Anda di halaman 1dari 13

Serealla adalah buah darl rumpuL yang dlbudldayakan anggoLa darl famlll Cramlnae

1anaman serealla yang uLama adalah Candum !agung adl 8arll CaLs 8ogge Sorgum
[agung kafflr aLau mllo damn [ewawuL uarl padl men[adl beras adanya proses pengglllngan
yalLu pelepasan kullL bl[l dan baglan laln darl bl[l sehlngga Llnggal buLlran beras unLuk
menllal muLu bl[lbl[an dlperlukan proses gradlng Agar mendapaLkan muLu yang balk maka
ada krlLerla muLu LersebuL AnLara laln dlLenLukan oleh facLorfakLor flslk seperLl pan[ang
lebar dan benLuk
ualam prakLlkum kall lnl serealla yang akan dlamaLl adalah beras engamaLan yang akan
dllakukan
1 engamaLan slfak flslknya dan organolepLlk
uarl hasll pengamaLan bahwa anLara sesama beras pun mempunyal slfaL flslk yang berbeda
8ahwa beras1 mempunyal ukuran yag leblh kecll darlpada beras2 dlllhaL darl pan[ang dan
Lebalnya walaupun [lka dlllhaL darl lebarnya beras1 leblh lebar uan darl benLuknya beras1
leblh kecll darl beras2 Akan LeLapl aroma yang dlhasllkan beras1 leblh khas beras
dlbandlngkan beras2 Walaupun ukuran dan benLuk beras1 leblh kecll uan warna beras
puLlh leblh benlng dlbandlngkan beras2 Cleh karena lLu [lka dlllhaL darl krlLerla muLu
LersebuL beras1 leblh balk darlpada beras2
2 engaruh pemasakan Lerhadap muLu beras
uarl hasll pengamaLan pada pP rendah mengalaml perLambahan beraL yang leblh kecll
dlbandlngkan pada pP normal dan pP Llnggl !lka pPnya Llnggl lama wakLu pemasakan leblh
lama dlbandlngkan [lka pP rendah dan normal ada ph Llnggl warna berasnya berubah
men[adl kunlng sedangkan pada ph rendah dan normal warna beras LeLap puLlh uan pada
beras1 pada ph normal warnaya leblh puLlh dlbandlngkan beras2 1eksLur pada beras1 halus
pada h rendah dan normal dan ph Llnggl LeksLurnya halus Sedangkan pada beras2 hanya
berbeda pada ph normal LeksLurnya kasar kepulenan suaLu beras dapaL pulen sekall [lka
pada ph rendah SerLa perubahan laln yang Ler[adl pada beras1 pada ph normal leblh cepaL
maLang dlbandlngkan dengan beras2
!lka dlllhaL bahwa perbedaan yang Ler[adl darl beras1 dan beras2 banyak Ler[adl pada ph
normal !lka pada ph rendah dan Llnggl perubahan yang Ler[adl sama

kacang
kacangkacangan Lelah lama dlkenal sebagal sumber proLeln yang sallng melengkapl dengan
bl[lbl[lan seperLl beras dan gandum komodlLl lnl [uga LernyaLa poLenslal sebagal sumber
zaL glzl laln selaln proLeln yalLu mlneral vlLamln 8 karbohldraL kompleks dan seraL
makanan ulsamplng dlolah secara Lradlslonal dengan dlrebus dlkukus dan dlsayur
sebenarnya poLensl penggunaannya sangaL luas unLuk menghasllkan produk baru Mlsalnya
sebagal bahan baku Lepung campuran (flour mlx) yang dapaL dlgunakan dalam pembuaLan
berbagal produk pangan Lermasuk makanan bayl kacangkacangan dapaL menyumbang
banyak proLeln dan zaL glzl laln bagl masyarakaL dl negara ma[u dan negara berkembang
karena kandungan seraLnya Llnggl maka kacangkacangan [uga dapaL dl[adlkan sumber
seraL enellLlan mengenal efek kesehaLan seraL darl kacangkacangan sebaglan besar maslh
LerbaLas pada kacang kedelal
ulbandlngkan dengan makanan berseraL yang dewasa lnl Lersedla dalam benLuk makanan
suplemen dengan berbagal merek dagang sebenarnya kacangkacangan [uga dapaL
dl[adlkan sumber seraL yang Lldak kalah muLunya !uga dlbandlngkan dengan seraL makanan
dalam buahbuahan dan sayuran yang dlkenal dapaL mencegah Llmbulnya kanker muLu
seraL makanan dalam kacangkacangan [uga Lldak kalah 8ahkan kacangkacangan
mempunyal kelsLlmewaan laln yalLu berharga murah berproLeln Llnggl kandungan
lemaknya pada umumnya balk unLuk kesehaLan dan mengandung berbagal mlneral dalam
[umlah yang cukup banyak
ul lndonesla LerdapaL berbagal [enls kacangkacangan dengan berbagal warna benLuk
ukuran dan varleLas yang sebenarnya poLenslal unLuk menambah zaL glzl dalam dleL aLau
menu seharlharl !enls yang mendomlnasl pasar adalah kacang kedelal yang sebaglan besar
maslh dllmpor Sebenarnya Lelah banyak usaha yang dllakukan unLuk mengangkaL kacang
kacangan lokal lndonesla seperLl kacang keclplr kacang Lunggak (kacang Lolo) kacang [ogo
dan korokoroan 1eLapl hasllnya LernyaLa maslh belum memuaskan ArLlnya maslh belum
merakyaL apalagl unLuk dapaL dlse[a[arkan dengan kedelal
kacangkacangan memberlkan seklLar 133 kkal per 100 gram baglan yang dapaL dlmakan
!lka klLa mengkonsumsl kacangkacangan sebanyak 100 gram (1 ons) maka [umlah lLu akan
mencukupl seklLar 20 kebuLuhan proLeln dan 20 persen kebuLuhan seraL per harl
MenuruL keLenLuan pelabelan lnLernaslonal [lka suaLu bahan/produk pangan dapaL
menyumbangkan leblh darl 20 darl kebuLuhan suaLu zaL glzl per harl maka dapaL
dlnyaLakan sebagal bahan aLau produk pangan yang Llnggl (hlgh) akan zaL glzl LersebuL
ulsamplng menghasllkan Lepung sebagal bahan makanan lndusLrl pengolah kacang
kacangan LernyaLa dapaL pula menghasllkan dan men[ual seraL makanan vlLamln 8 mlneral
dan mungkln bahanbahan yang leblh eksoLls mlsalnya enzlm
CluLen
kCMAScom MenuruL dr Samuel CeLoro MS SpCk dokLer speslalls glzl kllnlk yang
berprakLek dl Semanggl SpeclallsL Cllnlc gluLen adalah se[enls proLeln yang LerdapaL pada
gandum dan Lepung SlfaLnya kenyal dan elasLls CluLen mengandung komponen proLeln
yang dlsebuL pepLlda 8ahan makanan yang banyak mengandung gluLen adalah gandum
gandum hlLam dan [elal
2010aweL muda berkaL dleL gluLenLlly Lurangan
uenslLas kamba merupakan perbandlngan anLara beraL bahan denganvolume ruang yang
dlLempaLlnya dan dlnyaLakan dalam saLuan g/ml nllal denslLaskamba menun[ukkan
poroslLas darl suaLu bahan erhlLungan denslLas kamba lnlsangaL penLlng selaln dalam hal
konsumsl LeruLama [uga dalam hal pengemasandan penylmpanan MenuruL anggabean
(2004) makanan dengan denslLas kambayang Llnggl menun[ukkan kepadaLan produk ruang
yang kecll
1LunC
Makanan berbasls gandum aLau Lepung Lerlgu Lelah men[adl makanan pokok banyak
negara keLersedlaannya yang mellmpah dl pasaran dunla proLelnnya yang Llnggl harganya
yang relaLlf Lldak mahal dan pengolahannya yang prakLls mudah Lelah men[adlkan makanan
berbasls Lepung Lerlgu merambah cepaL ke berbagal negara negaranegara pengekspor
gandum [uga cukup banyak anLara laln AusLralla kanada Amerlka 8usla Clna dan maslh
banyak lagl

Se[arah asalmuasal Lanaman gandum sendlrl memlllkl referensl yang amaL beragam SaLu
pemahaman yang klranya sama adalah bahwa Lanaman lnl dlperklrakan perLama kall
Lumbuh dl kawasan Asla Adalah seorang arkeolog darl unlverslLas Chlcago yang
menemukan dua [enls gandum dlanLara pulngpulng rerunLuhan sebuah desa kuno dl lrak
pada Lahun 1948 uesa LersebuL dlperklrakan dlbangun 6700 Lahun SM

Sebaglan se[arawan maslh berpegang pada anggapan bahwa Lanaman lnl mulamula
Lumbuh dl seklLar kawasan MedlLeranla seklLar 1urkl Syrla lndla bahkan Lropa CaLaLan
se[arah purba menemukan bahwa 4000 Lahun SM rellef dl pemakaman kuno Meslr
menglndlkaslkan bahwa gandum dlgunakan sebagal makanan manusla dan gandum dlkenal
sebagal makanan dl Chlna pada Lahun 2700 SM Se[alan dengan penyebaran hunlan
manusla demlklan pula gandum sebagal makanan pokok lalu menyebar ke Lropa 1lmur
Amerlka SelaLan Afrlka SelaLan Amerlka SerlkaL Canada dan AusLralla Pal lnl
mengaklbaLkan varleLas dan [enls gandum pun semakln beragam berganLung lokasl dan
masa Lumbuhnya

ualam per[alanannya Lepung Lerlgu yang dlolah darl bl[l gandum melalul proses
pengglllngan kemudlan berhasll dlkembangkan men[adl beragam makanan ?ang pallng
banyak dlkenal dan dlkonsumsl berbagal negara Lermasuk lndonesla adalah roLl dan mle
roduk [adl lalnnya kue blskulL pasLry dan maslh banyak lagl

roses Candum !adl 1erlgu
roses pengolahan gandum men[adl Lepung Lerlgu dlbagl dalam 2 proses yaknl proses
pemberslhan (cleanlng) dan pengglllngan (mllllng) ada proses cleanlng gandum
dlberslhkan darl lmpurlLles seperLl debu bl[lbl[l laln selaln gandum (seperLl bl[l [agung
kedelal) kullL gandum baLang gandum baLubaLuan kerlkll dan lalnlaln
SeLelah gandum dlberslhkan darl lmpurlLles proses penambahan alr (dampenlng) agar
gandum memlllkl kadar alr yang dllnglnkan roses dampenlng LerganLung pada beberapa
fakLor AnLara laln kandungan alr dl awal bl[l gandum [enls gandum dan [enls serLa muLu
Lepung yang dlharapkan Selan[uLnya gandum yang Lelah dlberl alr dldlamkan selama wakLu
LerLenLu agar alr meresap ke dalam bl[l gandum 1ahap lnl berLu[uan unLuk membuaL kullL
gandum men[adl llaL sehlngga Lldak mudah hancur saaL dlglllng dan memudahkan
endosperma Lerplsah darl kullL serLa melunakkan endosperm yang mengandung Lepung
roses kedua adalah pengglllngan (mllllng) yang mellpuLl proses breaklng reducLlon slzlng
dan Lalllng rlnslp proses pengglllngan adalah memlsahkan endosperm darl laplsan kullL
ulawall dengan proses breaklng yalLu pemlsahan bl[l gandum unLuk memlsahkan kullL
gandum dengan endosperm 1ahap berlkuLnya adalah reducLlon yalLu endosperma yang
sudah dlplsahkan dlperkecll lagl men[adl Lepung Lerlgu kullL gandum yang Lerplsah dlproses
kemball men[adl bran dan pollard

Selama proses pengglllngan dlhasllkan produkproduk samplng seperLl pollard bran dan
Lepung lndusLrl 1u[uan darl Lahap pengglllngan lnl unLuk memperoleh hasll eksLraksl yang
Llnggl dengan kuallLas Lepung yang balk

kandungan
umumnya penggolongan Lepung Lerlgu berdasarkan kandungan proLelnnya 8lasanya [enls
yang Lersedla dl pasar memlllkl kandungan proLeln berklsar anLara 8 9 103 113
dan 12 14

ul dalam Lepung Lerlgu LerdapaL CluLen yang secara khas membedakan Lepung Lerlgu
dengan Lepung Lepung lalnnya CluLen adalah suaLu senyawa pada Lepung Lerlgu yang
berslfaL kenyal dan elasLls yang dlperlukan dalam pembuaLan roLl agar dapaL mengembang
dengan balk yang dapaL menenLukan kekenyalan mle serLa berperan dalam pembuaLan
kullL marLabak Lelur supaya Lldak mudah robek

umumnya kandungan gluLen menenLukan kadar proLeln Lepung Lerlgu semakln Llnggl kadar
gluLen semakln Llnggl kadar proLeln Lepung Lerlgu LersebuL kadar gluLen pada Lepung
Lerlgu yang menenLukan kuallLas pembuaLan suaLu makanan sangaL LerganLung darl [enls
gandumnya

ualam pembuaLan makanan hal yang harus dlperhaLlkan lalah keLepaLan penggunaan [enls
Lepung Lerlgu 1epung Lerlgu berproLeln 12 14 ldeal unLuk pembuaLan roLl dan mle
103 113 unLuk blskulL pasLry/ple dan donaL Sedangkan unLuk gorengan cake dan
wafer gunakan yang berproLeln 89 !adl suaLu Lepung Lerlgu belum LenLu sesual dengan
semua makanan

kuallLas Lepung Lerlgu dlpengaruhl [uga oleh molsLure (kadar alr) ash (kadar abu) dan
beberapa parameLer flslk lalnnya seperLl waLer absorpLlon developmenL Llme sLablllLy dan
lalnlaln


MolsLure adalah [umlah kadar alr pada Lepung Lerlgu yang mempengaruhl kuallLas Lepung
8lla [umlah molsLure meleblhl sLandar makslmum maka memungklnkan Ler[adlnya
penurunan daya slmpan Lepung Lerlgu karena akan semakln cepaL rusak ber[amur dan bau
apek


Ash adalah kadar abu yang ada pada Lepung Lerlgu yang mempengaruhl proses dan hasll
akhlr produk anLara laln warna produk (warna crumb pada roLl warna mle) dan LlngkaL
kesLabllan adonan Semakln Llnggl kadar ash semakln buruk kuallLas Lepung Seballknya
semakln rendah kadar ash semakln balk kuallLas Lepung Pal lnl Lldak berhubungan dengan
[umlah dan kuallLas proLeln
The ability of wheat flour to absorb water is called Water Absorption. The
ability of water absorption of the flour is reduced when the water
content in flour (moisture) is too high
orhumid storage places. Water Absorption is very dependent of the product
to be produced.n making bread is generally
required higher water absorption than the manufacture
ofnoodles and biscuits.

kemampuan Lepung Lerlgu menyerap alr dlsebuL WaLer AbsorpLlon kemampuan daya serap
alr pada Lepung Lerlgu berkurang blla kadar alr dalam Lepung (molsLure) Lerlalu Llnggl aLau
LempaL penylmpanan yang lembab WaLer AbsorpLlon sangaL berganLung darl produk yang
akan dlhasllkan ualam pembuaLan roLl umumnya dlperlukan waLer absorpLlon yang leblh
Llnggl darl pada pembuaLan mle dan blskulL

kecepaLan Lepung Lerlgu dalam pencapalan keadaan develop (kalls) dlsebuL developlng
Llme 8lla wakLu pengadukan kurang dlsebuL under mlxlng yang beraklbaL volume Lldak
makslmal seraL/remah roLl kasar roLl Lerlalu kenyal aroma roLl asam roLl cepaL keras
permukaan kullL roLl pecah dan Lebal Sedangkan blla keleblhan pengadukan dlsebuL over
mlxlng yang beraklbaL volume roLl melebar/daLar roLl kurang mengembang seraL/remah
roLl kasar warna kullL roLl pucaL permukaan roLl mengecll permukaan kullL roLl banyak
gelembung dan roLl Lldak kenyal

roses Lerakhlr adalah sLablllLy yalLu kemampuan Lepung Lerlgu unLuk menahan sLablllLas
adonan agar LeLap sempurna mesklpun Lelah melewaLl wakLu develop (kalls) SLablllLas
Lepung pada adonan dlpengaruhl beberapa hal anLara laln [umlah proLeln kuallLas proLeln
dan zaL addlLlve/Lambahan

uapus
1rl 8adlyaLl dan AgusLo WM 1epung Laploka (perbalkan) Subang 811C
usllLbang llslka 1erapan Lll 1990 Pal 1013
Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gi:i. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
|Anonim|. 2007. Drying. www. frigmaires.com/drying/drying3.htm |5 Feb 2007|
|AOAC| Association of Official Analytical Chemists. 1984. Official Methods of
Analysis of Association of Official Analytical Chemists. Washington DC.
USA: Association oI OIIicial Analitical Chemist.
|AOAC| Association of Official Analytical Chemists. 1995. Official Methods of
Analysis of Association of Official Analytical Chemists. Washington DC.
USA: Association oI OIIicial Analitical Chemist.
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Yasni S, Budiyanto S. 1989. Petunfuk
Laboratorium Analisis Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas IPB..
APV Crepaco. 1992. Dryer : Technology and Engineering. Di dalam: In Hui YH.
editor. Encyclopedia of Food Science and Technology. Toronto: John
Wiley and Sons Inc.
Arpah M, R SyarieI. 2000. Evaluasi model-model pendugaan umur simpan
pangan dari diIusi hukum Iick unidireksional. Bul. Tekno.dan Industri
Pangan XI 1.1
Australian Academy oI Technological Science and Engineering. 2000. Instant
and convenience Ioods. Australia Sciences and Technology Heritage
Centre. |terhubung berkala|. http:// www. austech. unimelb.edu.
au/tia/135. html | |20 Feb 2005|.
Badan Standar Nasional. Standar mutu Jagung SNI 01-3920-1995. Jakarta
Badan Standar Nasional. Standar mutu Tepung Jagung SNI 01-3727-1995.
Jakarta
Bagian Gizi RS. dr. Cipto Mangunkusumo, Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2001.
Penuntun Diit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bahrie S. 2005. Optimasi proses pada proses pengolahan bubur jagung
menggunakan alat pengering drum (drum dryer). |Skripsi|. Bogor:
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Barbosa Canovas GV, Vega Marcado H. 1996. Dehydration of Food. New York:
Chapman and Hall.
Be Miller JN, Whistler RL. 1996. Carbodydrates Di dalam: Fennema OR, editor.
Food Chemistry (Ed) 3rd Ed. New york: Marcel. Dekker. Inc. PP:
157-220.
94
Belitz HD, Grosch W. 1999. Food Chemistry. Berlin: Springer,
Berger J. 1962. Mai:e Production and Manuring of Mai:e. Geneva: Center
d`Etude de I`Azole.
Berry D. 2005. From starch to maltodextrin Iood productions design.
(26 Maret 2006)
BischoI JC, Wolker WF, Tsuetkova NM, Oliver AE, Crowe JH. 2002. Lipid and
protein changes due to Ireezing in dunning AT-1 cells. J. Cryobiology
45. 22- 32.
Brennan JG, Buthers JR, Cowel ND, Lily AVE. 1974. Food Engineering
Operations. London: Applied Science Publisher Ltd.
Brooker OB, FW Bekker- Arkema & CW Hall.1974. Drying Cereal Grains.
USA : The AVI Publ. Company Inc.Westport Connecticut
Chan WS, Toledo RT. 1976. Dynamic oI Ireezing and their eIIects on water
holding capacity oI a gelatinized starch gel. J. Food Science 41 (2). 301-
303.
Deman JM. 1989. Principle of Food Chemistry. Kosasih Padmawinata
Penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan dari: Kimia Makanan edisi ke-2..
Desrosier NW. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Muljohardjo M,
Penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Technology of Food
Preservation.
Doni A. 2002. Karakteristik bubur instan dari buah sukun (Artocarpus altilis)
yang diolah dengan pengering drum. |Skripsi|. Bogor: Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
EIIendi S, Sulastiati. 1991. Bercocok Tanam Jagung. Jakarta: Yasaguna.
Fadillah HN. 2005. VertiIikasi Iormulasi mi jagung instan dalam rangka
penggandaan skala. |Skripsi|. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Fellows PJ, Ellis. 1992. Food Processing Technology. Principles and Practice.
England: Ellis Horwood.
Fennema OR. 1985. Food Chemistry Ed 2nd.New York: Marcel Dekker.
Floros JD, Gnanasekharan V. 1993. Shelf Life Prediction on Packged Foods.
London: Elsevier Publisher.
Floyd CD, Rooney LW, Bockholt AJ. 1995. Measuring desirable and undesirable
color in white and yellow Iood corn. J Cereal chem 72 (5) : 488-490.
95
Gaman PM, Sherrington KB. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi. Gardjito M, Naruki S, Murdiati A, Sardjono,
Penerjemah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. Terjemahan
dari : The Science of Food, an Introduction to Food Science, Nutrition
and Microbiology.
Garcia Arias MT, Pontes EA, Garcia Linares MC, Garcia-Fernandez MC,
Sanchez-Muniz FJ.2003. Cooking Ireezing reheating (CFR) oI sardine
(Sardine Pilchardus) Iillets eIIects oI diIIerent cooking and reheating
procedures on the proximate and Iatty acid compositions. J. Food Chem
83 . 349-356
Gomez MH, Aguilera JM.1983. Changes in the starch Iraction during extrusion
cooking oI corn. J. Food Science 48 (2) . 378-381
Grace MR. 1997. Cassava Processing. Rome: Food Agriculture Organization oI
The United Nation.
Grennwood CT, Muhro DN. 1979. Carbohydrates. Di dalam: Prestley RJ, editor.
Effect of Heat on Food Stufs. London: Applied Science Publisher Ltd.
Hall CW. 1980. Drying and Storage of Agricultural. USA: Westport Connecticut
The AVI Publ. Company
Hadiwiyoto S. 1983. Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging dan Telur.
Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Hamm R, Gottesmann H. 1984. Release oI mitocondrial enzymes by Ireezing and
thawing oI meat: structural and analytical aspects. Proc Euro Meat
Reswork Meating 3 . 152-155.
Handoko DD. 2004. Kajian isotermi sorpsi dekstrin pati garut (Maranta
arundinaceae L.) pada berbagai tingkat hidrolisis. |Tesis|. Bogor:
Program Pascasarjana, Insitut Pertanian Bogor..
Hanni PF, Parkas DF, Brown GE. 1976. Design and operating parameters Ior a
continous centriIugal Iluidized bed dryer (CFB). J. Food Science 41.
1172-1176
Hardinsyah, Briawan D. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan.
Bogor : Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Hariyadi P, Purnomo EH, Tirtasujana D,Kusumah TD, Sudiana N. 2000.
Penuntun Praktikum Satuan Operasi Industri Pangan. Bogor:
Depertemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Hartomo AJ, Widiatmoko MC. 1993. Emulsi dan Pangan Instan Berlesitin.
Yogyakarta: Andi OIIset.
96
Hartono NAD. 2004. Pengaruh jenis jagung terhadap pembuatan beras jagung
instan. |Skripsi|. Bogor: Fakultas Pertanian Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Heldman SM, Singh RP.1981. Food Process Engineering. USA : Westport
Connecticut The AVI Publ. Company
Hendy. 2007. Formulasi bubur instan berbasis singkong (Manihot esculenta
Crant:) sebagai pangan pokok alternatiI. |Skripsi|. Bogor: Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
HistiIarina D. 2002. Kajian pembuatan kentang tumbuk instan (Mashed Potato
Instant) dan stabilitasnya selama penyimpanan. |Tesis|. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor..
Hoseney RC. 1998. Principles of Cereal Science of Technology 2nd Ed. St. Paul,
Minesota: American Assoc oI Cereal Chem, Inc.
Hovman S.1995. Drying oI Fruits and Vegatables.Di dalam: Mujumdar, editor.
Handbook of Industrial Dryring ed 2nd. New York: Marcell Dekker.Inc.
http: //www.bima.ipb.ac.id/ image, 5 Feb 2005
Hubeis M. 1985. Pengembangan metode uji kepulenan nasi. |Tesis|. Bogor:
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Hughes HD, Metcalve DS. 1972. Crop Production Third Edition. London:
Collier-Mc Millan Limited.
Husain H. 2006. Optimasi proses pengeringan grits jagung dan santan sebagai
bahan baku bassang instan, makanan tradisional makasar. |Tesis|. Bogor:
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Imad HP, Nawingsih AA. 1995. Menyimpan bahan pangan. Jakarta: Penerbit
swadaya.
Inglett GE. 1970. Corn. Culture, Processing, Products. Westport: The AVI
Publishing Company, Inc.
Jayaraman, Gupta D. 1995. Drying oI Fruits and Vegatables. Di dalam: Mujumdar
AS. Handbook of Industrial Drying Ed 2nd. New York: Marcel
Dekker.Inc.
Johnson LA. 1991. Corn: Production, processing and utilitation. Di dalam Lorenz
KJ, Kulp K, editor. Handbook of Cereal Science and Technology. New
York: Marcel Dekker Inc.
Jugenheimer RW. 1976. Corn : Improvement, Seed Production and Uses. New
York: A Willey-Interscience Publication. John Willey and Sons.
97
Kadirantau DME. 2000. Kajian isothermi sorpsi air (ISA) dan stabilitas tepung
ketan selama penyimpanan. |Skripsi|. Bogor: Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Karathanos VT, Kanellopoulos NK, Belessiotis VG. 1996. Development oI
porous structure during air drying oI agricultural plant product. J. Food
Eng 29 .167-183.
Kent JDW. 1975. Technology of Cereal Ed 2nd. New York: Pergamon Press
OxIord.
Labuza TP.1968. Sorption Phenomena in Foods. Food Tech 22 (3) : 263-270.
1982. Shelf Life Dating of Food. Westport, Connecticut: Food and
Nutrition Press. Inc..
Lii CY, Shao YY, Tseng KH. 1995. Gelation mechanism and rheological
properties oI rice starch. J. Chemistry 73(a). 415.
Limonu M. 2007. Pengaruh perlakuan sebelum pengringan terhadap karakteristik
Iisiko-kimia dan penentuan umur simpan jagung muda instan. |Tesis|.
Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Liu K, Philips RD, HmcWatters KAY. 1993. Induced hard to cook state in
cowpeas by Ireeze thawing and calcium chloride soaking. J. Cereal
Chem 70(2) . 193-195.
Meilgaard M, Civille GV, Carr BT. 1999. Sensory Evaluation Techniques 3rd Ed..
Boca Raton: CRC Press,
Mohapatra D, Bal S. 2005. Cooking quality and instrumental textural atributes oI
cooked rice Ior diIIerent milling Iractions. J. Food Eng 73(2006) .253-
259.
Muchtadi TR. 1989. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Bogor: Direktorat
Jendral Perguruan Tinggi. PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian
Bogor.
Muchtadi TR, Budiatman. 1991. Teknologi Pangan Lanfut. Bogor: Pusat Antar
Universitas, Institut Pertanian Bogor.
Muchtadi TR, Sugiyono. 1992. Petunfuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut
Pertanian Bogor.
Muljohardjo M. 1987. Pengeringan Bahan Pangan. Makalah yang disampaikan
dalam kasus singkat pengeringan bahan pangan. Yogyakarta: PAU
Pangan dan Gizi Universitas Gadja Mada.
98
Mujumdar AS. 2000. Panduan Praktis Mujumdar untuk Pengeringan Induatrial.
Tambunan AH, Wulandari D, Hartulistiyoso E, Nelwan. LO, Penerjemah.
Bogor: IPB Press. Terjemahan dari: Mufumdars Practical Guide to
Industrial Drying.
Octavia RY. 2002. Pengaruh larutan Na2HPO4 dan Na sitrat serta suhu
pengeringan pada pembuatan nasi instan. |Skripsi|. Bogor: Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Panggabean KD. 2004. Pengembangan produk bubur jagung instan. |Skripsi|.
Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Park DJ, Imm JY, Ku KH. 2001. Improved dispersibility oI green tea powder by
microparticulation and Iormulation. J. Food Sci 66 (6) . 793-798.
Parker R. 2003. Introduction of Food Science. United State : Dielmar.
Peckham GC. 1969. Foundation of food preperation 2nd ed. London: The Mac
Millan Co. Calier. Mac Millan Ltd.
Perdana D. 2003. Dampak penerapan ISO 9001 terhadap peningkatan mutu
berkesinambungan pada proses produksi bubur bayi instan di PT. gizindo
prima nusantara. |Skripsi|. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Pramono L. 1993. Mempelajari karakateristik pengeringan teh hitam CTC
(Curing Tearing Crushing) tipe FBD (Fluidi:ed Bed Dryer). |Skripsi|.
Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Purnomo H. 1988. Mempelajari pengaruh umur panen dan cara kemas terhadap
siIat Iisiko kimia jagung manis (Zea mays saccharata) selama
penyimpanan. |Skripsi|. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Purnomo H. 1995. Aktivitas Air dan Peranannya Dalam Pengawetan Pangan.
Jakarta: UI Press.
Puspitawulan AM. 1997. Mempelajari sorpsi isotermi dan kerenyahan Cookies
pada berbagai kondisi penyimpanan. |Skripsi|. Bogor: Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Radley JA. 1992. Examination anda Analysis of starch Starch Produces. London:
Applied Science Publishers Ltd.
Rahayu WP. 1998. Penuntun Praktikum Penelian Organoleptik. Bogor:
Departemen Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
99
Rieuwpassa F. 2005. Biskuit konsentrat protein ikan dan probiotik sebagai
makanan tambahan untuk meningkatkan antibodi IgA dan status gizi
anak balita. |Disertasi|. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Rivinaldo D. 1992. Analisa biaya pengolahan kelapa parut kering (Desiccated
coconut). |Skripsi|. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Rizvi SSH. 1995. Thermodynamis Properties oI Foods Dehydration Di dalam
Engineering Properties of Foods. Rao MA editor. New York and Bassel:
Marcel Dekker Inc.
Rockland LB. 1969. Water activity and storage stability. J. Food Tech Jol. 23.
11-18.
Rockland LB, Beuchat LR. 1985. Water Activity, Theory and Application to Food.
New York and Bassel : Marcel Dekker. Inc
Rukmana R. 1997. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta: Kanisius.
Sanusi A. 2006. Formulasi sagu instan sebagai makanan tinggi kalori. |Skripsi|.
Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Serna Salvidar, Sergio O, Gomez MH, Rooney LW. 2001. Food Uses oI Regular
and Specialty Corn and Their Dry-Milled Fraction. Arnel R. Hallauer
editor. Specialty Corn 2nd. New York: CRS Press.
Setiawati E, Istalaksana P, Murtiningrum. 2000. Karakterisasi Iisik dan kimia
beberapa jenis pati uwi (Dioscorea sp) asal Irian Jaya. Hyphere J
(02) .1-8
Sjoholm I, Gekas V. 1995. Apple shrinkage upon drying. J. Food Eng 25.123-130
Sediaoetomo AD. 2006. Ilmu Gi:i . Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I.
Jakarta : Dian Rakyat
Soekarto ST. 1978. Pengukuran air ikatan dan peranannya pada pengawetan
pangan. Bul. PATPI Jol. 3 No 4. 4 18.
1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri dan Hasil-hasil
Pertanian. Jakarta: Penerbit Bharata Karya Aksara.
Subarna, Adawiyah DR, Syamsir ER, Wulandari N, Hariyadi P, Kusnandar F.
2007. Penuntun Praktikum Teknik Pangan. Bogor: Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor.
Sudarmadji S, Haryono B, Suhardi. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty kerjasama dengan PAU Pangan dan Gizi,
Universitas Gadjah Mada.
100
Sugiyono, Soekarto ST, Hariyadi P, Supriadi A. 2004. Kajian optimasi teknologi
pengolahan beras jagung instan. J. Teknol dan Industri Pangan XJ (2) .
119-128.
Suliantari. 1988. Pengaruh penambahan lipid terhadap siIat Iisiko kimia beras
instan. |Tesis|. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Suprapto HS, Rasyid M. 2002. Bertanam Jagung. Jakarta: Penerbit Swadaya
Supriadi A. 2004. Optimasi teknologi pengolahan beras jagung instan. |Tesis|.
Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Syah D et al. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor:
Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
SyarieI R, Halid H. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Jakarta: Arcan
kerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut
Pertanian Bogor.
Taib G, Said G, Wiraatmadja S.1988. Operasi Pengeringan pada Pengolahan
Hasil Pertanian. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.
Tolledo RT. 1991. Fundamental of Food Procces Engineering. New York:
Chapman dan Hall.
Troller JA, Christian JHB. 1978. Water Activity and Food. New York: Academic
Press.
Utomo HP. 1982. Pengaruh kehalusan tepung dan konsentrasi NaOH terhadap
mutu tepung pati jagung (Zae mays L.) hasil pengolahan cara kering.
|Skripsi|. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Van Den Berg, Bruin S.1981. Water Activity and its estimation in Food System
Theoretical Aspect. Di dalam Rockland LB, Stewart GF editor. Water
Activity , Influences on Food Quality. New York: Marcel Dekker. Inc
Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan gi:i. Jakarta: PT. Gramedia.
Wirakartakusumah MA, Abdullah K, SyariI AM. 1992. Sifat Fisik Pangan.
Bogor : Direktorat Jendral dan Pendidikan Tinggi PAU-Pangan dan Gizi.
IPB Press.
Yu Z, Johnston KP, William RO. 2006. Spray Ireezing into liquid versus sprayIreeze
drying : inIluence oI atomization on protein aggregation and
biological activity. Eur J. of Pharm Sci 27 . 9-18.
Zhang RH, MustaIa AF, Ng-Kwai-Hang KF, Zhao X. 2005. EIIect oI Ireezing on
composition and Iatty acid proIiles oI sheep milk and cheese. Small
Ruminant Res 2005 . 1-8

Supernatan

ueflnlLlon of SuL8nA1An1

Lhe usually clear llquld overlylng maLerlal deposlLed by seLLllng preclplLaLlon or
cenLrlfugaLlon
Supernatant, ialah cairan yang telah terkurangi unsur padatannya
Supenatan

he supernaLanL ls Lhe soluLlon above Lhe solld LhaL has been forced Lo Lhe boLLom of Lhe
cenLrlfuge Lube 1o remove Lhe supernaLanL carefully pour or plpeL Lhe soluLlon away from
Lhe solld lf Lhe solld becomes resuspended as Lhe supernaLanL ls removed cenLrlfuge Lhe
sample agaln
ia supernatan adalah solusi atas padat yang telah dipaksa untuk bagian
bawah tabungcentrifuge. Untuk menghapus supernatan, hati-hati
tuangkan atau pipet solusi jauh
daripadat. Jika padat menjadi kembali ditunda supernatan dihapus, centrifuge sampel lagi.

Anda mungkin juga menyukai