Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Keberhasilan suatu spesies ikan ditentukan oleh kemampuan ikan tersebut untuk
bereproduksi dalam kondisi lingkungan yang berubah ubah dan kemampuan untuk ikan
tersebut untuk mempertahankan populasinya. Setiap spesies ikan mempunyai strategi
reproduksi yang tersendiri sehingga dapat melakukan reproduksinya dengan sukses.
Perkembangan gonad pada ikan menjadi perhatian pada pengamatan reproduksi ikan.
Perkembangan gonad yangs semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan
sebelum terjadi pemijahan.
Secara morIologi perubahan-perubahan pada kondisi perkemabngan gonad dapat
dinyatakan dengan tingkat kematangan. Namun hal ini belum menyatakan suatu
perhitungan secara kuantitatiI. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad
tersebut secara kuantitatiI. Dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks
Kematangan Gonad, atau IKG.
1.2RUMUSAN MASALAH
Rumusan maslah yang ada dalam praktikumini adalah bagaimana tingkat
kematangan gonad ikan dan apa perbedaan gonad jantan dan betina.
1.3TUJUAN
Tujuan dari praktikum tingkat kematangan gonad ikan adalah untuk mengetahui
tingkat kematangan gonad ika serta untuk mengetahiu perbedaan dari gonad jantan dan
betina.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINGKAT KEMATANGAN GONAD
Gonad pada vertebrata adalah organ-organ dalam dua tunas, sebagai tambahan pada
reproduksi utama gamet jantan dan betina. Gonad dapat berIungsi untuk mengontrol
karakterisrik seks sekunder. Struktur dan bentuk biasanya tidak terkonsep pada awal
produksi sel, tetapi dengan Iasilitas Iertilisasi gamet jantan dan betina. Karakteristik seks
sekunder mencakup kebanyakan struktur ekstuagonadal dan kebiasaan pada setiap seks
turunan.
Tingkat kematangan gonad adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan
setelah ikan itu memijah. Penentuan tingkat kematangan gonad pada ikan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu penelitian mikroskoIik dengan mengamati pertumbuhan sel sel
gonad dan penentuan berdasarkan keadaan dan ukuran gonad. TKG (tingkat kematangan
gonad) menunjukkan suatu tingkatan kematangan sexual ikan. Sebagian besar hasil
metabolisme digunakan selama Iase perkembangkan gonad.
Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25 dari berat
tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar antara 5-10. Dalam mencapat kematangan
gonad, dapat dibagi dalam beberapa tahapan. Secara umum tahap tersebut adalah akan
memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Ukuran ikan saat pertama kali matang
gonad (length at first maturity, Lm) bergantung pada pertumbuhan ikan itu sendiri dan
Iaktor lingkungan. Pembagian tahap kematangan gonad dilakukan dalam dua cara, yakni
analisis laboratorium dan pengamatan visual. Cara yang umum digunakan ialah metode
pengamatan visual berdasarkan ukuran & penampakan gonad, sebagi catatan metode ini
bersiIat subyektiI.
Indikator pembagian tahapan kematangan gonad dengan cara visual ialah:
1. Ukuran gonad dalam menempati rongga badan (kecil, 1/4 bag, 1/2 bag, 3/4 bag atau
penuh);
2. Berat gonad segar (ditimbang);
3. Penampakan: warna gonad;
4. Penampakan butiran telor (ova) utk ikan betina (45aque, translucens/ri5e/gravid),
5. Ada tidaknya pembuluh darah, dll.
Proses pematangan gonad pada ikan yang telah dewasa dan induk sebenarnya
terjadi mulai dalam masa oosit muda dan bukan dari calon telur (Billard, 1992).
Perkembangan gonad pada ikan betina umumnya disebut dengan istilah perkembangan
ovarium mempunyai tingkat perkembangan sejak masa pertumbuhan hingga masa
reproduksi yang dapat dikategorikan kedalam beberapa tahap. Jumlah tahapan tersebut
bervariasi bergantung kepada spesies maupun peneliti yang mengamati perkembangan
ovarium tersebut. Perkembangan ovarium bergantung pada tingkat kematangan gonad pada
tiap masingmasing waktu yang berbeda (EIIendie, 1979).
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad dapat dilihat dari beberapa parameter
sebagai berikut :
BETINA 1ANTAN
Bentuk ovarium Bentuk testes
Besar Kecilnya Ovarium Besar Kecilnya testes
Pengisian ovarium dalam rongga tubuh Pengisian testes dalam rongga tubuh
Warna ovarium Warna testes
Halus tidaknya ovarium Keluar tidaknya cairan dari testes
Ukuran telur dalam ovarium.
Kejelasan bentuk dan warna telur.
Ukuran garis tengah telur
Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara, yang pertama cara
histologi dilakukan di laboratorium. Yang kedua cara pengamatan morIologi yang dapat
dilakukan di laboratorium dan dapat dilakukan di lapangan. Dari penelitian secara histologi
akan diketahui anatomi perkembangan gonad menjadi lebih jelas dan mendetail.
Sedangkan hasil pengamatan secara morIologi tidak akan sedetail cara histologi, namun
cara morIologi ini banyak dilakukan para peneliti (EIIendi, 2002). MorIologi gonad dan
corak warna digunakan untuk membedakan tingkat kematangan. Hal tersebut bermanIaat
untuk menentukan masa memijah secara umum dan menentukan langkah lanjut untuk
pengelolaannya. Akan tetapi kelemahannya adalah gonad yang telah ditentukan dengan
cara tersebut termasuk tingkat kematangan tinggi (Lam, 1983).
O Ciri Induk Jantan yang Matang Gonad
ciri-ciri ikan jantan yang matang gonad adalah proporsi kepala jantan lebih kecil dibanding
dengan betina, warna kulit dada jantan lebih kusam dibanding betina, kelamin jantan
menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak dibelakang anus, dengan warna
kemerahan, gerakan induk jantan lebih lincah dibandingkan ikan lele betina. Serta kulit
jantan lebih halus dibandingkan betina muncul bintik-bintik kecil di sekitar sirip dorsal.

Gambar 1. Letak gonad jantan
O Ciri Induk Betina yang Masak Gonad
Tanda-tanda induk betina yang baik yaitu warna terang, perut membulat, badan relatiI
panjang, susunan sisiknya teratur, umur 3-10 tahun. Hasil yang baik berumur 5-10 tahun.
Dan tanda-tanda induk betina yang sudah saatnya memijah adalah bagian perut dibelakang
sirip dada kelihatan menggembung jelas sekali dan sisik kelihatan agak terbuka.

Gambar 2. Letak gonad betina
Faktor utama yang mempengaruhi kematangan gonad ikan antara lain : suhu,
makanan dan Iaktor keberadaan hormon. Kematangan gonad ikan tertentu dipengaruhi
oleh dua Iaktor yaitu Iaktor luan dan Iaktor dalam. Faktor dalam yang mempengaruhi
kematangan gonad antara lain perbedaan spesies, umur serta siIat Iisiologisnya. Sedangkan
Iaktor luar yang mempengaruhi adalah suhu dan adanya lawan jenis. Tetapi secara relatiI
perubahannya tidak besar dan di daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat. Kualitas
pakan yang diberikan harus mempunyai komposisi khusus yang merupakan Iaktor penting
dalam mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan pemijahan. Standart tingkat
kematangan gonad sesuai cassei dalam eIIendi.

2.2 GONAD SOMATIK INDEKS
Pengetahuan gonad somatik indeks (GSI) merupakan salah satu aspek yang
memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IGS digunakan untuk
memprediksi kapan ikan tersebut akan siap dilakukannya pemijahan Nilai GSI tersebut
akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya pemijahan. Pemijahan
sebagai salah satu bagian dari reproduksi merupakan mata rantai daur hidup yang
menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi ikan bergantung pada
keberhasilan pemijahan.
Telah dikemukakan bahwa secara morIologi perubahan-perubahan kondisi tersebut
dapat dinyatakan dengan tingkat kematangan. Namun hal ini belum menyatakan suatu
perhitungan secara kuantitatiI. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad
tersebut secara kuantitatiI. Dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks
Kematangan Gonad, atau IKG. Indeks ini dinamakan juga Maturity atau Gonad Somatic
Indeks (GSI) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad
dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan dengan 100.
IKG Bg/Bt X 100
Dimana: IKG Indek kematangan gonad
Bg Berat gonad dalam gram
Bt Berat tubuh dalam gram
2.3 GONAD INDEKS
Selain indek kematangan gonad seperti termaksud di atas ternyata Batts (1972)
mengemukakan indek lain yang dinamakan Gonad Indeks (GI) yaitu perbandingan antara
berat gonad dengan panjang ikan, yang rumusnya:
GI w/Ls X 10s
Dimana: GI Gonad Indek
W Berat gonad segar dalam gram
L panjang ikan dalam mm.
Harga 10s merupakan suatu Iaktor agar nilai GI mendekati harga satu. Apabila tidak
dikalikan dengan Iaktor tersebut akan didapatkan suatu nilai yang sangat kecil (beberapa
angka di belakang koma) sehingga apabila nilai tersebut dipakai untuk membandingkan
dengan nilai lainnya tidak sepeka dengan menggunakan Iaktor 10s tadi.

BAB III
METODOLOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah papan lilin, satu set alat bedah,
timabangan analitis, meteran jahit, cawan petrio dan timbangan roti.
3.1.2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alcohol, tissue, $tr4mateus
cinereus, Mugil sp., Mugil sp.
3.2 CARA KERJA
Ikan sampel $tr4mateus cinereus, Mugil sp., Mugil sp. Dian mengguukur panjang tubuh
total dengan menggunakan meteran jahit. Setelah diukur panjang total ikan ditimbang
dengan timbangan roti. Ikan sampeel diletakkan diatas papan lilin dan dibedah di area
ventral, yaitu anus digunting dengan menggunakan gunting yang bagian ujung dari
gunting tidak sama lancipnya. Bagian yang tidak lancip diletakkan dibawah. Gunting
bagian vetral sampai dengan operculum. Dan digunting para bola keatas. Setelah gonad
ditemukan, gonad dicuci sampai bersih dan diletakkan pada cawan petri. Kemudian
ditimbang dengan timbangan analitis.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA PENGAMATAN
4.1.1 Tabel perlakuan dan pengamatan
Tabel perlakuan pengamatan ikan bawal (5ttomoteos cloeteos)
No Perlakuan Pengamatan
1
Ikan bawal ditandai dan diukur
panjang totalnya

Panjang total ikan bawal 1 : 24 cm
Panjang total ikan bawal 2 : 23,2 cm
2
Ikan bawal yang sudah diukur
panjang total kemudian
ditimbang beratnya

Berat bawal 1: 400 gr
Berat bawal 2: 375 gr
3
Ikan bawal diletakkan di atas
papan lilin untuk dibedah

4
Ikan bawal dibedah bagian
ventral yaitu dari anus ke atas
sampai dibawah operculum dan
dibedah secara parabola dan
dicari gonadnya

5
Gonad ikan bawal yang
dibersihkan

Gonad bawal 1 dan 2
6
Ditimbang berat gonadnya dan
diamati warna untuk
menentukan jenis kelaminnya

Berat gonad bawal 1: 1,51 gr kelamin betina
Berat gonad bawal 2 : 0,87gr kelamin jantan

Tabel perlakuan pengamatan ikan belanak (,oqll)
No Perlakuan Pengamatan
1
Ikan belanak ditandai dan diukur
panjang totalnya

Belanak 1 dengan panjang total : 20 cm
Belanak 2 dengan panjang total : 20,5 cm
2 Ikan belanak ditimbang beratnya

Berat belanak 1 : 75 gr
Berat belanak 2 : 100 gr
3
Ikan belanak diletakkan diatas
alas lilin untuk dibedah

4
Ikan belanak dibedah bagian
ventral yaitu dari anus ke atas
sampai dibawah operculum dan
dibedah secara parabola dan
dicari gonadnya
5
Gonad belanak dibersihkan dan
ditaruh diatas cawan petri

6
Gonad belanak ditimbang
beratnya dan diamati warnanya
untuk menentukan jenis
kelaminnya

Berat gonad ikan belanak 1: 1,17 gr
Berat gonad ikan belanak 2 : 1,9 gr

Tabel perlakuan pengamatan ikan bandeng (ooos cooos)
No Perlakuan Pengamatan
1
Ikan bandeng ditandai dan
diukur panjang totalnya

Panjang total ikan bandeng 1 : 27 cm
Panjang total ikan bandeng 2 : 29,5 cm
2
Ikan bandeng ditimbang
beratnya

Berat bandeng 1 : 250 gr
Berat bandeng 2 : 250 gr
3
Ikan bandeng diletakkan di atas
papan lilin untuk dibedah

4
Ikan bandeng dibedah bagian
ventral yaitu dari anus ke atas
sampai dibawah operculum dan
dibedah secara parabola dan
dicari gonadnya

Tidak ditemukan gonad baik bandeng 1 maupun
bandeng 2

4.1.2 Data Pengamatan TKG
No Ikan
Panjang
total
Berat
total
Berat
gonad
Warna
gonad
1enis
kelamin
GSI/IKG
Level
TKG
Panajng
gonad
1 Bawal 1 24 cm 400 gr 1,51 gr Kuning Betina
,

%
= , %
II 3,7 cm
2 Bawal 2 23,2 cm 375 gr 0,87 gr Putih Jantan
,8

%
= ,%
II 3,7 cm
3 Belanak 1 20 cm 75 gr 1,17 gr Kuning Betina
,

%
= ,%
III 5 cm
4 Belanak 2 20,5 cm 100 gr 1,9 gr Kuning Betina
,9

%
= ,9%
III 5,1 cm
5 Bandeng 1 27 cm 250 gr - - - - - -
6 Bandeng 2 29,5 cm 250 gr - - - - - -

4.1.3 Hubungan Panjang Ikan Dengan Berat Gonad
Ukuran Bawal 1 Bawal 2 Belanak 1 Belanak 2 Bandeng 1 Bandeng 2
Panjang
total ikan
(mm)
240 232 200 205 270 295
Berat
ikan (gr)
400 375 75 100 250 250
Gonado
Index
(GI)

= , 1

= 1

= 9, 1

= 1, 1 1


Tidak ada
gonad
Tidak ada
gonad

4.2 PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat kematangan gonad ika
serta untuk mengetahiu perbedaan dari gonad jantan dan betina. Sebelum dilakukan
pembedahan pada ikan ikan dihitung panjang total dan serta bberat ikan. Data Ini berIungsi
sebagai data awal untuk perhitungan gonad indeks. Ikan diletakkan diatas papan lilin,
dimana papan lilin ini sebagai meja bedah. Kemudian ikkan dibedah dari ventral ke dekat
operculum dan membentuk parabola. Hal ini bertujuan agar pembedahan tidak mengenai
gonad ikan. Sedangkan pempentukan parabola ini agar pengamatan mudah dilakukan
ketika sudah di bedah dan mengetahui letak gonad. Setelah itu gonad dibersihkan dari
lemak dan usus yang menempel agar berat itu murni dari berat gonad. Danditimbang
dengan neraca analitis.
Dari hasil yang ada pada pembedahan han4s chan4s tidak ditemukan sama sekali
dari 2 sampel ikan. Hal ini dimungkinkan oleh ikan yang belum matang gonad sehingga
gonad tidak terlihat dan juga ikan. Sedangkan ikan Mugil sp. GSI pada ikan 1 1,56
sedangkan ikan 2 1,9 dengan cirri cirri gonad berwarna kuning dengan panjang gonada
5,1 cm. Dari besarnya GSI maka ikan Mugil sp. Sedang berada pada level III tingkat
kematngan gonad karena betina maka level III berkisar antara 0.38 8.844. Untuk ikan
$tr4mateus cinereus memiliki GSI ikan 1 0,375 dan ikan 2 0,237. Pada ikan 1 gonad
berwarna kuning dengan panjang 3,7 cm sedangkan di ikan 2 gonad berwarna putih dengan
warna 3,7 cm. dari besarnya GSI maka ikan $tr4mateus cinereus berada pada level II
untuk tingkat kematangan gonad berkisar antara 0.03-3.03 untuk jantan dan 0.03- 4.45
untuk betina. Dari perbedaan tingkat kematangan gonad pada 2 spesies adalah karena
Iaktor Iaktor yang mempengaruhi yairu adalah suhu, hormone, jenis ikan dan makana.
Masing masing ikan memiliki tingkat kematangan gonad yang berbeda sehingga tidak
harus sama (EIIendi, 1997).

f
Ovari pada ikan terdapat dalam tubuh, bentuknya juga tergantung pada rongga
tubuh. Namun pada umumnya memanjang, jumlahnya sepasang dan menggantung kepada
mesenteries (mesovaria). Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di
samping gelembung udara (Pulungan et all, 1990).
Faktor yang mempengaruhi gonad ikan adalah Iaktor internal dan eksternal. Faktor
eksternal meliputi curah hujan, suhu, sunar matahari, tumbuhan, makanan, subtract
pemijahan dan adanya ikan jantan. Sedangkan Iaktor internal yaitu tersedianyan hormone
steroid dan gonadotropin dalam jumlah yang cukup serta kondisi tubuh (Redding dan
Reynaldo, 1993). Gonad ikan jantan dan betina memiliki perbedaan yaitu pada ikan jantan
gonad lebih panjanang berwarna keabu- abuan, dan kurang berisi. Seddangkan untuk ikan
betina memiliki cirri cirri gonad lebih pendek, berwarna kekuningan dan lebih membulat
dan padat (billard, 1992).
Hasil perhitungan untuk GI ikan $tr4mateus cinereus 1 ,8
3
dan ikan
$tr4mateus cinereus 2
3
Mugil Sp. 1 9,
2
Mugil Sp. 2 ,
3
. Dalam
perhitungan GI digunakan 10
8
sebagai koIaktor agar didapatkan nilai GI yang mendekati
harga satuan sehingga mudah melihat dan mendeteksi perubahan yang terjadi. Jika
dibandingkan dengan GSI yang hanya cukup memberikan inIormasi karakteristik aktivitas
reproduksi. Dengan adanya pengamatan tingkat kematangan gonad ini memberikan
pengetahuan tentang aktivitas reproduksi dari ikan (eIIendi, 1979).

BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah GSI ikan Mugil sp. pada ikan 1
1,56 sedangkan ikan 2 1,9 dengan cirri cirri gonad berwarna kuning dengan panjang
gonada 5,1 cm, ikan berkelamin betina dilihat dari warna gonad. Dari besarnya GSI maka
ikan Mugil sp. Sedang berada pada level III. Untuk ikan $tr4mateus cinereus memiliki
GSI ikan 1 0,375 dan ikan 2 0,237. Pada ikan 1 gonad berwarna kuning dengan panjang
3,7 cm sedangkan di ikan 2 gonad berwarna putih dengan warna 3,7 cm. dari besarnya GSI
maka ikan $tr4mateus cinereus berada pada level II, ikan 1 berkelamin betinah dan ikan 2
berkelamin jantan. GI Ikan $tr4mateus cinereus 1 ,8
3
dan ikan $tr4mateus
cinereus 2
3
Mugil Sp. 1 9,
2
Mugil Sp. 2 ,
3
.

AFTAR PUSTAKA
Billard, R. 1992. The Reproductive Cycle oI Male and Female. Brown-Troot (SAlmo Eruta
Tarto) : A Quantitative Study. INRA Stationale. Physicologic Animale. 12. pp.
EIIendie, M. I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
163 hal
EIIendie, M.I. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Cikuray- Bogor.
Lam, T. J. 1985. Induced Spawning in Fish. Oceanic Institut and Tungkang Marine
Laboratory.
Manda, Ridwan. dkk. 2006. Kumpulan Istilah dalam Materi Kuliah Biologi
Perikanan. Fakultas Perikanan dan Kelautan UNRI.
Pulungan, 1990. Fekunditas dan Seberan Diameter Telur dari Beberapa enis Ikan Cyprinid
dari Danau Lubuk Siam, Riau. Pusat Penelitian Universitas Riau, pekanbaru. 57 hal
(tidak diterbitkan)





LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
TINGKAT KEMATANGAN GONAD




NUR JANNATUL FAIDAH 1509 100 013
KELOMPOK : 7


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2011
AFTAR PUSTAKA
Haryono, 2001. 'ariasi M4rf4l4gi dan M4rf4metri Ikan d4kun (Punctius lateristriga) di
sumatra. Biota Vol. VI (3) 109-116, Oktober 2001
Klein. 1772. Reef Fish Identificati4n. Florida: New Word Publication inc.
Kottelat M. 1993. Freshwater Fishes 4f Western Ind4nesia and $ulawesi. Singapore:
periplus edision
Mg. Glade Jm et al. 1985. The Truss, A ge4metric and statistical A55r4ach T4 the analysis
F4rm 4f Fishes. Can teaach rich Iishes aquacult. SCI no. 147
Peristiwadi, Teguh. 2006. iIkan-Ikan Laut Ekonomis Penting di Indonesia. Jakarta: LIPI
Press
Shaklee and Tamaru. 1981. Bi4chemical and M4r5h4l4gical Ev4luti4n 4f hawaian
B4nefish (Albula) Sys Zool. 30 (2): 125-146
Valencienes, 1940. Marine Fishes. American paleontology Vol3. 364:560
Wahyuningsih.2006. Buku afar Ikhti4l4gi. FMIPA Biologi :Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai