Anda di halaman 1dari 15

k0LI0R IARlN0AN

ILkIl lN vlIR0
IANAMAN
IRHA0A IALlNlIAI
0AN kIAHANAN
IRHA0A vlR0I
OIeh: Mia Wahyuningsari
PendahuIuan
Perbaikan tanaman melalui kultur in vitro telah
dilakukan sejak lama dan telah
menghasilakan varietas baru dengan sifat
uggul seperti warna, aroma dan bentuk yang
lebih baik atau sifat ketahanannya terhadap
penyakit atau terhadap cekaman abiotik
lebih meningkat.
MasaIah
ebutuhan komoditas pertanian terus
bertambah seiring dengan
meningkatnya permintaan pasar
dan konsumsi masyarakat. Upaya
untuk meningkatkan produksi
komoditas pertanian dapat
ditempuh melalui perluasan lahan
dan peningkatan produktivitas.
Namun, upaya tersebut
menghadapi masalah cekaman
abiotik seperti kekeringan,
keracunan aluminium (Al) dan
unsur mikro pada lahan masam,
dan salinitas.
SoIusi:
SELEKSI IN VITRO!
Perbaikan tanaman melalui
kultur in vitro telah dilakukan
sejak lama dan telah
menghasilakan varietas baru
dengan sifat uggul seperti
warna, aroma dan bentuk
yang lebih baik atau sifat
ketahanannya terhadap
penyakit atau terhadap
cekaman abiotik lebih
maningkat.
Keuntungan perbaikan tanaman
meIaIui kuItur 3;974:
W emungkinan melakukan seleksi
pada tingkat sel (kultur sel, kultur
protoplasma)
W empercepat didapatnya tanaman homosigot (kultur
anter)
W emungkinan melakukan hibridissi jarak jauh dan
tanaman yang secara seksual inkompatibel (fusi
protoplasma)
W emungkinan menambahkan atau memodifikasikan gen
khusus ( transforasi gen)
W emungkinan memperbaiki sifat dari tanaman yang steril
atau sukar menghasilkan bunga (kultur sel, kultur
protoplasma) (Wattimena, l992)
0ndala dalam p0laksanaannya
antara lain m0m0rlukan
k0t0litian s0rta m0m0rlukan
s0l0ksi/uji coba b0rulang.
Penggunaan teknik in vitro akan menghasilkan populasi
sel varian melalui seleksi pada media yang sesuai.
ntensitas seleksi dapat diperkuat dan dibuat lebih
homogen. Populasi jaringan atau sel tanaman dapat
diseleksi dalam media seleksi sehingga akan meningka
tkan frekuens i varian dengan sifat yang diinginkan
(Specht dan Greaf 1996; Biswas et al. 2002).
SeIeksi In Vitro untuk
ToIeransi terhadap SaIinitas
Pengaruh merusak dari garam pada tanaman merupakan
akibat dari kekurangan air, karena konsentrasi garam
yang terlarut dalam tanah. ondisi ini mempengaruhi
rasio Na karena pemasukan Na dan konsentrasi
ion Na yang merugikan tanaman. Respons umum
tanaman terhadap cekaman garam, kekeringan dan
suhu rendah berupa akumulasi gula dan senyawa
kompatibel lainnya. Senyawa ini berfungsi sebagai
osmoprotektan (penjaga osmolaritas). Pada beberapa
kasus, senyawa osmoprotektan berfungsi menjaga
stabilitas biomolekul pada kondisi tercekam.
SeIeksi In Vitro untuk ToIeransi
terhadap SaIinitas (cont.)
%anaman yang toleran dan tumbuh pada tanah bergaram
mempunyai kandungan garam yang tinggi pada selnya.
Penggunaan ion anorganik untuk mengatur tekanan
osmosis menunjukkan bahwa tanaman harus mampu
menoleransi kandungan garam yang tinggi dalam sel.
Na bersifat toksik bagi tanaman karena berpengaruh
negatif terhadap nutrisi , aktivitas enzim sitosol,
fotosintesis, dan metabolisme. Berdasarkan analisis
aktivitas enzim terhadap garam dapat disimpulkan bahwa
tanaman yang toleran garam dapat menjauhkan Na dari
sitosol.
SeIeksi In Vitro untuk ToIeransi
terhadap SaIinitas (cont.)
W %anaman melakukan
beberapa cara untuk
mempertahankan konsentrasi
Na yang rendah dalam sel,
yaitu dengan menghambat
pemasukan garam,
kompartementasi Na+ pada
vakuoIa, dan mengaktifkan
efIuks Na+.
SeIeksi In Vitro untuk ToIeransi
terhadap SaIinitas (cont.)
W Uraian di atas menunjukkan
bahwa keragaman genetik
tanaman dapat ditingkatkan
melalui variasi somaklonal
dan induksi mutasi, dan
perubahannya diarahkan
melalui seleksi in vitro.
SeIeksi In Vitro untuk ToIeransi
terhadap SaIinitas (cont.)
W omponen seleksi yang digunakan
adalah NaCl. etode ini telah
dicoba pada tanaman tebu (Farid
et al. 2006). Seleksi dimulai pada
tahap kalus yang diregenerasi
menjadi tunas. etode tersebut
juga telah diterapkan oleh Salaem
et al. (2005) pada tanaman padi.
alus embriogenik padi yang telah
diradiasi sinar gama mampu
beregenerasi membentuk tunas
pada media seleksi yang
mengandung NaCl tinggi.
SeIeksi In Vitro untuk ToIeransi
terhadap SaIinitas (cont.)
Variasi SomakIonaI untuk
mendapatkan Resistensi terhadap
Penyakit atau Virus
W %eknik seleksi pada tanaman
kultur in vitro dapat pula
dilakukan terhadap patogen
lainnya, seperti bakteri dan virus
(Hwang and o 2004; Snikder et
al. 2004; melda et al. 2000 ).
Akan tetapi, untuk mendapatkan
tanaman yang tahan terhadap
penyakit yang disebabkan oleh
virus, seleksi dilakukan pada saat
tanaman sudah menjadi planlet
dan pengujian dilakukan di rumah
kaca.
Variasi SomakIonaI untuk
mendapatkan..(cont.)
gar 010kti1 s0l0ksi untuk m0ndapatkan
tanaman yang tahan t0rhadap
p0nyakit harus m0m0nuhi tiga syarat.
Pertama, kultur in vitro menghasilkan keragaman
yang tinggi.
Kedua, metode seleksi terhadap somaklon dengan
sifatsifat yang diinginkan harus dapat dilakukan
dengan mudah.
Ketiga, perubahan yang terjadi adalah perubahan
genetik yang dapat diturunkan pada zuriatnya dan
tetap stabil pada waktu tanaman diperbanyak baik
secara seksual maupun aseksual (Ahlowalia dan
aluszynski 2001).
MIA WAHYUNINGSARI
K4308009
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
copyright2011

Anda mungkin juga menyukai