Anda di halaman 1dari 9

REVIEW TULISAN ILMIAH : KA1IAN KARAKTER WIRAUSAHA

(STUDI PADA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG)



I. 1UDUL
KAJIAN KARAKTER WIRAUSAHA (STUDI PADA MAHASISWA POLITEKNIK
NEGERI MALANG)

II. PERMASALAHAN
Permasalahan yang diangkat pada tulisan ilmiah ini adalah bagaimana karakter
wirausaha pada mahasiswa politeknik Negeri Malang (Polinema)

III. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Populasi dan Sampel
Populasi dari tulisan inilah ini adalah mahasiswa kelas satu jurusan Administrasi
Niaga Polinema, tahun 2008 dengan jumlah 200 mahasiswa. Sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 responden.
2. Teknik Pengukuran
Penelitian yang dilakukan penulis, menggunakan skala Likert yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
Ienomena sosial. Instrument skala Likert berupa kata-kata dan pemberian skor.
3. Operasional Variabel
Variabel yang digunakan adalah variabel bebas (kebebasan, disiplin diri, kreativitas,
dorongan dan keinginan, menghadapi resiko dan percaya diri) dan variabel terikat
(nilai bahasa mandarin, dasar-dasar akuntansi, pengantar bisnis dan komputer, dll.)
4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan daItar pertanyaan kepada
responden untuk diisi.
5. Uji Asumsi Klasik
Digunakan Ordinary Least Square (OLS). Model harus memenuhi asumsi klasik :
uji normalisasi, multikolinieritas dan autokorelasi


IV. TEORI
Teori yang digunakan oleh penulis antara lain :
1. Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan sering digunakan tumpang tindih dengan istilah
wiraswasta. Di dalam berbagai literatur dapat dilihat bahwa pengertian wiraswasta
sama dengan wirausaha, demikian pula penggunaan istilah wirausaha seperti sama
dengan wiraswasta. Sejak tahun 1967 DR. Suparman Sumahami Jaya (dalam Alma,
1994:4) memelopori dan memasyarakatkan istilah wiraswasta, dan sangat
menekankan peluang kelompok kreatiI enerpreneur Indonesia untuk mengangkat
bangsa Indonesia dari lembah kemiskinan. Istilah wiraswastawan ada yang
menghubungkannya dengan istilah saudagar, meskipun artinya dalam bahasa
sansekerta, akan tetapi mempunyai makna yang berlainan.
Wiraswasta terdiri dari tiga kata : wira, swa dan sta, setiap kata mempunyai
arti : wira adalah manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani,
pahlawan/pendekar kemajuan dan memiliki keagungan watak, swa artinya sendiri ;
dan sta artinya berdiri. Sedangkan saudagar berarti seribu akal. Bertolah dari
ungkapan etimologis tadi. Maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta
keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup
dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Sumanto, 1984:43)
Manusia wiraswasta mempunyai kekuatan mental yang tinggi sehingga
memungkinkan, melompat dan meluncur maju ke depan di luar. kemampuan rata-
rata, adakalanya wiraswastawan tidak berpendidikan tinggi. Nama-nama seperti
Henry Ford, Thomas Edison, Philips, Kiupp, Mitsui, Sciciro Honda, Baharudin
Habibie, Bakhri, Liem swie liong, Alim Markus dan sebagainya. Diantara mereka
tersebut ada yang berasal dari kaum bangsawan, sarjana, tetapi kebanyakan
termasuk orang yang tidak tinggi sekolahnya. Seorang wiraswasta
(YoesoeI,I981:78) adalah:
1. Memimpin usaha, baik secara teknis dan/atau ekonomis, dengan berbagai aspek
Iungsionil seperti berikut :
a. Memiliki, dipandang dari sudut permodalan, mungkm secara penuh (owner)
atau secara bagian (co-owner);
b. Mengurus dalam kapasitas sebagai penanggung jawab, sebagai manager;
c. Menerima tantangan ketidakpastian dan karenanya menanggung resiko
ekonomi yang sulit diukur secara kuantitatiI dan kualitatiI,
d. Mempelopori usaha baru, menerapkan kombinasi-kombinasi baru, jadi
disini wiraswasta sebagai pionir, tokoh yang dinamis, organisator,
Coordinator;
e. Menemu (inovator), peniru (imitator), dan yang berhubungan dengan ini,
penyalur memindahkan teknologi,
2. Memburu keuntungan dan manIaat secara maksimal.
3. Membawa usaha ke arah kemajuan, perluasan, perkembangan, melalui,, jalan :
kepemimpinan ekonomi, demi:
a. kenaikan prestise;
b. kebebasan independency), . kekuasaan dan kehormatan;
c. kontinuitas usaha.
Untuk menjadi seorang, wiraswasta, sikap mental berani, tegapi dengan
perhitungan yang matang sangat membantu keberhasilannya. Perolehan hasil
pendidikan Iormal juga membantu, tetapi menurut hasil penelitian Charles.Schriber,
keberhasilan seseorang ditentukan oleh pendidikan Iormal hanya sebesar 15, dan
selebihnya (85) ditentukan oleh sikap mental atau kepribadian. Oleh karena itu
pendidikan di sekolah Indonesia, SLTP, SMU, dan PT yang selama ini sangat
mengagungkan transIer ilmu pengetahuan, dan melupakan aspek-aspek pembinaan
mental, telah membawa generasi remaja ke pengangguran. Pembinaan aspek mental
misalnya penegakkan disiplin, melatih kejujuran dalam ujian, menyelesaikan tugas,
bertanggung jawab, berani karena, benar dan takut karena salah, sudah kurang
diperhatikan. Jadi kewiraswastaan terdiri dari 3 bagian pokok yang tidak.dapat
dipisahkan satu dengan yang lain, yaitu :
1. Sikap mental wiraswasta.
2. Kewaspadaan mental wiraswasta.
3. Keahlian dan keterampilan wiraswasta.
Bagian ke-3 ini telah banyak didapatkan dari pendidikan sekolah-sekolah yang ada.
Akan tetapi, bagian ke-I dan ke-2 masih memerlukan banyak waktu dan
pemikiran. Untuk mengembangkannya. Dorongan untuk memajukan wiraswasta
adalah ibarat.sebuah mobil yang tidak ada dinamonya. Apabila mobil didorong-
dorong maka akan berjalan, tetapi begitu berhenti didorong, maka mobil akan
berhenti. Dengan demikian dorongan tersebut hanya sekedar stimulus dan bukan
daya gerak diri yang tidak lain diibaratkan- sebagai dinamo. Oleh karena itu
pepatah yang mengatakan jangan memberi ikan tetapi berilah kail terasa belum
cukup, tetapi mental orang yang membawa kail yang harus dibenahi, Jadi, setiap
orang harus diberikan daya penggerak diri agar dapat berjalan sendiri tanpa perlu
didorong, oleh karena itu dituntut peranan pendidikan kewiraswastaan dalam
memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Dengan kata
lain, bahwa untuk menjadikan jumlah penduduk yang besar menjadi modal
pembangunan adalah melalui pendidikan kewiraswastaan.(Alma,1999:7)
Dengan demikian, wiraswasta juga mancakup semua aspek pekerjaan termasuk
karyawan, pemerintahan, koperasi, badan usaha milik negara (BUMN), petani,
warga angkatan bersenjata, dan sebagamya. Oleh karena itu, pernah orang
menyarankan untuk menggunakan istilah 'wirakarya' yang mencakup lingkup
pengertian- tersebut, sedangkan pengertian 'wiraswasta' hanya diperuntukkan bagi
lingkup usaha swasta. Apa pun istilah yang digunakan, aspek kemandirian dan wira
merupakan aspek yang khas dan penting dalam kewiraswastaan. Istilah 'swasta'
sebagai pengganti istilah 'partikelir1 atau private telah- ada dan dikenal sebelum
istilah wiraswasta ada, sehingga ; kurang tepat jika istilah Wiraswasta hanya
dikaitkan atau diasosiasikan dengan pengertian 'usaha swasta'. Pengertian swasta
dari kata private sebenarnya1 mencakup pengertian segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah khusus perseorangan atau grup, atau juga
dapatberarti segala sesuatu yang bersiIat tidak terbuka untuk umum atau yang tidak
diawasi secara langsung oleh pemerintah Di Malaysia dan Singapura, perusahaan
yang semula bertanda Pte (private) kemudian diganti dengan istilah setempat
(bahasa Melayu), yaitu Sdn (sendirian).
Gambaran ideal manusia wiraswasta adalah orang yang dalam keadaan
bagaimanapun daruratnya, tetap mampu berdiri atas kemampuan sendiri untuk
menolong dirinya keluar dari kesulitan yang dihadapinya, termasuk meingatast
kemiskinan tanpa bantuan instansi pemerintah atau Instansi sosial. Dan dalam
keadaan yang biasa (tidak darurat) manusia-manusia wiraswasta ! bahkan akan
mampu menjadikan dirinya maju,: kaya, berhasil lahir dan batin, karena mereka
mempunyai kelebihan sebagai berikut:
4 Tahu apa maunya, dengan merumuskannya, merencanakan upayanya, dan
menentukan program batas waktu untuk mencapamya. -Berpikir teliti dan
berpandangan kreatiI dengan imajinasi konstruktiI.
4 Siap mental untuk menyerap dan memciptakan kesempatan serta siap mental
dan kompetensi untuk memenuhi persyaratan kemahiran : mengerjakan
sesuatu yang positiI. -Membiasakan1 diri bersikap mental positiI maju dan
selalu bergairah dalam setiap pekerjaan. -Mempunyai daya' penggerak diri
yang selalu menimbulkan inisiatiI
4 Tahu mensyukuri dirinya, waktu, dan mensyukuri lingkungannya.
4 Bersedia membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah.
4 Memajukan lingkungan dengan menolong orang lain, agar orang lain dapat
menolong dirinya sendiri
4 Membiasakan membangun disiplin diri, bersedia menabung dan membuat
anggaran waktu dan uang,
4 Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan dan pengalaman pailit,
serta berprihatin selalu.
4 Menguasai: salesmanship (Kemampuan jual), memiliki Kepemimpinan ,
dan kemampuan memperhitungkan resiko.
4 Mereka berwatak maju dan cerdik, serta percaya pada diri sendiri.
4 Mampu memusatkan perhatiannya terhadap setiap tujuannya.
4 Berkepribadian yang menarik, memahami seni berbicara dan seni bergaul.
4 Jujur, bertanggungjawab, ulet, tekun dan terarah.
4 Memperhatikan kesehatan diri, tidak suka begadang, jangan menjadi
perokok berat, tidak minum alkohol, dan narkotik..
4 Menjauhkan diri dari siIat iri, dengki, rakus, dendam, takut disaingi, khawatir
dan ragu-ragu (hambatan yang dibuat sendiri).
4 Tunduk dan bersyukur kepada Tuhan YME untuk mendapatkan ridhonya,
beriman dan memperhatikan hukum Allah, peraturan dan hukum yang
beriaku sebagai pedoman.



2. Kebebasan
Kebebasan dalam berIikir dan bertindak pada berbagai situasi yang ada
merupakan siIat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing individu dan
hal ini dapat dipelajari, dilatih dan ditingkakan kemampuannya terutam dikaitkan
dengan kebutuhan organisasi perusaahan..; Ada pemimpin yang disenangi oleh
bawahan, mudah memimpin sekelompok orang, diikuti, dipercaya oleh bawahan..
Namun adapula pemimpin yang tidak disenangi bawahan, atau tidak senang kepada
bawahan, banyak curiga kepada bawahan, mau mengawasi bawahan tetapi tidak ada
waktu untuk itu. Pemimpm yang baik harus berani menerima kritik dari bawahan,
dan hendaknya bersiIat responsiI.
SiIat orisinalitas tidak setiap individu, yang dimaksud orisinil dismi ialah tidak
hanya mengekor pada orang lain, tetapi memilki pendapat ada ide yang orismal, ada
kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orinal tidak berarti baru sama sekali
tentang produk tersebut, akan tetapi dapat pula sebagai hasil kombinasi dari
beberapa jenis produk yang lain. Bobot kreativitas orisinil suatu produk akan
tampak sejauh manakah produk tersebut berbeda dari apa yang sudah ada
sebelumnya.

3. Disiplin Diri
Prestasi akan lebih diutamakan dari pada sekedar prestise, banyak keberhasilan
dapatdicapai dimulai dari bawah, sebagai contoh para.karyawan di MC Donall. Pada
saat magang trainee tersebut tidak segan-segan (malu, gengsi) -harus mengerjakan
pekerjaan yang kasar. Orang.;Jepang tidak suka cepat-cepat menjadi seorang
pimpinan suatu perusahaan, mereka lebih senang pekerjaan dari tingkat bawah,
sehingga masyarakat Jepang selalu kerja dengan rinci sekali atau pekerjaan
dikerjakan sampai yang terkecil sekalipun. Budaya ini 'tidak banyak dimiliki bariyak
negara, mengapa seseorang perlu kerja dari-tingkatan bawah? Dari tingkatan ini dan
merangkak naik ke jabatan yang lebih tinggi, Seseorang akan dengan sendirinya
berpengalaman baik dari bidang teori, praktek, wawasan penanganan terhadap
karyawan, perhitungan biaya, design dan sebagainya. Penguasaan secara mikro
maupun makro tentang kondisi perusahaan akan sangat membantu dalam
menangani1 dan menghadapi segala permasalah yang mungkin akan terjadi di masa
datang.Kita akan mampu bekerja keras, eherjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang
kita kerjakan itu pekerjaan halal.
4. Kreativitas
Seorang wirausaha dituntut adanya kreativitas dalam pelaksanaan tugasnya.
Apa yang dikatakan kreatiIBeberapa tahun silam, dalam kolom percaya atau tidak
dari koran Ripley, muncul pernyataan; Selembar lempengan baja harganya 5 dolar.
Jika baja ini dibuat sepatu kuda, harganya menmgkat menjadi 10 dolar. Jika baja ini
dibuat jarum jahit harganya akan menjadi 3.285 dolar, dan jika dibuat per arloji
nilainya akan meningkat 'menjadi 250.000 dolar. Perbedaan liarga 5 dolar dan
250.000 dolar terletak pada kreativitas. Jadi kreativitas ialah menghadirkan suatu
gagasan baru bagi anda. Inovasi adalah penerapan secara praktis gagasan yang
kreatiI. (Goman,1991:2)
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk
baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi dapat merupakah
bagian-bagian produk saja. (Semiawah, 1984:4).
Jadi kreativitas adalan kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru
atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur data Variabel yang sudah ada
sebelumnya.

5. Dorongan dan Keinginan
Seorang wirausaha haruslah perspektiI, mempunyai visi ke depan, apa yang bendak
ia lakukan, apa yang ingin dicapai? Suatu Usaha bukan didirikan untuk sementara,
tetapi untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Oleh sebab itu, Iaktor kontinuitas
harus dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan. Untuk menghadapi
pandangan jauh ke depan, seorang, wirausaha akan menyusun perencanaan dan
strategi yang matang, agar j elas langkah-langkah yang akan dilaksanakan,

6. Pengambilan Resiko
Setiap pekerjaan selalu terselip adanya tantangan, dan tantangan harus ditangani
secara baik dan benar, karena dunia bisnis selalu penuh'' tantangan dan
ketidakpastian. Faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh
dengan resiko dan tantangan, seperti balap motor di jalan raya, kebut-kebutan,
kurang mempunyai makna yan positiI akan tetapi olahraga beresiko yang positiI
ialah panjat tebing, mendaki gunung, arung jeram, motor cross, karate atau olah raga
bela diri, dan sebagainya.

7. Percaya Diri
SiIat-siIat utama dimulai dari pribadi yang mantap, tidak: mudah terombang-ambing
oleh pendapat dan saran orang lain. Saran Orang lain hendaknya disaring,
dianalisis secara kritis, dipertimbangkan sebagai masukan dan pada akhirnya
yang bersangkutan sendirilah yang harus mengambil keputusan. Orang yang tinggi
percaya diriya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Pribadi
semacam ini adalah pribadi yang independen dan sudah mencapai tingkat maturity
(lihat uraian pada bab tentang Kepribadian). Karakteristik kematangan seseorang
adalah ia. tidak tergantung pada orang lain, memiliki rasa tanggungjawab yang
tmggi, obyektiI, dan kritis. Emosionalnya boleh dikatakan sudah stabil, tidak
gampang tersinggung dan naik pitam. Juga tingkat sosialnya tinggi, mau menolong
orang lain, dan yang paling tinggi lagi ialah kedekatannya dengan khaliq sang
pencipta, Allah Swt.

V. HASIL/KESIMPULAN PENULIS
Hasil dari penelitian penulis adalah :
1. Data yang dipergunakan valid dan reliabel
2. Ada hubungan dan pengaruh berarti dadi kedua variabel yang diteliti (variabel bebas
dan variabel terikat)

VI. PEMBAHASAN PENGKA1I
Tulisan ilmiah yang berjudul 'Kajian Karakter Wirausaha (Studi Pada
Mahasiswa Politeknik Negeri Malang) merupakan tulisan untuk mengetahui karakter
Wirausaha mahasiswa Polinema. Tulisan ini menggunakan beberapa parameter jiwa
wirausaha, diantaranya : Kebebasan, Disiplin diri, Kreativitas, Dorongan dan
Keinginan, Menghadapi Resiko dan Percaya Diri. Parameter-parameter ini
dikelompokkan dalam variabel bebas. Parameter-parameter tersebut tadi dibandingkan
dengan parameter penunjang diataranya : Nilai Bahasa Mandarin, Dasar-dasar
Akuntansi, Pengantar Bisnis dan Komputer dll. Parameter-parameter ini
dikelompokkan dalam variabel terikat.
Penelitian dilakukan dengan cara mengambil data dari sampel yaitu mahasiswa
dengan memberikan daItar perntanyaan kepada mahasiswa untuk diisi. Data yang
telah diisi akan diolah, namun pengkaji masih sulit untuk mengerti/memahami
perhitungan yang dilakukan peneliti, sehingga pengkaji hanya memahami melalui
pembahasan dari tulisan ilmiah tersebut. Menurut peneliti, karakter-karakter wirausaha
seperti yang disebutkan sebelumnya berpengaruh terhadap nilai/prestasi. Tetapi yang
paling berpengaruh adalah karakter kebebasan, disiplin diri dan kreativitas.

VII. KESIMPULAN PENGKA1I
Dari tulisan ilmiah tersebut, pengkaji mengambil kesimpulan :
1. Karakter wirausaha yang meliputi: kebebasan, disiplin diri, kreativitas, dorongan
dan keinginan, menghadapi resiko dan percaya diri berpengaruh terhadap
nilai/prestasi bagi mahasiswa Polinema.
2. Penelitian tentang karakter manusia tidak dapat seratus persen pasti benar, tetapi
mayoritas menggunakan pendekatan statistik.

Anda mungkin juga menyukai