Anda di halaman 1dari 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Uraian Umum

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya perubahan kekuatan dari tiap-tiap benda uji yang disebabkan perbedaan jenis perkuatan dari benda uji tersebut. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan suatu perlakuan terhadap obyek yang diteliti serta menguji kekuatannya kemudian

membandingkan hasilnya dengan satu kelompok obyek yang tidak dikenai perlakuan dengan cara pengujian yang sama. Penelitian ini menggunakan benda uji balok beton bertulang dengan perbandingan semen : agregat halus : agregat kasar = 1 : 2 : 3 pengujian kuat geser balok dimana benda uji tersebut terdiri dari balok beton bertulang normal dan balok beton bertulang dengan tambahan lubang didaerah geser dimana jarak dari pusat lubang ketumpuan 15 cm dengan dimensi lubang 7.5 x 7.5 cm 2 . Tahapan-tahapan pokok dalam penelitian ini secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pemilihan bahan. 2. Perencanaan campuran adukan beton sesuai dengan spesifikasi bahan yang sudah diteliti.
3.

Pembuatan benda uji disertai dengan pengujian nilai slump.

21

22

4. Perawatan benda uji selama 28 hari.


5.

Pengujian kuat desak silinder dan kuat geser balok.

6. Analisis data dan penarikan kesimpulan. Analisis permasalahan yang digunakan adalah menggunakan analisis statistik, yaitu analisa perbandingan kekuatan antara balok beton bertulang berlubang tanpa perkuatan dengan balok beton berlubang dengan pertambahan perkuatan pada lubang.

B. Benda Uji

Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benda uji beton bertulang dengan pertambahan perkuatan. Benda uji beton yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Silinder beton dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat desak beton, masing-masing untuk kondisi normal.
2.

Balok beton dengan ukuran 15 cm x 25 cm x 140 cm untuk pengujian kuat geser masing-masing 3 buah pada tiap kondisi. Benda uji balok terdiri dari empat kelompok. Masing-masing kelompok

tersebut adalah sebagai berikut :


1. 2.

Balok beton bertulang berlubang 7,5 x 7,5 cm2 tanpa perkuatan Balok beton bertulang berlubang 7.5 x 7.5 cm 2 dengan tambahan perkuatan sengkang.

23

3.

Balok beton bertulang berlubang 7.5 x 7.5 cm 2 dengan tambahan perkuatan baja siku.

4.

Balok beton bertulang berlubang 7.5 x 7.5 cm 2 dengan tambahan perkuatan pelat. Adapun untuk benda uji silinder terdapat 3 buah benda uji.

C. Tahap dan Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan kerja yaitu : 1. Tahap I Disebut tahap persiapan. Pada tahap ini seluruh bahan dan peralatan yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. 2. Tahap II. Disebut tahap pembuatan benda uji. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
a.

Melakukan perhitungan rencana campuran.

b. Pembuatan adukan beton.


c. d.

Pemeriksaan nilai slump. Pembuatan benda uji yaitu silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan balok beton ukuran 15 cm x 25 cm x 140 cm.

24

3.

Tahap IV Disebut dengan tahap perawatan (curing), dimana semua benda uji direndam dalam air selama satu hari kemudian dikeluarkan dari air dan dibungkus dengan karung goni yang setiap harinya disiram air.

4.

Tahap V Disebut dengan tahap pengujian, dimana kelompok benda uji silinder yang telah berumur 28 hari diuji dengan menggunakan mesin tekan (compression testing machine) dan benda uji balok diuji dengan element load frame dengan alat pembagi satu gaya menjadi dua gaya yang terbuat dari besi dengan ditumpu oleh rol dan sendi pada kedua ujungnya untuk geser.

5.

Tahap VI Disebut dengan tahap analisis data. Data yang diperoleh dari hasil pengujian dianalisis dengan analisis statistik yaitu analisa perbandingan nilai kekuatan benda uji. Tahapan penelitian ini dapat dilihat secara skematis dalam bentuk bagan alir pada Gambar 14.

25

SKEMA DIAGRAM ALIR TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Persiapan Agregat Halus dan Kasar Uji Bahan Perhitungan Rencana Campuran Pembuatan Adukan Beton Uji nilai Slump Pembuatan Benda Uji Perawatan Pengujian Analisa Data : Kuat geser Kuat desak Tahap Perawatan Tahap Pengujian Tahap Pembuatan Tahap Persiapan

Tahap Analisis Data

Hasil Penelitian dan pembahasan Gambar 3.1 Skema diagram alir tahap-tahap penelitian

26

D. Alat Alat Yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan alat-alat yang tersedia di Laboratorium Bahan dan Struktur, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Alat-alat yang dipakai adalah sebagai berikut : 1. Kerucut Abrams
2. 3.

Mesin Uji Desak (Compression Testing Machine) UTM (Universal Testing Machine)

4. Molen 5. Cetakan benda uji 6. Bekisting balok 7. Loading frame 8. Hydraulic jack 9. Load cell 10. Tranducer 11. Microcrack
12.

Alat ukur lendutan (dial gauge)

13. Vibrator 14. Cetok semen 15. Ember air 16. Senter

27

E. Pembuatan Benda Uji

Langkah-langkah pembuatan benda uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan campuran adukan beton normal i. Menyiapkan bahan-bahan campuran adukan beton. ii. Menimbang masing-masing bahan sesuai rencana. iii. Memasukkan bahan-bahan tersebut ke dalam molen dan memutar molen sampai adukan tercampur dengan baik.
2.

Pemeriksaan nilai slump adukan beton normal


i.

Menyiapkan alat Slump test (kerucut Abrams) lalu adukan beton dimasukkan di dalamnya hingga 1/3 bagian, lalu dipadatkan dengan alat penumbuk sebanyak 20 kali.

ii. Menambahkan adukan sampai 2/3 bagian lalu ditumbuk 20 kali. iii. Menambahkan adukan sampai penuh lalu ditumbuk sebanyak 20 kali lalu bagian atas diratakan.
iv.

Setelah didiamkan selama satu menit kerucut Abrams diangkat lurus ke atas dan mengukur penurunan yang terjadi (nilai Slump).

v. Hasil dari penarikan kerucut yang berupa adukan berbentuk kerucut terpancung ini digetarkan didalam kontainer di atas meja getar hingga permukaannya horizontal (rata).

28

3. Pencetakan benda uji silinder i. Menyiapkan cetakan silinder


ii.

Memasukkan adukan ke dalam hingga penuh sambil dipadatkan dengan vibrator.

iii.

Setelah cetakan penuh dan padat, permukaan diratakan dan diberi kode benda uji diatasnya kemudian dibiarkan selama 24 jam.

4. Pencetakan benda uji balok i. Menyiapkan cetakan balok yang telah dipasangi tulangan.
ii.

Memasukkan adukan ke dalam hingga penuh sambil dipadatkan dengan vibrator.

iii. Setelah cetakan penuh dan padat, permukaan diratakan dan diberi kode benda uji diatasnya kemudian dibiarkan selama 24 jam.

F.

Perawatan Benda Uji (Curing)

Perawatan beton adalah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton segar selalu lembab sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin agar proses hidrasi dapat berlangsung

29

dengan baik dan proses pengerasan terjadi dengan sempurna sehingga tidak terjadi retak-retak pada beton dan mutu beton dapat terjamin. Pada penelitian ini perawatan dilakukan dengan melepas cetakan beton setelah berumur satu hari menyelimuti permukaan beton dengan karung basah sampai beton berumur 28 hari.

G. Uji Kuat Desak Beton

Kuat desak beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila diberi beban dengan gaya desak tertentu yang dihasilkan oleh mesin desak. Pengujian kuat desak silinder beton dengan menggunakan mesin desak (Compression Testing Machine) merk Controls dengan kapasitas 2000 kN yang ada di Laboratorium BKT FT UNS Surakarta. Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut : 1. Semua silinder beton ditimbang beratnya dan dibersihkan semua permukaannya dari butiran kotoran. 2. Silinder beton dipasang pada mesin dengan arah pendesakannya. 3. Mesin dihidupkan, pendesakan dimulai terlihat jarum penunjuk pada manometer bergerak sesuai dengan besar pembebanannya. 4. Pada saat silinder beton hancur maka salah satu jarumnya akan kembali ke posisi nol, sedangkan jarum yang lain tetap menunjuk angka pembebanan maksimum dan hasilnya dicatat.

30

Untuk mendapatkan besaran kuat hancur dari benda uji tesebut dilakukan perhitungan berdasarkan SK-SNI M-14-1989-F dengan rumus : fc = dimana fc A F
F A

(3.17)

: Kuat desak benda uji (MPa) : Luas permukaan benda uji (mm2) : Beban desak maksimum (N)

H. Uji Kuat Geser Beton

Pengujian kuat geser balok beton dilakukan setelah beton berumur 28 hari. Untuk balok yang mengalami runtuh karena geser, retak terjadi pada bagian seperti terlihat pada gambar berikut :

P P A B P C D min 1

400 mm

400 mm L = 1200 mm

400 mm

Gambar 16 Gambar retakan balok pada pengujian kuat geser Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. perawatan. Balok beton yang akan diuji diambil dari tempat

31

2.

Perletakan pada loading frame diatur jaraknya yaitu

120 cm dan balok beton diletakkan pada loading frame.


3.

Diletakkan alat pembagi beban berupa plat baja

yang mempunyai dua buah roda dengan jarak antar as roda alat pembagi beban adalah 400 mm.
4.

Memasang hydraulic jack pada loading frame dan

dipastikan tidak goyah.


5.

Memasang load cell diantara balok dan hydraulic

jack dan dipastikan posisi pemasangan tepat pada titik yang akan dibebani.
6.

Pembebanan

dilakukan

berangsur-angsur

dan

dinaikkan perlahan-lahan. Setiap kenaikkan pembebanan 0.09 pada tranducer, dial gauge dibaca untuk mengetahui besar lendutan yang terjadi. 7. Selama pembebanan juga dilakukan penggambaran

dan penomoran pola retak yang terjadi setiap interval kenaikan beban.
8.

Pembebanan dilakukan hingga balok beton patah

dan dicatat besarnya beban tertinggi yang telah mematahkan balok uji dengan cara membaca jarum di manometer (dial).
9. Loading Frame Hidraulic Jack Load Cell Dial Gauge Balok Uji

Dilakukan pengamatan dan pengukuran letak patah

pada balok beton.

Hidraulic Pump Tranducer

Gambar 3.3 Set up uji geser balok

32

I. Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diintepretasikan. Data yang telah didapat dari pengujian benda uji balok diproses untuk mengetahui nilai kekuatan geser balok beton berlubang baik dengan pertambahan perkuatan maupun tanpa pertambahan perkuatan

Anda mungkin juga menyukai