Anda di halaman 1dari 6

TrickIing FiIter

Pengertian TrickIing FiIter




Trickling Filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah dengan memanfaatkan teknologi Biofilm.
Trickling filter ini terdiri dari suatu bak dengan media fermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh
materi lapisan yang kasar, keras, tajam dan kedap air.
Kegunaannya adalah untuk mengolah air limbah dengan dengan mekanisme air yang jatuh mengalir perlahan-lahan
melalui melalui lapisan batu untuk kemudian tersaring.



Komponen Sistem TrickIing FiIter

Tiga komponen utama Trickling Filter yaitu :

1. Distributor

Ar limbah didistribusikan pada bagian atas lengan distributor yang dapat berputar


2. Pengolahan (Pada Media Trickling Filter)

Pengolahan Trickling Filter terdiri dari suatu bak atau bejana dengan media permiable untuk pertumbuhan bakteri.


3. Pengumpul

Filter juga di lengkapi dengan Underdrain untuk mengumpulkan Biofilmyang mati,kemudian diendapkan dalam bak
sedimentasi. Bagian cairan yang keluar biasanya dikembalikan lagi ke Trickling Filter sebagai iar pengencer dari air
baku yang diolah.



Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Efisiensi TrickIing FiIter

1. Persyaratan Abiotis

a. Jenis Media

Bahan untuk media Trickling Filter harus kuat, keras dan tahan tekanan, tahan lama, tidak mudah berubah dan
mempunyai luas permukaan per nit volume yang tinggi. Bahan-bahan yang biasa digunakan adalah batu kali, krikil,
antrasit, batu bara, dan sebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan media plastik yang dirancang sedemikian rupa
sehingga menghasilkan panas yang tinggi


b. Diameter Media

Diameter media Trickling Filter biasanya antara 2,5-7,5 cm. Sebaiknya dihindari penggunaan media dengan diameter
terlalu kecil karena akan memperbesar kemungkinan penyumbatan. Makin luas permukaan media maka semakin
banyak pula mikroorganisme yang hidup di atasnya.


c. KetebaIan Susunan media

Ketebalan meda Trickling Filter minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter. Makin tinggi ketebalan media maka
maka makin besar pula total luas permukaan yang ditumbuhi mikroorganisme sehingga makin banyak pula
mikroorganisme yang tumbuh menempel diatasnya.


d. lama Waktu Tinggal Trickling Filter

Diperlukan lama waktu tinggal yang disebut waktu pengkondisian atau pendewasaan agar mikroorganisme yang
tumbuh diatasa permukaan media telah tumbuh cukup memadai untuk terselenggaranya proses yang diharapkan.
Masa pendewaas biasa berkisar 2-6 minggu. Lama waktu tinggal ni dimaksudkan agar mikroorganisme dapat
menguraikan bahan-bahan organik dan tumbuh dipermukaan media Trickling Filter membentuk lapisan Biofilmatau
lapisan berlendir.


d. PH

Pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri dipngaruhi oleh nilai PH. Agar pertumbuhan baik diusahakan agar
PH mendekati keadaan netral. Nilai PH antara 4-9,5 dengan nilai PH yang optimum 6,5-7,5 merupakan lingkungan
yang sesuai.


e. Suhu

Suhu yang baik untuk Mikroorganisme adalah 25-37 Derajat Celcius. Selain itu suhu juga mempengaruhi kecepatan
reaksi dari suatu proses biologis. Bahkan efisiensi dari
Trickling Filter sangat dipengaruhi oleh suhu.


f. Aerasi

Agar Aerasi berlangsung dengan baik media Trickling Filter harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan
masuknya udara kedalam sistem Trickling Filter tersebut.
Ketersediaan udara, dalam hal ini adalah Oksigen sangat berpengaruh terhadap proses
penguraian oleh mikroorganisme.











%#$
lllLrasl adalah pemberslhan parLlkel padaL darl suaLu flulda dengan melewaLkannya pada medlum
penyarlngan aLau septom yang dl aLasnya padaLan akan Lerendapkan kooqe fllLrasl pada lndusLrl mulal
darl penyarlngan sederhana hlngga pemlsahan yang kompleks llulda yang dlfllLrasl dapaL berupa calran
aLau gas allran yang lolos darl sarlngan mungkln sa[a calran padaLan aLau keduanya SuaLu saaL [usLru
llmbah padaLnyalah yang harus dlplsahkan darl llmbah calr sebelum dlbuang ul dalam lndusLrl
kandungan padaLan suaLu umpan mempunyal tooqe darl hanya sekedar [e[ak sampal persenLase yang
besar Serlngkall umpan dlmodlflkasl melalul beberapa pengolahan awal unLuk menlngkaLkan la[u
fllLrasl mlsal dengan pemanasan krlsLallsasl aLau memasang peralaLan Lambahan pada penyarlng
seperLl selulosa aLau Lanah dlaLomae Cleh karena varleLas darl maLerlal yang harus dlsarlng beragam
dan kondlsl proses yang berbeda banyak [enls penyarlng Lelah dlkembangkan beberapa [enls akan
dl[elaskan dl bawah lnl
llulda mengallr melalul medla penyarlng karena perbedaan Lekanan yang melalul medla
LersebuL enyarlng dapaL beroperasl pada
Lekanan dl aLas aLmosfer pada baglan aLas medla penyarlng
Lekanan operasl pada baglan aLas medla penyarlng
dan vakum pada baglan bawah
1ekanan dl aLas aLmosfer dapaL dllaksanakan dengan gaya gravlLasl pada calran dalam suaLu kolom
dengan menggunakan pompa aLau blower aLau dengan gaya senLrlfugal enyarlng senLrlfugal
dldlskuslkan pada seksl berlkuLnya pada bab lnl ualam suaLu penyarlng gravlLasl medla penyarlng blsa
[adl Lldak leblh balk darlpada sarlngan (scteeo) kasar aLau dengan unggun parLlkel kasar seperLl paslr
enyarlng gravlLasl dlbaLasl penggunaannya dalam lndusLrl unLuk suaLu allran calran krlsLal kasar
pen[ernlhan alr mlnum dan pengolahan llmbah calr
kebanyakan penyarlng lndusLrl adalah penyarlng Lekan penyarlng vakum aLau pemlsah
senLrlfugal enyarlng LersebuL beroperasl secara konLlnyu aLau dlskonLlnyu LerganLung apakah
buangan darl padaLan Lersarlng Lunak (steoJy) aLau sebenLarsebenLar Sebaglan besar slklus operasl
darl penyarlng dlskonLlnyu allran flulda melalul peralaLan secara konLlnu LeLapl harus dlhenLlkan secara
perlodlk unLuk membuang padaLan Lerakumulasl ualam sarlngan konLlnyu buangan padaL aLau flulda
Lldak dlhenLlkan selama peralaLan beroperasl
enyarlng dlbagl ke dalam Llga golongan uLama yalLu penyarlng kue (coke) penyarlng
pen[ernlhan (clotlfyloq) dan penyarlng allran sllang (ctossflow) enyarlng kue memlsahkan padaLan
dengan [umlah relaLlf besar sebagal suaLu kue krlsLal aLau lumpur sebagalmana LerllhaL dalam Cb
4a Serlngkall penyarlng lnl dllengkapl peralaLan unLuk memberslhkan kue dan unLuk memberslhkan
calran darl padaLan sebelum dlbuang enyarlng pen[ernlhan memberslhkan se[umlah kecll padaLan darl
suaLu gas aLau perclkan calran [ernlh semlsal mlnuman arLlkel padaL Lerperangkap dldalam medlum
penyarlng (Cb 4b) aLau dl aLas permukaan luarnya enyarlng pen[ernlhan berbeda dengan
sarlngan blasa yalLu memlllkl dlameLer porl medlum penyarlng leblh besar darl parLlkel yang akan
dlslngklrkan ul dalam penyarlng allran sllang umpan suspensl mengallr dengan Lekanan LerLenLu dl aLas
medlum penyarlng (Cb 4c) Laplsan Llpls darl padaLan dapaL LerbenLuk dl aLas medlum permukaan
LeLapl kecepaLan calran yang Llnggl mencegah LerbenLuknya laplsan Medlum penyarlng adalah
membran keramlk logam aLau pollmer dengan porl yang cukup kecll unLuk menahan sebaglan besar
parLlkel Lersuspensl Sebaglan calran mengallr melalul medlum sebagal fllLraL yang [ernlh menlnggalkan
suspensl pekaLnya


















SLulMLn1ASl

&nit sedimentasi merupakan peralatan yang berfungsi untuk memisahkan 8olid dan liquid dari suspensi untuk
menghasilkan air yang lebih jernih dan konsentrasi lumpur yang lebih kental melalui pengendapan secara gravitasi.
Secara keseluruhan, fungsi unit sedimentasi dalam instalasi pengolahan adalah:
a. Mengurangi beban kerja unit filtrasi dan memperpanjang umur pemakaian unit penyaring selanjutnya;
b. Mengurangi biaya operasi instalasi pengolahan.
Berdasarkan konsentrasi dan kecenderungan partikel berinteraksi, proses sedimentasi terbagi atas tiga macam:
1. Sedimentasi TIpe I/Plain Settling/Discrete particle
Merupakan pengendapan partikel tanpa menggunakan koagulan. Tujuan dari unit ini adalah menurunkan kekeruhan
air baku dan digunakan pada rit chamber. Dalam perhitungan dimensi efektif bak, faktor-faktor yang
mempengaruhi performance bak seperti turbulensi pada inlet dan outlet, pusaran arus lokal, pengumpulan lumpur,
besar nilai G sehubungan dengan penggunaan perlengkapan penyisihan lumpur dan faktor lain diabaikan untuk
menghitung performance bak yang lebih sering disebut dengan ideal 8ettlin ba8in.
. Sedimentasi Tipe II (locculant Settling)
Pengendapan material koloid dan solid tersuspensi terjadi melalui adanya penambahan koagulan, biasanya
digunakan untuk mengendapkan flok-flok kimia setelah proses koagulasi dan flokulasi.
Pengendapan partikel flokulen akan lebih efisien pada ketinggian bak yang relatif kecil. Karena tidak memungkinkan
untuk membuat bak yang luas dengan ketinggian minimum, atau membagi ketinggian bak menjadi beberapa
kompartemen, maka alternatif terbaik untuk meningkatkan efisiensi pengendapan bak adalah dengan
memasang tube 8ettler pada bagian atas bak pengendapan untuk menahan flokflok yang terbentuk.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan efisiensi bak pengendapan adalah:
O Luas bidang pengendapan;
O Penggunaan baffle pada bak sedimentasi;
O Mendangkalkan bak;
O Pemasangan plat miring.
. indered Settling (Zone Settling)
Merupakan pengendapan dengan konsentrasi koloid dan partikel tersuspensi adalah sedang, di mana partikel saling
berdekatan sehingga gaya antar pertikel menghalangi pengendapan paertikel-paertikel di sebelahnya. Partikel
berada pada posisi yang relatif tetap satu sama lain dan semuanya mengendap pada suatu kecepatan yang konstan.
Hal ini mengakibatkan massa pertikel mengendap sebagai suatu zona, dan menimbulkan suatu permukaan kontak
antara 8olid dan liquid.
Jenis sedimentasi yang umum digunakan pada pengolahan air bersih adalah sedimentasi tipe satu dan dua,
sedangkan jenis ketiga lebih umum digunakan pada pengolahan air buangan.
perasionaI dan PemeIiharaan
O Pengontrolan kondisi pengendapan flok pada tangki dilakukan dengan frekuensi 4 kali sehari. Proses pembentukan
flok yang tidak sempurna pada proses koagulasi dan flokulasi mengakibatkan banyaknya flok kecil yang terbawa ke
bak penyaring sehingga meningkatkan beban penyaring;
O Pengontrolan kualitas clarified water untuk memeriksa efisiensi bak pengendapan. Efisiensi pengendapan yang jelek
mengakibatkan meningkatnya beban pengolahan pada unit filtrasi;
O Penyisihan 8chum, 8lude yang mengapung dan pertumbuhan alae pada dinding tangki, baffle,
dan lounder8 terutama pada musim panas;
O Pengontrolan beban permukaan dan flow rate melalui observasi visual dengan melihat ketinggian air
pada weir pelimpah, bila debit air yang diolah terlalu besar maka muka air akan melebihi ketinggian weir loadin;
O Pengurasan lumpur yang dilakukan pada clarified water secara otomatis dan manual menurut ketebalan lumpur yang
dilakukan dengan menggunakan pompa penguras.


Source: SEDMENTAS | rangminang
&nder Creative Commons License: Attribution

Anda mungkin juga menyukai