Anda di halaman 1dari 4

Nilai Natematika Rendah, Benahi

Netodenya
Tribunnews.com Selasa, 13 April 2010 03:43 W!B
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Nilai rata-rata matematika siswa di Kaltim belum
mencapai standar kelulusan UN. Dibandingkan mata pelajaran lainnya, matematika selalu
tertinggal jauh, sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi tingkat kelulusan siswa.

Padahal, menurut praktisi pendidikan Asriana Kibtiyah, matematika bukanlah mimpi buruk bagi
siswa. Sebenarnya, matematika bisa menjadi teman bagi setiap anak, sehingga mereka
menyukainya. Hanya saja, selama ini pelajaran matematika tidak disampaikan dengan cara yang
bisa menarik bagi siswa di sekolah, sehingga terkesan kaku dan saklak.

"Tinggal bagaimana caranya agar anak bisa menyukai dan mencintai matematika. Kuncinya ada
pada guru, lembaga pendidikan, dan orangtua. Mendekatkan anak dengan matematika bisa
terlaksana bila dilakukan dengan cara yang tepat. Ubah metode pengajarannya," ujar Asriana
Kibtiyah, direktur ALC ndonesia.

Berdasarkan hasil tes daya serap yang digelar Disdik Kaltim beberapa waktu lalu, nilai rata-rata
matematika belum mencapai standar kelulusan UN. Pada jenjang SMP, nilai rata-rata siswa
yang paling rendah adalah matematika yakni 3,68, padahal standar kelulusan minimal 4,25.

Asriana menyebutkan, untuk mengatasi kesenjangan pamahaman siswa terhadap mata
pelajaran matematika tersebut, ada cara yang bisa diaplikasikan dalam pembelajarannya, di
antaranya dengan menerapkan Smart Method. "Dengan konsep ini, matematika diajarkan
dengan cara yang sangat mudah dan menyenangkan," tuturnya.

Dikatakan, metode matematika cerdas ini pula yang akan diberikan dalam "Workshop
Matematika: Strategi Hebat jadi Guru Matematika" yang akan dilaksanakan di Edotel SMKN 4
Balikpapan, Sabtu (17/4) mendatang.

"Materi Smart Method yang akan diberikan kepada peserta pelatihan adalah mental aritmatic,
sempoa aritmatic, jarimatic, math magic, matematika aplikatif, dan metode pembelajarannya.
Pelatihan ini bukan hanya untuk guru dan kalangan pendidik saja, tapi juga orangtua," ujarnya.

Asriana mengatakan, materi matematika cerdas ini akan disampaikan langsung pakarnya, Ki
pud Saifudin, pendiri Sempoa Cerdas ndonesia, yang juga praktisi pendidikan dan penulis
buku.

Selain pelatihan matematikan, ALC juga akan mengadakan "Workshop Membaca: Belajar
Membaca Tanpa Mengeja", yang akan diadakan di Edotel SMKN 4 Balikpapan, Minggu (18/4).
"Workshop membaca ini cocok untuk orangtua, guru PAUD, TK, dan SD. Semua kegiatan ini
terbuka untuk umum," ujarnya.

Asriana juga mengundang semua kalangan pemerhati kualitas pendidikan untuk mengikuti
kegiatan ini. "Peserta silakan mendaftar di Edotel SMKN 4 (Bayu: 0542-7252646), Tribun Kaltim
(Teni: 0542-735015), atau Mas'ula (0542-7027760)," jelasnya. (*)

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke
Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Akses '9ibunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.t9ibunnews.com
hLLp//wwwLrlbunnewscom/2010/04/13/nllalmaLemaLlkarendahbenahlmeLodenya
9//11/2011 1733

Matematika Masih Jadi Momok UN
Senin, 06 Juni 2011 14:39:00
YOGYA (KRjogja.com) - Mata
pelajaran matematika bagi sebagian
besar siswa masih menjadi momok
yang menakutkan terutama dalam
Ujian Nasional (UN). Hal tersebut
bisa terlihat pula dari hasil UN
SMP/MTs DIY tahun ini dimana pada
pelajaran matematika masih
didominasi dengan nilai kurang dari
5,5.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olah Raga (Disdikpora) DIY,
Baskara Aji mengungkapkan, rata-
rata nilai matematika dalam UN kali
ini memang menempati posisi paling
rendah sekalipun terdapat dua
orang siswa yang berhasil meraih
nilai sempurna. Ia menyebutkan,
dalam UN 2010 lalu, jumlah siswa SMP/MTs yang tidak lulus karena nilai matematika
mereka dibawah standar 4,25 mencapai 5.957 siswa atau 12,13 persen dari total 49.126
siswa.
"Sedangkan tahun ini meski sudah digabungkan dengan nilai sekolah, jumlah siswa yang
meraih nilai akhir matematika kurang dari 5,5 mencapai 6.694 siswa atau 13,80 persen
dari total 48.507 peserta UN SMP/MTs tahun ini," ujarnya di Yogyakarta, Senin (6/5).
Menurutnya, tingginya jumlah siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata tersebut
menjadikan standar deviasi mata pelajaran matematika mencapai 1,36. Nilai rata-rata
untuk Matematika pun menjadi paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain
yakni hanya 6,99. Sementara nilai rata-rata mata pelajaran lain berkisar hingga 7,00
keatas.
"Bahkan terdapat nilai terendah matematika yang didapat oleh siswa di kota Yogyakarta
yang hanya mencapai 2,90. Untuk itu, kami akan segera melakukan analisis terhadap
hasil ujian baik nilai akhir maupun nilai UN murni. Hasil analisis tersebut akan kita
sampaikan pada sekolah untuk bisa dilakukan perbaikan sejak awal tahun ajaran
kedepan," imbuhnya. (Ran)
hLLp//wwwkr[og[acom/news/deLall/86708/MaLemaLlkaMaslh!adlMomokunhLml
17 33

Minggu, 22 Mei 2011 , 13:06:00
Matematika, MapeI TersuIit UN
Kemendiknas Benahi KeIemahan Laboratorium

JAKARTA- Mata pelajaran (mapel) Bahasa ndonesia, sudah tidak menjadi mapel yang menjadi momok dalam Ujian
Nasional (UN) 2011 tingkat SMA dan sederajat. Posisi mapel bahasa ndonesia sebagai mata pelaj aran tersulit, sudah

Ilustrasi. (Foto : Dok)

digeser oleh matematika. Keberadaan laboratorium pembelajaran yang kurang, diduga menjadi penyebabnya.
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) memaparkan, siswa yang memperoleh nilai kurang dari lima di mapel,
matematika mencapai 51,44 persen. Sementara untuk bahasa ndonesia, ada 38,47 persen siswa yang mendapatkan
nilai di bawah lima. Sedangkan untuk mapel bahasa nggris, siswa yang memperoleh nilai kurang dari lima hanya 3,27
persen.
Jika dikupas lebih dalam, dari 11.443 siswa SMA dan sederajat yang gagal UN 2011, tercatat 2.392 siswa karena nilai
matematika jeblok. Dan sejumlah 1.786 siswa tidak lulus disebabkan nilai bahasa ndonesianya rendah.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas Mansyur Ramly menj elaskan, evaluasi lebih
dalam penyebab matematika menj adi mapel tersulit masih berlangsung. Namun, dugaan sementara pelajaran menghitung
itu menjadi momok dalam UN karena ketersediaan laboratorium yang memadai masih rendah.
Pria yang juga menjadi panitia pusat UN 2011 itu menuturkan, pihaknya sudah menentukan beragam komptensi dasar
dalam soal UN. Di antara soal diujikan, menguji kompetensi dasar penguasaan materi yang diajarkan melalui fasilitas
laboratorium. "Pada pelajaran matematika, laboratorium juga penting. Tidak kalah penting dengan biologi dan fisika atau
kimia," tandasnya.
Kemendiknas saat ini sedang mengembangkan kurikulum matematika sehingga tidak dipandang pelajaran yang
mengawang-awang. Konsekuesinya, dibutuhkan keberadaan laboratorium untuk menguji teori-teori matematika yang
sudah tertuang dalam buku panduan. Mansyur mengatakan, pihaknya masih meneliti butir-butir soal matematika jenis apa
yang mengganj al siswa sehingga memperoleh nilai kurang.
Sementara untuk mapel bahasa ndonesia, Mansyur mengatakan, angka kesulitan siswa sudah mulai membaik. Tapi, ia
menegaskan fenomena ini bukan berarti panitia menurunkan standar kesulitan soal UN. "Standar kesulitan soal tetap,
bahkan cenderung ditingkatkan," kata dia.
Persoalan utama dalam rendahnya nilai bahasa ndonesia masih dipicu karena kurangnya kebiasaan membaca. Padahal,
sebagian besar soal pelaj aran tersebut, banyak disisipi cerita-cirata tertentu. Dengan jenis soal tersebut, Balitbang
Kemendiknas ingin menguji kompetensi membaca siswa.
Mansyur menerangkan, pengkajian pelaj aran-pelajaran tadi juga menj adi acuan intervensi Kemendiknas untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tertentu. Seperti tahun lalu, Kemendiknas menj anjikan bakal membantu
perkembangan pendidikan di daerah yang nilai UN-nya rendah. "Tahun lalu ada seratus kabupaten dan kota. Untuk tahun
ini, belum ditetapkan," katanya.
Jika keberadaan laboratorium dianggap perlu dibenahi, anggaran bantuan pendidikan dari Kemendiknas bakal diturunkan
untuk membenahi laboratorium. "Anggaran bantuan peningkatan itu, bisa berbentuk uang tunai atau bantuan
pembangunan fisik," ujar Mansyur.an/jpnn/ji)

hLLp//wwwkalLlmposLcold/lndexphp?mlbberlLadeLallld100828
17 37
DI YogyukurLu, NIIuI UjIun MuLemuLIku SMP
PuIIng RenduI
SELASA, 07 JUN 2011 | 08:52 WB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Nilai pelajaran matematika pada ujian nasional tingkat sekolah
menengah pertama (SMP) di Daerah stimewa Yogyakarta terendah dibandingkan nilai pelajaran
lainnya. Nilai rata-rata pelajaran itu 6,99.

Pada 2010, siswa SMP dan madrasah tsanawiyah yang tidak lulus karena nilai matematika tidak
memenuhi standar minimal 4,25 mencapai 5.957 siswa atau 12 persen dari seluruh peserta ujian
nasional. Sementara pada 2011 siswa yang nilainya di bawah 5,5 sebagai nilai standar kelulusan
mencapai 6.079 atau lebih dari 13 persen.

"Matematika menjadi pelajaran dengan rata-rata terendah, kata Kepala Dinas Pendidikan,
Pemuda, dan Olah Raga Daerah stimewa Yogyakarta, Baskara Aji, Senin 6 Juni 2011.

Sedangkan untuk tiga pelajaran lain yaitu bahasa ndonesia, bahasa nggris, dan ilmu
pengetahuan alam nilai rata-rata mencapai angka 7 lebih. Dengan nilai terbaik pada pelajaran
bahasa ndonesia yang rata-ratanya 7,78.

Menurut Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah
Raga Daerah stimewa Yogyakarta, Widyati, informasi hasil evaluasi akan menjadi bahan
pembahasan evaluasi dengan sekolah. Jadi, bisa ada upaya peningkatan pelajaran yang masih
tertinggal di sekolah masing masing untuk menghadapi ujian nasional pada 2012.

"Evaluasi disampaikan kepada pihak sekolah untuk menghadapi ujian nasional yang akan
datang, ucapnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • 4.2 Bundel Lengkap Tiu 02
    4.2 Bundel Lengkap Tiu 02
    Dokumen8 halaman
    4.2 Bundel Lengkap Tiu 02
    Anis Nadhifah
    100% (2)
  • Car A
    Car A
    Dokumen1 halaman
    Car A
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Tunjungan Profesi Guru
    Tunjungan Profesi Guru
    Dokumen18 halaman
    Tunjungan Profesi Guru
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Program Tahunan TK
    Program Tahunan TK
    Dokumen2 halaman
    Program Tahunan TK
    ryzqon
    100% (1)
  • 66 289 1 PB
    66 289 1 PB
    Dokumen9 halaman
    66 289 1 PB
    Oi Irwan
    Belum ada peringkat
  • Masala H
    Masala H
    Dokumen3 halaman
    Masala H
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Kereta Apii Ku
    Kereta Apii Ku
    Dokumen1 halaman
    Kereta Apii Ku
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Kartu Rio
    Kartu Rio
    Dokumen2 halaman
    Kartu Rio
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Form Bu Mif
    Form Bu Mif
    Dokumen2 halaman
    Form Bu Mif
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Patc
    Patc
    Dokumen2 halaman
    Patc
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM SMAN 14
    STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM SMAN 14
    Dokumen3 halaman
    STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM SMAN 14
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • ARTIKEL
    ARTIKEL
    Dokumen1 halaman
    ARTIKEL
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Nina Nitip
    Nina Nitip
    Dokumen4 halaman
    Nina Nitip
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Translate
    Translate
    Dokumen11 halaman
    Translate
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Nina Nitip
    Nina Nitip
    Dokumen4 halaman
    Nina Nitip
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Nina Nitip
    Nina Nitip
    Dokumen4 halaman
    Nina Nitip
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat
  • Dakwahe p3
    Dakwahe p3
    Dokumen4 halaman
    Dakwahe p3
    Danarahma Lailia
    Belum ada peringkat