Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dan secara geografis dilalui oleh

garis khatulistiwa yang menyebabkan indonesia beriklim tropis, sehingga hari guruh rata-rata pertahun di indonesia sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan rawannya resiko area pemukiman di indonesia mengalami kerusakan akibat sambaran petir. Kerusakan yang ditimbulkan dapat membahayakan peralatan serta manusia yang ada di pemukiman tersebut. Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan dan bahaya dari adanya sambaran petir maka dipasang sistem pengaman pada hunian penduduk yang salah satunya berupa Grounding System. Lapisan tipis material yang membungkus planet kita merupakan bahanbahan yang dalam dunia kelistrikan disebut pentanahan (grounding). Grounding merupakan suatu metode agar suatu logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak, sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya, terlebih apabila ada gangguan tegangan listrik yang sangat besar dalam hal ini adalah petir. Usaha pentanahan sistem merupakan usaha untuk menghubungkan bagian kondusif terbuka perlengkapan dengan tanah. Bagian yang langsung berhubungan dengan atau ditanam di tanah ialah elektroda pentanahan. Ada beberapa jenis elektroda pentanahan yang sering digunakan, yaitu elektroda pita, batang, horizontal, dan

pelat. Pemilihan jenis elektroda pentanahan ini diarahkan kepada usaha pemenuhan hambatan pentanahan sekecil mungkin. Pembahasan tentang pengaruh jenis tanah terhadap kelayakan sistem grounding ini dilakukan mengingat adanya perbedaan jenis tanah di wilayah kabupaten bantul. Kondisi tersebut akan menjadi pertimbangan masyarakat bila mana akan membangun rumah untuk lebih memperhatikan instalasi listrik dalam hal ini terutama sistem grounding. Analisis dilakukan untuk memberi gambaran tentang sejauh mana pengaruh jenis tanah terhadap kelayakan sistem grounding suatu instalasi listrik rumah tangga, sehingga diharapkan dengan adanya analisis ini masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya lebih memahami jenis, kondisi dan kedalaman penanaman batang grounding yang sesuai dan baik digunakan sebagai sistem grounding. Beberapa faktor yang diamati meliputi: jenis tanah, lapisan tanah, tahanan tanah, serta kedalaman penanaman elektroda batang.

1. 2 Tinjauan Pustaka Analisis Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Tegangan Permukaan Tanah. Pada analisis ini penelitian dilakukan dengan mengalirkan arus gangguan kedalam tanah melalui elektroda pentanahan, sehingga akan diketahui tegangan permukaan tanahnya. Elektroda pentanahan tersebut dibenamkan kedalam tanah dengan kedalaman 0,5 sampai 1,0 meter. Distribusi tegangan permukaan dapat diketahui dengan menanam dan mengukur tegangan paku disekitar elektroda pentanahan ( Ikhsan, Aris Rakhmadi ,2002 ). Teknologi Instalasi Listrik. Nilai tahanan jenis tanah dapat berubah terhadap temperatur dan musim. Batang-batang yang lebih dalam menghasilkan

kondisi yang lebih stabil. Untuk menurunkan tahanan tanah bagian atas, hal ini dapat dilakukan dengan garam batu biasa, dengan sulfat tembaga atau sulfat magnesium ( Michael neidle, 1982 ). Perbedaan Penambahan Garam Dengan Penambahan Bentonit Terhadap Nilai Tahanan Pentanahan Pada Sisitem Pentanahan. Tahana tanah dipengaruhi beberapa faktor seperti: jenis tanah, lapisan tanah, kandungan elektrolit tanah. Kandungan elektrolit tanah dapat dirubah dengan penambahan zat aditif pada tanah. Zat aditif tersebut dapat berupa garam, air, bentonit dan lain-lain ( IGN Janardana, 2005 ). Karakteristik Hambatan Jenis Tanah pada Gedung Psikologi UMS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik hambatan jenis tanah pada gedung psikologi UMS. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode van wenner yang menggunakan dua buah elektroda untuk pengukuran arus dan dua buah elektroda untuk pengukuran tegangan. Keempat elektroda tersebut ditancapkan ke tanah dengan kedalaman bervariasi mulai dari 1 m 4,5 m, setelah elektroda di injeksi dengan arus listrik kemudian dilakukan pengukuran arus dan tegangan untuk mengetahui besarnya hambatan jenis tanah pada berbagai kedalaman (Agus Supardi, Toni Irawan, 2004). Karakteristik Impedansi Pentanahan pada Gedung Psikologi UMS. Penelitian dilakukan dengan menancapkan tiga buah elektroda batang sedalam 2 3 m yang di injeksikan arus dengan frekuensi bervariasi mulai dari 100 Hz 100 kHz. Setelah itu dilakukan pengukuran arus dan tegangan untuk mengetahui besarnya impedansi pentanahannya (Agus Supardi, Sriyono, 2004).

Pengaruh Kedalaman Penanaman dan Jarak Elektroda Tambahan Terhadap Nilai Tahanan Pembumian. Pembumian mula-mula dilakukan dengan

menanamkan batang-batang konduktor tegak lurus permukaan tanah (vertikal). Kemudian digunakan batang-batang konduktor sejajar dengan permukaan tanah (horizontal) dengan kedalaman beberapa puluh cm dibawah permukaan tanah. Hal ini dilakukan mula-mula karena pada suatu daerah yang berbatu tidak dapat menanamkan elektroda pembumian lebih dalam. Setelah diselidiki lebih lanjut ternyata pembumian dengan sistem penanaman horizontal dengan bentuk kisi-kisi (grid) mempunyai keuntungan-keuntungan dibandingkan dengan pembumian yang memakai batang-batang vertikal (Dhimas Dhesah Kharisma).

1. 3

Identifikasi Masalah Dari uraian subbab latar belakang masalah tersebut, beberapa hal yang

berkaitan dengan kelayakan sistem pentanahan di daerah bantul antara lain faktorfaktor yang mempengaruhi kelayakan sistem grounding tersebut seperti jenis tanah, tahanan pentanahan dan kedalaman penanaman grounding rod. Besarnya tahanan pentanahan yang ideal untuk instalasi listrik perumahan adalah < 5 ohm ( PUIL 2000 ) dan tahanan pentanahan untuk peralatan < 3 ohm. Agar mendapatkan tahanan pentanahan yang sekecil mungkin tidak cukup hanya dilakukan dengan menanam pasak saja, karena selain sistem pentanahan, kandungan elektrolit pada tanah juga berpengaruh terhadap tahanan pentanahan. Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya.

Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang pentanahan, makin dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan pentanahan yang makin rendah.

1. 4 Batasan Masalah Merujuk pada judul penelitian perlu dibatasi ruang lingkupnya agar fokus dan spesifik sehingga memudahkan dalam proses penelitian, analisis dan generalisasinya. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis hanya

memfokuskan pada pembahasan tentang Analisis Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kelayakan Sistem Grounding di Area Pemukiman Kabupaten Bantul.

1. 5 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari permasalahan analisis pengaruh jenis tanah terhadap kelayakan sistem grounding di perumahan kabupaten bantul adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh jenis tanah terhadap kelayakan sistem grounding di area pemukiman kabupaten bantul?

2. Bagaimana kelayakan jenis tanah terhadap sistem grounding diarea pemukiman kabupaten bantul?

1. 6 Tujuan dan Manfaat Tujuan diadakannya analisis pengaruh jenis tanah terhadap kelayakan sistem grounding di kabupaten bantul adalah : 1. Dapat mengetahui pengaruh jenis tanah terhadap kelayakan sistem grounding diarea pemukiman kabupaten bantul 2. Dapat mengimplementasikan kelayakan sistem grounding diarea pemukiman kabupaten bantul. 3. Dapat Memberikan informasi bagi mahasiswa terkait tentang pengaruh jenis tanah terhadap kelayakan sistem grounding di area pemukiman kabupaten bantul. 4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian lain tentang Grounding Sistem. 5. Sebagai informasi kepada masyarakan daerah lokasi penelitian tentang adanya pengaruh jenis tanah terhadap kelayakan sistem grounding.

1. 7 Sistematika Penyusunan Skripsi Adapun sistematika yang akan digunakan penulis dalam penyusunan skripsi agar mempermudah dalam penelaahannya adalah sebagai berikut: 1. Bagian awal skripsi, Bagian ini berisi halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran.

2. Bagian isi skripsi, Bagian ini terdiri dari lima bab yang meliputi : a. Bab I. pendahuluan, Bab ini memuat alasan pemilihan judul yang melatar belakangi masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. b. Bab II. Landasan teori, Bab ini terdiri dari kajian yang mengenai landasan teori yang mendasari penelitian. c. Bab III. Metodologi penelitian, Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Metode penelitian ini meliputi; metode pengumpulan data, desain penelitian, metode analisis dan intepretasi data. d. Bab IV. Analisis dan pembahasan, Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasannya e. Bab V. Kesimpulan dan Saran, Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran sebagai implikasi dari hasil penelitian. 3. Bagian akhir skripsi, Bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sistem Grounding
    Sistem Grounding
    Dokumen18 halaman
    Sistem Grounding
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen25 halaman
    Pendahuluan
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Tegangan Dan Arus
    Tegangan Dan Arus
    Dokumen17 halaman
    Tegangan Dan Arus
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Piranti Pengaman Hubung Singkat Dan Beban Lebih
    Piranti Pengaman Hubung Singkat Dan Beban Lebih
    Dokumen24 halaman
    Piranti Pengaman Hubung Singkat Dan Beban Lebih
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen25 halaman
    Pendahuluan
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Tegangan Dan Arus
    Tegangan Dan Arus
    Dokumen17 halaman
    Tegangan Dan Arus
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Bab III
    Bab III
    Dokumen17 halaman
    Bab III
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen27 halaman
    Presentation 1
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Presentation 4 5
    Presentation 4 5
    Dokumen31 halaman
    Presentation 4 5
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Rangkaian Listrik 2 - 2
    Rangkaian Listrik 2 - 2
    Dokumen20 halaman
    Rangkaian Listrik 2 - 2
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan Ke 2
    Pertemuan Ke 2
    Dokumen18 halaman
    Pertemuan Ke 2
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Instalasi Listrik 8
    Instalasi Listrik 8
    Dokumen14 halaman
    Instalasi Listrik 8
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Presentation 3
    Presentation 3
    Dokumen29 halaman
    Presentation 3
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Pendahuluan
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Xiii
    Xiii
    Dokumen1 halaman
    Xiii
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen36 halaman
    Bab Ii
    Arif Febriansyah Juwito
    Belum ada peringkat