Anda di halaman 1dari 36

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Blakang
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan
lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan
dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan
bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian.
Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika tumbuhan
di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah atau mati kelaparan.
Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada binatang untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi
yang bermanIaat bagi tanaman.
Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan
ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun
akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah cabang
dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, Iisika, dan
ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti geologi,
meteorologi, dan oseanograIi, guna mempelajari lingkungan dan hubungannya antara tanah, air,
dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana
lingkungan nonhidup mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk
memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah lingkungan seperti hujan asam atau eIek
rumah kaca.

1.2#:2:8an Ma8alah
a. Apakah yang di maksud dengan ekologi?
b. Bagimana keterkaitan ekologi dengan ilmu yang lain?
c. Bagaimana ruang lingkup eklogi?

1.3%::an
a. Memahami pengertian ekologi
b. Mengetahui keterkaitan ekologi dengan ilmu yang lain
c. Mampu mengetahuiketerkaiatan Ekologi dalam kehidupan sehari-hari













BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara
organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal
dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh
Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup
dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu Iaktor abiotik
dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topograIi, sedangkan
Iaktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatiI baru, yang baru muncul pada tahun 70-an.
Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat
hidupnya atau lingkungannya Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi
dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan,
dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat
tropik. Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain
ke dalam lingkungannya dan Iaktor-Iaktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam Iaktor-Iaktor yang
menyebabkannya.

3. %erjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan


antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berIokus kepada Ekowilayah bumi dan riset
perubahan iklim.
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya. DeIinisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel
(zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanIaatkan inIormasi dari berbagai ilmu
pengetahuan lain, seperti : kimia, Iisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya.
Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol
biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya.
Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan
timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-
kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat
populasi, komunitas, dan ekosistem.
2.1.2 Pengertian ekologi 2en:r:t ahli
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh
kondisi yang ada di dalam lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh
kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Ah2ad (1987:3) mengemukakan bahwa
lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap
tatanan ekosistem.
St. M:naat Dan:8ap:tra : Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya
manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
(Darsono, 1995)

E2il Sali2 : Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang
terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk
kehidupan manusia
Salah seorang ahli ilmu lingkungan, yaitu tto Soe2arwoto mengemukakan bahwa dalam
bahasa Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau
lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme
dan berpengaruh pada kehidupannya. Contoh, pada hewan seperti kucing, segala sesuatu di
sekeliling kucing dan berpengaruh pada keberlangsungan hidup kucing tersebut maka itulah
lingkungan hidupnya. Demikian pula pada suatu jenis tumbuhan tertentu, misalnya pohon
mangga atau padi di sawah, segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan
tanaman tersebut itulah ling kungan hidupnya.
Menurut Undang-Undang Rl Nomor 4 %ahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 10 %ahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Undang-Undang No2or 23 %ah:n 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Selanjutnya, bagaimana untuk lingkungan hidup manusia? %entunya Anda telah dapat
menyimpulkannya bukan? Pada intinya bergantung pada apa dan siapa yang menjadi sorotan dan
kajiannya. Jika manusia menjadi sorotan atau kajiannya, lingkungan hidupnya adalah segala
sesuatu mulai dari udara yang menyentuh hidungnya sampai kepada benda-benda angkasa yang
jaraknya ratusan juta kilometer dari planet bumi ini, jika mempengaruhi kehidupan di muka bumi
ini maka menjadi lingkungan hidup bagi manusia.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan atau lingkungan hidup adalah segala sesuatu (benda,
keadaan, situasi) yang ada di sekeliling makhluk hidup dan berpengaruh terhadap kehidupan
(siIat, pertumbuhan, persebaran) makhluk hidup yang bersangkutan. Lingkungan hidup baik
Iaktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada pada
lingkungan dapat di manIaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia karena

lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan
untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi.
Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu
menyeimbangkan keadaannya. Namun, tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat
berubah dengan adanya campur tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan
yang terkadang melampaui batas.Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung
karena beberapa hal, yaitu
O komponen-komponen yang terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi
keseimbangan
O pemindahan energi (arus energi)
O siklus biogeokimia dapat berlangsung.
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa pengurangan Iungsi
dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata
rantai dalam suatu ekosistem. Salah satu Iaktor penyebab gangguan adalah polusi, di samping
Iaktor-Iaktor yang lainnya.
Jika Anda memerhatikan makhluk hidup dalam habitatnya atau pada lingkungan tempat
hidupnya sangatlah menarik, karena terjadi suatu jalinan yang sangat unik. Karena keunikan
jalinan yang terbentuk maka mengundang perhatian manusia untuk menelaah lebih jauh lagi
tentang lingkungan hidupnya. Hal tersebut mendorong lahirnya suatu disiplin ilmu yang secara
khusus mengkaji mengenai seluk beluk antara hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya
disebut ekologi.
Ekologi Sebagai Il2: yang Me2pelaari Lingk:ngan Hid:p
Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup adalah Ekologi. Istilah ekologi untuk pertama
kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman. Istilah
ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang artinya rumah tangga atau habitat dan logos
yang artinya telaah atau ilmu.

1. Pengertian Ekologi
a. Miller, 1975 : Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan
sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. (Darsono, 1995)
b. Otto Soemarwoto : Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. (Darsono, 1995)
2. Ilmu Pendukung Ekologi
a. Environmentaly (ilmu-ilmu lingkungan) : klimatologi, hidrologi, oseanograIi, Iisika, kimia,
geologi, dan analisis tanah.
b. Ilmu-ilmu Iisik : perilaku hewan, taksonomi, psikologi, dan matematika.
3. Aspek Utama Ekologi
a. Studi tentang hubungan organisme atau grup organisme dengan lingkungannya.
b. Studi tentang hubungan antara organisme atau grup organisme terhadap lingkungannya.
c. Studi tentang struktur dan Iungsi alam.
4. Prinsip-Prinsip Utama Ekologi
a. Interaksi (interaction)
b. Saling ketergantungan (interdependence)
c. Keanekaragaman (diversity)
d. Keharmonisan (harmony)
e. Kemampuan berkelanjutan (sustainability).

eni8-eni8 Lingk:ngan Hid:p
1. Lingkungan Hidup Alami.
Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai
sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik Iisik, biologis.
Lingkungan hidup alami bersiIat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas
organisme yang sangat tinggi.
2. Lingkungan Hidup Binaan/Buatan.
Lingkungan hidup binaan/buatan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun
dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi

modern. Lingkungan hidup binaan/buatan bersiIat kurang beraneka ragam karena


keberadaannya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.
3. Lingkungan Hidup
4. Sosial. Lingkungan hidup sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam
masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk lingkungan hidup binaan
tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara
individu dan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung.
2.2. Kon8ep Da8ar Ekologi
Pengelolaan lingkungan hidup bersiIat Antroposentris, artinya perhatian utama dihubungkan
dengan kepentingan manusia. Kelangsungan hidup suatu jenis tumbuhan atau hewan, dikaitkan
dengan peranan tumbuhan atau hewan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik
material (bahan makanan) dan non-material (keindahan dan nilai ilmiah). Dengan demikian
kelangsungan hidup manusia dalam lingkungan hidup sangat ditentukan oleh tumbuhan,
hewan, dan unsur tak hidup. Menurut Odum (1979) dalam bukunya 'Fundamentals oI Ecology,
lingkungan hidup didasarkan beberapa konsep ekologi dasar, seperti konsep: biotik, abiotik,
ekosistem, produktivitas, biomasa, hukum thermodinamika I dan II, siklus biogeokimiawi dan
konsep Iaktor pembatas. Dalam komunitas ada konsep biodiversitas, pada populasi ada konsep
'carrying capacity, pada spesies ada konsep distribusi dan interaksi serta konsep suksesi dan
klimaks.
1. %ingkatan Organisasi Makhluk Hidup.
Makhluk hidup (organisme) memiliki tingkat organisasi dari tingkat yang paling sederhana
sampai ke tingkat organisasi yang paling kompleks. %ingkatan organisasi tersebut terlihat
sebagai deretan biologi yang disebut spectrum biologi. Adapun spektrum biologi yang dimaksud
yaitu: protoplasma (zat hidup dalam sel); sel (satuan dasar suatu organisme); jaringan (kumpulan
sel yang memiliki bentuk dan Iungsi sama); organ (alat tubuh, bagian dari organisme), sistem
organ (kerjasama antara struktur dan Iungsional yang harmonis); organisme (makhluk hidup,
jasad hidup); populasi (kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berbiak pada suatu
daerah tertentu); komunitas (semua populasi dari berbagai jenis yang menempati suatu daerah
tertentu); ekosistem; dan biosIer (lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi).

2. Ekosistem.
Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem (sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu ekosistem
adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan yang saling
mempengaruhi. Berdasarkan pengertian di atas, suatu sistem terdiri dari komponenkomponen
yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup
(biotik) dan tak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.
Keteraturan itu terjadi karena adanya arus materi dan energi, yang terkendali oleh arus inIormasi
antara komponen dalam ekosistem. Masing-masing komponen mempunyai Iungsi (relung).
Selama masing-masing komponen tetap melakukan Iungsinya dan bekerjasama dengan baik,
keteraturan ekosistem tetap terjaga. Apabila kita hanya melihat Iungsinya, suatu ekosistem terdiri
atas dua komponen
a) Komponen autotroIik: organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya
sendiri berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari atau
kloroIil. Oleh karena itu semua organisme yang mengandung kloroIil disebut organisme
autotroIik.
b) Komponen heterotroIik: organisme yang mampu memanIaatkan bahanbahan organik sebagai
bahan makanannya. Bahan makanan itu disintesis dan disediakan oleh organisme lain.
Apabila dilihat dari segi penyusunannya, maka dapat dibedakan menjadi empat komponen yaitu:
a. Bahan tak hidup (abiotik, non hayati): komponen Iisik dan kimia, misalnya: tanah, air,
matahari, dan lain-lain. Komponen ini merupakan medium (substrat) untuk berlangsungnya
kehidupan.
b. Produsen: organisme autotroIik (tumbuhan hijau)
c. Konsumen: organisme heterotroIik, misalnya: manusia, hewan yang makan organisme lainnya
d. Pengurai (perombak atau dekomposer): organisme heterotroIik yang mengurai bahan organik
yang berasal dari organisme mati. Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme.
Habitat adalah tempat hidup suatu organisme. Habitat suatu organisme dapat juga disebut
'alamat. Relung (niche atau nicia) adalah proIesi atau status suatu organism dalam suatu
komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural, tanggal Iisiologis serta
perilaku spesiIik organisme itu.Penyesuaian diri secara umum disebut adaptasi. Kemampuan
adaptasicmempunyai nilai untuk kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan adaptasi

makin besar kementakan kelangsungan hidup organisme.


3. Hukum %hermodinamika.
Hukum thermodinamika adalah hukum alam tentang energi. Ada dua hokum thermodinamika
yaitu:
a) Hukum %hermodinamika I: energi dapat diubah dari suatu bentuk energy menjadi bentuk
energi lain, tetapi energi tidak pernah dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Contoh:
energi matahari diubah menjadi energi panas atau energi potensial
dalam bentuk makanan. Jumlah energi dalam alam semesta adalah konstan. Artinya jumlah
energy tidak dapat bertambah atau berkurang.
b) Hukum %hermodinamika II: setiap terjadi perubahan bentuk energi, pasti terjadi degradasi
energi dari bentuk energi yang terpusat menjadi energy yang terpencar. Contoh: benda panas
pasti menyebarkan panas (energi) ke lingkungan sekitar yang lebih rendah suhunya. Energi yang
tidak seluruhnya dapat dipakai untuk melakukan kerja. Contoh: 10 ton kalori untuk memutar
mesin, hasil kerja mesin itu kurang dari 10 ton kalori. Bagian energi yang dapat dipakai untuk
melakukan kerja disebut entropi. Lawan dari entropi adalah negentropi (entropi negatiI atau
pengurangan entropi). Contoh: Iotosintesis mempunyai eIek negentropi.
4. Siklus Biogeokimiawi
Biogeokimiawi merupakan proses biologi, geologi, dan kimia. Siklus biogeokimiawi berkaitan
dengan materi. %ubuh manusia, hewan, dan tumbuhan, dan lain-lain tersusun oleh materi. Materi
terdiri dari unsur kimia, seperti: karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan IosIor
(P). Materi yang dibutuhkan untuk menyusun tubuh manusia didapat dari makanan. Bersamaan
dengan materi, dari makanan dapat juga diperoleh energi. Di alam terjadi proses makan
memakan. %umbuhan hijau dimakan ulat. Ulat dimakan burung prenjak dan burung prenjak
dimakan ular. Proses makan memakan disebut rantai makanan, karena terdiri atas banyak rantai.
Rantai makanan itu bercabang-cabang merupakan jaring-jaring, sehingga disebut jaring- jaring
makanan. Materi mengalir dari mata rantai makanan yang satu ke mata rantai yang lain. Apabila
makhluk mati, tidak berarti aliran materi terhenti, melainkan makhluk yang mati menjadi
makanan makhluk lainnya. Materi tak habis-habisnya, mengalir dari tubuh yang satu ke tubuh
makhluk yang lain dan dari dunia hidup ke dunia tak hidup serta kembali ke dunia hidup. Daur
materi seperti itu disebut daur biogeokimiawi.

5. Produktivitas.
Setiap ekosistem atau komunitas, atau bagian-bagian lain memiliki produktivitas dasar atau
disebut produktivitas primer. Pengertian produktivitas primer adalah kecepatan penyimpanan
energi potensial oleh organism produsen melalui proses Iotosintesis dan kemosintesis
(pemanIaatan hasil sintesis) dalam bentuk bahan-bahan organik dapat digunakan sebagai bahan
pangan. Dalam konsep produktivitas, Iaktor satuan waktu sangat penting, karena sistem
kehidupan adalah proses yang berjalan secara sinambung. Selain waktu, Iaktor ruang merupakan
Iaktor penting yang menentukan produktivitas suatu ekosistem. Contoh: produktivitas hutan
tropis alam di Semenanjung Malaya lebih tinggi daripada hutan iklim sedang di Inggris. Di
Malaya hutan tumbuh sepanjang tahun tanpa waktu istirahat, sesuai dengan iklim tropis. Di
Inggris, hutan hanya pada musim semi dan musim panas ( 5 bulan).
6. Populasi dan Komunitas
Populasi yang hidup pada suatu habitat dalam lingkungan, dapat memenuhi kebutuhannya karena
lingkungan mempunyai kemampuan untuk mendukung kelangsungan hidupnya. Kemampuan
lingkungan untuk mendukung kehidupan populasi disebut daya dukung (carrying capacity).
Daya dukung lingkungan tersebut merupakan sumber daya alam lingkungan. Kemampuan
lingkungan mempunyai batas, sehingga apabila keadaan lingkungan berubah maka daya dukung
lingkungan juga berubah. Hal ini karena D|aya dukung lingkungan dipengaruhi oleh Iaktor
pembatas, seperti: cuaca, iklim, pembakaran, banjir, gempa, dan kegiatan manusia. Manusia
mampu memodiIikasi komunitas alami dan mengubah daya dukungnya. Akibatnya nilai daya
dukung naik dengan menambah komponen lingkungan yang menjadi Iaktor pembatas. Contoh:
pemupukan lahan pertanian.
Pembelajaran Ekologi
Makhluk hidup dari berbagai jenis yang hidup secara alami di suatu tempat membentuk
kumpulan yang di dalamnya setiap individu menemukan lingkungann yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kelompok yang hidup secara bersama telah menyesuaikan diri dan
menghuni suatu tempat alami disebut komunitas. Karakteristik komunitas pada suatu lingkungan
adalah keanekaragaman. Makin beranekaragam komponen biotik (biodiversitas), maka makin
tinggi keanekaragaman. Sebaliknya makin kurang beranekaragaman maka dikatakan
keanekaragaman rendah.Contoh: * Keaneragaman rendah; terdapat pada komunitas dengan
lingkungan ekstrim, misalnya: gurun, tanah kering, tanah tandus, pegunungantinggi.*

Keaneragaman tinggi sering disebut diversity is stability. Daerah yang mempunyai


keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika jarang sekali terjadi komunitas
alami dirajai oleh hanya satu jenis). Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat
diamati dan seringkali perubahan itu berupa pergantian komunitas lain. Contoh: sebuah kebun
jagung yang ditinggalkan setelah panen dan tidak ditanami lagi. Di situ akan bermunculan
berbagai jenis gulma yang membentuk komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama maka
dalam komunitas tersebut akan terjadi pergantian komposisi
jenis yang mengisi lahan tersebut. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju
ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modiIikasi
lingkungan Iisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah
komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Apabila suatu komunitas telah mencapai
klimaks, maka berarti tercapai homeostatis (keseimbangan). Proses suksesi dapat dibedakan
menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi bila komunitas asal
terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara menyeluruh
(total),sehingga di tempat komunitas asal itu terbentuk habitat baru atau subtract baru. Pada
habitat baru ini tidak ada lagi organisme yang membentuk komunitas asal yang tertinggal.
Contoh: letusan G. Krakatau pada tahun 1883, tanah longsor, endapan lumpur, dan lain-lain.
Pada subtrat yang baru ini akan berkembang suatu komunitas yang baru pula. Proses pergantian
komunitas lama secara total dengan komunitas baru disebut suksesi primer. Hubungan
keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam
kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan
memengaruhi komponen lainnya
\
Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk
menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan
mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan
populasiDengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia
cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. ekosistem merupakan kumpulan dari
bermacam-macam dari alam tersebut, contoh heewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir
manusia
Ekologi dala2 politik
Ekologi menimbulkan banyak IilsaIat yang amat kuat dan pergerakan politik termasuk gerakan
konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat semuanya

digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya,
mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daItar moral manusia dan prioritas politik,
seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih
baik.
Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa telah
mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog politik dalam kebanyakan
partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari ekologi buat melanjutkan kebijakan,
khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama
lain, seperti banyak yang dilakukan akademisi juga.
Ekologi dala2 ekono2i
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
O Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat
kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.
O Mike Nickerson mengatakan bahwa "ekonomi tiga perlima ekologi" sejak ekosistem
menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap
dilakukan "untuk bebas".
Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi
dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi bagian ekologi,
dan ekonomi mengabaikannya salah. "Modal alam" ialah 1 contoh 1 teori yang menggabungkan
2 hal itu.

Ekologi dala2 kaca2ata antropologi
%erkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak
metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang
bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana
lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik
bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi masalah subyek-obyek.
Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika kemampuan
manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan baik ditetapkan Antoine de Saint-
Exupery: "Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita daripada seluruh buku. Karena

itu menolak kita. Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia membandingkan dirinya terhadap
hambatan."

Beberapa Cabang Il2: dari Ekologi
Ekologi: ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya; ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan kondisi lingkungannya.
Ekologi antariksa: cabang ilmu ekologi yang mempelajari tentang pengembangan suatu
ekosistem yang dapat melakukan regenerasi secara keseluruhan atau sebagian dengan
tujuan untuk menopang kehidupan manusia selama penerbangan antariksa.
Ekologi bahasa: penyelidikan tentang interaksi antara bahasa dan lingkungannya, seperti
yang terdapat dalam etnolinguistik dan sosiolinguistik.
Ekologi ekosistem: cabang ekologi yang berhubungan dengan analisa ekosistem jika
dipandang dari sudut struktural dan Iungsional.
Ekologi habitat: cabang ilmu ekologi yang lebih menitik berat pembahasannya pada siIat
dari suatu habitat.Ekologi hewan: cabang ilmu ekologi yang membahas tentang hewan
sebagai organisme hidup dan mengabaikan tumbuhan dan manusia.
Ekologi manusia: cabang ilmu ekologi yang membahas tentang keadaan lingkungan yang
berhubungan dengan kehidupan manusia.
Ekologi pelestarian: cabang ekologi yang berkaitan dengan pengelolaan wajar dari
sumber daya alam, misal, air, tanah, dan laut untuk kesejahteraan manusia.
Ekologi populasi: cabang ekologi yang menitikberatkan hubungan antara kelompok
makhluk, jumlah individu, dan Iaktor penentuan besar populasi dan penyebarannya.
Ekologi produksi: cabang ekologi yang berhubungan dengan produksi kasar dan produksi
bersih berbagai macam ekosistem sehingga pengelolaan yang sewajarnya dapat dilakukan
untuk mendapatkan hasil maksimum.
Ekologi pubakala: cabang ekologi yang berhubungan dengan makhluk purbakala dan
membantu melacak lubang-lubang garis evolusi dan asal-usul (tempat dan waktu)
kelompok tumbuhan dan hewan.
Ekologi radiasi: cabang ekologi yang berhubungan dengan bahan radioaktiI, radiasi, dan
lingkungan.

Ekologi serangga: cabang ilmu ekologi tentang hubungan antara kehidupan serangga dan
lingkungannya.
Ekologi sosial: cabang ilmu ekologi yang membahas tentang hubungan penduduk dengan
lingkungan alam, teknologi, dan masyarakat manusia.
Ekologi taksonomi: cabang ilmu ekologi menurut golongan taksonomi, misal ekologi
serangga dan ekologi mikrob.
Ekologi tumbuhan: cabang ilmu ekologi yang membahas tentang tumbuhan sebagai
organisme hidup dan mengabaikan hewan dan manusia.
Ekologi tumbuhan pengganggu: cabang ilmu ekologi yang membahas tentang hubungan
timbal balik antara tumbuhan pengganggu dengan lingkungannya.
Karena siIatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang
lebih Iokus, yaitu:
O Ekologi tingkah laku
O Ekologi komunitas dan sinekologi
O EkoIisiologi
O Ekologi ekosistem
O Ekologi evolusi
O Ekologi global
O Ekologi manusia
O Ekologi populasi
Ekologi populasi kemudian dikembangkan oleh Hanan dan Freeman (1977) sebagai cabang ilmu
teori organisasi. Hanan dan Freeman (1977) menyatakan Population Ecology %heory sebagai
teori yang menjelaskan mekanisme utama pada perubahan organisasi tidak terjadi oleh adanya
adaptasi dalam organisasi secara individual, sebagaimana yang terjadi dalam perspektiI teori
struktur kontingensi, akan tetapi ia terjadi seperti yang digambarkan oleh teori Darwin tentang
seleksi alam, yang menggambarkan ada yang lahir dan ada yang mati, dimana perubahan pada
berbagai tingkatan populasi mengakibatkan organisasi yang tidak mampu menyesuaikan diri
akan dikeluarkan dari sebuah populasi organisasi dan akan diganti atau lahir organisasi baru
yang lebih mampu beradaptasi. Population Ecology %heory dibangun dengan literatur yang
isinya menggunakan bahasa tehnis tersendiri, dengan model matematika dan prosedur

statistikalnya pun khas. Hal ini membuat teori ekologi populasi pada derajat tertentu berbeda dan
tidak dapat dibandingkan dengan teori organisasi yang lain. %eori Ekologi Populasi
menyumbangkan pemikiran yang lain tentang organisasi yaitu proses lahir dan matinya sebuah
organisasi. Menurut Singh and Lumsden (1990).
%eori ini berasumsi bahwa sumber daya pada lingkungan tidak terdistribusi secara merata di
pada relung masyarakat, oleh karenanya termanIaatkan atau tidak termaIaatkannya sumber daya,
tergantung dari kemampuan sebuah organisasi untuk memanIaatkannya atau tidak, hal ini
merupakan indikasi berhasil atau gagalnya organisasi. Population Ecology %heory berasumsi
bahwa pilihan strategik mereka dalam teori organisasi merupakan hal yang tidak mudah untuk
dikerjakan atau dicapai, asumsi-asumsi yang berlaku pada perspektiI ekologi populasi menurut
Robbins (1994) adalah:
Pertama, ekologi populasi memIokuskan diri pada kelompok atau populasi organisasi, bukan
pada organisasi individual. Ekologi populasi didesain untuk menjelaskan misalnya, bahwa bisnis
eceran barang keperluan sehari-hari (grocery) pada akhir tahun 1940-an cenderung terpecah
merata antara toko-toko kecil dan pasar-pasar swalayan, namun lingkungan tersebut
mengeluarkan hampir semuanya dari kelompok pertama karena karena mereka tidak eIesien.
Kedua, ekologi populasi medeIinisikan keeIektiIan organisasi hanya sebagai kemampuan untuk
bertahan hidup.
Ketiga, ahli ekologi mengasumsikan bahwa lingkungan tersebut menentukan secara total.
Kebalikan dari yang biasa pada teori organisasi pada umumnya yang menjelaskan bahwa strategi
yang menentukan struktur, pandangan ekologi-populasi mengasumsikan bahwa manajemen
paling tidak dalam jangka pendek atau menengah hanya mempunyai dampak kecil terhadap
keberlangsungan organisasi. Para manajer dianggap tidak sebagai pengamat yang berpontensi.
Jika terjadi pergeseran pada ceruk lingkungan yang diduduki organisasi, tidak sesuatu pun yang
dapat dilakukan oleh manajemen. Kelangsungan hidup ini hanya ditentukan sejauh mana
lingkungan dapat mendukung organisasi tersebut. Keberlangsungan hidup hanya dianggap
sebagai hasil dari keberuntungan atau sebuah kebetulan semata. Organisasi yang dapat bertahan
hidup hanya berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, sedangkan penentuan posisi

tersebut tidak mempunyai hubungan dengan pilihan manajerial. Jika seseorang pembangun
rumah yang memproduksi rumah untuk segmen tertentu dalam pasar, dan jika tingkat bunga
turun dengan drastis, maka permintaan yang dibangun akan meningkat dan ada kesanggupan
menjual dan membangun lebih banyak. Dan sebaliknya apabila tingkat bunga naik maka terjadi
penurunan pada penjualan rumah. Dalam hal ini tingkat suku bunga yang terdapat pada
lingkungan tersebut menentukan apakah organisasi dapat bertahan hidup atau tidak, bukan
tindakan manajerial yang menentukan.
Lemahnya teori ini menjelaskan tentang teori organisasi karena organisasi itu beda dengan
mahluk hidup, organisasi bisa lahir dalam keaadaan besar dengan cara merger, akuisisi dan lain-
lain. Namun teori ekologi bermanIaat bagi pandangan alamiah lahir dan berkembangnya sebuah
organisasi. meskipun sebagian teorinya berkembang tetapi tidak berdampak terhadap
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan dan tidak membawa perkembangan terhadap wajah
organisasi karena analisanya tidak mengena terhadap pokok persoalan perubahan, kecuali yang
bersiIat proaktiI terhadap perubahan.
Bartlet dan Goshal (1989), Doz (1979), Doz dan Prahalad (1987), melihat teori ini tidak
bermanIaat terhadap manajemen perusahaan multinasional, tetapi menurut hemat mereka teori
ekologi populasi sebagai sebuah pengetahuan tentang populasi organisasi masih memberikan
sedikit pemahaman kepada kita tentang persoalan mengapa dan bagaimana organisasi gagal
dalam beradaptasi dengan lingkungan, sebagai bahan pembanding bagi studi literatur tentang
proses manajemen, oleh karenanya teori populasi ekologi tidak bisa begitu saja dikeluarkan dari
analisa tehadap analisa perilaku manajemen.
%eori ekologi populasi meskipun tidak mampu untuk diterapkan dalam Iirm besar dan kompleks
tetapi jaringan (network) dalam subsistem organisasinya mirip seperti dalam masyarakat
(populasi), hal ini merupakan sumbangan konsepsional dari teori populasi ekologi. Para ahli
ekologi organisasi benar ketika mengatakan bahwa penilitian yang demikian adalah terbias
(biased). Penilitian teori organisasi tidak mensurvey semua organisasi, hanya organisasi yang
dapat bertahan hidup. Organisasi yang benar-benar tidak eIektiI tidak dikaji karena mati terlalu
cepat. Dengan demikian nilai dari penilitian tentang teori organisasi akan lebih baik jika para

peneliti meninjau organisasi yang gagal maupun yang berhasil merupakan sumbangan orisinil
dari teori ini

2.3 Prin8ip-Prin8ip Ekologi
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu Iaktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan,
cahaya, dan topograIi, sedangkan Iaktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Faktor Biotik
Faktor biotik adalah Iaktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan
maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan
sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas,
ekosistem, dan biosIer. %ingkatan-tingkatan organisme
makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling
berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu
sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih
terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah
sebagai berikut. Perhatikan Gambar.

-r. Tingkatan Organisasi Makhluk
Hidup
A. Individ:
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon
jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis
dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus

mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara


anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti :
duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti
membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan
tingkah laku demikian disebut adaptasi. Perhatikan Gambar 6.4.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi
morIologi, adaptasi Iisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi morfologi
Adaptasi morIologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh
adaptasi morIologi, antara lain sebagai berikut.

a. igi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan
runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk
mencabik-cabik mangsanya. Lihat Gambar 6.5.
-. Moncong
%renggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika %engah dan
Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini
mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk
celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan
bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga. Lihat Gambar 6.6.
c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam.
Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perhatikan Gambar 6.7
d. Daun
%umbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun
yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan
serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut
akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.

e. kar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berIungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di
dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas. (LihatGambar 6.9).

2.Adaptasi fsiologi
Adaptasi Iisiologi merupakan penyesuaian Iungsi Iisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Kelenfar -au
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang
dubur. Sekret tersebut berIungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
-. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta
disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi
dan gurita. (LihatGambar 6.1 0).
Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini
dipengaruhi oleh Iaktor dalam berupa hormon dan Iaktor luar berupa suhu serta keadaan
sekitarnya. Lihat Gambar 6.11.
2. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya
sebagai berikut :
a.Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering
berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
-. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk
bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai
tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai.
Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah
itu ikan dewasa biasanya mati. %elur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar.

Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut. Perhatikan
Gambar 6.12.
B. Pop:la8i
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi
Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan %egakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut
dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah
dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980
populasi Pinus di %awangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada
500 batang pohon Pinus. Dari Iakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi
pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan
maka kita membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan lamanya waktu perubahan
terjadi :
700 - 500 200batang

1990-1980 10 tahun

20 batang/tahun

Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya pohon tiap
tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-rata dinamika
populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran,
serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya
populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh
masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan (densitas), laju
kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk
pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme
yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu atau lebih
organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme;

didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan
populasi.
migrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga
populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah
populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan
atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau
penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya
adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.
C. Ko2:nita8
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya
saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
D. Eko8i8te2
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan
ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan
hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai
(mikroorganisme).
Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah Iaktor tak hidup yang meliputi Iaktor Iisik dan kimia. Faktor Iisik utama
yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
a. S:h:
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme
untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar 2atahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar
matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berIotosintesis.

c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi
hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya
transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah
dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d.%anah
%anah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. %anah juga menyediakan unsur-unsur penting
bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian
yang berbeda akan menghasilkan kondisi Iisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
g. Gari8 lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang
secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada
organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
2.4 EKLGI; HUBUNGAN DENGAN ILMU LAIN, PPULASI DAN KMUNI%AS
A. Ekologi dan Hubungan dengan Ilmu Lain
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan
lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan
dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan
bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian.
Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika tumbuhan
di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah atau mati kelaparan.
Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada binatang untuk memenuhi kebutuhan

nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi
yang bermanIaat bagi tanaman.Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita
sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di
tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita.
Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu
lain seperti kimia, Iisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-
ilmu tertentu seperti geologi, meteorologi, dan oseanograIi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu membantu ahli ekologi
untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga
bisa membantu untuk memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah lingkungan seperti
hujan asam atau eIek rumah kaca.
Ekologi pada mulanya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh manusia sejak pertama
kali dia hidup didunia. Namun, munculnya istilah ekologi berdasarkan prakarsa biolog Jerman
yang memperkenalkan istilah ekologi adalah Ernest Haeckel (1834 1919) pada tahun 1860.
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'oikos yang berarti rumah, tempat tinggal, habitat
dan 'logos yang berarti ilmu. Secara harIiah ekologi adalah ilmu tentang mahkluk hidup dalam
rumahnya, atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga mahluk hidup. Banyak
yeng mendiIinisikan ekologi, menurut Kendeiihgh (1980) ekologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme yang satu dengan yang lainnya. Di dalam Webmaster
Unabridged Dictionary, ekologi disebut sebagai totalitas atau pola hubungan antara organisme-
organisme dengan lingkungannya. Lingkungan di sini adalah gabungan dari komponen Iisik
maupun hayati yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme.Menuru Miller (1975), ekologi
adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan
lingkungan tempat tinggalnya dan menurut Odum, (1971) ekologi adalah suatu studi yang
mempelajari struktur dan Iungsi ekosistem. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan atau
susunan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu. Keadaan itu termasuk
kepadatan/kerapatan, biomassa, penyebaran potensi unsur-unsur hara, energi, Iaktor-Iaktor Iisik
dan kimia lainnya yang menberi karakteristik kondisi sistem tersebut yang kadang-kadang
mengalami perubahan. Sedangkan Iungsinya menggambarkan peran setiap komponen yang ada
dalam sistem ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian
bagaimana Iungsi organisme di alam.Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang

relevan dengan kehidupan (peradaban) manusia, seorang yang belajar ekologi sebenarnya
bertanya tentang berbagai hal berikut : bagaimana alam bekerja, bagaimana proses adaptasi dapat
berlangsung, apa yang diperlukan oelh organisme dan apa pula yang dihasilkannya, bagaimana
mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, dan bagaimana individu-individu dalam spesies
diatur sebagai populasi serta bagaimana pula eksotisme yang dimuculkan.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup meliputi komponen abiotik dan
biotik yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem
kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan
apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme. Maka
keberadaan komponen-komponen tersebut ada yang senatiasa tersedia dan ada yang terbatas.
Seperti populasi beberapa jenis Ilora ataupun Iauna (biotik) yang akhir-akhir ini punah dan sinar
udara (abiotik) yang senantiasa tersedia.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang lingkup kajian
ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini tersusun dari
sistem kehidupan terbesar (biosIer) samapai ke dalam sistem kehidupan terkecil yaitu sistem gen.
Spektrum sistem kehidupan ini dikenal dengan pengertian 'Biosistem yang terdiri dari
komponen biotik dan komponen abiotik. Odum (19971) menggambarkan berbagai tingkat
organisasi dalam biosistem yang dapat dilihat dalam spektrum di bawah ini.
Ruang lingkup serta ruang gerak ekologi berkisar di ujung sebelah kanan spektrum biosistem ini,
sehingga lebih banyak melakukan pengamatan dan penelitian pada tingkat setelah organisme,
yaitu pada tingkat populasi, komunitas dan ekosistem. Sistem biologi yang terbesar disebut
dengan biosIer (ekosIer) atau ekosistem besar.
Ekologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki hubungan dan kesaling tergantungan dengan ilmu
lain, seperti Fisika, Kimia, %aksonomi, Genetika, Mikrobiologi, Bioteknologi, Ilmu Lingkungan,
hingga Politik dan ekonomi. Ekologi berhubungan dengan ilmu Fisika dan Kimia seperti pada
analisa Iisik kimiawi terhadap kondisi ekologi di satu tempat. Contoh lain, hubungan ekologi
dengan Ekonomi dan Politik seperti pengaruh kondisi ekologis yang dapat menjadi bahan
pertimbangan pengambilan keputusan-keputusan dalam hal kebijakan ekonomi dan politik.
Ekologi berdasarkan objeknya dapat diklasiIikasi menjadi : Ekologi hewan, Ekologi %umbuhan,
Ekologi Gulma, Ekologi Parasit, dsb. Berdasarkan habitatnya dapat dibagi menjadi ekologi
estuari, ekologi darat, ekologi laut, ekologi pegunungan, ekologi tanah dsb.


Di dalam mempelajari ekologi, masalah-masalah yang dapat ditemukan antara lain:
1. Masalah distribusi lokal dan regional serta kelimpahan populasi
2. masalah pengaturan Iisiologis, respons serta adaptasi struktural dan prilaku terhadap
perubahan lingkungannya
3. perilaku dan aktivitas hewan dalam habitatnya
4. perubahan-perubahan secara berkala dari kehadiran, aktivitas, dan kelimpahan populasi
hewan.
5. dinamika populasi dan komunitas
6. pemisahan-pemisaha relung ekologi, spesiesasi, dan ekologi evolusioner
7. masalah produktivitas (sekunder) dan ekoenergetika
8. ekologi sistem dan permodelan.

B. Populasi
Populasi sering dideIinisikan sebagai sekelompok organisme dari spesies yang sama yang secara
kolektiI menempati suatu ruang atau tempat tertentu dan waktu tertentu. Oleh karena itu bila kita
membicarakan populasi kita harus menyebutkan jenis individu (spesies) yang kita bicarakan dan
kita perlu juga menentukan batas-batas waktu dan tempat bahkan kuantitas.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan populasi kita harus mengenal istilah-
istilah yang dipakai, bahkan karena penelitian tentang populasi menggunakan angka-angka,
maka juga harus mengerti tentang matematika. Istilah-istilah yang dimaksud misalnya yang
dijumpai dalam mempelajari karakteristik populasi.
1. Karakteristik populasi
a). Untuk menyatakan ukuran/besarnya populasi, pengertian kerapatan populasi (population
density, densitas populasi) banyak dipakai. Kerapatan populasi dapat dinyatakan dalam jumlah
individu/satuan ruang (luas) atau jumlah individu/volume (liter).
b). Perubahan-perubahan kepadatan populasi, istilah yang sering digunakan adalah dinamika
populasi. Dalam mempelajari perubahan-perubahan populasi, pengertian kecepatan (rate)
memegang peranan yang sangat penting, misalnya kalau N jumlah individu dalam populasi,
maka kecepatan pertumbuhan (growth rate) dari populasi tersebut dapat diumpamakan dalam
N/t. Faktor-Iaktor yang dapat menyebabkan perubahan pada populasi yaitu angka kelahiran

(natalitas), yaitu angka kelahiran yang dapat menambah besarnya populasi, angka kematian
(mortalitas), yang dapat mengurangi besarnya populasi. Disamping itu Iaktor-Iaktor lain adalah
perpindahan masuk (imigrasi) juga dapat menambah populasi dan perpindahan keluar (emigrasi)
dapat mengurangi populasi. Keempat Iaktor ini menyebabkan populasi turun naik yang disebut
juga dengan Iluktuasi populasi.
1. Pertumbuhan Populasi. Dalam mengkaji pertumbuhan populasi, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
A. Struktur Umur
Dalam lingkaran hidup dari organisme terdapat Iase lahir, pertumbuhan, dewasa, tua dan
kemudian mati. Dalam ekologi Boden Heimer (1938) membagi umur hewan dalam tiga periode,
yaitu Iase preduktiI, dimana hewan mengalami pertumbuhan yang cepat tetapi belum mampu
berproduksi, Iase reproduksi, dimana hewan mampu bereproduksi, Iase post reproduksi, dimana
hewan tidak mampu lagi bereproduksi yaitu pada umur tua.
Dengan demikian struktur umur/ratio umur dalam suatu populasi dapat menunjukkan suatu
populasi apakah sedang mengalami pertumbuhan yang cepat, stabil, atau sedang mengalami
penurunan. Data tentang struktur umur dari populasi sering disajikan dalam bentuk piramida
umur
2.5 Ekologi Man:8ia dan Ke8adaran Individ: dala2 Pengelolaan Lingk:ngan
Ekologi Manusia, menurut Amos H Hawley (1950:67) dikatakan,
'Human ecology may be deIined, thereIore, in terms that have
already been used, as the study oI the Iorm and the development oI
the community in human population. (Ekologi manusia, dengan
demikian bisa diartikan, dalam istilah yang biasa digunakan, sebagai
studi yang mempelajari bentuk dan perkembangan komunitas dalam
sebuah populasi manusia).
Frederick Steiner (2002:3) mengatakan, This new human ecology
emphasi:es complexity over-reductionism, focuses on changes over sta-le states, and expands
ecological concepts -eyond the study of plants and animals to include people. This view differs
from the environmental determinism of the early twentieth century.` (Ekologi Manusia Baru
menekankan pada over-reduksionisme yang cukup rumit, memIokuskan pada perubahan negara
yang stabil, dan memperluas konsep ekologi melebihi studi tentang tumbuh-tumbuhan dan

hewan menuju keterlibatan manusia. Pandangan ini berbeda dari determinisme lingkungan pada
awal-awal abad ke-20). Menurut Gerald L Young (1994:339) dikatakan, Human ecology, then,
is an attempt to understand the inter-relationships -etween the human species and its
environment` (Dengan demikian ekologi manusia, adalah suatu pandangan yang mencoba
memahami keterkaitan antara spesies manusia dan lingkungannya).
Persamaan dari ketiga deIinisi yang dikemukakan di atas adalah bahwa pengertian 'Ekologi
Manusia merujuk pada suatu ilmu (oikos rumah/tempat tinggal ; logos ilmu) dan
mempelajari interaksi lingkungan dengan manusia sebagai perluasan dari konsep ekologi pada
umumnya.
Perbedaaan dari ketiga deIinisi tersebut adalah pada titik tekan (emphasizes) para pakar dalam
mendeIinisikan 'Ekologi Manusia, yang masing-masing sebagai berikut. Hawley menekankan
pada studi tentang bentuk dan perkembangan komunitas dalam sebuah populasi manusia
(masyarakat) dalam kaitannya dengan lingkungan. Steiner menekankan pada era baru ilmu
'Ekologi Manusia yang memperluas dari ekologi yang hanya mempelajari lingkungan
tumbuhan dan hewan menuju keterlibatan manusia secara kompleks). Young menekankan pada
keterkaitan (interaksi) antara manusia dan lingkungannya saja.
Ruang lingkup Ekologi Manusia menurut Hawley (1950): 'Human Ecology, like plant and
animal ecology, represents a special application oI the general viewpoint to a particular class oI
living things. It involves both a recognition oI the Iundamental unity oI animate nature and an
awareness that there is diIIerentiation within that unity. Man, as we have seen, not only occupies
a niche in nature`s web oI liIe, he also develops among his Iellows an elaborate community oI
relations comparable in many important respects to the more inclusive biotic community. Jadi
ruang lingkup Ekologi Manusia menurut Hawley adalah sebagaimana pernyataannya, 'Ekologi
Manusia, sebagaimana ekologi tumbuh-tumbuhan dan manusia, merepresentasikan penerapan
khusus dari pandangan umum pada sebuah kelas khusus dalam sebuah kehidupan. Ini meliputi
dua kesadaran kesatuan mendasar dari lingkungan hidup dan kesadaran bahwa ada perbedaan
dalam kesatuan tersebut. Manusia, sebagaimana kita tahu, tidak hanya bekerja dalam sebuah
tempat jaringan kehidupan, melainkan dia juga mengembangkan di antara anggota-anggotanya
sebuah pengalaman hubungan lingkungan yang sebanding dalam tanggungjawab pentingnya atas
lingkungan hidup yang lebih terbuka.

Steiner (2002) menyatakan bahwa ruang lingkup ekologi manusia adalah meliputi: (1) Set oI
connected stuII (sekelompok hal yang saling terkait); (2) Integrative traits (ciri-ciri yang
integratiI); (3) ScaIIolding oI place and change (Perancah tempat dan perubahan).

Ke8adaran Individ: dala2 Ma8yarakat
Kesadaran individu dalam masyarakat mengenai lingkungan hidup dan kelestariannya
merupakan hal yang amat penting dewasa ini di mana pencemaran dan perusakan lingkungan
merupakan hal yang sulit dihindari. Kesadaran masyarakat yang terwujud dalam berbagai
aktiIitas lingkungan maupun aktiIitas kontrol lainnya adalah hal yang sangat diperlukan untuk
mendukung apa yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan penyelamatan
lingkungannya.
Kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya bagaimana menciptakan suatu yang indah atau
bersih saja, akan tetapi ini sudah masuk pada kewajiban manusia untuk menghormati hak-hak
orang lain. Hak orang lain tersebut adalah untuk menikmati dan merasakan keseimbangan alam
secara murni. Sehingga kegiatan-kegiatan yang siIatnya hanya merusak saja, sebaiknya dihindari
dalam perspektiI ini. Oleh karena itu, tindakan suatu kelompok yang hanya ingin menggapai
keuntungan pribadi saja sebaiknya juga harus meletakkan rasa toleransi ini.
Dengan begitu kita bisa mengatakan bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungannya adalah
suatu bentuk dari toleransi ini. %oleransi atau sikap tenggang rasa adalah bagian dari konsekuensi
logis dari kita hidup bersama sebagai makhluk sosial. Melanggar konsekuensi ini juga berarti
melanggar etika berkehidupan bersama. Seperti dikatakan Plato bahwa manusia adalah makhluk
sosial yang perlu menghargai satu dan lainnya. Demikian juga halnya dengan perspektiI
lingkungan, hal yang sama juga berlaku di sini.
Kondisi senyatanya dari masyarakat kita mengenai kesadaran lingkungan hidup ini nampaknya
masih tercermin seperti apa yang dikatakan P. Joko Subagyo seperti berikut ini, bahwa ada
beberapa hal yang perlu kita perhatikan:
1. Rasa tepo seliro yang cukup tinggi, dan tidak terlalu ingin mengganggu.
2. %idak memikirkan akibat yang akan terjadi, sepanjang kehidupan saat ini masih berjalan
dengan normal.

3. Kesadaran melapor (jika ada hal-hal yang tidak berkenan dan dianggap sebagai melawan
hukum lingkungan) nampaknya masih kurang. Hal ini dirasakan akan mengakibatkan masalah
lingkungan semakin panjang.
4. %anggungjawab mengenai kelestarian alam masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan kembali.
Untuk membahas hal ini, maka dalam bab ini kita akan membahas pada salah satu jenis
perusakan lingkungan, yakni pencemaran lingkungan baik udara maupun air dan sekaligus
membahas mengenai cara menanggulanginya, sebagai bentuk usaha kuratiI maupun preventiI.
Pence2aran Lingk:ngan
Umumnya ahli lingkungan membagi kriteria lingkungan hidup dalam tiga (3) golongan besar,
yakni:
1. Lingkungan Fisik: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda mati.
2. Lingkungan biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda hidup.
3. Lingkungan sosial, adalah manusia yang hidup secara bermasyarakat.
Keberadaan lingkungan tersebut pada hakekatnya mesti dijaga dari kerusakan yang parah. Suatu
kehidupan lingkungan akan sangat tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena itu, masyarakat
secara terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara dan bertanggungjawab
terhadap kerusakan lingkungan. Sebab untuk menjaga semuanya itu tidak ada lagi yang bisa
dimintai pertanggungjawaban kecuali manusia sebagai pemakai / pengguna itu sendiri.
Kerusakan suatu lingkungan akan berakibat pada manusia itu sendiri, dan demikian pula
sebaliknya. Lingkungan merupakan unsur penentu dari kehidupan mendatang. Lingkungan alam
merupakan prasyarat pokok mengapa dan bagaimana pembangunan itu diselenggarakan. Bagi
program pembangunan itu sendiri, apabila pelaksanaannya sesuai dengan program yang telah
dijalankan, maka orientasi untuk menjaga lingkungan semesta pun akan bisa dilakukan.
Sebaliknya, jika pembangunan dilakukan hanya digunakan untuk mencapai tingginya tingkat
pertumbuhan ekonomi semata, maka hal itu akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang
cukup serius. Salah satu produk dari kerusakan lingkungan itu adalah pencemaran, baik air, tanah
maupun udara.
Pencemaran air misalnya, bisa dikategorikan melalui ukuran zat pencemar yang diizinkan
dibuang pada suatu jangka waktu tertentu. Misalnya satuan berat unsur atau senyawa kimia
setiap hari. Atau tingkat konsentrasi zat pencemar dalam air buangan. Misalnya, maksimum
ppm. unsur senyawa kimia yang diizinkan. Kemudian jumlah maksimum yang dapat dibuang

dalam setiap unit produksi. Misalnya dalam produksi setiap ton kertas tidak diperbolehkan
sekian kilogram zat padat dan lain sebagainya. Dengan demikian, di samping perkiraan atas
pengaruh yang bersiIat kimia, Iisis dan biologis, maka dituntut perkiraan mengenai biaya
keseluruhan teknologi lingkungannya, usianya, semua Iasilitas yang digunakan, teknik
penggunaannya, metode operasinya, dan lain-lain.
Pencemaran lingkungan yang berdampak pada berubahnya tatanan lingkungan karena kegiatan
manusia atau oleh proses alam berakibat lingkungan kurang berIungsi. Pencemaran berakibat
kualitas lingkungan menurun, sehingga menjadi Iatal jika hal itu tak bisa dimanIaatkan
sebagaimana Iungsi sebenarnya. Ini disadari, keadaan lingkungan yang ditata sebaik-baiknya
untuk menjaga kehidupan kini dan mendatang. Perubahan ini bukannya menunjukkan
perkembangan yang optimis dan mengarah pada tuntutan zaman, namun malahan sebaliknya.
Kemunduran yang seperti itu dimulai dari sebuah gejala pencemaran dan kerusakan lingkungan
yang belum begitu nampak. Pencemaran itu lebih banyak terjadi karena limbah pabrik yang
masih murni, dan mereka belum melalui proses waste water treament atau pengolahan.
Dampaknya pada lingkungan secara umum, jelas sangat merusak dan berakibat Iatal bagi
lingkungan secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran bahwa setiap kegiatan
pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Kita perlu memperkirakan
pada perencanaan awal suatu pembangunan yang akan kita lakukan. Sehingga dengan cara
demikian maka dapat dipersiapkan dapat dipersiapkan pencegahan maupun penanggulangan
dampak negatiInya dan mengupayakan dalam bentuk pengembangan positiI dari kegiatan
pembangunan yang dilakukan tersebut.
Kebijaksanaan lingkungan ditujukan kepada pencegahan pencemaran. Sarana utama yang
diterapkan adalah pengaturan dan instrumen ekonomik. Sarana pengaturan siIatnya tradisional
dan biasanya berupa izin serta persyaratan pemakaian teknologi pencemaran. Instrumen
ekonomik merupakan hal yang relatiI baru. Contohnya: pungutan (charges) pencemaran udara
dan air serta uang jaminan pengembalian kaleng atau botol bekas (deposit Iees). Mulanya
pencemaran diakibatkan dampak teknologi buatan manusia atau hasil produksi yang sudah tidak
bisa dimanIaatkan. Akibat pengembangan industri, sistem transportasi, permukiman akan
menimbulkan sisa buangan, gas, cair dan padat yang jika dibuang ke lingkungan hidup akan
menimbulkan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia.

Proses perkembangan teknologi, pembangunan dan peningkatan populasi (jumlah banyaknya


penduduk) selama dekade-dekade terakhir mengakibatkan berlipatnya aktivitas manusia dalam
upaya pemenuhan kebutuhan pokok kehidupannya. Aktivitas manusia itu sendiri merupakan
sumber pencemaran yang sangat potensial. Di samping adanya sumberdaya alam, alam air dan
tanah, udara adalah sumberdaya alam yang mengalami pencemaran sebagai akibat sampingan
dari aktivitas manusia itu. Selain dari aktiIitas manusia, proses alami, seperti misalnya kegiatan
gunung berapi, tiupan angin terhadap lahan gundul berdebu dan lain sebagainya juga merupakan
sumber dari pencemaran udara.
Menurut siIat penyebaran bahan pencemarannya, sumber pencemar udara dapat dikelompokkan
ke dalam, sumber pencemar udara dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu sumber
titik, sumber area, sumber bergerak. Sumber titik dan area dapat dijadikan satu kelompok,
sehingga pengelompokannya menjadi dua, yakni sumber stationer dan sumber bergerak.
%ermasuk ke dalam sumber stationer adalah kegiatan rumah tangga, industri, pembakaran
sampah, letusan gunung berapi. Sedangkan sumber bergerak adalah kendaraan angkutan.
Konsentrasi bahan pencemar yang terkandung dalam udara bebas dipengaruhi banyak Iaktor,
yaitu konsentrasi dan volume bahan pencemar yang dihasilkan suatu sumber, siIat khas bahan
pencemar, kondisi metereologi, klimatologi, topograIi dan geograIi. Sehingga tingkat pencemara
udara sangat bervariasi baik terhadap tempat maupun waktu. Bahan pencemar udara digolongkan
dalam dua golongan dasar, yaitu partikel dan gas. Dari banyak jenis gas yang berperan dalam
masalah udara adalah SO 2, NO 2, CO, Oxidan, Hydrocarbon, NH 3 dan H2. Dalam konsentrasi
yang berlebih, gas-gas tersebut sangat berbahaya bagi manusia dan hewan, tanaman dan
material, dan berbagai gangguan lain. Melihat kondisi pencemaran itu, adalah penting bagi kita
untuk menyadari bahwa ini ancaman yang serius bagi manusia. Karenanya pengetahuan
lingkungan perlu ditingkatkan guna mencapai kesadaran masyarakat.
Pengendalian Pence2aran
Salah satu akibat yang paling pasti dari adanya pencemaran adalah perubahan tatanan lingkungan
alam atau ekosistem yang sebelumnya secara alami telah terjadi. Akibat lainnya adalah tidak atau
kurang berIungsi satu atau beberapa elemen lingkungan dikarenakan kegiatan manusia yang
mengakibatkan pencemaran tersebut. Akibat lain, dan ini barangkali yang paling Iatal adalah,
menurunnya kualitas sumberdaya dan kemudian tidak bisa dimanIaatkan lagi.

Dengan akibat-akibat seperti itu maka sudah tidak bisa ditunda lagi bahwa pencemaran haruslah,
tidak sekedar dihindari, akan tetapi diperlukan juga tindakan-tindakan preventiI atau pencegahan.
Pencegahan terhadap pencemaran merupakan upaya yang sangat besar bagi penyelamatan masa
depan bumi, air dan udara di dunia ini. Sebelumnya, pencemaran memang sudah banyak sekali
terjadi. %idak hanya di negara maju di mana industrialisasi sudah mencapai puncaknya, namun
juga di negara-negara yang sedang berkembang di mana proses dan praktek industrialisasi mulai
diterapkan. Dengan demikian, industrialisasi yang tidak memenuhi standar kebijaksanaan
lingkungan hidup adalah Iaktor utama mengapa pencemaran terjadi.
Dengan menyadari bahwa setiap kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup, maka perlu dengan perkiraan pada perencanaan awal, sehingga dengan cara
demikian dapat dipersiapkan langkah pencegahan maupun penanggulangan dampak negatiInya
dan mengupayakan pengembangan dampak positiI dari kegiatan tersebut. Sehubungan dengan
itu, maka diperlukan analisis mengenai dampak lingkungan sebagai proses dalam pengambilan
keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan.
Pencemaran pada sungai misalnya, harus dihindari dan dicegah karena sungai merupakan sarana
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. %erlebih lagi karena sungai adalah sumber air yang
digunakan untuk makan dan minum bagi makhluk hidup. Di samping itu, sungai sebagai sumber
air, sangat penting Iungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan sebagai sarana
penunjang utama dalam pembangunan nasional. Karena itu pemerintah hendaknya
memperhatikan pelestarian sungai. Pelestarian sungai dari pencemaran meliputi perlindungan,
pengembangan, penggunaan dan pengendalian atas kerusakan dari siIat aslinya. Misalnya dengan
dikeluarkannya PP No. 35 tahun 1991 tentang sungai, sebagai pelaksanaan UU No 11/1974
tentang pengairan, maka peraturan itu bisa digunakan sebagai pedoman dalam rangka
menjalankan aktivitas yang pada akhirnya mengancam bahaya kelestarian sungai. Hal ini
berpedoman pada prinsip bahwa air dalam sungai akan bisa menjadi sumber malapetaka.
Pencemaran akibat industri misalnya, merupakan hal yang harus dihindari karena, baik polusi
udara yang diakibatkannya maupun buangan limbah hasil proses pengelolahan barang
mentahnya sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Jika industrialisasi merupakan proyek
pembangunan yang tak bisa dihindari guna kemajuan manusia, maka setidaknya harus ada
landasan bagaimana industriaisasi yang tak merugikan. Pencegahan pencemaran industri dimulai
dari tahap perencanaan pembangunan maupun pengoperasian industri. Hal tersebut meliputi

pemilihan lokasi yang dikaitkan dengan rencana tata ruang; studi yang menyangkut pengaruh
dari pemilihan industri terhadap kemungkinan pencemaran dengan melalui prosedur AMDAL
maupun ANDAL; pemilihan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi; dan yang
lebih penting lagi adalah pemilihan teknologi yang tepat guna proses pengelolahan limbah
industri termasuk daur ulang dari limbah tersebut. Hal ini penting mengingat kebutuhan
kelestarian lingkungan yang ada di sekitarnya.
Dalam UU No. 23/1997 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) pasal
14 ayat 2 dinyatakan bahwa di samping ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup,
ketentuan mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya
tampungnya diatur dengan PP. Mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran, dalam
pasal 17 UULH dinyatakan bahwa: Ketentuan tentang pencegahan dan penanggulangan
perusakan dan pencemaran lingkungan hidup beserta pengawasannya yang dilakukan secara
menyeluruh dan atau secara sektoral ditetapkan dengan Peraturan Perundangan. Dengan melihat
kepedulian pemerintah dalam hal penyelamatan lingkungan hidup, maka masyarakat pun harus
mendukung sekaligus mengontrol dari pelaksanaan berbagai kebijakan itu. Sebab yang demikian
inilah yang disebut sebagai partisipasi dari kesadaran masyarakat





















BAB III PENU%UP
3.1 SIMPULAN

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan
yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.

Prinsip ekologi adalah Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu Iaktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu,
air, kelembapan, cahaya, dan topograIi, sedangkan Iaktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.

Karena siIatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang
lebih Iokus, yaitu: Ekologi tingkah laku,Ekologi komunitas dan sinekologi,EkoIisiologi,Ekologi
ekosistem,Ekologi evolusi,Ekologi global,Ekologi manusia, dan Ekologi populasi

Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan
lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan
dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan
bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian.

Ekologi Manusia, menurut Amos H Hawley (1950:67) dikatakan, 'Human ecology may be
deIined, thereIore, in terms that have already been used, as the study oI the Iorm and the
development oI the community in human population. (Ekologi manusia, dengan demikian bisa
diartikan, dalam istilah yang biasa digunakan, sebagai studi yang mempelajari bentuk dan
perkembangan komunitas dalam sebuah populasi manusia).

Anda mungkin juga menyukai