭﻫ ﹶﻞ ﺍﻟﱠﺜﻨ ﹶﺃ
30 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
ﺖ
ﻌ ﻨﻣ ﻲ ﻟِﻤﹶﺎ ﻌ ِﻄ ﻭ ﹶﻻ ﻣ ﺖ
ﻴ ﻋ ﹶﻄ ﻊ ﻟِﻤﹶﺎ ﹶﺃ ﺎِﻧﻢ ﹶﻻ ﻣ ﻬ ﺍﻟ ﱠﻠ
ﺪ ﺠ
ﻚ ﺍﹾﻟ
ﻨ ﺪ ِﻣ ﺠ
ﺫﹶﺍ ﺍﹾﻟﻨ ﹶﻔﻊ ﻳ ﻭ ﹶﻻ
ﻤ ِﺪ ِﻩ ﺤ
ﻭِﺑ ﻋﻠﹶﻰ ﻲ ﺍ َﻷ ﺑﺭ ﺎ ﹶﻥﺒﺤ ﺳ
ﻲ ﺯ ﹾﻗِﻨ ﺭ ﺍﻲ ﻭ ﻫ ِﺪِﻧ ﺍﻲ ﻭ ﺮِﻧ ﺒﺟ ﺍﻲ ﻭ ﻤِﻨ ﺣ ﺭ ﺍﻲ ﻭ ﺮِﻟ ﺏ ﺍ ﹾﻏ ِﻔ
ﺭ
19. Lalu sujud sekali lagi dan bertakbir saat berpindah dari
duduk ke sujud.
Demikianlah yang harus dilakukan pada rakaat
berikutnya (tanpa membaca doa istiftah lagi, pent.).
20. Seusai rakaat kedua, ia duduk tasyahud awal (duduk
ifti-rasy). Ketika duduk tasyahud awal ia meletakkan
telapak tangan kanannya di atas paha atau lutut
kanannya dan menggenggam seluruh jari-jari tangan
kanan dan menun-juk dengan jari telunjuk. Atau
menggenggam jari kelingking dan jari manis, serta
mengaitkan jari tengah dengan ibu jari sehingga
membentuk seperti lingkaran dan menunjuk dengan
jari telunjuk. Di saat bertasyahud pandangannya
diarahkan ke jari telunjuknya itu.
Sedangkan telapak tangan kiri diletakkan di atas paha
atau lutut kaki kirinya. Kemudian membaca doa
tasyahud:
ﺕ
ﺎﻴﺒﺍﻟ ﱠﻄﺕ ﻭ
ﺍﺼ ﹶﻠﻮ
ﺍﻟﷲ ﻭ
ِ ﺕ
ﺎﺤﻴ
ِ ﺘﺍﻟ
ﻪ ﺗﺮﻛﹶﺎ ﺑﻭ ﷲ
ِ ﻤﺔﹸ ﺍ ﺣ ﺭ ﻭ ﻲ ﻨِﺒﺎ ﺍﻟﻳﻬﻚ ﹶﺃ
ﻴ ﻋ ﹶﻠ ﻼﻡ
ﺴﹶ
ﺍﻟ
ﻦ ﻴ ﺤ
ِ ﺎِﻟﷲ ﺍﻟﺼ
ِ ﺎ ِﺩ ﺍﻋﻠﹶﻰ ِﻋﺒ ﻭ ﻨﹶﺎﻋ ﹶﻠﻴ ﻼﻡ
ﺴﹶ
ﺍﻟ
ﻤ ٍﺪ ﺤ
ﻋﻠﹶﻰ ﺁ ِﻝ ﻣ ﻭ ﻤ ٍﺪ ﺤ
ﻋﻠﹶﻰ ﻣ ﺻ ﱢﻞ
ﻢ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
34 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
ﻴﺪ ﺠ
ِ ﻣ ﺪ ﻴ ﺣ ِﻤ ﻚ
ﻧﻢ ِﺇ ﻴ ﺍ ِﻫﺑﺮﻋﻠﹶﻰ ﺁ ِﻝ ِﺇ ﻭ ﻢ ﻴ ﺍ ِﻫﺑﺮﻋﻠﹶﻰ ِﺇ ﺖ
ﻴ ﺻ ﱠﻠ
ﻛﹶﻤﹶﺎ
ﻤ ٍﺪ ﺤ
ﻋﻠﹶﻰ ﺁ ِﻝ ﻣ ﻭ ﻤ ٍﺪ ﺤ
ﻋﻠﹶﻰ ﻣ ﻙ ﺎ ِﺭﻭﺑ
ﻴﺪ ﺠ
ِ ﻣ ﻴﺪ ﺣ ِﻤ ﻚ
ﻧﻢ ِﺇ ﻴ ﺍ ِﻫﺑﺮﻋﻠﹶﻰ ﺁ ِﻝ ِﺇ ﻭ ﻢ ﻴ ﺍ ِﻫﺑﺮﻋﻠﹶﻰ ِﺇ ﺖ
ﺭ ﹾﻛ ﺎﻛﹶﻤﹶﺎ ﺑ
ﷲ
ِ ﻤﺔﹸ ﺍ ﺣ ﺭ ﻭ ﻢ ﻴ ﹸﻜ ﻋ ﹶﻠ ﻼﻡ
ﺴﹶ
ﺍﻟ
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 35
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah atas kamu
seka-lian.”
ﷲ
ِ ﻤﺔﹸ ﺍ ﺣ ﺭ ﻭ ﻢ ﻴ ﹸﻜ ﻋ ﹶﻠ ﻼﻡ
ﺴﹶ
ﺍﻟ
ﻼﻡ
ﺴﹶ
ﻚ ﺍﻟ
ﻨ ﻭ ِﻣ ، ﻼﻡ
ﺴﹶ
ﺖ ﺍﻟ
ﻧﻢ ﹶﺃ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﺍ ِﻡﺍ ِﻹ ﹾﻛﺮﻼ ِﻝ ﻭ
ﺠﹶ
ﺎ ﺫﹶﺍ ﺍﹾﻟﺖ ﻳ
ﺭ ﹾﻛ ﺎﺗﺒ
ﻚ ﹶﻟﻪ
ﻳﺷ ِﺮ ﹶﻻﺪﻩ ﺣ ﻭ ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﻻ ﺇِﻟ
ﺮ ﻳﻲ ٍﺀ ﹶﻗ ِﺪ ﺷ ﻋﻠﹶﻰ ﹸﻛ ﱢﻞ ﻮ ﻭﻫ ، ﺪ ﻤ ﺤ
ﺍﹾﻟﻭﹶﻟﻪ ﻚ
ﻤ ﹾﻠ ﺍﹾﻟﹶﻟﻪ
ﷲ
ِ ﻮ ﹶﺓ ِﺇ ﱠﻻ ﺑِﺎ ﻭ ﹶﻻ ﻗﹸ ﻮ ﹶﻝ ﺣ ﹶﻻ
ﻩ ﺎ ِﺇ ﱠﻻ ِﺇﻳﺪﻌﺒ ﻧ ﻭ ﹶﻻ ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﻻ ﺇِﻟ
ﺴﻦ
ﺤ ﺎ ُﺀ ﺍﹾﻟ ﺍﻟﱠﺜﻨﻭﹶﻟﻪ ﻀ ﹸﻞ
ﺍﹾﻟ ﹶﻔﻭﹶﻟﻪ ﻤﺔﹸ ﻌ ﻨ ﺍﻟﹶﻟﻪ
ﻭ ﹶﻥ ﻩ ﺍﹾﻟﻜﹶﺎ ِﻓﺮ ﻮ ﹶﻛ ِﺮ ﻭﹶﻟ ﻦ ﻳﺪ ﺍﻟﻦ ﹶﻟﻪ ﻴ ﺼ
ِ ﺨ ِﻠ
ﷲ ﻣ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﻻ ﺇِﻟ
Atau:
ﺖ
ﻌ ﻨﻣ ﺎﻲ ِﻟﻤ ﻌ ِﻄ ﻭ ﹶﻻ ﻣ ، ﺖ
ﻴ ﻋ ﹶﻄ ﺎ ﹶﺃﻊ ِﻟﻤ ﺎِﻧﻢ ﹶﻻ ﻣ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﺪ ﺠ
ﻚ ﺍﹾﻟ
ﻨ ﺪ ِﻣ ﺠ
ﺫﹶﺍ ﺍﹾﻟﻨ ﹶﻔﻊ ﻳ ﻭ ﹶﻻ
ﷲ
ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﺒﺤ ﺳ
Membaca 33 kali:
ﷲ
ِ ﺪ ﻤ ﺤ
ﺍﹾﻟ
Membaca 33 kali:
ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُﺍ
ﻚ ﹶﻟﻪ
ﻳﺷ ِﺮ ﹶﻻﺪﻩ ﺣ ﻭ ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﻻ ﺇِﻟ
ﺮ ﻳﻲ ٍﺀ ﹶﻗ ِﺪ ﺷ ﻋﻠﹶﻰ ﹸﻛ ﱢﻞ ﻮ ﻭﻫ ، ﺪ ﻤ ﺤ
ﺍﹾﻟﻭﹶﻟﻪ ﻚ
ﻤ ﹾﻠ ﺍﹾﻟﹶﻟﻪ
ﷲ
ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﺒﺤ ﺳ
Membaca 33 kali:
ﷲ
ِ ﺪ ﻤ ﺤ
ﺍﹾﻟ
Membaca 34 kali:
ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُﺍ
c. Membaca 33 kali:
ﷲ
ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﺒﺤ ﺳ
Membaca 33 kali:
ﷲ
ِ ﺪ ﻤ ﺤ
ﺍﹾﻟ
Membaca 33 kali:
ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُﺍ
40 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
Maka jumlah keseluruhannya adalah 99 kali.
d. Membaca 25 kali:
ﷲ
ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﺒﺤ ﺳ
Membaca 25 kali:
ﷲ
ِ ﺪ ﻤ ﺤ
ﺍﹾﻟ
Membaca 25 kali:
Membaca 25 kali:
ﷲ
ُ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ ﹶﻻ ﺇِﻟ
e. Membaca 10 kali:
ﷲ
ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﺒﺤ ﺳ
Membaca 10 kali:
ﷲ
ِ ﺪ ﻤ ﺤ
ﺍﹾﻟ
ﺒﺮﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ُﺍ
ﻮﻡ ﻧ ﻭ ﹶﻻ ﻨﺔﹲ ِﺳﺬﹸﻩﺗ ﹾﺄﺧ ﹶﻻ، ﻡ ﻮ ﻴﻲ ﺍﹾﻟ ﹶﻘ ﺤ
ﻮ ﺍﹾﻟ ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﻫ ﷲ ﹶﻻ ﺇِﻟ
ُﺍ
ﺽ
ِ ﺭ ﰲ ﺍ َﻷ
ِ ﻣﹶﺎﺕ ﻭ
ِ ﺍﺎﻭﺴﻤ
ﰲ ﺍﻟ
ِ ﻣﹶﺎﹶﻟﻪ
ِﺇ ﱠﻻ ِﺑِﺈ ﹾﺫِﻧ ِﻪﺪﻩ ﻨ ِﻋﺸ ﹶﻔﻊ
ﻳ ﻱ
ﻦ ﺫﹶﺍ ﺍﱠﻟ ِﺬ ﻣ
ﻢ ﻬ ﺧ ﹾﻠ ﹶﻔ ﻣﹶﺎﻢ ﻭ ﻳ ِﻬﻳ ِﺪﻦ ﹶﺃ ﻴ ﺑ ﻣﹶﺎﻌ ﹶﻠﻢ ﻳ
ﺎ َﺀﻦ ِﻋ ﹾﻠ ِﻤ ِﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺑِﻤﹶﺎ ﺷ ﻲ ٍﺀ ِﻣ ﺸ
ﻮ ﹶﻥ ِﺑ ﻴ ﹸﻄ ﺤ
ِ ﻳ ﻭ ﹶﻻ
ﺽ
ﺭ ﺍ َﻷﺕ ﻭ
ِ ﺍﺎﻭﺴﻤ
ﺍﻟﻴﻪﺮ ِﺳ ﻊ ﻛﹸ ﻭ ِﺳ
ﻴﻢ ﻌ ِﻈ ﻲ ﺍﹾﻟ ﻌ ِﻠ ﻮ ﺍﹾﻟ ﻭﻫ ﻤﹶﺎ ِﺣ ﹾﻔ ﹸﻈﻬﻩﻮﺩ ﻳﺌﹸ ﻭ ﹶﻻ
4. Kemudian membaca:
ﺱ
ِ ﺎﺏ ﺍﻟﻨ
ﺮ ﻮﺫﹸ ِﺑ ﹸﻗ ﹾﻞ ﹶﺃﻋ- ﺏ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﹶﻠ ِﻖ
ﺮ ﻮﺫﹸ ِﺑ ﹸﻗ ﹾﻞ ﹶﺃﻋ- ﺣﺪ ﷲ ﹶﺃ
ُ ﻮ ﺍ ﹸﻗ ﹾﻞ ﻫ
SUJUD SAHWI
º Sujud sahwi yaitu dua kali sujud pada akhir shalat, baik se-
belum atau sesudah salam. Jika sujudnya setelah salam
maka ia melakukan salam lagi setelah dua kali sujud. Da-
lam sujud tersebut ia membaca tasbih sebagaimana dalam
sujud biasa.
º Sujud sahwi disyariatkan karena tiga hal: penambahan,
pengurangan atau ragu-ragu. Yakni jika penambahan dan
pengurangan itu karena lupa. Adapun jika dengan sengaja,
maka shalatnya batal.
Contoh penambahan: Menambah rakaat kelima pada sha-
lat Dzhuhur atau menambah sujud ketiga.
Yang dimaksudkan dengan pengurangan yaitu mengurangi
hal-hal yang wajib saja. Seperti meninggalkan tasyahud
awal, meninggalkan takbir intiqal (perpindahan dari satu
gerakan shalat ke gerakan lainnya), atau meninggalkan
tasbih dalam ruku’ atau sujud.
Contoh ragu-ragu: Orang yang ragu-ragu apakah dia sha-
lat tiga rakaat atau empat rakaat?
Adapun orang meninggalkan salah satu rukun shalat, se-
perti meninggalkan sujud, ruku’ atau meninggalkan satu ra-
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 43
kaat penuh, maka ia harus melakukan satu rakaat penuh
lalu sujud sahwi.
º Kapan sujud sahwi dilakukan sebelum salam dan kapan di-
lakukan sesudahnya?
; Sujud sahwi dilakukan setelah salam jika terjadi pe-
nambahan.
; Sebaliknya jika terjadi pengurangan maka sujud sahwi
dilakukan sebelum salam.
; Sedang jika terjadi keragu-raguan maka ia harus ber-
usaha menetapkan yang benar.
Bila dugaannya lebih condong kepada salah satu dari
dua perkara maka itulah yang harus ia anggap benar,
lalu sujud sahwi setelah salam.
Tapi bila dugaannya tidak lebih condong kepada salah
satu dari keduanya maka yang harus ia anggap benar
adalah yang pasti - yaitu yang paling sedikit - lalu su-
jud sahwi sebelum salam.
Misalnya, jika ia ragu-ragu apakah ia telah shalat tiga
atau empat rakaat, sedang ia sudah berusaha mene-
tapkan yang benar tapi dugaannya tidak lebih condong
kepada salah satunya, maka ia harus menganggap
bahwa yang benar adalah tiga rakaat dan menambah
satu rakaat lagi, lalu sujud sahwi sebelum salam.
Contoh yang sering terjadi:
9 Seseorang lupa tasyahud awal dalam shalat.
Dalam kasus ini, jika ia ingat sebelum tegak ber-
diri maka hendaknya ia kembali untuk duduk ta-
syahud dan tidak perlu melakukan sujud sahwi.
Adapun jika ia telah berdiri tegak maka ia tidak
kembali untuk duduk tasyahud, tetapi melanjutkan
shalatnya, dan ia harus melakukan sujud sahwi
44 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
sebelum salam, karena ia telah melakukan pe-
ngurangan dalam shalat.
9 Seseorang berdiri melakukan rakaat kelima dalam
shalat Dzhuhur karena lupa, lalu ia ingat bahwa
itu rakaat kelima.
Dalam kasus ini ia harus duduk untuk tasyahud
dan tidak meneruskan rakaat kelima karena ini
adalah penambahan. Untuk itu ia harus sujud
sahwi setelah salam, karena ia telah melakukan
penambahan dalam shalat.
9 Seseorang shalat Ashar tiga rakaat karena lupa
dan ia tidak ingat kecuali setelah salam.
Dalam kasus ini ia harus segera melakukan raka-
at keempat, lalu sujud setelah salam, karena ia
telah menambah tasyahud dan salam pada rakaat
ketiga.
SHALAT JUMAT
9
Dua kali, pent.
46 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
Shalat Jumat hukumnya wajib bagi laki-laki dan tidak bagi
wanita. Jika wanita shalat Jumat maka kewajibannya telah
tunai.10 Jika tidak, maka wajib baginya shalat Dzhuhur em-
pat rakaat.
Orang yang datang ke mesjid dan imam sedang berkhut-
bah maka hendaknya ia shalat sunah dua rakaat sederha-
na kemudian duduk.
Barangsiapa ketinggalan satu rakaat dari shalat Jumat ma-
ka hendaknya ia menyempurnakan rakaat keduanya sete-
lah salam. Dan barangsiapa yang ketinggalan dua rakaat
- seperti yang datang di saat imam sedang sujud pada
rakaat kedua - maka hendaknya ia melanjutkan dengan
shalat empat rakaat (shalat Dzhuhur), setelah imam sa-
lam.
Barangsiapa ketinggalan shalat Jumat maka dia harus
mengqadhanya dengan shalat Dzhuhur empat rakaat.
= Shalat Ied (hari raya) disyariatkan pada hari Iedul Fitri dan
Iedul Adha.
= Waktunya adalah sejak meningginya matahari (kira-kira
seperempat jam dari terbitnya matahari) hingga sebelum
tergelincirnya matahari (kira-kira sepuluh menit sebelum
masuknya waktu Dzhuhur).
= Tidak ada azan dan iqamat untuk shalat Ied.
= Shalat Ied terdiri dari dua rakaat; pada rakaat pertama ber-
takbir tujuh kali dan pada rakaat kedua bertakbir lima kali.
10
Ijzaa’; tidak perlu shalat Dzhuhur lagi, pent.
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 47
= Dalam shalat Ied, imam membaca bacaan dengan suara
jahar (keras). Setelah membaca surat Al-Fatihah disunah-
kan membaca surat Al-A’la pada rakaat pertama dan pada
rakaat kedua membaca surat Al-Ghasyiyah. Atau memba-
ca surat Qaaf pada rakaat pertama dan pada rakaat kedua
membaca surat Al-Qamar.
= Imam berkhutbah setelah shalat.
= Duduk dan mendengarkan khutbah Ied adalah sunah, bu-
kan wajib.
ﻌﺔﹲ ﺎ ِﻣﻼﺓﹸ ﺟ
ﺼﹶ
ﺍﻟ
Shalat Kusuf ada dua rakaat. Pada setiap rakaat ada dua
kali berdiri, dua kali ruku’ dan dua kali sujud.
Imam membaca - secara jahar - Al-Fatihah lalu sebuah
surat yang panjang, kemudian ruku’ yang lama, bangkit
dari ruku’ dan membaca:
lalu membaca:
SHALAT JENAZAH
11
Maksudnya, shalat dua rakaat lalu salam, kemudian shalat dua rakaat lagi lalu
salam, maka jumlahnya empat rakaat.
12
Prakteknya sama seperti empat rakaat sebelum Dzhuhur.
52 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
Shalat Witir yang paling sedikit adalah satu rakaat dan
yang paling banyak adalah sebelas rakaat. Witir yang
sering dilakukan Nabi adalah tiga rakaat. Pada rakaat
pertama setelah membaca Al-Fatihah beliau membaca
surat Al-A’la dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ka-
firun. Setelah dua rakaat beliau salam (dua rakaat ini dise-
but dengan syaf’/genap). Kemudian shalat satu rakaat lagi,
dan setelah membaca Al-Fatihah, beliau membaca su-
rat Al-Ikhlash.
Yang sunah adalah tidak menambah bilangan rakaat sha-
lat Malam dan Witir lebih dari sebelas rakaat, tetapi bila le-
bih maka hal itu boleh saja.
Disunahkan melakukan qunut pada saat shalat witir dan
kadang-kadang meninggalkannya (tidak secara terus-me-
nerus). Waktu qunut adalah sebelum ruku’ dan dibolehkan
sesudahnya.
Disunahkan berdoa pada waktu qunut Witir:
ﺖ
ﻴ ﺎ ﹶﻓﻦ ﻋ ﻤ ﻴ ﻲ ِﻓ ﺎ ِﻓِﻨﻭﻋ ، ﺖ
ﻳﺪ ﻫ ﻦ ﻤ ﻴ ﻲ ِﻓ ﻫ ِﺪِﻧ ﻢ ﺍ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﺖ
ﻴ ﻋ ﹶﻄ ﻤﹶﺎ ﹶﺃﻲ ِﻓﻴ ﻙ ِﻟ ﺎ ِﺭﻭﺑ ، ﺖ
ﻴ ﻮﱠﻟ ﺗ ﻦ ﻤ ﻴ ﻲ ِﻓ ﻮﱠﻟِﻨ ﺗﻭ
ﻚ
ﻴ ﻋ ﹶﻠ ﻰﻳ ﹾﻘﻀ ﻭ ﹶﻻ ﻲ ﻀ
ِ ﺗ ﹾﻘ ﻚ
ﻧ ِﺇ، ﺖ
ﻴ ﻀ
ﺮ ﻣﹶﺎ ﹶﻗ ﺷ ﻲ ﻭ ِﻗِﻨ
ﺖ
ﻳﺩ ﺎﻦ ﻋ ﻣ ﺰ ﻳ ِﻌ ﻭ ﹶﻻ ﺖ
ﻴ ﺍﹶﻟﻦ ﻭ ﻣ ﻳ ِﺬ ﱡﻝ ﹶﻻﻧﻪِﺇ
ﺖ
ﻴ ﺎﹶﻟﺗﻌﻭ ﻨﹶﺎﺭﺑ ﺖ
ﺭ ﹾﻛ ﺎﺗﺒ
3. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah dua rakaat atau lebih, dengan salam
pada setiap selesai dua rakaat. Ia merupakan sunah yang
dianjurkan Nabi .
Waktu shalat Dhuha dimulai dari terbitnya matahari setelah
meninggi (sekitar seperempat jam dari terbitnya matahari)
hingga sebelum matahari tergelincir (kira-kira sebelum ma-
suk waktu Dzhuhur sekitar sepuluh menit).
54 Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat
4. Shalat Istikharah
Jika seorang muslim ingin melakukan sesuatu, seperti be-
pergian, membeli rumah, melamar menjadi pegawai, mengerja-
kan proyek bisnis, menikah, talak dan sebagainya, maka dian-
jurkan baginya melakukan shalat dua rakaat, lalu berdoa
dengan doa yang diajarkan oleh Nabi kepada para sahabat-
nya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah
bahwa Rasulullah mengajari para sahabatnya agar melaku-
kan shalat Istikharah dalam semua perkara sebagaimana beli-
au mengajarkan mereka sebuah surat dalam Al-Qur’an.
Beliau bersabda:
ﻚ
ﺭِﺗ ﺪ ﻙ ِﺑﻘﹸ ﺘ ﹾﻘ ِﺪﺭﺳ ﻭﹶﺃ ، ﻚ
ﻙ ِﺑ ِﻌ ﹾﻠ ِﻤ ﻴﺮ ﺨ
ِ ﺘﺳ ﻲ ﹶﺃ ﻧﻢ ِﺇ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﻭ ﹶﻻ ﹶﺃ ﹾﻗ ِﺪﺭ ﺗ ﹾﻘ ِﺪﺭ ﻚ
ﻧ ﹶﻓِﺈ، ﻴ ِﻢ ﻌ ِﻈ ﻚ ﺍﹾﻟ
ﻀ ِﻠ
ﻦ ﹶﻓ ﻚ ِﻣ
ﺳﹶﺄﻟﹸ ﻭﹶﺃ
ﺏ
ِ ﻮ ﻴ ﺍﹾﻟﻐﻼﻡ
ﻋ ﱠ ﺖ
ﻧﻭﹶﺃ ، ﻋ ﹶﻠﻢ ﻭ ﹶﻻ ﹶﺃ ﻌ ﹶﻠﻢ ﺗﻭ
ﻲ ِﻟﻴﺮ ﺧ ( ﺮ ) ﺛﻢ ﺗﺴﻤﻴﻪ ﺑﻌﻴﻨﻪ ﻣ ﹶﺃ ﱠﻥ ﻫﺬﹶﺍ ﺍ َﻷﻌ ﹶﻠﻢ ﺗ ﺖ
ﻨ ﻢ ِﺇ ﹾﻥ ﻛﹸ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﻱ ِ ( أو:ﺁ ِﺟ ِﻠ ِﻪ – ) ﻗﺎلﻱ ﻭ
ﻣ ِﺮ ﺒ ِﺔ ﹶﺃﺎ ِﻗﻭﻋ ﻲ ﺎ ِﺷﻣﻌ ﻭ ﻲ ﻳِﻨﰲ ِﺩ ﻣ ِﺮ ﺎ ِﺟ ِﻞ ﹶﺃﰲ ﻋ
ِ
ﻴ ِﻪ ﻲ ِﻓ ﻙ ِﻟ ﺎ ِﺭﻢ ﺑ ﻲ ﹸﺛ ِﻟﺮﻩ ﺴ
ﻳﻭ ﻲ ﻩ ِﻟ ﺭ – ﻓﹶﺎ ﹾﻗ ِﺪ
ﻱ
ﻣ ِﺮ ﺒ ِﺔ ﹶﺃﺎ ِﻗﻭﻋ ﻲ ﺎ ِﺷﻣﻌ ﻭ ﻲ ﻳِﻨﰲ ِﺩ
ِ ﻲ ﺮ ِﻟ ﺷ ﻧﻪ ﹶﺃﻌ ﹶﻠﻢ ﺗ ﺖ
ﻨ ﻭِﺇ ﹾﻥ ﻛﹸ ﻢ ﻬ ﺍﻟ ﹼﻠ
ﻨﻪ ﻋ ﻲ ﺻ ِﺮ ﹾﻓِﻨ
ﺁ ِﺟ ِﻠ ِﻪ – ﻓﹶﺎﻱ ﻭ ِ ( :– ) أو ﻗﺎل
ﻣ ِﺮ ﺎ ِﺟ ِﻞ ﹶﺃﰲ ﻋ
Ringkasan Hukum Thaharah & Shalat 55
ﻲ ِﺑ ِﻪ ﺿِﻨ
ﺭ ﻢ ﹸﺛ، ﻴﺚﹸ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺣ ﺮ ﻴ ﺨ
ﻲ ﺍﹾﻟ ﺭ ِﻟ ﺍ ﹾﻗ ِﺪﻭ
BEBERAPA SUNAH
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mere-
ka beribadah kepadaKu.” (Adz-Dzariyat: 56)
ﺕ
ﻮ ﺍ ﺍﻟﻄﱠﺎﻏﹸﺒﻮﺘِﻨﺟ ﺍﷲ ﻭ
َ ﺍ ﺍﺪﻭ ﺒﻋ ﻮ ﹰﻻ ﹶﺃ ِﻥ ﺍ ﺭﺳ ﻣ ٍﺔ ﰲ ﹸﻛ ﱢﻞ ﺃﹸ
ِ ﻌﺜﹾﻨﹶﺎ ﺑ ﺪ ﻭﹶﻟ ﹶﻘ
“Dan sungguh telah Kami utus pada tiap-tiap umat seorang ra-
sul (utusan) untuk menyerukan: ‘Sembahlah Allah (saja) dan ja-
uhilah taghut itu’.” (An-Nahl: 36)
ﷲ
ُ ﺎ َﺀ ﺍﺍ ﻣﹶﺎ ﺷﻮﹸﻟﻮ ﻦ ﹸﻗ ﻟ ِﻜﻼﻥﹲ ﻭ
ﺎ َﺀ ﹸﻓ ﹶﻭﺷ ﷲ
ُ ﺎ َﺀ ﺍﺍ ﻣﹶﺎ ﺷﻮﹸﻟﻮ ﺗ ﹸﻘ ] ﹶﻻ
[ ﻼﻥﹲ
ﺎ َﺀ ﹸﻓ ﹶﻢ ﺷ ﹸﺛ
Ketiga: