Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN Infeksi-infeksi pada sistem saraf pusat menimbulkan masalah medis yang serius dan membutuhkan pengenalan

dan penanganan segera untuk memperkecil gejala sisa neurologis yang serius dan memastikan kelangsungan hidup pasien. Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri,virus,parasit,fungus dan riketsia. Secara umum gejala ensefalitis berupa demam,kejang dan kesadaran menurun.Penyakit ini dapat dijumpai pada semua umur mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Menurut statistik dari 214 ensefalitis,54% (115 orang) dari penderitanya ialah anak-anak. Virus yang paling sering ditemukan ialah virus herpes simpleks (31%) yang disusul oleh virus ECHO (17%). Statistik lain mengungkapkan bahwa ensefalitis primer yang disebabkan oleh virus yang dikenal mencakup 19%. Ensefalitis primer dengan penyebab yang tidak diketahui dan ensefalitis para- infeksiosa masing-masing mencakup 40% dan 41% dari semua kasus ensefalitis yang telah diselidiki. Ada 2000 kasus dari ensefalitis dilaporkan dipusat kontrol penyakit di Atlanta, GA setiap tahun. Virus menyebabkan Ensefalitis primer yang bisa menjadi epidemic atau sporadic. Polio virus adalah penyebab epidemik. Athropode-borne viral ensefalitis adalah bertanggung jawab untuk epidemik yang paling sering pada viral ensefalitis. Virus hidup pada binatang dan nyamuk sebagai perantara dari penyakit. Bentuk yang paling sering dari non epidemik atau sporadik ensefalitis disebabkan oleh herpes simplex virus, type 1 (HSV-1) dan mempunyai rate tinggi dari kematian. Mumps adalah contoh lain dari penyebab sporadik Biasanya ensefalitis virus dibagi dalam 3 kelompok : 1.Ensefalitis primer yang bisa disebabkan oleh infeksi virus kelompok herpes simpleks, virus influensa, ECHO, Coxsackie dan virus arbo 2.Ensefalitis primer yang belum diketahui penyebabnya 3.Ensefalitis para-infeksiosa, yaitu ensefalitis yang timbul sebagai komplikasi penyakit virus yang sudah dikenal sepertirubeola, varisela, herpes zoster, parotitis epidemika, mononukleosis infeksiosa dan vaksinasi.

Angka kematian untuk ensefalitis berkisar antara 35-50%. Pasien yang pengobatannya terlambat atau tidak diberikan antivirus (pada ensefalitis Herpes Simpleks) angka kematiannya tinggi bisa mencapai 70-80%. Pengobatan dini dengan asiklovir akan menurukan mortalitas menjadi 28%. Sekitar 25% pasien ensefalitis meninggal pada stadium akut. Penderita yang hidup 20-40%nya akan mempunyai komplikasi atau gejala sisa. Gejala sisa lebih sering ditemukan dan lebih berat pada ensefalitis yang tidak diobati. Keterlambatan pengobatan yang lebih dari 4 hari memberikan prognosis buruk, demikian juga koma. Pasien yang mengalami koma seringkali meninggal atau sembuh dengan gejala sisa yang berat. Banyak kasus ensefalitis adalah infeksi dan recovery biasanya cepat ensefalitis ringan biasanya pergi tanpa residu masalah neurologi. Dan semuanya 10% dari kematian ensefalitis dari infeksinya atau komplikasi dari infeksi sekunder. Beberapa bentuk ensefalitis mempunyai bagian berat termasuk herpes ensefalitis dimana mortality 15-20% dengan treatment dan 70-80% tanpa treatment. (1,2)

BAB II PEMBAHASAN II.1 Defenisi Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari encephalitis, kebanyakan darinya disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering infeksiinfeksi ini disebabkan oleh virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakitpenyakit yang menyebabkan peradangan dari otak. Encephalitis adalah infeksi jaringan atas oleh berbagai macam mikroorganisme (Ilmu Kesehatan Anak, 1985). Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulen (+) (Pedoman diagnosis dan terapi, 1994). Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Kapita selekta kedokteran jilid 2, 2000). II.2 Etiologi Untuk Indonesia perlu dipikirkan virus Rabies, Mumps (penyebab parotitis) dan mungkin Herpes Simpleks. Penyebab dari ensefalitis adalah paling sering infeksi virus beberapa contoh termasuk virus herpes; arbovirus diperantarai oleh nyamuk, dan serangga lain dan rabies. Ensefalitis dibagi 2 bentuk, dikategorikan menjadi 2 jalan virus bisa menginfeksi otak : - Ensefalitis primer Ini terjadi virus langsung masuk kedalam otak dan medula spinalis. Ini bisa terjadi pada orang kapan saja setiap tahun (sporadic ensefalitis) atau ini bisa menjadi bagian dari out break (epidemik ensefalitis) - Ensefalitis sekunder (post infeksi) ensefalitis bentuk ini terjadi ketika virus pertama menginfeksi bagian dari tubuh dan sekundernya masuk ke otak.

Ada beberapa penyebab dari ensefalitis Herpes Virus Beberapa virus herpes bisa menyebabkan infeksi yang menyebabkan ensefalitis ini termasuk : 1. Herpes simplex virus Ada 2 type dari herpes simplex virus (HSV) infections HSV type 1 (HSV-1) menyebabkan cold sores ( menyerupai jagung atau gandum semacam tetes) atau fever blisters di sekitar mulut. HSV type 2 (HSV-2) menyebabkan genital herpes. HSV 1 adalah sangat penting menyebabkan ensefalitis sporadic yang fatal di united states tetapi ini juga sangat jarang kira-kira 2 kasus terjadi tiap juta orang setiap tahunnya. ensefalitis herpes simpleks (EHS) disebabkan oleh virus herpes simpleks dan merupakan ensefalitis yang paling sering menimbulkan kematian. Angka kematian 70% bila tidak diobati. Keberhasilan pengobatan ensefalitis herpes simpleks tergantung pada diagnosis dini dan waktu memulai pengobatan. Virus herpes simpleks tipe I umumnya ditemukan pada anak, sedangkan tipe II banyak ditemukan pada neonatus. Asiklovir harus diberikan sesegera mungkin walaupun hanya secara empirik, bila ada dugaan ensefalitis herpes simpleks berdasarkan penampilan klinis dan gambaran laboratorium. Asiklovir memiliki toksisitas minimal. Manifestasi Klinis Ensefalitis herpes simpleks dapat bersifat akut atau subakut. Fase prodromal menyerupai influenza, kemudian diikuti dengan gambaran khas ensefalitis. Empat puluh persen kasus datang dalam keadaan komat atau semi-koma. Manifestasi klinis juga dapat menyerupai meningitis aseptik .Manifestasi klinis tidak spesifik, karena itu diperlukan ketrampilan klinis yang tinggi. Umumnya dipertimbangkan EHS bila dijumpai demam, kejang fokal, dan tanda neurologis seperti hemiparesis dengan penurunan kesadaran yang progresif. Pemeriksaan laboratorium Gambaran daerah tepi tidak spesifik Pemeriksaan cairan likuor memperlihatkan jumlah sel meningklat (90%) yang berkisar antara 10-1000 sel/mm3. awalnya sel polimorfonuklear dominan, tetapi

kemudian berubah menjadi limfositosis. Protein dapat meningkat sampai 50-2000 mg/l dan glukosa dapat normal atau menurun EEG memperlihatkan gambaran yang khas, yaitu periodic lateralizing epileptiform discharge atau perlambatan fokal di area temporal atau frontotemporal Sering juga EEG memperlihatkan gambaran perlambatan umum yang tidak spesifik, mirip gambaran disfungsi umum otak CT kepala tetap normal dalam tiga hari pertama setelah timbulnya gejala neurologis, kemudian lesi hipodens muncul di regio frontotemporal T2-weight MRI dapat memperlihatkan lesi hiperdens di regio temporal paling cepat dua hari setelah munculnya gejala PCR likuor dapat mendeteksi titer antibodi virus herpes simpleks (VHS) dengan cepat. PCR menjadi positif segera setelah timbulnya gejala dan pada sebagian besar kasus tetap positif selama dua minggu atau lebih 2. Varicella zooster virus Virus ini bertanggung jawab untuk chicken pox dan shingles. Ini menyebabkan ensefalitis pada dewasa dan anak-anak. 3. Epstein Barr Virus Virus herpes ini menyebabkan infeksi mononucleosis (mono). Jika ensefalitis berkembang, ini biasanya ringan tetapi bisa menjadi fatal pada kasus kecil Childhood infeksi Measles (Rubeola) Mumps Rubella (german Measles)

Arbovirus Virus bisa diperantai oleh nyamuk dan kutu(arbovirus) yang menjadi penyebab ensefalitis epidemik

Cara kerja siklus transmisi : 1. Organisme yang memperantai penyakit dari satu hewan ke lainnya disebut vektor. Nyamuk adalah vektor dari transmisi dari ensefalitis dari creatures kecil biasanya burung dan rodents-ke manusia 2. Burung yang hidup dekat tubuh dari air yang tenang seperti danau air segar, adalah memungkinkan menjadi infeksi ensefalitis virus, ketika burung terinfeksi ensefalitis virus, ini membawa level tinggi dari virus di daerah untuk waktu singkat sebelum recovering dari infeksi dan mengembangkan imun dan penyakit. Jika nyamuk disentuh pada burung yang terinfeksi. Nyamuk menjadi lifelong carrier dari penyakit nyamuk memperantai infeksi ke burung selanjutnya masuk ke dalam nyamuk. kadang-kadang lingkungan, cuaca atau perubahan iklim menyebabkan peningkatan angka terinfeksi burung begitu juga peningkatan angka dari nyamuk Patogenesis Virus dapat masuk tubuh pasien melalui kulit, saluran napas, dan saluran cerna. Setelah masuk kedalam tubuh, virus akan menyebar keseluruh tubuh dengan beberapa cara : Setempat : virus hanya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu Penyebaran hematogen primer : virus masuk kedalam darah kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut Penyebaran hematogen sekunder : virus berkembang biak didaerah pertama kali masuk (permukaan selaput lendir) kemudian menyebar ke organ lain. Penyebaran melalui saraf : virus berkembang biak dipermukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf Pada keadaan permulaan timbul demam, tapi belum ada kelainan neurologis. Virus akan terus berkembang biak, kemudian menyerang susunan saraf pusat dan akhrinya diikuti kelainan neurologis. Kelainan neurologis pada ensefalitis disebabkan oleh : Invasi dan perusakan langsung pada jaringan otak oleh virus yang sedang berkembang biak

Reaksi jaringan saraf pasien terhadap antigen virus yang

akan berakibat

demielinisasi, kerusakan vaskular, dan paravaskular. Sedangkan virusnya sendiri sudah tidak ada dalam jaringan otak Reaksi aktivasi virus neurotropik yang bersifat laten(1,2,3)

II.3 Klasifikasi II.3.1. ENSEFALITIS SUPURATIVA Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus aureus, streptococcus, E.coli dan M.tuberculosa. - Patogenesis Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media,mastoiditis,sinusitis,atau dari piema yang berasl dari radang, abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema, osteomeylitis cranium, fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak dan tromboflebitis. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema, kongesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan abses. Disekeliling daerah yang meradang berproliferasi jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula. Bila kapsula pecah terbentuklah abses yang masuk ventrikel. - Manifestasi klinis Secara umum gejala berupa trias ensefalitis ; 1.Demam 2.Kejang 3.Kesadaran menurun Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala-gejala infeksi umum, tandatanda meningkatnya tekanan intracranial yaitu : nyeri kepala yang kronik dan progresif,muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil.Tanda-tanda defisit neurologist tergantung pada lokasi dan luas abses.

II.3.2. ENSEFALITIS SIPHYLIS - Patogenesis Disebabkan oleh Treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui permukaan tubuh umumnya sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui epithelium yang terluka, kuman tiba di sistim limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi spiroketemia. Hal ini berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunansaraf pusat. Treponema pallidum akan tersebar diseluruh korteks serebri dan bagianbagian lain susunan saraf pusat. - Manifestasi klinis Gejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian : 1. Gejala-gejala neurologist Kejang-kejang yang datang dalam serangan-serangan, afasia, apraksia, hemianopsia, kesadaran mungkin menurun,sering dijumpai pupil Agryll- Robertson,nervus opticus dapat mengalami atrofi. Pada stadium akhir timbul gangguanan-gangguan motorik yang progresif. 2. Gejala-gejala mental Timbulnya proses dimensia yang progresif, intelgensia yang mundur perlahan-lahan yang mula-mula tampak pada kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat berkurang, daya pengkajian terganggu. II.3.3 ENSEFALITIS VIRUS Virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia : 1. Virus RNA Paramikso virus : virus parotitis, virus morbili Rabdovirus : virus rabies Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus dengue) Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie A,B,echovirus) Arenavirus : virus koriomeningitis limfositoria 2. Virus DNA Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks, sitomegalivirus, virus Epsteinbarr

Poxvirus : variola, vaksinia Retrovirus : AIDS - Manifestasi klinis Dimulai dengan demam, nyeri kepala, vertigo, nyeri badan, nausea, kesadaran menurun, timbul serangan kejang-kejang, kaku kuduk, hemiparesis dan paralysis bulbaris. II.3.4. ENSEFALITIS KARENA PARASIT a. Malaria serebral Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya malaria serebral. Gangguan utama terdapat didalam pembuluh darah mengenai parasit. Sel darah merah yang terinfeksi plasmodium falsifarum akan melekat satu sama lainnya sehingga menimbulkan penyumbatanpenyumbatan. Hemorrhagic petechia dan nekrosis fokal yang tersebar secara difus ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak. Gejala-gejala yang timbul : demam tinggi.kesadaran menurun hingga koma. Kelainan neurologik tergantung pada lokasi kerusakan-kerusakan. b. Toxoplasmosis Toxoplasma gondii pada orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejalagejala kecuali dalam keadaan dengan daya imunitas menurun. Didalam tubuh manusia parasit ini dapat bertahan dalam bentuk kista terutama di otot dan jaringan otak. c. Amebiasis Amuba genus Naegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung ketika berenang di air yang terinfeksi dan kemudian menimbulkan meningoencefalitis akut. Gejala-gejalanya adalah demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun. d. Sistiserkosis Cysticercus cellulosae ialah stadium larva taenia. Larva menembus mukosa dan masuk kedalam pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan. Larva dapat tumbuh menjadi sistiserkus, berbentuk kista di dalam ventrikel dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya tumbuh didalam meninges atau tersebar didalam sisterna. Jaringan akan bereaksi dan membentuk kapsula disekitarnya. Gejaja-gejala neurologik yang timbul tergantung pada lokasi kerusakan.

II.3.5 ENSEFALITIS KARENA FUNGUS Fungus yang dapat menyebabkan radang antara lain : candida albicans, Cryptococcus neoformans,Coccidiodis, Aspergillus, Fumagatus dan Mucor mycosis. Gambaran yang ditimbulkan infeksi fungus pada sistim saraf pusat ialah meningo-ensefalitis purulenta. Faktor yang memudahkan timbulnya infeksi adalah daya imunitas yang menurun. II.3.6 RIKETSIOSIS SEREBRI Riketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan Ensefalitis. Di dalam dinding pembuluh darah timbul noduli yang terdiri atas sebukan sel-sel mononuclear, yang terdapat pula disekitar pembuluh darah di dalam jaringan otak. Didalam pembuluh darah yang terkena akan terjadi trombosis. Gejala-gejalanya ialah nyeri kepala, demam, mula-mula sukar tidur, kemudian mungkin kesadaran dapat menurun. Gejala-gejala neurologik menunjukan lesi yang tersebar.(2,3,4) II.4 Tanda Dan Gejala Banyak orang terinfeksi ensefalitis virus dengan kasus gejala ringan bisa menyebabkan : demam, sakit kepala, kehilangan energi dan hilang nafsu makan. Kasus serius bisa menyebabkan: Drowsiness Bingung dan disorientasi Seizures / convulsions Demam mendadak Sakit kepala berat Mual dan muntah Tremor atau konvulsi Kaku kuduk Bulging pada fontanel dari skull pada infants Perubahan kepribadian

Masalah dengan pengucapan dan pendengaran Halusinasi

Tanda dan gejala yang penting termasuk mempengaruhi level dari kesadaran. Pada infants, tanda utama adalah kaku kuduk dan bulging pada soft spots dan skull. Pada anak yang lebih tua, dilihat dari sakit kepala berat, lethargy, bingung dan sensitif terhadap lampu. Pada dewasa, kerusakan mental bisa menjadi prominent(5) II.5 Pemeriksaan Penunjang - Spinal tap (lumbal puncture) : 1. Cairan jernih 2. Jumlah sel diatas normal 50-500/mm3 3.Hitung jenis didominasi sel imfosit, protein dan glukosa (normal) /. Untuk mendiagnosa ensefalitis adalah menganalisis cairan cerebrospinal otak dan sumsum tulang. Jarum dimasukkan kedalam extract spine terbawah dari sample cairan untuk analysis laboratory menunjukkan infeksi atau peningkatan jumlah sel darah putih - Signal sistem imun melawan infeksi Cairan cerebrospinal menjadi slightly bloody jika perdarahan terjadi. diagnosis dari herpes simplex ensefalitis bisa menjadi sulit tetapi menggunakan metode DNA sensitive bisa mendeteksi dari virus di cairan spinal - EEG (Electroencephalography) didapatkan penurunan aktivitas atau perlambatan. prosedure ini setengah jam, mengukur gelombang aktivitas elektrik yang diproduksi oleh otak. Ini sering digunakan untuk mendiagnosa dan mengatur penyakit kejang. Abnormal EEG menunjukkan ensefalitis - Brain Imaging Menunjukkan gambaran oedema otak. pada ensefalitis herpes simplex pemeriksaan CT scan hari ke-3 menunjukkan gambaran hipodens pada daerah fronto temporal. Computerized Tomography (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) scan bisa swelling dari otak atau ini dengan kondisi lain dengan tanda dan gejala mirip

encephalitis seperti geger otak . Jika ensefalitis dicurigai, brain imaging adalah sering sebelum spinal tap dan adanya peningkatan tekanan intrakranial. - Biopsi Otak Paling sering digunakan untuk diagnosis dari herpes simplex ensefalitis bila tidak mungkin menggunakan metode DNA atau CT atau MRI scan. Dokter boleh mengambil sample kecil dari jaringan otak. Sampel ini dianalysis dilaboratorium untuk melihat virus yang ada. Dokter boleh mencoba treatment dengan antivirus medikasi sebelum biopsi otak - Tes darah DPL / gula darah, elektrolit darah, biakan darah ini untuk mendeteksi antibodi antigen virus dan protein asing (4,5) II.6 Penatalaksanaan Tidak ada pengobatan yang spesifik bagi penderita ensefalitis, tergantung etiologinya. 1. Ensefalitis supurativa - Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari. - Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10 hari. 2. Ensefalitis syphilis - Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari - Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x 500mg oral selama 14 hari. Bila alergi penicillin : - Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari - Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari - Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu - Seftriaxon 2 g intra vena/intra muscular selama 14 hari. 3. Ensefalitis virus - Pengobatan simptomatis Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg

Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari. - Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab herpes zostervaricella. Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg peroral tiap 4 jam selama 10 hari. 4. Ensefalitis karena parasit - Malaria serebral Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga tampak perbaikan. - Toxoplasmosis Sulfadiasin 100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Spiramisin 3 x 500 mg/hari - Amebiasis Rifampicin 8 mg/KgBB/hari. (4) 5. Ensefalitis karena fungus - Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6 minggu - Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu. 6. Riketsiosis serebri - Cloramphenicol 4 x 1 g intra vena selama 10 hari - Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari. Suportif Mengatasi kejang, hiperpireksia, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Mengatasi edema otak dengan manitol 0,5-1 gram/kg dapat diberikan setiap 8 jam, dan metilprednisolon 1-2 mg/kg/hari Rujukan Perawatan diruang rawat intensif. Karena antibiotik tidak efektif pada virus, antibiotik

tidak digunakan untuk mengobati ensefalitis. Bagaimanapun Antivirus bisa digunakan untuk mengobati beberapa bentuk dan ensefalitis khususnya type yang disebabkan virus herpes simplex Kortikosteroid digunakan pada beberapa kasus untuk menekan oedem otak. Jika anak kejang antikonvulsan bisa digunakan, Asetaminofen bisadigunakan untuk mengikuti demam dan sakit kepala. (4,5) II.7 Komplikasi Ensefalitis virus berat bisa menyebabkan gagal nafas, koma dan kematian. Ini juga membuat mental impairment termasuk kehilangan memori, ketidakmampuan bicara, kurang koordinasi otot, paralisis, atau defek dengan penglihatan dan pendengaran. (3) II.8 Pencegahan Karena ensefalitis merupakan infeksi. Ini bisa dicegah dengan penyebaran infeksi dan meminimalkan kontak Cara terbaik untuk mencegah ensefalitis adalah menghindari virus yang menyebarkan penyakit. Ini berarti membuat langkah untuk mencegah genital herpes, yang pertama. Ini juga berarti membuat yakin anak untuk diimunisasi chicken pox, measles berbeda, mumps dan rubella ( german measles) Ensefalitis tidak bisa dicegah kecuali mencoba untuk mencegah penyakit dapat menyebar. ensefalitis bisa dilihat pada anak pada penyakit measles, mumps dan chicken pox, bisa dicegah dengan imunisasi MMR. Penyemprotan terhadap vektor serangga.(2,3) II.9 Prognosis Angka kematian untuk ensefalitis berkisar antara 35-50%. Pasien yang pengobatannya terlambat atau tidak diberikan antivirus (pada ensefalitis Herpes Simpleks) angka kematiannya tinggi bisa mencapai 70-80%. Pengobatan dini dengan asiklovir akan menurukan mortalitas menjadi 28%. Sekitar 25% pasien ensefalitis meninggal pada stadium akut. Penderita yang hidup 20-40%nya akan mempunyai komplikasi atau gejala sisa. Gejala sisa lebih sering ditemukan dan lebih berat pada ensefalitis yang tidak diobati. Keterlambatan pengobatan yang lebih dari 4 hari memberikan prognosis buruk, demikian juga koma. Pasien yang mengalami koma seringkali meninggal atau sembuh dengan gejala sisa yang berat.

Banyak kasus ensefalitis adalah infeksi dan recovery biasanya cepat ensefalitis ringan biasanya pergi tanpa residu masalah neurologi. Dan semuanya 10% dari kematian ensefalitis dari infeksinya atau komplikasi dari infeksi sekunder. Beberapa bentuk ensefalitis mempunyai bagian berat termasuk herpes ensefalitis dimana mortality 15-20% dengan treatment dan 70-80% tanpa treatment. (3)

BAB 3 KESIMPULAN Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri,virus,parasit,fungus dan riketsia. Secara umum gejala ensefalitis berupa demam,kejang dan kesadaran menurun.Penyakit ini dapat dijumpai pada semua umur mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Angka kematian untuk ensefalitis berkisar antara 35-50%. Pasien yang pengobatannya terlambat atau tidak diberikan antivirus (pada ensefalitis Herpes Simpleks) angka kematiannya tinggi bisa mencapai 70-80%. Pengobatan dini dengan asiklovir akan menurukan mortalitas menjadi 28%. Karena ensefalitis merupakan infeksi. Ini bisa dicegah dengan penyebaran infeksi dan meminimalkan kontak Cara terbaik untuk mencegah ensefalitis adalah menghindari virus yang menyebarkan penyakit. Ini berarti membuat langkah untuk mencegah genital herpes, yang pertama. Ini juga berarti membuat yakin anak untuk diimunisasi chicken pox, measles berbeda, mumps dan rubella ( german measles) Ensefalitis tidak bisa dicegah kecuali mencoba untuk mencegah penyakit dapat menyebar. ensefalitis bisa dilihat pada anak pada penyakit measles, mumps dan chicken pox, bisa dicegah dengan imunisasi MMR. Penyemprotan terhadap vektor serangga.

Daftar Pustaka 1.Chusid,J.G. NEUROANATOMI KORELATIF dan NEUROLOGI

FUNGSIONAL.Gajah Mada University Press.Bagian Dua. 1990. Hal. 579-583 2. Mardjono,Mahar dan Sidarta,Priguna. NEUROLOGI KLINIS DASAR. Dian Rakyat. 2003. Hal. 313-314, 421, 327-333. 3. Mardjono,Mahar. Sidarta ,Priguna. NEUROLOGI KLINIS DALAM PRAKTEK UMUM. Dian Rakyat. 1999. Hal. 36-40 4. Markam,Soemarmo. KAPITA SELEKTA NEUROLOGI. Gajah Madah University Press. Edisi Ke Dua.2003. Hal.155-162 5. Mansjoer,Arif. Suprohaita. Wardhani,Wahyu Ika. Setiowulan,Wiwiek. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid 2. Edisi Ketiga. 2000. Hal.14-16

Anda mungkin juga menyukai