Anda di halaman 1dari 23

KIAT - KIAT MENGHIMPUN BERBAGAI SUMBER DANA DAN

OPTIMALISASI PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PERENCANAAN


ANGGARAN SEKOLAH

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah
pemerataan, mutu dan relevansi serta efektivitas manafemen pendidikan.
Manajemen pendidikan yang sentralistik yang kita laksanakan selama
pemerintahan Orde Baru, dipandang kurang mendorong terjadinya demokratisasi
pengelolaan pendidikan.
Manajemen pendidikan yang sentralistik tidak dapat mengakomodasi
perbedaan keragaman atau kepentingan baik untuk daerah, sekolah maupun
peserta didik, serta mematikan partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan.
Berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut di atas telah dilakukan, di
antaranya pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan
pada prinsip desentralisasi manajemen pendidikan. Salah satu langkah yang
dilaksanakan adalah menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS).
Manajemen berbasis sekolah merupakan suatu konsep pengelolaan sekolah yang
berawal dari kemampuan, inisiatiI, dan kreativitas sekolah dalam
menyelenggarakan pendidikan di sekolahnya, dan tidak tergantung pada petunjuk
dari pemerintah pusat. Semua kegiatan pengambilan keputusan, perencanaan dan
kebijakan penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya berasal dari inisiatiI sekolah
itu sendiri dan bukan berasal dari birokrasi diatasnya.
Melalui manajemen berbasis sekolah maka kemandirian sekolah dapat
terwujud melalui upaya-upaya maksimal dari guru, kepala sekolah dan partisipasi
masyarakat (stakeholders) dalam penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya di
dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah ada 3 (tiga) hal yang perlu

dilaksanakan yaitu: (1) manajemen sekolah baik Iungsi maupun substansinya


dalam kerangka MBS; (2) pembelajaran aktiI, kreatiI, eIektiI dan menyenangkan
(PAKEM); serta (3) peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung
program sekolah. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, telah
diamanatkan dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 8 disebutkan 'masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan, dan
pada pasal 9 berbunyi ' masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber
daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat mau mendukung program
sekolah apabila sekolah menyelenggarakan manajemen pendidikan yang
transparan, utamanya transparansi dalam manajemen keuangan. Sesuai dengan 3
prinsip akuntabilitas, maka masyarakat berhak mengetahui pendayagunaan apa
yang telah disumbangkannya kepada lembaga pendidikan, baik tingkat eIektivitas
maupun tingkat eIisiensinya.
Pada kenyataan riil yang ada, peran komite sekolah saat ini masih sangat
kurang. Keterlibatan mereka hanya sebagai Iormalitas saja. Mereka tidak
dilibatkan dalam hal pengambilan kebijakan yang membuat mereka tidak mau
terlibat dalam kegiatan sekolah, sekolah kadang mengambil prakarsa untuk
pengambilan keputusan sedangkan komite sekolah masih belum diikutsertakan
dalam pengambilan keputusan keputusan tersebut. disamping itu perencanaan
dan pelaksanaan program dilakukan secara penuh oleh kepala sekolah dan
sebagian guru tanpa ada keterlibatan langsung dari pihak komite sekolah. Komite
sekolah berperan hanya sebatas penggalangan iuran, yang merupakan peninggalan
kebijakan sebelumnya. Peran komite lainnya seperti kontrol terhadap pelaksanaan
program program sekolah sering kali tidak dilakukan dengan baik sehingga,
terkesan transparansi manajemen dan keuangan sekolah masih sangat kurang.
Oleh sebab, sebagian wali murid sering mengeluh dan mencurigai penggunaan
dana sekolah. hal lain yang menyebabkan mereka malas berIikir atau terlibat
kemungkinan karena mereka tidak mendapatkan penghargaan dari pihak sekolah,
terkadang mereka dibutuhkan hanya pada saat sebuah keputusan akan disahkan
barulah mereka di minta untuk mensahkkan,tetapi pada saat perumusan dan

perencanaan mereka tidak dilibatkan sama sekali. Hal inilah yang mendasari
penulis untuk merumuskan suatu permasalahan yaitu Kiat Kiat Menghimpun
Berbagai Sumber Dana Dan Optimalisasi Peran Komite Sekolah Dalam
Perencanaan Anggaran Sekolah.

B. PERMASALAHAN
Dari latar belakang di atas dapat di tarik sebuah permasalahan yaitu
bagaimanakah kiat kiat menghimpun berbagai sumber dana dan
mengoptimalisasi peran komite sekolah dalam perencanaan anggaran sekolah.




















PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Pengertian Manajemen Keuangan
Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan tertib, lancar, eIektiI
dan eIisien. Kegiatan di sekolah yang sangat kompleks membutuhkan pengaturan
yang baik. Keuangan di sekolah merupakan bagian yang amat penting karena
setiap kegiatan butuh uang. Keuangan juga perlu diatur sebaik-baiknya. Untuk itu
perlu manajemen keuangan yang baik. Sebagaimana yang terjadi di substansi
manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian,pengawasan atau pengendalian. Beberapa kegiatan manajemen
keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan,
pemanIaatan dana (Lipham, 1985; Keith, 1991), pelaporan, pemeriksaan dan
pertanggungjawaban. Di dalam manajemen keuangan sekolah terdapat rangkaian
aktivitas terdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, dan
pendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan program, pengesahan dan
penggunaan anggaran sekolah. Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan (Depdiknas Ditjen
Dikdasmen, 2000). Dengan demikian manajemen keuangan sekolah merupakan
rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan,
pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan
sekolah.

Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah

Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan

secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah


secara eIektiI dan eIisien.

Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:
1. Meningkatkan eIektivitas dan eIisiensi penggunaan keuangan sekolah
2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, eIisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip eIektivitas juga perlu mendapat
penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu
transparansi, akuntabilitas, eIektivitas, dan eIisiensi.
1) Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen
berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga
pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya
keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan
sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan
pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh
program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan
kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan
warga sekolah melalui penyediaan inIormasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh inIormasi yang akurat dan memadai.

Beberapa inIormasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga


sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja
sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di
depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan inIormasi itu
dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa
jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa
saja uang itu. Perolehan inIormasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa
terhadap sekolah.

) Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas perIormansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah
ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang
secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang
tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat
terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para penyelenggara
sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen
dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang
dapat diukur dalam melaksanakan tugas, Iungsi dan wewenangnya, (3) adanya
partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusiI dalam menciptakan
pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan
pelayanan yang cepat

3) Efektivitas
EIektiI seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.Garner(2004) mendeIinisikan eIektivitas lebih dalam lagi, karena
sebenarnya eIektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada

kualitatiI hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga Effectiveness


`characteri:ed by qualitative outcomes`. EIektivitas lebih menekankan pada
kualitatiI outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip
eIektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk
membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
dan kualitatiI outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

) Efisiensi
EIisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency
`characteri:ed by quantitative outputs` (Garner,2004). EIisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran(out put) atau
antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu,
biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya: Kegiatan dapat
dikatakan eIisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-
kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
b) Dilihat dari segi hasil Kegiatan dapat dikatakan eIisien kalau dengan
penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-
banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkat eIisiensi dan
eIektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap
masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

Peran dan Fungsi Komite Sekolah
Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
044/U/2002 Tentang Dewan Pendidikan Dan Komite Sekolah peran dan Fungsi
Komite Sekolah adalah :


Komite Sekolah berperan sebagai:


1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan di satuan pendidikan;
2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud Iinancial, pemikiran
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;
3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan;
4. Mediator antara pemerintah (eksekutiI) dengan masyarakat di satuan
pendidikan.

Komite Sekolah berfungsi sebagai berikut:
5. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
6. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia
usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu;
7. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat;
8. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan
pendidikan mengenai:
O kebijakan dan program pendidikan;
O Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS);
O Kriteria kinerja satuan pendidikan;
O Kriteria tenaga kependidikan;
O Kriteria Iasilitas pendidikan; dan
O Hal - hal lain yang terkait dengan pendidikan;
9. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan;

10. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan


pendidikan disatuan pendidikan;
11. melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.


B. SUMBER - SUMBER DANA DAN KIAT - KIAT
MENGHIMPUNNYA
Kebutuhan dana untuk kegiatan operasional secara rutin dan
pengembangan program sekolah secara berkelanjutan sangat dirasakan setiap
pengelola lembaga pendidikan. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan sekolah
semakin banyak dana yang dibutuhkan. Untuk itu kreativitas setiap pengelola
sekolah dalam menggali dana dari berbagai sumber akan sangat membantu
kelancaran pelaksanaan program sekolah baik rutin maupun pengembangan di
lembaga yang bersangkutan. Pasal 46 Undang-undang No 20 Tahun 2003
menyatakan pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Berdasarkan tuntutan kebutuhan di sekolah tersebut utamanya kebutuhan
pengembangan pembelajaran yang sangat membutuhkan biaya yang relatiI
banyak, maka sumber pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar
membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah, disamping sekolah perlu
melakukan usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana. Hal ini akan terwujud
apabila menajemen sekolah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya di samping
kreativitas sekolah juga menjadi andalan utama. Sehingga hal ini tidak akan lepas
dari peran komite sekolah atau masyarakat yang berada di sekitar sekolah,
apabila mereka dapat diberdayakan seoptimal mungkin, maka sekolah tidak akan
mengalami kesulitan dalam mencari dana untuk membantu penyelenggaraan
pendidikan di sekolah tersebut.

a) Sumber - sumber dana


Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha
mandiri sekolah, orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti
hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku,
yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta
masyarakat luas. Berikut ini disajikan rincian masing-masing sumber pendapatan
sekolah.
Sumber keuangan dari pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat,
pemerintah kabupaten/ kota. Sumber keuangan pendidikan yang berasal dari
pemerintah pusat dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), sedangkan yang berasal dari pemerintah kabupaten dan
kota dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah(APBD).

Sumber dana yang berasal dari orang tua siswa dapat berupa sumbangan
Iasilitas belajar siswa, sumbangan pembangunan gedung, dan SPP. Selain itu
bisa juga sekolah mengembangkan penggalian dana dalam bentuk:
O Amal jariyah
O akat mal
O Uang tasyakkuran
O Amal Jumat

Sumber dana dari dunia usaha dan industri dilakukan melalui kerja sama
dalam berbagai kegiatan, baik bantuan berupa uang maupun berupa bantuan
Iasilitas sekolah. Sumber dana dari masyarakat demikian juga bisa berupa
uang maupun berupa bantuan Iasilitas sekolah.

Untuk memperoleh dana dari berbagai pihak utamanya dari dana hibah atau
block grant, kepala sekolah perlu menyusun proposal yang menggambarkan
kebutuhan pengembangan program sekolah. Komponen proposal dapat disusun
sebagai berikut: rumusan visi, misi, dan tujuan sekolah, identiIikasi tantangan

nyata yang dihadapi sekolah, sasaran, identiIikasi Iungsi-Iungsi sasaran, analisis


SWOT, alternatiI langkah-langkah pemecahan persoalan, rencana dan Program
Peningkatan mutu, anggaran dan rincian penggunaannya.

b) Kiat - kiat menghimpun dana di sekolah
Beberapa kegiatan yang merupakan usaha mandiri sekolah yang bisa
menghasilkan pendapatan sekolah antara lain :

1) Pengelolaan kantin sekolah
Dalam hal pengelolaan, pihak sekolah dapat memberdayakan komite
sekolah untuk mewadahi masyarakat sekitar yang mau berpartisipasi dalam
pengelolaan kantin sekolah. Hal hal yang dapat dilakukan yaitu :
O Pihak sekolah menyediakan / membangun sebuah gedung yang
permanen dan melengkapi Iasilitas yang dibutuhkan yang akan
digunakan sebagai kantin sekolah.
O Gedung tersebut selanjutnya pihak sekolah di bantu oleh komite
sekolah untuk mewadahi masyarakat sekitar sekolah yang mau
menyewa gedung kantin tersebut. Pihak sekolah memberikan
kebebasan kepada masyarakat sekitar di bawah pengawasan komite
sekolah untuk menjual apa saja di dalam kantin tersebut selama masih
dalam hal kewajaran yaitu, makanannya bergizi, bersih, halal, dan
harganya terjangkau bagi siswa dan warga sekolah.
O Dalam pengelolaan keuangan, pihak sekolah memungut sewa gedung
kepada pihak penyewa misalnya di kenakan retribusi Rp. 2500/hari.
pihak sekolah juga mewajibkan bagi para penyewa untuk menjaga
kebersihan kantin tersebut. Hasil dari sewa gedung kantin tersebut
dapat menjadi pemasukan bagi sekolah sehingga dapat digunakan
untuk keperluan pengembangan sekolah ke depan, dan pengelolaan
keuangan harus dilaksanakan secara transparan dan akuntabilitas.
O Apabila hal ini terlaksana dengan baik maka semua pihak akan
memperoleh keuntungan. Pihak sekolah akan memperoleh keuntungan

dari segi Iinancial dan menjadi pemasukan rutin bagi sekolah, siswa
tidak lagi jajan sembarangan serta kualitas makanan dapat
dipertanggungjawabkan, masyarakat sekitar sebagai penyewa kantin
dan komite sekolah akan merasa senang karena mereka merasa
diberdayakan oleh sekolah sehingga menumbuhkan rasa memiliki, rasa
cinta terhadap sekolah tersebut.

2) Koperasi Sekolah
Selain pengelolaan kantin sekolah, usaha yang bisa dilakukan sekolah
untuk menambah pendapatan sekolah yaitu pengelolaan koperasi sekolah.
Adanya koperasi sekolah disamping memiliki manIaat tersedianya
kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau oleh warga sekolah, juga
memiliki nilai bisnis yang menguntungkan bagi sekolah. Terkait dengan
kebutuhan siswa, usaha koperasi bisa berupa toko yang menyediakan
seragam sekolah, buku tulis dan cetak, alat tulis dan kebutuhan belajar
lainnya. Terkait dengan kebutuhan guru, koperasi bisa menyediakan
seragam guru, alat tulis dan kebutuhan rumah tangga misalnya penyediaan
sembako dan kebutuhan lainnya. Selain toko yang menyediakan kebutuhan
guru, koperasi bisa mengelola usaha simpan pinjam dengan suku bunga
yang lebih rendah daripada suku bunga di bank agar guru dan pegawai
sekolah tertarik serta merasa diuntungkan oleh adanya koperasi di sekolah
untuk pengelolaannya dapat di berikan kepada komite sekolah sehingga
mereka dapat diberdayakan.
Pengelolaan koperasi sekolah yang eIektiI perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
O Tempat koperasi strategis di dalam sekolah, yang memudahkan
warga sekolah untuk mengunjunginya, serta dapat terpantau oleh
pengelola sekolah.
O Bangunan koperasi didesain secara baik, indah, bersih, nyaman
sehingga menyenangkan pengunjungnya.

O Ragam barang yang dijual di koperasi bervariasi sesuai kebutuhan


pembeli dan berkualitas baik, namun harganya diusahakan yang
semurah mungkin.

O Keuangan koperasi atau hasil pengelolaan koperasi dikelola secara
transparan dan sesuai dengan standar pembukuan koperasi. Hasil
usaha koperasi dikumpulkan sehingga menjadi sumber rutin yang
diterima pihak sekolah.

3) Pengelolaan jasa antar jemput bagi siswa.
Usaha ini bisa dilakukan bagi sekolah yang lokasinya jauh dari jalur
transportasi umum, karena sangat membantu siswa agar tidak terkendala di
dalam hal transportasi. Mengingat hal yang sering dikeluhkan oleh siswa
ketika terlambat datang kesekolah adalah karena masalah transportasi.
Kiat kiat yang dapat sekolah lakukan dalam hal pengelolaan jasa
antar jemput adalah :
O Pihak sekolah diwadahi oleh komite sekolah memIasilitasi
masyarakat sekitar yang kebetulan mempunyai kendaraan angkutan
kota dan mau bekerjasama dengan pihak sekolah dalam hal jasa antar
jemput siswa.
O Angkutan tersebut selanjutnya di sewa oleh pihak sekolah lengkap
dengan sopirnya. Siswa yang menggunakan jasa antar jemput
tersebut di tarik iuran. Penarikan iuran bisa perhari, perpekan, atau
perbulan sesuai kesepakatan.
O Dalam hal pengelolaan keuangan, pihak sekolah di bantu oleh komite
sekolah mengadakan perjanjian dengan pihak pemilik kendaraan,
apakah sewa kendaraan tersebut dibayar tiap pekan atau tiap
bulannya.
O Sisa dana dari pembayaran sewa kendaraan di tambah gaji sopir,
menjadi dana rutin yang diperoleh sekolah tiap bulannya. Sehingga
pihak sekolah mendapatkan tambahan dana.

O Dalam hal pertanggungjawaban keuangan, pihak sekolah harus


transparan dan akuntabilitas dalam pengelolaannya, dalam hal ini
komite sekolah dapat berperan aktiI sehingga semua warga sekolah
mengetahui pengelolaan dan penggunaan dana tersebut.

4) Pengelolaan Lahan Sekolah
Apabila sekolah memiliki lahan yang masih kosong dan tidak
dipergunakan untuk kegiatan siswa, maka hal ini adalah sesuatu yang
dapat menghasilkan pendapatan bagi sekolah. Sekarang tergantung
bagaimana cara sekolah tersebut mengaturnya.
Kiat kiat yang dapat dilakukan oleh sekolah yaitu :
O Pihak Sekolah melakukan musyarawah dengan pihak komite sekolah
mengenai pengelolaan lahan kosong tersebut. Setelah dicapai
kesepakatan, maka pikak sekolah di bantu komite sekolah melakukan
observasi terhadap lahan tersebut, tanaman apa yang dapat tumbuh
serta tidak harus membutuhkan biaya dan perawatan yang mahal,
tetapi hasilnya dapat cepat dinikmati oleh pihak sekolah.
O Apabila telah diketahui tanaman apa yang akan di tanam selanjutnya
pihak sekolah melakukan kerjasama dengan masyarakat sekitar untuk
pengelolaan lahan tersebut. Apabila ada masyarakat sekitar yang
berproIesi sebagai petani, maka hal ini sangat menguntungkan kedua
belah pihak. Dari pihak sekolah tidak harus susah mencari orang yang
akan menggarap tanah tersebut, sedangkan dari masyarakat (petani)
tersebut akan sangat terbantu, karena tidak harus mempunyai lahan
sendiri untuk dapat melakukan pekerjaannya.
O Proses pengelolaan keuangannya bisa bagi hasil. Yaitu 50 50 dan
harus transparan. Pihak sekolah mendapatkan hasil bersih 50 dari
hasil lahan tersebut tanpa harus mengeluarkan dana sepeserpun.
Sedangkan pihak pengolah lahan mendapatkan keuntungan yang sama
tanpa harus memiliki lahan sendiri. Hal ini sangat berdampak bagi
petani tersebut, karena di zaman sekarang harga tanah sangat mahal,

sehingga ketika diberi kesempatan seperti ini, maka tidak akan di sia-
siakan oleh petani. Peran komite sekolah disini adalah sebagai
pendamping agar kegiatan ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Dampak positiI lainnya yaitu rasa memiliki terhadap sekolah oleh
komite sekolah dan masyarakat akan semakin tinggi, karena mereka
merasa dihargai oleh pihak sekolah.

5) Kegiatan seminar, pelatihan, lokakarya dengan dana dari peserta yang
bisa disisihkan sisa anggarannya untuk sekolah. Penyelenggaraan
kegiatan ini tentunya harus dipilih tema yang hangat, perkembangan
terkini sehingga menantang peserta mengikutinya. Apabila ada dana
yang masuk, sekolah bisa menyisihkan sebagian untuk sekolah.

6) Penyelenggaraan gelar dan lomba kesenian antar sekolah dengan biaya
dari peserta atau perusahaan yang berminat membantunya. Sebagian
dana bisa disisihkan untuk sekolah.

7) Melakukan Bazar sekolah.
Pihak sekolah melakukan bazar yang dapat dilaksanakan pada
akhir tahun pelajaran, dimana barang barang yang di jual adalah hasil
karya dari siswa itu sendiri. Hal ini sangat berpengaruh terhadap siswa,
karena siswa akan merasa bangga atas hasil karya mereka karena dapat
di pajang dan di hargai oleh orang lain, dan dapat menjadi salah satu
tambahan dana bagi sekolah. pihak komite sekolah dan masyarakat
akan merasa puas karena anak anak mereka menjadi kreatiI dan
inovatiI.




C. PERENCANAAN ANGGARAN
Proses perumusan perencanaan anggaran keuangan yang strategis,
memerlukan kajian secara cermat tentang evaluasi diri lembaga pendidikan yang
bersangkutan, visi, misi, tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek
lembaga pendidikan. Kemudian ditetapkan program kegiatan dan berbagai
layanan yang dilaksanakan lembaga pendidikan yang sesuai dengan tujuan
jangka panjang dan pendek serta target yang akan dicapai baik output maupun
outcomes-nya, dan disusunlah anggaran sehingga jadilah perencanaan keuangan
yang strategis sesuai dengan kondisi sekolah. Visi sekolah menjadi pedoman
dalam pengembangan program sekolah.
Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah, pandangan
jauh kedepan kemana sekolah akan dibawa. Visi sekolah digunakan untuk
memandu perumusan misi sekolah dan perumusan tujuan sekolah. Contoh
rumusan visi sekolah, yaitu terwujudnya siswa yang berkualitas dan lulusan yang
unggul sehingga mampu bersaing di tingkat daerah, nasional dan internasional.
Bertolak dari rumusan visi sekolah selanjutnya dirumuskan misi sekolah.
Misi merupakan kegiatan yang harus diemban untuk menjawab pencapaian
visi yang ditetapkan. Contoh perumusan misi sekolah, yaitu terlaksananya
kegiatan belajar mengajar yang kondusiI dalam lingkungan sekolah yang aman,
tertib, disiplin, bersih yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai;
terciptanya hubungan yang harmonis antar personil di sekolah. Selanjutnya
rumusan tujuan jangka panjang dan jangka pendek dan target pencapaiannya
diselaraskan dengan visi dan misi sekolah.
Disamping memperhatikan program pengembangan sekolah, perencanaan
keuangan sekolah juga mengacu pada penyelenggaraan pendidikan di sekolah
secara keseluruhan. Kepmendiknas Nomor 056/U/2001 menyebutkan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah meliputi (1) pelayanan yang bersiIat
teknis edukatiI untuk proses belajar mengajar baik teori maupun praktek untuk
seluruh mata pelajaran dan penilaian hasil belajar; (2) pelayanan yang bersiIat
penunjang untuk operasionalisasi ruang belajar dan kegiatan ekstra kurikuler; (3)

pengadaan dan perawatan buku pelajaran, peralatan pendidikan, alat pelajaran,


peralatan laboratorium, perpustakaan dan peralatan praktik keterampilan serta
bahan praktik laboratorium dan keterampilan; (4) pengadaan dan perawatan
sarana kegiatan penunjang seperti sarana administrasi, gedung sekolah, ruang
kelas, Iasilitas sekolah dan lingkungan; (5) penyediaan daya dan jasa seperti
listrik, telepon, gas dan air; (6) perjalanan dinas kepala sekolah dan guru; (7)
pelayanan kemasyarakatan, pemberdayaan Komite Sekolah, kegiatan sosial; (8)
penyelenggaraan lomba yang diikuti siswa dan atau guru; (9) pelayanan habis
pakai untuk keperluan sekolah seperti surat kabar; (10) penyediaan gaji guru dan
non-guru, tunjangan, honorarium, lembur, transportasi, insentiI dan lainnya yang
menunjang pendidikan.
Berdasarkan komponen penyelenggaraan pendidikan tersebut, tiap kepala
sekolah menentukan program prioritas yang perlu dilaksanakan dalam satu tahun
anggaran, kemudian dijadikan program kegiatan yang perlu mendapatkan dana.
Pada tahap perencanaan, analisis kebutuhan pengembangan sekolah dalam
kurun waktu tertentu menjadi Iokus utama yang perlu diperhatikan. Kebutuhan
dalam satu tahun anggaran, lima tahun, sepuluh tahun, bahkan dua puluh lima
tahunan.
Perencanaan dibuat oleh kepala sekolah, guru, staI sekolah dan pengurus
komite sekolah. Mereka mengadakan pertemuan untuk menentukan kebutuhan
dan menentukan kegiatan sekolah dalam waktu tertentu. Berdasarkan analisis ini
diperoleh banyak kegiatan yang perlu dilakukan sekolah dalam satu tahun, lima
tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun. Untuk itu perlu
diurutkan tingkat kebutuhan kegiatan dari yang paling penting sampai kegiatan
pendukung yang mungkin bisa ditunda pelaksanaannya. Hal ini terkait dengan
tersedianya waktu, keberadaan tenaga dan jumlah dana yang tersedia atau yang
bisa diupayakan ketersediaannya.
Analisis sumber-sumber dana dan jumlah nominal yang mungkin diperoleh,
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan hasil analisis yang
dilakukan. Perpaduan analisis kegiatan dan sumber dana serta menyangkut waktu

pelaksaannya ini seringkali menghasilkan apa yang dinamakan Rencana


Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Setiap sekolah wajib menyusun RAPBS sebagaimana diamanatkan di
dalam pasal 53 Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, yaitu Rencana Kerja Tahunan hendaknya memuat rencana anggaran
pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun; RAPBS
merupakan rencana perolehan pembiayaan pendidikan dari berbagai sumber
pendapatan serta susunan program kerja tahunan yang terdiri dari sejumlah
kegiatan rutin serta beberapa kegiatan lainnya disertai rincian rencana
pembiayaannya dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian RAPBS berisi
tentang ragam sumber pendapatan dan jumlah nominalnya baik rutin maupun
pembangunan, ragam pembelanjaan dan jumlah nominalnya dalam satu tahun
anggaran.

Penyusunan RAPBS perlu memperhatikan asas anggaran antara lain:
sas kecermatan
Anggaran harus diperkirakan secara cermat, baik dalam hal penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian sehingga dapat eIektiI dan terhindar
dari kekeliruan dalam penghitungan.

sas 1erinci
Penyusunan anggaran dirinci secara baik sehingga dapat dilihat rencana
kerja yang jelas serta dapat membantu unsure pengawasan.
sas Keseluruhan
Anggaran yang disusun mencakup semua aktivitas keuangan dari suatu
organisasi secara menyeluruh dari awal tahun sampai akhir tahun anggaran.
sas Keterbukaan
Semua pihak yang telah ditentukan oleh peraturan atau pihak yang terkait
dengan sumber pembiayaan sekolah dapat memonitor aktivitas yang
tertuang dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaannya.

sas Periodik
Pelaksanaan anggaran mempunyai batas waktu yang jelas.
sas Pembebanan.
Dasar pembukuan terhadap pengeluaran dan penerimaan anggaran perlu
diperhatikan. Kapan suatu anggaran pengeluaran dibebankan kepada
anggaran ataupun suatu penerimaan menguntungkan anggaran perlu
diperhitungkan secara baik.
Dalam penyusunan RAPBS, kepala sekolah sebaiknya membentuk tim
yang terdiri dari dewan guru dan pengurus komite sekolah. Setelah tim dan
Kepala Sekolah menyelesaikan tugas, merinci semua anggaran pendapatan dan
belanja sekolah, Kepala Sekolah menyetujuinya. Pelibatan para guru dan
pengurus komite sekolah ini akan diperoleh rencana yang mantap, dan secara
moral semua guru, kepala sekolah dan pengurus komite sekolah merasa
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana tersebut.
Proses penyusunan RAPBS yang partisipatiI dapat dilihat pada Gambar
sebagai berikut:















Kepala sekolah
mempelajari visi,
misi, program
utama sekolah
yang telah ada
RAPBS sudah siap dilaksanakan
Kepala sekolah bersama guru dan
Pengurus Komite Sekolah membahas
draIt dan menetapkan RAPBS
Kepala sekolah mengundang guru dan
Pengurus Komite Sekolah untuk
menyusun draIt RAPBS

Secara rinci langkah penyusunan RAPBS, yaitu:


1) Inventarisasi kegiatan untuk tahun yang akan datang, baik kegiatan rutin
maupun kegiatan pembangunan/ pengembangan berdasarkan evaluasi
pelaksanaan kegiatan pada tahun sebelumnya, analisis kebutuhan tahun
berikutnya, dan masukan dari seluruh warga sekolah maupun Komite
Sekolah.
2) Inventarisasi sumber pembiayaan baik dari rutin maupun pengembangan.
3) Penyusunan Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) yang lengkap berdasarkan
Langkah poin (1) dan (2). Kepala Sekolah membuat tabel RKS yang
terdiri dari kolom-kolom nomor urut, uraian kegiatan, sasaran, kolom-
kolom perincian dana dari berbagai sumber, dan kolom jumlah. Tabel
tersebut diisi sesuai kolom yang ada.
4) Penyusunan RAPBS. Kepala Sekolah membuat tabel RAPBS yang terdiri
dari kolom kolom, yaitu kolom rencana penerimaan dan jumlahnya, kolom
rencana pengeluaran dan jumlahnya. Tabel tersebut diisi kemudian
ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah dan
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat.
5) Setiap awal tahun pelajaran Kepala sekolah, Guru, staI TU, Komite
secara bersama-sama menyusunan Visi, misi, tujuan, program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya merencanakan
pendapatan baik sumber-maupun jumlahnya. Rencana pendapataan
masing dirinci untuk belanja program dan kegiatan yang
direncanakan. Setelah itu dituangkan dalam draI RAPBS untuk
disahkan menjadi APBS tahun berjalan.













PENUTUP

. KESIMPUL
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
Peran komite sekolah dalam menghimpun dana di sekolah sangat penting
karena komite sekolah dapat menjadi penggerak dalam melakukan
kegiatan kegiatan tersebut yang melibatkan masyarakat sekitar.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan yaitu : Pengelolaan kantin
sekolah, pengelolaan jasa antar jemput siswa, pengelolaan lahan sekolah,
kegiatan seminar, pelatihan, lokakarya, lomba seni antar sekolah, bazaar
sekolah, dll.
Dalam penyusunan RAPBS, kepala sekolah sebaiknya membentuk tim
yang terdiri dari dewan guru dan pengurus komite sekolah. Setelah tim
dan Kepala Sekolah menyelesaikan tugas, merinci semua anggaran
pendapatan dan belanja sekolah, Kepala Sekolah menyetujuinya. Pelibatan
para guru dan pengurus komite sekolah ini akan diperoleh rencana yang
mantap, dan secara moral semua guru, kepala sekolah dan pengurus
komite sekolah merasa bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana
tersebut.

Proses penyusunan RAPBS yang partisipatiI dapat dilihat pada Gambar
sebagai berikut:


Kepala sekolah
mempelajari visi,
misi, program
utama sekolah
yang telah ada
Kepala sekolah mengundang guru dan
Pengurus Komite Sekolah untuk
menyusun draIt RAPBS







. S#
Untuk mengoptimalkan peran komite sekolah hal hal yang dapat dilakukan
adalah :
Bagi pengurus dan anggota komite Sekolah yang berperan aktiI, dapat
diberikan reward berupa intensiI, sehingga perannya dapat lebih
kontributiI, bisa saja selama ini peran mereka sangat kurang karena tidak
adanya reward and punishment bagi kinerja mereka.
Komite sekolah mempunyai sekretariat sendiri sehingga dalam
melaksanakan tugas peran dan Iungsinya itu dapat lebih teratur, karena
selama ini yang penulis lihat dilapangan, komite sekolah itu tidak
mempunyai ruangan/sekretariat di sekolah. apabila komite sekolah
mempunyai ruang sekretariat, bisa memacu mereka untuk sering berada
di sekolah dan menjalankan perannya dengan maksimal.
Komite sekolah juga dapat membuat Blog untuk ajang promosi ataupun
sharing dengan warga sekolah lainnya. Sehingga dapat terjalin
komunikasi yang baik antara komite sekolah, warga sekolah dan
masyarakat sekitar.
Dari pihak sekolah dapat membuat piket harian komite, maksudnya di
sekolah tersebut, yang piket bukan hanya guru, tetapi anggota komite
juga mempunyai jadwal piket harian. Sehingga setiap hari kerja, komite
sekolah itu ada di sekolah, hal ini sangat penting karena komite sekolah
dapat melihat aktiIitas seluruh masyarakat sekolah dan dapat
memberikan masukan bila diperlukan.


RAPBS sudah siap dilaksanakan
Kepala sekolah bersama guru dan
Pengurus Komite Sekolah membahas
draIt dan menetapkan RAPBS







DAFTAR PUSTAKA


Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
044/U/2002 Tentang Dewan Pendidikan Dan Komite Sekolah
Depdiknas. 2008. Contoh Yang Baik Dalam bidang Manajemen Pendidikan.
Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. 2008. Modul Pelatihan Praktik yang Baik ( Modul 1). Jakarta :
Depdiknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Modul
Manajemen Keuangan Sekolah. Jakarta : Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai