Anda di halaman 1dari 44

Epidemiologi

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta Iakor yang
terkait di tingkat populasi. utnuk mengidentiIikasikan Iaktor risiko penyakit serta menentukan
pendekatan penanganan yang optimal untuk praktik klinik dan untuk kedokteran preventiI.
Rabu, Uktober 9
PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIULUCI
1uefenlsl/pengerLlan Lpldemlk andemlk dan Lndemlk !
28uang llngkup Lu[uan dan kegunaan epldemlologl !
3Capalan sLudl epldemlologl !
!awaban

1Lpldemlk andemlk dan Lndemlk
aLpldemlk SuaLu keadaan dlmana masalah kesehaLan (umumnya penyaklL) yang
dlLemukan pada suaLu daerah LerLenLu dalam wakLu yang slngkaL berada dalam frekuensl
yang menlngkaL
bandemlk suaLu epldeml global aLau wabah global yang merupakan Ler[angklLnya
penyaklL menular pada banyak orang dalam daerah geografl yang luas
cLndemlk SuaLu lnfeksl dlkaLakan sebagal endemlk pada suaLu populasl [lka lnfeksl
LersebuL berlangsung dl dalam populasl LersebuL Lanpa adanya pengaruh darl luar (Sumber
hLLp//wwwwlklpedlacom)
28uang llngkup Lu[uan dan kegunaan epldemlologl
8uang Llngkup
aLpldemlologl enyaklL Menular
bLpldemlologl enyaklL 1ldak Menular
cLpldemlologl kesehaLan 8eproduksl
dLpldemlologl kesehaLan Llngkungan
eLpldemlologl kesehaLan ker[a
fLpldemlologl kesehaLan uaruraL
gLpldemlologl kesehaLan !lwa
hLpldemlologl erencanaan
lLpldemlologl rllaku
[Lpldemlologl CeneLlk
kLpldemlologl Clzl
lLpldemlologl 8ema[a
mLpldemlologl uemografl
nLpldemlologl kllnlk
oLpldemlologl kausallLas
pLpldemlologl elayanan kesehaLan
(Sumber 8uang Llngkup Lpldemlologl Llu PCLlChLm)
1u[uan
aMen[elaskan ke[adlan penyaklL/ masalah kesehaLan melalul ldenLlflkasl sebab aLau
deLermlnan
bMempredlksl [umlah dlsLrlbusl ke[adlan penyaklL/ masalah kesehaLan pada populasl
LerLenLu
cMenggambarkan frekuensl dlsLrlbusl pola kecenderungan ke[adlan penyaklL dan sLaLus
kesehaLan
dMengendallkan
dlsLrlbusl penyaklL dan masalah kesehaLan populasl
(Sumber penganLar epldemlologl lg[dlLy[ seLy[w[nskmhLm)
kegunaan
eranan epldemlologl khususnya dalam konLeks program kesehaLan dan keluarga
8erencana adalah sebagal Lool (alaL) dan sebagal meLode aLau pendekaLan Lpldemlologl
sebagal alaL dlarLlkan bahwa dalam mellhaL suaLu masalah k8kes selalu memperLanyakan
slapa yang Lerkena masalah dl mana dan bagalmana penyebaran masalah serLa kapan
penyebaran masalah LersebuL Ler[adl
uemlklan pula pendekaLan pemecahan masalah LersebuL selalu dlkalLkan dengan masalah
dl mana aLau dalam llngkungan bagalmana penyebaran masalah serLa bllaman masalah
LersebuL Ler[adl kegunaan laln darl epldemlologl khususnya dalam program kesehaLan
adalah ukuranukuran epldemlologl seperLl prevalensl polnL of prevalence dan sebagalnya
dapaL dlgunakan dalam perhlLunganperhlLungan prevalensl kasus baru case faLallLy raLe
dan sebagalnya (Sumber rof ur Soekld[o noLoaLmod[o rlnslprlnslp uasar llmu
kesehaLan MasyarakaL CeL ke2 Mel !akarLa 8lneka ClpLa 2003)
SlLus hLLp//wwwgeoclLlescom/kllnlklkm/epldemlologl/pengerLlanperananhLm

aMengldenLlflkasl fakLorfakLor yang berperan dalam Ler[adlnya penyaklL aLau masalah
kesehaLan dalam masyarakaL
bMenyedlakan daLa yang dlperlukan unLuk perencanaan kesehaLan dan mengambll
kepuLusan
cMembanLu melakukan evaluasl Lerhadap program kesehaLan yang sedang aLau Lelah
dllakukan
dMengembangkan meLodologl unLuk menganallsls keadaan suaLu penyaklL dalam upaya
unLuk mengaLasl aLau menanggulanglnya
eMengarahkan lnLervensl yang dlperlukan unLuk menanggulangl masalah yang perlu
dlpecahkan
(Sumber dasarepldemlologlhLml)

3 Capalan SLudl Lpldemlologl
uldalam epldemlologl LerdapaL 2 Llpe pokok pendekaLan aLau meLode yaknl
1) Lpldemlologl ueskrlpLlf (uescrlpLlve Lpldemlology)
uldalam epldemlologl deskrlpLlf dlpela[arl bagalmana frekuensl penyaklL berubah menuruL
perubahan varlabelvarlabel epldemlologl yang Lerdlrl darl orang (person) LempaL (place)
dan wakLu (Llme)
1)1 Crang (erson)
ulslnl akan dlblcarakan peranan umur [enls kelamln kelas soslal peker[aan golongan eLnlk
sLaLus perkawlnan besarnya keluarga sLrukLur keluarga dan parlLas
1)2 1empaL (lace)
engeLahuan mengenal dlsLrlbusl geografls darl suaLu penyaklL berguna unLuk perencanaan
pelayanan kesehaLan dan dapaL memberlkan pen[elasan mengenal eLlologl penyaklL
erbandlngan pola penyaklL serlng dllakukan anLara
1 8aLas daerahdaerah pemerlnLahan
2 koLa dan pedesaan
3 uaerah aLau LempaL berdasarkan baLasbaLas alam (pegunungan sungal lauL aLau padang
paslr)
4 negaranegara
3 8eglonal
unLuk kepenLlngan mendapaLkan pengerLlan LenLang eLlologl penyaklL perbandlngan
menuruL baLasbaLas alam leblh berguna darlpada baLasbaLas admlnlsLrasl pemerlnLahan
Palhal yang memberlkan kekhususan pola penyaklL dl suaLu daerah dengan baLasbaLas
alam lalah keadaan llngkungan yang khusus seperLl LemperaLur kelembaban Lurun hu[an
keLlngglan dlaLas permukaan lauL keadaan Lanah sumber alr dera[aL lsolasl Lerhadap
pengaruh luar yang Lergambar dalam LlngkaL kema[uan ekonoml pendldlkan lndusLrl
pelayanan kesehaLan berLahannya LradlslLradlsl yang merupakan hambaLanhambaLan
pembangunan fakLorfakLor soslal budaya yang Lldak mengunLungkan kesehaLan aLau
pengembangan kesehaLan slfaLslfaL llngkungan blologls (ada Lldaknya vekLor penyaklL
menular LerLenLu reservolr penyaklL menular LerLenLu dan susunan geneLlka) dan
sebagalnya
enLlngnya peranan LempaL dldalam mempela[arl eLlologl suaLu penyaklL menular dapaL
dlgambar dengan [elas pada penyelldlkan suaLu wabah yang akan dluralkan nanLl
uldalam memblcarakan perbedaan pola penyaklL anLara koLa dan pedesaan fakLorfakLor
yang baru sa[a dlsebuLkan dlaLas perlu pula dlperhaLlkan Pal laln yang perlu dlperhaLlkan
selan[uLnya lalah aklbaL mlgrasl ke koLa aLau ke desa Lerhadap pola penyaklL dl koLa
maupun dl desa lLu sendlrl
Mlgrasl anLar desa LenLunya dapaL pula membawa aklbaL Lerhadap pola dan penyebaran
penyaklL menular dl desadesa yang bersangkuLan maupun desadesa dl seklLarnya
eranan mlgrasl aLau moblllLas geografls dldalam mengubah pola penyaklL dl berbagal
daerah men[adl leblh penLlng dengan makln lancarnya perhubungan daraL udara dan lauL
llhaLlah umpamanya penyaklL demam berdarah
enLlngnya pengeLahuan mengenal LempaL dalam mempela[arl eLlologl suaLu penyaklL
dapaL dlgambarkan dengan [elas pada penyelldlkan suaLu wabah dan pada menyelldlkan
penyelldlkan mengenal kaum mlgran uldalam memperbandlngkan angka kesaklLan aLau
angka kemaLlan anLar daerah (LempaL) perlu dlperhaLlkan Lerleblh dahulu dl LlapLlap
daerah (LempaL)
1 Susunan umur
2 Susunan kelamln
3 kuallLas daLa
4 uera[aL represenLaLlf darl daLa Lerhadap seluruh penduduk
Walaupun Lelah dllakukan sLandarlsasl berdasarkan umur dan [enls kelamln
memperbandlngkan pola penyaklL anLar daerah dl lndonesla dengan menggunakan daLa
yang berasal darl faslllLasfaslllLas kesehaLan harus dllaksanakan dengan haLlhaLl sebab
daLa LersebuL belum LenLu represenLaLlf dan balk kuallLasnya
varlasl geografls pada Ler[adlnya beberapa penyaklL aLau keadaan laln mungkln
berhubungan dengan 1 aLau leblh darl beberapa fakLor sebagal berlkuL
1 Llngkungan flsls kemls blologls soslal dan ekonoml yang berbedabeda darl suaLu
LempaL ke LempaL lalnnya
2 konsLlLusl geneLls aLau eLnls darl penduduk yang berbeda bervarlasl seperLl karakLerlsLlk
demografl
3 varlasl kulLural Ler[adl dalam keblasaan peker[aan keluarga prakLek hlglene perorangan
dan bahkan persepsl LenLang saklL aLau sehaL
4 varlasl admlnlsLrasl Lermasuk fakLorfakLor seperLl Lersedlanya dan eflslensl pelayanan
medls program hlglene (sanlLasl) dan lalnlaln
8anyaknya penyaklL hanya berpengaruh pada daerah LerLenLu Mlsalnya penyaklL demam
kunlng kebanyakan LerdapaL dl Amerlka LaLln ulsLrlbuslnya dlsebabkan oleh adanya
reservolr lnfeksl (manusla aLau kera) vekLor (yalLu Aedes aegypLy) penduduk yang renLan
dan keadaan lkllm yang memungklnkan suburnya agen penyebab penyaklL uaerah dlmana
vekLor dan persyaraLan lkllm dlLemukan LeLapl Lldak ada sumber lnfeksl dlsebuL recepLlve
area unLuk demam kunlng
ConLohconLoh penyaklL lalnnya yang LerbaLas pada daerah LerLenLu aLau yang frekuenslnya
Llnggl pada daerah LerLenLu mlsalnya SchlsLosomlasls dl daerah dlmana LerdapaL vekLor
snall aLau keong (Lembah nll !epang) gondok endeml (endemlc golLer) dl daerah yang
kekurangan yodlum
13 WakLu (1lme)
Mempela[arl hubungan anLara wakLu dan penyaklL merupakan kebuLuhan dasar dldalam
anallsls epldemlologls oleh karena perubahanperubahan penyaklL menuruL wakLu
menun[ukkan adanya perubahan fakLorfakLor eLlologls MellhaL pan[angnya wakLu dlmana
Ler[adl perubahan angka kesaklLan maka dlbedakan
1 llukLuasl [angka pendek dlmana perubahan angka kesaklLan berlangsung
beberapa [am harl mlnggu dan bulan
2 erubahanperubahan secara slklus dlmana perubahanperubahan angka
kesaklLan Ler[adl secara berulangulang dengan anLara beberapa harl beberapa bulan
(muslman) Lahunan beberapa Lahun
3 erubahanperubahan angka kesaklLan yang berlangsung dalam perlode wakLu yang
pan[ang berLahunLahun aLau berpuluh Lahun yang dlsebuL secular Lrends
2 Lpldemlologl AnallLlk (AnalyLlc Lpldemlology)
endekaLan aLau sLudl lnl dlpergunakan unLuk mengu[l daLa serLa lnformasllnformasl yang
dlperoleh sLudl epldemlologl deskrlpLlf
Ada 3 sLudl LenLang epldemlologl lnl
21 SLudl 8lwayaL kasus (Case PlsLory SLudles)
ualam sLudl lnl akan dlbandlngkan anLara 2 kelompok orang yaknl kelompok yang Lerkena
penyebab penyaklL dengan kelompok orang yang Lldak Lerkena (kelompok konLrol)
ConLoh Ada hlpoLesls yang menyaLakan bahwa penyebab uLama kanker paruparu adalah
rokok unLuk mengu[l hlpoLesls lnl dlambll sekelompok orang penderlLa kanker paruparu
kepada penderlLa lnl dlLanyakan LenLang keblasaan merokok
uarl [awaban perLanyaan LersebuL akan LerdapaL 2 kelompok yaknl penderlLa yang
mempunyal keblasaan merokok dan penderlLa yang Lldak merokok kemudlan kedua
kelompok lnl dlu[l dengan u[l sLaLlsLlk apakah ada perbedaan yang bermakna anLara kedua
kelompok LersebuL
22 SLudl kohorL (kohorL SLudles)
ualam sLudl lnl sekelompok orang dlpaparkan (exposed) pada suaLu penyebab penyaklL
(agenL) kemudlan dlambll sekelompok orang lagl yang mempunyal clrlclrl yang sama
dengan kelompok perLama LeLapl Lldak dlpaparkan aLau dlkenakan pada penyebab penyaklL
kelompok kedua lnl dlsebuL kelompok konLrol SeLelah beberapa saaL yang Lelah dlLenLukan
kedua kelompok LersebuL dlbandlngkan dlcarl perbedaan anLara kedua kelompok LersebuL
bermakna aLau Lldak

ConLoh unLuk membukLlkan bahwa merokok merupakan fakLor uLama penyebab kanker
paruparu dlambll 2 kelompok orang kelompok saLu Lerdlrl darl orangorang yang Lldak
merokok kemudlan dlperlksa apakah ada perbedaan pengldap kanker paruparu anLara
kelompok perokok dan kelompok non perokok
23 Lpldemlologl Lksperlmen
SLudl lnl dllakukan dengan mengadakan eksperlmen (percobaan) kepada kelompok sub[ek
kemudlan dlbandlngkan dengan kelompok konLrol (yang Lldak dlkenakan percobaan)
ConLoh unLuk mengu[l keampuhan suaLu vaksln dapaL dlambll suaLu kelompok anak
kemudlan dlberlkan vaksln LersebuL SemenLara lLu dlambll sekelompok anak pula sebagal
konLrol yang hanya dlberlkan placebo SeLelah beberapa Lahun kemudlan dlllhaL
kemungklnankemungklnan Llmbulnya penyaklL yang dapaL dlcegah dengan vaksln LersebuL
kemudlan dlbandlngkan anLara kelompok percobaan dan kelompok konLrol
Sumber
rof ur Soekld[o noLoaLmod[o rlnslprlnslp uasar llmu kesehaLan MasyarakaL CeL ke2
Mel !akarLa 8lneka ClpLa 2003
SlLus hLLp//wwwgeoclLlescom/kllnlklkm/epldemlologl/meLodehLm





FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
Umum, Ada tiga Iaktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang yaitu :
, Penyeb,b peny,it
b M,nusi, seb,g,i tu,n rum,
c Lingung,n idup
Gangguan keseimbangan antara ke tiga Iaktor tersobut menyebabkan timbulnya penyakit.
Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat ditujukan untuk mengendalikan keseimbangan dan ke
tiganya sehingga setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya
a. Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1) Golongan exogen
Yaitu penyebab penyakit yang terdapat di luar tubuh manusia yang dapat menyerang
perorangan dan masyarakat.
2) Golongan endogen
Yaitu penyebab penyakit gang terdapat di dalam tubuh manusia yang dapat menyerang
perorangan dan masyarakat.
1) Golongan exogen
Golongan exogen dibagi dalam
a) Yang nyata dan hidup
Penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit, berupa bakteri, virus, rickettsia, jamur,
protozoa, cacing dan sebagainya.
b) Yang nyata tak hidup
(1) Zat-zat kimia: racun, asam atau alkali kuat, logam dsb.
(2) Trauma (ruda paksa)
- Trauma elektrik : kena arus listrik.
- Trauma mokanik : terpukul, tertabrak.
- Trauma thermik terbakar.
(3) Makanan kekurangan beberapa zat makanan seperti protein, vitamin atau kekurangan
makanan secara keseluruhan (kelaparan).
c) Yang abstrak
(1) Bidang ekonomi : kemiskinan
(2) Bidang sosial : siIat a-sosial; anti social
(3) Bidang mental (kejiwaan) kesusahan, rasa cema, rasa takut.
Catatan :
- SiIat a-sosial yaitu. siIat orang yang tak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
sehingga seringkali melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan hukum-hukum
yang berlaku dalam masyarakat. Orang demikian biasanya dibenci masyarakat.
- SiIat anti sosial yaitu siIat orang yang terangterangan tindakannya bertentangan dengan
hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Orang-orang ini sangat merugikan masyarakat.
2) Golongan endogen
Penyebab penyakit golongan endogen terdiri atas komplex siIat seseorang yang dasarnya
sudah ditentukan sejak lahir, yang memudahkan timbulnya penyakit-penyakit tertentu.
Ke dalam golongan ini termasuk antara lain
- Habitus (perawakan) misalnya habitus asthenicus yaitu perawakan yang tinggi, kurus dan
berdada sernpit dikatakan mudah terserang penyakit tuberculosa.
- Penyakit-penyakit turunan misalnya : asthma, buta warna, haemophili.
- Faktor usia : daya tahan tubuh pada bayi, anak-anak, orang dewasa dan pada usia lanjut
berbeda-beda.
b. Manusia sebagai tuan rumah
Berbicara tentang kesehatan, maka jelaslah manusia sebagai tuan rumah, yaitu manusia yang
dihinggapi penyakit merupakan Iaktor yang sangat penting.
Bila seseorang dikenai sesuatu penyebab penyakit atau: ditulari bibit penyakit, belum tentu
akan menjadi sakit, karena-masih tergantung pada beberapa hal.
Salah satu diantaranya yaitu daya tahan tubuh orang tersebut. Daya tahan tubuh yang tinggi
baik jasmani, rohani maupun sosialnya dapat menghindarkan manusia dan berbagai jenis
penyakit.
Daya tahan tubuh ini dapat dipertinggi dengan :
- Makanan yang sehat, cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
- Vaksinasi untuk mencegah penyakit inIeksi tertentu.
- Pemeliharaan pembinaan kesempatan jasmani dengan olah raga secara teratur.
- Cara hidup yang teratur bekerja, beristirahat, berrekreasi dan menikmati hiburan pada
waktunya.
- Menambah pengetahuan baik dengan menuntut ilmu dibangku sekolah, mernbaca buku-
buku ilmu pengetahuan ataupun dari pengalaman-pengalaman hidup dalam masyarakat.
- Patuh pada ajaran agama.
Daya tahan. masyarakat tergantung pula pada daya tahan perorangan yang membentuk
masyarakat tersebut. Makin tinggi daya tahan perorangannya, serta makin banyak peroraugan
yang meningkatkan daya tahan tubuhnya, akan makin tinggi pulalah daya tahan masyarakat,
sehingga kesehatan masyarakatnya akan lebih terjamin.
Catatan :
- Rekreasi adalah :
O Kegiatan manusia yang memberikan kepadanya rasa senang, puas, bahagia sehingga
ia seakan-akan menjadi manusia baru yang diciptakan kembali (direkreasikan) dalam
bentuk yang lebih mampu.
O Kegiatan manusia yang lain dad pada kegiatan routine, dilakukan demi kegiatan itu
sendiri atas pilihan bebas dan dapat membawa manusia kepada rasa penemuan diri
kembali.
- Rekreasi tidak sarna dengan hiburan.
O Hiburan dapat membawa manusia kepada rasa lupa akan dukanya tapi belum tentu
sanggup mencapai keadaan penemuan diri kembali.
c. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda maupun keadaan yang berada di sekitar
manusia, yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat.
Lingkungan hidup ini dapat dibagi dalatn empat golongan yaitu:
1) Lingkungan biologik.
2) Lingkungan Iisik.
3) Lingkungan ekonomi.
4) Lingkungan mental sosial.
Ke empat macam lingkungan hidup ini masing-masing ada yang berguna dan ada yang
merugikan, serta yang satu mempengaruhi yang lainnya secara timbal balik.
1) Lingkungan biologik
Terdiri atas organisme-organiasme hidup yang berada di sekitar manusia.
- Yang merugikan
O Bibit-bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur, nickettsia, protozoa, cacing dan
sebagainya.
O Binatang penyebar penyakit seperti : lalat, nyamuk, kutu-kutu dan sebagainya.
O Organisme-organisme sebagai hama tanaman atau pembunuh ternak.
- Yang berguna
O Tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagai sumber bahan makanan.
O Organisme yang berguna untuk industri misahiya untuk pembuatan antibiotika atau
sebagai bahan obat.
2) Lingkungan Iisik
Terdiri atas benda-benda yang talc hidup yang berada di sekitar manusia. Termasuk ke dalam
golongan ini udara, sinar matahan, tanah, air, perumahan, sampah dan sebagainya..
- Yang merugikan
O Udara yang berdebu, mengandung gas-gas yang merugikan yang yang berasal dari
kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik.
O klim yang buruk.
O Tanah yang tandus.
O Air rumah tangga yang buruk.
O Perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
O Pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur.
- Yang berguna
O Udara yang bersih.
O Tanah yang subur dengan iklim yang baik.
O Makanan, pakaian dan perumahan yang sehat.
3) Lingkungan ekonomi
Lingkungan ekonomi merupakan lingkungan hidup yang abstrak :
- Yang merugikan
O Kemiskinan
Kemiskinan merupakan lingkungan hidup yang sancjat membahayakan kesehatan manusia
(jasmani, rohani dan sosial). Karena miskin, orang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan
makanan yang sehat, yang akan melemahkan daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang
sesuatu penyakit. Bahkan karena kekurangan makanan itu sendiri dapat menyebabkan orang
menjadi sakit seperti.
O Busung lapar pada orang dewasa.
O Kwashiorkor (protein-calori malnutrition) pada anak-anak.
Penyakit-penyakit karena kekurangan vitamin misalnya: Xerophthalmi, scorbut, beri-beri.
Kemiskinan yang parah dapat meruntuhkan ahiak manusia secara total sehingga tidak lagi
menunaikan kewajiban-kewajiban sosialnya. Menjadikan manusia menjadi kurang/ tidak
bertanggung jawab. Menumbuhkan siIat-siIat egoistis (mementingkan diri sendiri) dan
munculnya berbagai jenis kejahatan baik yang dilakukan anak-anak/ remaja maupun yang
dilakukan orang dewasa. Karena itu perkembangan dalam bidang kesehatan harus pula
sejalan dengan perkembangan dalam bidang sosio-konomi. Usaha-usaha kesehatan harus
diselenggarakan agar keadaan sosio-ekonomi mendapat kemajuan, sebaliknya pula hanya
dalam keadaan sosio-ekonomi yang baiklah usaha-usaha kesehatan dapat berkembang dengan
sebaik-baiknya.
- Yang menguntungkan
O Kemakmuran yang merata pada setiap warga masyrarakat.
4) Lingkungan mental sosial
Juga merupakan lingkungan hidup yang abstrak.
- Yang merugikan
O SiIat-siIat a-sosial, anti sosial, kebiadaban, siIat momentingkan diri sendiri.
- Yang menguntungkan
O SiIat gotong-royong, patuh dan menghormati hukum-hukum yang berlaku dalam
masyarakat, berperi kemanusiaan berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Ke empat macam lingkungan hidup di atas, saling pengaruh mempengaruhi secara timbal
balik. Kemiskinan bila disertai dengan siIat-siIat a-sosial dan anti sosial, akan menyebabkan
keruntuhan ahlak secara total.
Bibit penyakit akan bertambah banyak di tempat-tempat mana pembuangan sampah dan
kotoran yang tak teratur.
Usaha-usaha kesehatan dan Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi sehatan
Usaha-usaha kesehatan ditujukan untuk mengendalikan ke Iaktor yang mempengaruhi
kesehatan tersebut sehingga manusia tetap hidup sehat, yaitu dengan :
a. Terhadap Iaktor penyebab penyakit
1) Memberantas sumber penularan penyakit, baik dengan mengobati penderita ataupun
carrier (pembawa basil) maupun dengan meniadakan reservoir penyakitnya.
2) Mencegah terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.
3) Meningkatkan taraI hidup rakyat, sehinga mereka dapat memperbaiki dan memelihara
kesehatannya.
4) Mencegah terjadinya penyakit keturunan yang disebabkan Iactor endogen.
b. Terhadap Iaktor manusia
Mempentinggi daya tahan tubuh manusia dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam
pninsip-pninsip kesehatan perseorangan
c. Terhadap Iaktor lingkungan
Mengubah atau mempengaruhi lingkungan hidup, sehingga Iactor Iaktor yang tidak baik
dapat diawasi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia.
PENCEGAHAN PENYAKIT (USAHA PREVENTIF)
Umum, Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan ,dapat dibagi dalam tiga golongan
yaitu:
-usaha pencegahan (usaha preventiI)
-usaha pengobatan (usaha kuratiI)
-usaha rehabilitasi
Dari ke tiga jenis usaha ini,usaha pencegahan penyakit medapat tempat yang utama,karena
dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik,serta memerlukan biaya yang
lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.Dapat kita mengerti
mencegah agar kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan
biaya yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah ataupun
merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.

Ting,t-ting,t us,, penceg,,n :
Leavell dan clark dalam bukunya 'Preventive Medicine Ior the doctor in his community
membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa
sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
-Masa sebelum sakit
a.Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
b.Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (SpeciIic protection).
-Pada masa sakit
c. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang
tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).
d.Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja
yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation).
e.Rehabilitasi (Rehabilitation).
a.Mempertinggi nilai kesehatan
21. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha di antaranya :
-Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
-Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga
yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
-Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
-Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
b.Memberikan perlindungan Khusus terhadap sesuatu penyakit
22. Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Beberapa usaha di antaranya :
-Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
-solasi penderitaan penyakit menular .
-Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.
c. Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan
yang tepat dan segera.
23. Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1)Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga
tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2)Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Beberapa usaha di antaranya :
-Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya pemeriksaan
darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan
-Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah
berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita
penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu
misalnya isolasi,desinIeksi dan sebagainya.
-Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada
tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil
atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta
keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu
diberikan.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
-Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya
pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
-Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
-Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
-Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja
yang diakibatkan sesuatu penyakit.
24.Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha ad. C, yaitu dengan pengobatan dan perawatan
yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat.
Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah
berat (dibatasi),dan Iungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal
mungkin.
e.Rehabilitasi
26.Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat,sehingga dapat berIungsi laig sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk
dirinya dan masyarakat,semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuannya.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
1)Rehabilitasi Iisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan Iisik semaksimal-maksimalnya.
Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi
dari kaki yang patah ini sama dengan kaki yang sesungguhnya.
2)Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social
secara memuaskan.
Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau
gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke
dalam masyarakat.
3)Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatn dalam masyarakat dengan
kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak
mampuannya.
4)Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun
kadang-kadang Iungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya :
penggunaan mata palsu.
26. Usaha mengembalikan bekas penderita ini ke dalam masyarakat,memerlukan bantuan dan
pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan
mereka (Iisik,mentaldan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses
penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam keadaannya yang sekarang ini.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan IalsaIah pancasila yang
berdasarkan unsure kemanusiaan yang sekarang ini.
Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan
hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya
sebagai manusia.
Usaha pencegahan dan kejadian penyakit
27. Bila seseorang seseorang jatuh sakit; dengan pengobatan akan terjadi tiga kemungkinan
yaitu :
a. Sembuh sempurna.
b. Sembuh dengan cacat
c. Tidak sembuh lagi (meninggal)
yang terbaik yaitu bila terjadi kesembuhan secar sempurna seandainya terjadi kecacatan,
maka alat tubuh yang cacat ini akan tetap dimilikinya dan seringkali merupakan beban
(penderitaan) untuk selama-lamanya.
Bila alat-alat mobil rusak,kit adapt membeli yang baru untuk menggantinya,dan ia akan
berIungsi lagi dengan baik,seolah-olah mobil tersebut dalam keadaan baru kembali.
Lain halnya dengan alat tubuh manusia, bila rusak (sakit) kita hanya berusaha untuk
memperbaikinya (mengobatinya)dengan segala daya, dan tetap memakainya lagi, walaupun
perbaikannya tidak mencapai kesempurnaan (cacat).
Penggantian dengan alat buatan (prothese),tidak akan menjadi sebaik seperti asalnya.
Karena itu sangatlah bijaksana, bila kita selalu serprinsip lebih baik mencegah timbulnya
penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya
USAHA-USAHA KESEHATAN MASYARAKAT
Umum
Usaha keehatan poko (basic health service) yang diajukan organisasi kesehatan sedunia
(WHO) sebagai dasar pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah :
1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2) Kessejahteraan bu dan Anak
3) Hygiene dan sanitasi lingkungan
4) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
5) Pengumpulan data-data untuk perencanaan dan penilaian (statistik kesehatan)
6) Perawatan kesehatan masyarakat
7) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
1. Dalam program kesehatan nasional tercantum 17 macam usaha/kegiatan Kesehatan
masyarakat yaitu :
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
3. Kesejahteraan ibu dan anak
4. Hygiene dan sanitasi lingkungan
5. Usaha Kesehatan Sekolah
6. Usaha Kesehatan Gigi
7. Usaha Kesehatan Mata
8. Usaha Kesehatan Jiwa
9. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
10. Usaha Gizi
11. Perawatan Kesehatan Masyarakat
12. Keluarga Berencana
13. Rehabilitasi
14. Usaha-usaha Farmasi
15. Laboratorium
16. statistik Kesehatan
17. administrasi usaha kesehatan masyarakat
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR
Beberapa Pengertian.
Penyakit menular (communicable diseases) adalah penyakit inIeksi yang dapat dipindahkan
dari orang atau hewan sakit, dari reservoir ataupun dari benda-benda yang mengandung bibit
penyakit lainnya ke manusia-manusia yang sehat.
Penyakit nIeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti : bacteri, virus, ricketsia,
jamur, cacing dsb.
nIeksi
Adalah masuknya disertai pertumbuhan dan perkembang biakan suatu bibit penyakit didalam
tubuh manusia atau hewan sehingga timbul gejala-gejala penyakit
Kontaminasi
Adalah pengotoran permukaan tubih aatau benda-benda oleh sesuatu bibit penyakit
DesinIeksi
Adalah tindakan untuk membubuh bibit penyakit yang berada diluar tubuh manusia.
solasi
Adalah pemisahan penderita penyakit inIeksi dari orang-orang yang sehat disekitarnya untuk
menghindari terjadinya penularan.
Karantina
Adalah pembatasan kebebasan (kemerdekaan) seseorang yang diduga telah mendapatkan
penularan suatu penyakit karantina, selama masa inkubasi penyakit karantina yang diduga.
Bila sselama dalam pengawasan ini ia benar-benar menderita penyakit karantina yanag
diduga, ia kemudian akan diisolasikan. Bila setelah lewat masa inkubasinya, ia tetap sehat
maka ia akan dibebaskan kembali.
Tindakan Karantina
Adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menolak masuknya dan mencegah keluarnya
penyakit penyakit-penyakit karantina melalui alat hubungan lalulintas seperti : kapal laut,
pesawat udara.
Masa inkubasi (Masa Tunas)
Adalah waktu antara masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala-
gejala penyakit.
Hospes (Host Tuan rumah)
Adalah manusia atau hewan yang ditumpangi sesuatu parasit.
Parasit
Adalah organisme (mahluk hidup) yang hidupnya menumpang pada mahluk hidup yang lain
dan merugikan mahluk hidup yang ditumpanginya.
Carrier (Pembawa basil)
Adalah orang yang mengandung sesuatu bibit penyakit, tapi ia sendiri tidak menunjukkan
gejala-gejala penyakitnya.
Reservior
Adalah manusia, hewan ataupun benda-benda lain yang merupakan tempat berkembang-
biaknya bibit penyakit sehingga merupakan sumber penularan.
Vektor (Transmitter)
Adalah hewan yang merupakan pemindah bibit penyakit sehingga terjadi penularan.
Epidemi (Wabah)
Adalah penyebaran suatu penyakit secara cepat sehingga dalam waktu yang bersamaan atau
secara bergiliran banyak orang menderita penyakit yang sama.
Pandemi
Adalah epidemi yang menyerang seluruh dunia.
Endemi
Adalah berkecamuknya sesuatu penyakit inIeksi yang terus menerus terdapat di suatu daerah
mengenai segolongan penduduk.
Epizootie
Adalah epidemic pada binatang.
Virulensi
Adalah ukuran keganasan suatu bibit penyakit untuk menimbulkan penyakit.
Bakteri pathogen
Adalah bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.
Cara-cara penularan penyakit
30. Bibit penyakit dapat menular (berpindah) dengan cara-cara :
a. Melalui kontak jasmaniah (Personal contact)
1) Kontak lansung (Direct contact)
Bibit penyakit menular karena kontak badan dengan badan, antara penderita dengan orang
yang ditulari.
Misalnya cara penularan penyakit kelamin, penyakit kulit dan sebagainya.
2) Kontak tak langsung (ndirect contact)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan benda-benda terkontaminasi karena telah
berhubungan dengan penderita.
Misalnya melalui handuk, pakaian, sapu-tangan dan sebagainya.
b. Melalui makanan dan minuman (Food borne inIection)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi.Penyakit-penyakit menular dengan cara ini terutama penyakit-penyakit
saluran pencernaan makanan seperti : Cholera, Typus abdominalis, Poliomyelitis, Dysentri,
HepatitisinIectiosa, penyakit-penyakit cacing.
Di Negara-negara dimana masih banyak orang yang menggunakan air yang tidak memenuhi
syarat kesehatan untuk keperluan rumah tangga, penyakit-penyakit tersebut seringkali
menular melalui air. Karena itu penyakit-penyakit ini dinamakan juga 'water borne diseases.
c. Melalui serangga (Arthropod borne inIections)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan serangga (arthropoda- insecta)
Dalam hal ini, serangganya pun dapat merupakan hospes dari parasitnya ataupun hanya
sebagai transmitter saja.
Misalnya :
- Malaria disebabkan oleh Plasmodium sp., ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp.
- Demam berdarah (Dengue haemorrhagic Iever) disebabkan oleh virus, ditularkan oleh
nyamuk Aedes agypti.
- Yellow Iever (Demam kuning) disebabkan oleh virus ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti.
- Elephantiasis (Filariasis) yang disebabkan oleh cacing Filaria bancroIti atau Filaria
malayi,ditularkan oleh nyamuk Culex Iatigans.
- Penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan dan minuman dapat ditularkan oleh lalat,
karena lalat tersebut memindahkan bibit penyakitnya dari Iaeces (kotoran) penderita ke
makanan ataupun alat-alat makan.
d. Melalui udara (Air borne inIections)
Penyakit-penyakit yang menular secara ini terutama penyakit saluran pernapasan.
1) Melalui debu-debu di udara yang menagndung bibit penyakitnya, misalnya penularan
penyakit Tuberculosa.
2) Melalui tetes ludah halus (Droplet inIections).
Bibit penyakit menular dengan perantaraan percikan ludah pada waktu penderita batuk atau
bercakap-cakap.Misalnya cara penularan penyakit Diphtheri, Pertussis.
Pembagian penyakit menular
31. Menurut cara timbulnya gejala dan siIat-siIat penyebarannya penyakit menular dibagi
dalam :
a. Penyakit-penyakit akut epidemis
Gejala penyakitnya datang secara mendadak (akut) dan penyebarannya seringkali berupa
wabah (epidemi).
Penyakit-penyakit akut epidemis dibagi dalam :
1) Penyakit-penyakit karantina (Quarantinable diseases)
Penyakit-penyakit yang termasuk dalam penyakit-penyakit karantina ditentukan secara
internasional (nternational Sanitary Regulation).
DaItar penyakit-penyakit tersebut dalam perundang-undangan di ndonesia tercantum dalam
Undang-undang No. 1 tahun 1962 tentang Karantina Laut dan Undang-undang No. 2 tahun
1962 tentang Karantina Udara.
Penyakit-penyakit karantina itu adalah :
a) Pes (Plague).
b) Kolera (Cholera).
c) Demam kuning (Yellow Iever).
d) Cacar (Smallpox).
e) Typhus bercak wabahi Typhus exanthematicus inIectiosa (Louse borne typhus).
I) Demam balik-balik (Louse borne relapsing Iever).
2) Penyakit-penyakit menular yang ketentuannya dimasukkan dalam Undang-undang wabah
Ketentuan tentang penyakit ini ditentukan oleh negara yang bersangkutan.
Dalam perundang-undangan di ndonesia, termuat dalam Undang-undang No. 6 tahun 1962
tentang Wabah, bahwa wabah ini meliputi :
a) Penyakit-penyakit karantina.
b) (1) Typhus perut (Typhus abdominalis).
(2) Para-typhus A, B dan C.
(3) Disentri (mejan) basili (Dysenteria bacillaris).
(4) Radang hati menular (Hepatitis inIectiosa).
(5) Para-cholera Eltor *)
(6) Diphtheria.
(7) Kejang tengkuk (Meningitis cerebropinalis epidemica).
(8) Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitis anterior acuta).
3) Penyakit-penyakit menular lainnya
Misalnya : nIluenza, Pertussis, Morbili.
b. Penyakit-penyakit khronis endemis
Gejala penyakitnya dating secara lambat (menahun khronis) dan sering bersiIat endemis.
Termasuk penyakit khronis endemis adalah : Malaria, Tuberculosa, Lepra, Framboesia,
Syphilis.
32. Penyakit-penyakit menular ini masih banyak terdapat di kalangan rakyat ndonesia seperti
: Malaria, Tuberculosa, Lepra, Trachoma, Framboesia, penyakit-penyakit saluran pencernaan
makanan dan saluran pernapasan.
Diantara penyakit-penyakit karantina yang ada di ndonesia adalah : Cholera, Pes, Cacar. **)
Kekebalan (mmunitas)
Bila seseorang di tulari bibit penyakit dengan cara-cara seperti yang di sebutkan di atas,belum
tentu orang tersebut akan menjadi sakit. Hal ini antara lain di sebabkan karena adanya
kekebalan yang dimiliki oleh orang tersebut.
Kekebalan terjadi karena bila tubuh di masuki oleh suatu antigen baik berupa bakteri,virus
ataupun toxinnya; tubuh akan bereaksi dengan membuat antibody atau anti-toxin dalam
jumlah yang berlebihan, sehingga setelah tubuh selesai menghadapi serangan antigen ini, di
dalam serumnya masih terdapat sisa zat anti yang dapat di pakai untuk melawan serangan
antigen yang sama. Misalnya : seseorang yang telah menderita cacar atau telah di vaksinasi
cacar, akan kebal terhadap cacar karena di dalam serumnya terdapat zat anti yang telah di
pakai untuk melawan serangan virusnya.
Banyaknya sisa zat anti ini akan menentukan berapa lama orang tersebut akan kebal terhadap
penyakitnya.
Macam-macam kekebalan
34. Menurut cara di perolehnya zat anti tersebut, kekebalan di bagi dalam :
a. Kekebalan aktiI
Yaitu kekebalan yang di peroleh, di mana tubuh orang tersebut aktiI membuat zat anti sendiri.
Kekebalan aktiI di bagi dia yaitu :
1) Kekebalan aktiI alami(Naturally acquired immunity)
Orang ini menjadi kebal setelah menderita penyakitnya. Misalnya orang kebal terhadap cacar
setelah sembuh daru cacar.
2) Kekebalan aktiI disengaja (ArtiIally induced active immunity)
Yaitu kekebalan yang di peroleh setelah orang mendapatkan vaksinasi.
Misalnya seseorang menjadi kebal terhadap cacar setelah ia mendapatkan vaksinasi cacar.
b. Kekebalan pasiI
Yaitu kekebalan yang di peroleh karena orang tersebut mendapatkan zat anti daru luar.
Kekebalan pasiI di bagi dua yaitu:
1) Kekebalan pasiI yang di turunkan (congenital immunity)
Yaitu kekebalan pada bayi-bayi, karena mendapatkan zat anti yang di turunkan dari ibu nya,
ketika ia masih berada di dalam kandungan. Antibody dari darah ibu, melalui placenta, masuk
kedalam darah si bayi.
Macam dan jumlah zat anti yang di dapatkannya tergantung pada macam dan jumlah zat anti
yang di miliki ibunya.
Macam kekebalan yang di turunkan antara lain : Terhadap tetanus,diphtheria,pertusiss,typus.
Kekebalan ini biasanya berlangsung sampai umur 3 5 bulan,karena zat anti ini makin lama
makin berkurang, sedang ia sendiri tidak membuatnya.
3) Kekebalan pasiI disengaja (ArtiIicially induced passive immunity)
Yaitu kekebalan yang di peroleh seseorang karena orang itu diberi zat anti dari luar.
Pemberian zat anti dapat berupa pengobatan (therapeutica) maupun sebagai usaha
pencegahan (prophylactic).
Misalnya : seorang yang luka karena menginjak paku, karena ia takut menderita tetanus, ia di
suntik A.T.S. (Anti Tetenus Serum), sebagai usaha pencegahan. Orang lain, yang luka
pula,tapi karena tidak tahu ataupun karena hal-hal lain, tidak di suntik A.T.S., kemudian
kejang-kejang, yaitu suatu gajala-gejala tetenis, maka sekarang pemberian A.T.S. adalah
sebagai usaha pengobatan.
Penyakit dan vaksinnya
35. Tidak semua penyakit dapat di cegah dengan vaksinasi.
Beberapa penyakit yang sudah di temukan vaksinnya adalah :
- Cacar, Tuberculosa (Vaksin B.C.G.), Rabies, Pes.
- Diphtheri, Pertusiss, Tetenus (Vaksin DPT Diphteri, Pertusiss dan Tetenus).
- Poliomyelitis (Lumpuh anak-anak),
- Cholera, Typhus, Paratyphus, (Vaksin Chotipa).
Bagian I : Epidemiologi dalam proses perencanaan BAB I PENDAHULUAN
A Latar BeIakang EpidemioIogi Iebih jauh mengaIami perkembangan
seiring dengan kemajuan iImu pengetahuan dan teknoIogi. Menunjuk daIam
0althy P045l0 (AIan Dever, 1984), secara umum dijeIaskan bahwa untuk
memperbaiki kesehatan penduduk, haI itu harus disusun kembaIi daIam
prioritas perawatan kesehatan dengan penekananIebih besar pada
pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. EpidemioIogi muIai berkembang
dari pengamatan atas pengaruh Iingkungan terhadap penyakit. Hippocrates
400 tahun sebeIum masehi menganjurkan untuk mempertimbangkan arah
angin, musim, jenis tanah dan penyakit. EpidemioIogi merupakan metode
pengumpuIan dan anaIisis fakta untuk mengembangkan dan menguji kerangka
piker dan dapat menjeIaskan terjadinya fenomena kesehatan. Setiap aktivitas
epidemioIogi merupakan penerapan metode untuk mengumpuIkan dan
menganaIisis data sehingga dapat disajikan suatu informasi yang memperkaya
iImu pengetahuan mengenai fenomena kesehatan tertentu dan untuk
pengambiIan keputusan atau kebijakan daIam peIayanan
kesehatan.(Amiruddin Ridwan, 2006. 5id02i4l4gi 5070ncanaan dan
50layanan k080hatan. : Makassar).Sebagai suatu disipIin iImu, epidemioIogi
dapat dianggap sebagai iImu dasar menyangkut mekanisme terjadinya
penyakit dan fenomena kesehatan pada umumnya. Disamping itu,
epidemioIogi dapat jga dianggap sebagai iImu terapan, yang memadukan iImu-
iImu biomedik, biostatistika, dan bioteknohIogi untuk memecahkan persoaIan-
persoaIan kesehatan, khususnya mencegah penyakit, disabiIitas dan
kematian. DaIam Iingkungan rumah sakit, iImu epidemioIogi dapat
menjembatani kenginan kIinis untuk menerapkan iImu biomedik dan
bioteknohIogi daIam pengambiIan keputusan kIinik dan kenginan masyarakat
untuk memperoIeh peIayanan kesehatan yang efektif, efisien , dan terjangkau
pada saat dibutuhkan. (Amiruddin Ridwan,2006. 5id02i4l4gi 5070ncanaan
dan 50layanan k080hatan. : Makassar) Bagi manajer rumah sakit, epidemioIogi
dapat digunakan sebagai pedang bermata dua, yaitu : EpidemioIogi dapat
dimanfaatkan untuk meIandasi pengambiIan keputusan daIam pel,y,n,n p,sien
ole st,1 rum, s,it EpidemioIogi digunakan untuk memantau poIa penyakit
dimasyarakat yang mencerminkan kebutuhan dan permintaan masyarakat
akan jenis-jenis peIayanan yang dapat diberikan oIeh rumah sakit.( Amiruddin
Ridwan, 2006. 5id02i4l4gi P070ncanaan Dan P0layanan K080hatan, :
Makassar)Perkembangkan metode epidemioIogi ditujukan untuk semakin
meningkatnya vaIiditas hasiI peneIitian, yakni bahwa kesimpuIan yang diambiI
dari hasiI peneIitian tersebut sesuai dengan kenyataan. Disamping itu,
vaIiditas kajian epidemiologi y,ng tinggi memungin,n gener,lis,si su,tu
me,nisme biomedis m,upun bios,si,l, d,n in1orm,si tent,ng v,ri,si d,ri me,nisme
tersebut menj,di lebi ,ur,t (Amiruddin Ridw,n,Epidemiologi !erencanaan
Dan !elayanan Kesehatan,:
Makassar.)B Rumusan MasaIahAdapun rumusan masalah yang ingin dilihat pada
epidemiologi perencanaan adalah untuk mengetahui :1. Kontribusi epidemiologi
terhadap manajemen pelayanan kesehatan.2. Metode epidemiologi dalam
perencanaan kesehatan.3. Aplikasi epidemiologi dalam perencanaan kesehatan..
Tuju,n
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu : Untuk mengetahui peranan epidemiologi
dalam proses perencanaan B A B IIEPIDEMIOLOGI DALAM PERENANAAN
KESEHATAN
A PermasaIahan Perenc,n,,n Kese,t,n Derajat kesehatan masyarakat
ditunjukkan dengan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan baIita,
status gizi serta umur harapan hidup. Pencapaian derajat kesehatan di
provinsi keadaan tahun 2004 dibanding angka NasionaI (Indonesia Sehat 2010)
masih tertinggaI, yaitu : AKB (IMR) 41,09/1000 keIahiran hidup (Nas. 2010 : 40);
AKABA (MR) 45,2/1000 keIahiran hidup (Nas. 2010 : 35); AKI (MMR)
215,8/100.000 keIahiran hidup (Nas.2010:67,9). Status gizi masyarakat masih
sangat rendah, terutama BaIita dan Ibu hamiI. Angka anemia ibu hamiI masih
sangat tinggi, yaitu 39% yang akan diturunkan menjadi kurang dari 20% (2008).
Angka status gizi buruk masih tinggi 3% akan diturunkan menjadi 1% (2008).
(nali8i8 Situa8i dan K0c0nd7ungan http://www.jawatengah.go.id )Krisis ekonomi
yang berkepanjangan mengakibatkan beban pelayanan kesehatan semakin berat
termasuk menurunnya kuallitas lingkungan, sedangkan tuntutan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan kesehatan terus meningkat terutama dengan telah
terbitnya Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Sampai saat ini beberapa
penyakit menular masih menjadi masalah antara lain: malaria, demam berdarah
dengue, TBC, pnemounia, diare dan lain-lain yang ditandai masih sering terjadinya
kejadian luar biasa (KLB) di beberapa tempat. Selain hal tersebut ada ancaman
penyakit yang ditimbulkan karena transisi epidemiologi dan demograIi yang berakibat
penyakit yang sudah dapat diatasi dapat muncul kembali (re-emerging deseases) diantaranya
malaria, antraks dan pes, demikian juga penyakit-penyakit baru (new emerging deseases)
antara lain HMFD, meningitis meningococus. Adanya transisi epidemiologi dan
demografi tersebut, menimbulkan beban ganda bagi bidang kesehatan. Di satu sisi
penyakit kronis masih menjadi masalah, sementara penyakit degenaratif seperti
penyakit jantung, kanker dan lain-lain terus meningkat dan selain itu angka
kesakitan/kematian akibat kecelakaan lalu-lintas, akibat roda paksa dan penderita
gangguan mental juga meningkat secara bermakna. (nali8i8 Situa8i dan
K0c0nd7ungan http://www.jawatengah.go.id).isu strategik dalam kesehatan saat in
adalah: (nali8i8 Situa8i dan K0c0nd7unganhttp://www.jawatengah.go.id)1.
Penyusunan Sistem Kesehatan Daerah yang tidak hanya menghasilkan tingkat rata-rata
pencapaian keadaan kesehatan penduduk secara keseluruhan (goodness oI services), tetapi
juga: a. Keadilan dalam pemerataan pelayanan kesehatan atau semakin
berkurangnya perbedaan antara tingkat kesehatan individu dengan kelompoknya
(fairness or equity of services); b. Tersedianya pelayanan kesehatan yang
bermutu menurut standar profesi (quality of services) dengan tetap menjaga
martabat manusia serta dapat diterima menurut ukuran-ukuran normatif sosial
budaya setempat (customer services); c. Terciptanya sikap tanggap sistem
kesehatan secara keseluruhan terhadap kebutuhan masyarakat (responsiveness);
d. Keadilan dalam pembiayaan kesehatan (fairness in financing); e. Tetap
terikat dengan pembangunan kesehatan secara nasional dalam wadah negara
kesatuan Republik
ndonesia.Sampai saat ini di propinsi, kabupaten maupun
kota belum mempunyai Sistem Kesehatan Daerah yang merupakan pedoman dan
arah program pembangunan kesehatan. Dan terjadinya perubahan pola penyakit
(transisi epidemiologi) merupakan salah satu masalah yang harus dipertimbangkan.
2. Kesehatan belum dapat menjadi "main-stream di dalam pembangunan
daerah.Desentralisasi memberi kesempatan bagi kabupaten/kota untuk mengoreksi
berbagai standar pelayanan kesehatan yang selama ini berlaku sama untuk seluruh
pelosok tanah air. Termasuk di dalam pengertian standar pelayanan kesehatan ini
adalah standar ketenagaan untuk setiap jenis fasilitas kesehatan yang ada dan,
standar paket pelayanan untuk masalah kesehatan tertentu. Pada saat yang
bersamaan, melalui desentralisasi kewenangan ini diharapkan dapat terselenggara
pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih rasional, efektif dan efisien sehingga
lebih terjamin kesinambungannya. Disamping itu transisi demografi yang ditunjukkan
dengan makin banyaknya usia produktif dan semakin tingginya umur harapan hidup
memberi peluang tidak langsung dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mendukung pembangunan kesehatan. Sedangkan meningkatnya jumlah usia produktiI
akan memberi peluang pada pengembangan upaya-upaya kesehatan kerja. Lemahnya
komitmen dan kerjas keras dari seluruh petugas kesehatan agar dapat menjadi penggerak
Pembangunan Berwawasan Kesehatan. 3. Belum tercukupinya sumber daya
kesehatan guna mengatasi masalah-masalah spesifik daerah maupun komitmen-
komitmen nasional dan global. Distribusi tenaga kesehatan belum merata dan masih
terkonsentrasi diperkotaan, sehingga pendayagunaan tenaga belum sesuai dengan
kompetensi teknis.Ragam pendidikan masa lalu untuk tenaga perawat dan bidan masih belum
memenuhi standar kualitas. Kompetensi teknis tenaga kesehatan masih belum terpenuhi
misalnya dalam hal pelayanan kebidanan, asuhan keperawatan serta belum diterapkannya
inIorm consent secara menyeluruh bagi tenaga kesehatan yang ada. Selain masalah tenaga
kesehatan, masih dijumpai adanya masalah dalam sarana pelayanan kesehatan, dimana
Iasilitas kesehatan dengan peralatan, bahan kimia maupun alat/perlengkapan laboratiorium
lainnya belum tercukupi dan belum sesuai standar baik di unit pelayanan maupun di institusi
pendidikan. Juga terbukti bahwa Kelompok penduduk miskin dan kelompok penduduk risiko
tinggi ternyata merupakan kelompok penduduk yang justru paling sedikit memanIaatkan
Iasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Jumlah sumber daya manusia (SDM)
kesehatan belum memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan penyebaran yang
tidak merata. Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk masih rendah karena daya
serap tenaga kesehatan oleh jaringan pelayanan kesehatan masih terbatas.4. Belum
adanya strategi dan langkah konkrit dalam upaya pemberdayaan masyarakat
terutama yang berkaitan dengan upaya mengatasi masalah kesehatan. 5. Peran
swasta dalam pembangunan kesehatan perlu dipacu.Demokratisasi di bidang
kesehatan telah memberikan peluang yang cukup besar bagi masyarakat termasuk
swasta dalam pengambilan keputusan serta pelaksanaan upaya kesehatan. Hal ini
diperkuat dengan semakin besarnya tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan serta berlakunya undang-undang perlindungan konsumen sehingga
dapat memacu meningkatnya kualitas, kinerja dan prestasi.
nstitusi lintas sektor berperan cukup besar dalam memberikan peluang pengambilan
keputusan untuk saling mendukung/potensi. syu pokok dalam pengorganisasian pelayanan
kesehatan adalah keberadaan, kapasitas serta kesiapan berbagai institusi di daerah yang harus
mampu merumuskan kebijakan kesehatan dan melaksanakannya. nstitusi tersebut harus
mampu membuat perencanaan operasional, serta mengembangkan berbagai inisiatiI baru
untuk menyelaraskan visi segenap komponen bangsa mengenai ndonesia Sehat 2010 dengan
prioritas kegiatan pokok pembangunan kesehatan didaerah.Selain hal diatas dengan adanya
pemanIaatan tehnologi tinggi yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat (moral hazard)
dan adanya pemasaran (promosi kesehatan) yang lebih intensiI dari pelayanan kesehatan luar
negeri dibandingkan dengan dalam negeri menyebabkan semakin terpuruknya pelayanan
kesehatan lokal. B Perkembangan epidemiIogi EpidemioIoi merupakan iImu
yang yang mempeIajari distribusi, frekuensi dan determinan daIam suatu
popuIasi. EpidemioIogi memiIiki kontribusi yang banyak bagi peIayanan
kesehatan yaitu pada proses perencanaan daIam mengidentifikasi kebutuhan
masaIah kesehatan. DaIam haI ini, ontribusi epidemiologi y,ng berper,n disini
,d,l, epidemiologi desripti1 (person, pl,ce, time), desripsi m,s,l, ese,t,n,
demogr,1i, d,n ,n,lisis etiologiMenunjuk daIam 0althy 5045l0 (AIan Dever 1984)
: secara umum dijeIaskan bahwa untuk memperbaiki kesehatan penduduk, haI
itu harus disusun kembaIi daIam prioritas perawatan kesehatan dengan
penekanan Iebih besar pada pencegahan penyakit dan promosi kesehatan.(
Amiruddin,Ridwan, 2006. 5id02i4l4gi P070ncanaan dan P0layanan
K080hatan. Makassar)Perkembangan saat ini menunjukkan bahwa
pembangunan sarana fisik teIah berhasiI memperbaiki ketersediaan peIayanan
kesehatan dasar maupun peIayanan kesehatan rujukan, dan diimbangi dengan
semakin canggihnya peraIatan medis terutama di rumah sakit. WaIaupun
demikian pemerataan ketersediaan sarana ini beIum disertai dengan kinerja
peIayanan kesehatan yang efisien dan efektif karena sifatnya yang sangat
sentraIistikDaIam rangka meningkatkan mutu peIayanan kesehatan teIah
dikembangkan dan diapIikasikan standar-standar peIayanan kesehatan di
Puskesmas, rumah sakit, institusi pendidikan tenaga kesehatan dan institusi
peIatihan kesehatan. Kemudian untuk pembinaan mutu peIayanan disemua
sarana peIayanan kesehatan teIah diIaksanankan meIaIui akreditasi rumah
sakit, institusi pendidikan dan pengembangan quaIity assurance di
Puskesmas serta diIakukan IegisIasi tenaga kesehatanUpaya peningkatan
manajemen teIah diIaksanakan perencanaan terpadu secara berjenjang muIai
dari tingkat Puskesmas berupa miniIokakarya, perencanaan Terpadu
Kabupaten dan Propinsi, pembinaan peIaksanaan program secara terpadu
serta diIakukan evaIuasi program secara terpadu dan monitoring secara
berkaIa untuk perbaikan kinerja program daIam rangka akuntabiIitas
penggunaan anggaran.
BAB IIIPEMBAHASAN Dalam proses pembangunan kesehatan saat ini di butuhkan
epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah
kesehatan.. Analisis-analisis data kesehatan tersebut menjadi dasar pertimbangan
dalam membuat perencanaan kesehatan. Namun, ada sebuah pertanyaan yang
menjadi penting dalam proses perencanaan kesehatan ini. Perencanaan kesehatan,
perlukah itu ? Tentu ini bukan sebuah pertanyaan tapi tantangan membuat dua kata itu lebih
berIungsi dan diindahkan. Selama ini rencana tinggal rencana tanpa ada indikator yang jelas
dalam mencapai sebuah makna kemajuan. Seolah-olah cenderung hanya untaian kata yang
tertulis legal di sebuah dokumen dan hanya dibuka saat ada perdebatan yang cenderung
menguras segelinang energi yangtetesannya keluarsia-sia. Perencanaan kesehatan yang betul-
betul berdasarkan realitas, itulah kemaknaan yang sebenarnya. (P070ncanaan K080hatan
http://www.health.lrc.com). Perencanaan kesehatan perlu untuk dipikirkan ketepatan
strateginya. baik dalam pelayanan promosi, preventif dan dari segi kuratif dan
rehabilitatifnya. Semua orang yang terlibat dalam perencanaan kesehatan
seharusnya tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan langsung oleh rakyat yang
sebenarnya.Agar Teori dan kenyataan dilapangan dapat berjalan sebagaimana
seharusnya. Proses Perencanaan kesehatan tidak terlepas pada isu
strategis.Dimana terdapat beberapa komponen penting dalam mendukung
terlaksananya program perencanaan kesehatan. Maka epidemiologi memiliki peran
strategis untuk menetapakan sebuah kebijakan kesehatan yang termaktub dalam
program-program kesehatan. (5id02i4l4gi P070ncanaan http://www.depkes.go.id
)Sebagaimana kita ketahui data dan informasi sebagai produk kegiatan Surveilans
epidemiologi, merupakan instrumen pendukung untuk menentukan kebijakan,
perencanaan dan penganggaran termasuk untuk pelaksanaan pengendalian faktor
risiko. Berdasarkan pengamatan kita sehari-hari, pencatatan dan pelaporan yang
mempunyai nilai strategis relatiI belum optimal yang diakibatkan dari under recorded &
reported, tidak tepat waktu, tidak adekuat, termasuk umpan balik secara berjenjang dari Pusat
Propinsi Kab/Kota Puskesmas tidak dilakukan secara baik dan tidak mempunyai
mekanisme reward dan punishment. (Epidemiologi !erencanaan http://www.depkes.go.id
).Surveilans adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data epidemiologis (untuk
masalah kesehatan tertentu secara teratur dan terus menerus dari kegiatan rutin),
dilakukan pengolahan data (koreksi/pemeriksaan, kompilasi, analisis dan
interpretasi) sehingga menghasilkan informasi epidemiologis yang dapat dipakai
maupun oleh pihak lain yang membutuhkannya sebagai bahan untuk perencanaan
atau tindakan maupun pengambilan keputusan (A. Ratgono, 2002)Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan untuk merencanakan suatu program perencanaan, yaitu :
1. Pada saat kita berbicara produk pusat berupa: Peraturan perundang-undangan,
juklak/juknis, SOP tentunya bukan hanya ketersediaan dokumen untuk semua stake holders
terkait, namun juga dibutuhkan advokasi dan sosialisasi untuk peningkatan pemahanaman
termasuk bimbingan teknis dan monitoring evaluasi untuk meyakinkan apakah implementasi
dari peraturan perundang-undangan / SOP / juklak / juknis dimaksud sudah dijalankan
dengan benar. 2. Saat ini dunia global pada umumnya dan ndonesia pada
khususnya mendapat ancaman dengan adanya kasus Avian nfluenza dan
kecenderungan munculnya Pandemik nfluenza. Berbicara secara makro melalui
kebijakan dan perencanaan nasional kita telah memiliki Pokja dan dokumen Renstra
Penanggulangan A dan P. Untuk tindakan yang lebih operasional untuk capacity
dan competency building termasuk pencegahan dan perlindungan kepada kelompok
risiko tinggi baik petugas kesehatan maupun masyarakat yang dianggap rentan
belum optimal. 3. Selain hal tersebut di atas, kita dihadapkan dengan adanya
prevalens ADS tahun per tahun termasuk peningkatan kasus pada dua tahun terakhir secara
dramatis (1997-2003: 1.487 kasus; tahun 2004-2005: menjadi 5.321 kasus). Dari keadaan ini
termasuk estimasi kasus HV/ADS tahun 2010 dengan kasus yang begitu besar
mengharuskan kita untuk menelaah kebijakan, ketersediaan sarana/prasarana termasuk
sumberdaya tenaga kesehatan4. Optimalkan proses tanya jawab dan diskusi yang
diberikan untuk mempertajam perencanaan yang lebih strategis yang didukung dengan
anggaran yang berbasis Iakta dan memberi hasil yang bukan hanya eIisien, eIektiI dan
produktiI namun juga mempunyai daya ungkit besar dalam mensukseskan pembangunan
kesehatan. 5. Perhatikan keadaan-keadaan khusus serta carikan langkah-langkah
solusi nyata yang akan diambil baik untuk jangka pendek, menengah dan jangka
panjang. Bila diperlukan kita dapat melakukan reformasi baik dalam hal kebijakan
maupun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. 6. Berpikirlah general atau makro
untuk mendapatkan gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang kita hadapi,
namun berpikir mikro dan detail tetap kita butuhkan. Kapasitas dan kompetensi kita sebagai
para proIesional di bidangnya menuntut kita harus mampu menangkap dan mendeteksi
sekecil apapun potensi masalah dan mencarikan solusi pemecahannya. Walaupun di dalam
implementasinya kita harus bertindak strategis sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya
yang dimiliki. (P070ncanaan P0ng0ndalian P0nyakit dan P0ny0hatan
Lingkungan www.jawatengah.com) Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat maka pemerintah,masyarakat serta bebagai elemen berpartisipasi dalam
mencapai tujuan tersebut. Salah satu bentuk dukungan tersebut dapat terlihat dukungan
pemerintah dengan memberikan prioritas yang tinggi dalam peningkatan kesehatan
masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan untuk rakyat kita. Oleh karena itu, kita
melakukan berbagai peningkatan dan perbaikan atas sistem, kebijakan, program
sampai dengan layanan yang kita laksanakan pada tingkat
masyarakat.(P07k02-angan 5id02i4l4gi P070ncanaan http://adln.lib.unair.ac.id)
Pemerintah, dalam hal ini Depkes, telah menetapkan prioritas untuk tahun 2007 ini
sebagai bagian dari pembangunan sektor kesehatan 2005-2009. Pertama adalah kita benar-
benar ingin meningkatkan pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak. Kedua, meningkatkan
pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin. Revitalisasi puskesmas, posyandu, kegiatan
seperti pekan imunisasi, kita hidupkan kembali di pedesaan dan hasilnya positiI, termasuk
pemberian asuransi kesehatan untuk masyarakt miskin agar mereka memiliki akses di dalam
upaya pelayanan kesehatan bagi mereka. (Si8t02 P0layanan K080hatan
www.dinkes.co.id) Dalam mendukung upaya tersebut di perlukan sejumlah langkah
ke depan untuk terus meningkatkan mutu dan jumlah tenaga kesehatan, baik
paramedis, dokter maupun dokter-dokter spesialis baik melakukan pendidikan,
pembinaan, dan pembinaan karier. Kita telah menetapkan untuk melakukan program
khusus untuk menambah jumlah dokter-dokter spesialis yang sangat diperluakan
masyarakat luas. Dengan harapan 3-5 tahun mendatang jumlah dokter spesialis kita
makin cukup rasionya dibandingkan jumlah masyarakat yang harus dilayani. Dengan
demikian tenaga medis kita akan semakin termotivasi untuk menjalankan tugas dan
pengabdiannya, terutama di daerah terpencil, teringgal, dan di daerah perbatasan.
(Si8t02 P0layanan K080hatan www.dinkes.co.id ).Keberhasilan pembangunan
kesehatan tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. nisiatif yang dilakukan
oleh masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan telah lama dilakukan.
Berbagai upaya kesehatan berbasis masyarakat banyak didirikan, antara lain dalam
bentuk Posyandu yang berjumlah 2622 yang terdiri dari 49,12% Posyandu Pratama,
35,85% Posyandu Madya, 13,58% Posyandu Purnama, dan 1,45% Posyandu
Mandiri, Pondok bersalin desa (Polindes) 77, Pos Obat Desa (POD) 194, Taman
Obat Keluarga (TOGA) 25070, Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) 66, tapi
pemberdayaan masyarakat dalam bentuk Warung Obat Desa belum ada.
Pemberdayaan masyarakat dalam arti mengembangkan dan menumbuhkan
prakarsa masyarakat yang lebih luas dalam mendukung upaya peningkatan derajat
kesehatan yang terjadi selama ini belum terkoordinasi dengan baik, sehingga
hasilnya menjadi kurang optimal. Disamping itu upaya menggerakkan partisipasi
masyarakat yang dilakukan selama ini juga masih sebatas mobilisasi, sehingga tidak
dapat menjamin keberlangsungannya. Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan
pula dalam berbagai bentuk, seperti Gebrak Malaria, Gerakan Sayang bu (GS),
Gerakan Terpadu TB-Paru dan lain- lain. (Bagian 5id02i4l4gi www.kompas.com)
pidemiologi mempunyai peranan yang penting dalam proses pengambilan
keputusan, hal ini karena epidemiologi sebagai penyedia data base untuk
mengetahui besaran masalah kesehatan.. analisis-analisis data tersebut dapat
dijadikan dasar pertimbangan.Hal ini tidak terlepas pada salah satu komponen
epidemiologi, yakni surveilans.Surveilans adalah rangkaian kegiatan pengumpulan
data epidemiologis (untuk masalah kesehatan tertentu secara teratur dan terus
menerus dari kegiatan rutin), dilakukan pengolahan data (koreksi/pemeriksaan,
kompilasi, analisis dan interpretasi) sehingga menghasilkan informasi epidemiologis
yang dapat dipakai maupun oleh pihak lain yang membutuhkannya sebagai bahan
untuk perencanaan atau tindakan maupun pengambilan keputusan (A. Ratgono,
2002)pidemiologi dalam tataran pengatur kebijakan untuk melakukan suatu proses
perencanaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan , yakni :
1. Tersedianya dokumen sebagai penguat data bagi semua stake holder yang
terlibat dalam dunia kesehatan. Serta adanya telaah kebijakan, sosialisasi,
monitoring, dan evaluasi bagi kebijakan yang telah ditetapakan dalam bentuk
perundang-undangan agar komitmen terhadap peningkatan kesehatan dapat
terwujud.
2. Mampu mempertajam analisis perencanaan kesehatan salah satunya dalam bentuk
proses tanya jawab pada stake holder yang terlibat dalam kesehatan.
3. Berpikirlah general atau makro untuk mendapatkan gambaran yang jelas
terhadap permasalahan yang kita hadapi, namun berpikir mikro dan detail tetap
kita butuhkan. Kapasitas dan kompetensi kita sebagai para proIesional di bidangnya
menuntut kita harus mampu menangkap dan mendeteksi sekecil apapun potensi
masalah dan mencarikan solusi pemecahannya. Walaupun di dalam implementasinya
kita harus bertindak strategis sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang
dimiliki.
TabeI 1. Kontribusi EpidemioIogi Terhadap Manajemen PeIayanan Kesehatan
Manajement
PROSES
PERENANAAN
KONTRIBUSI
EPIDEMIOLOGI
PENDEKATAN
FUNGSIONAL
PENDEKATAN
PROSES

pIaning tekhnik Identifikasi
kebutuhan dan
masaIah

EpidemioIogi
Deskriptif
deskriptif
masaIah
kesehatan
daIam istiIah
mortaIitas,
morbiditas dan
faktor
risiko.3
demografi4
anaIisis etioIogi
(risk factors)
Administrasi
dan poIitik
Penentuan
prioritas
Estimasi
terhadap:
magnitude og
Iose a
menabiIity
untuk
pencegahan
atau
reduksi3
ukuran-ukuran
epidemioIogi
Penyusunan
tujuan

kuantifikasi
tujuan
keIayakan
ImpIementasi
aktifasi untuk
mencapai tujuan
aIternatif-
aIternatif
anaIisis cost
benefit
Organizing MobiIisasi dan
koordinasi
sumber daya
monitoring
program
dan
pemasaran
Directing
oordinating
controIing teknik EvaIuasi uji kIinik
peniIaian
out come
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN A. KesimpuIan EpidemioIogi sangat
dibutuhkan daIam proses perencanaan kesehatan. SurveiIans ,d,l,
r,ng,i,n egi,t,n pengumpul,n d,t, epidemiologis seingg, meng,sil,n in1orm,si
epidemiologis y,ng d,p,t dip,,i m,upun ole pi, l,in y,ng membutu,nny,
seb,g,i b,,n untu perenc,n,,n ,t,u tind,,n m,upun peng,mbil,n eputus,n3
Upaya peningkatan manajemen perIu terus diIaksanakan perencanaan terpadu
secara berjenjang muIai dari tingkat Puskesmas berupa miniIokakarya,
perencanaan Terpadu Kabupaten dan Propinsi, pembinaan peIaksanaan
program secara terpadu serta diIakukan evaIuasi program secara terpadu dan
monitoring secara berkaIa.B Saran1. Perencanaan kesehatan perlu untuk
dipikirkan ketepatan strateginya. Baik dalam pelayanan promosi, preventif dan dari
segi kuratif dan rehabilitatifnya.2. Semua orang yang terlibat dalam perencanaan
kesehata, seharusnya tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan langsung oleh
rakyat yang sebenarnya.3. Teori dan kenyataan dilapangan mesti
sesuai.DAFTAR PUSTAKAAmiruddin Ridwan,2006. 5id02i4l4gi 5070ncanaan
dan 50layanan k080hatan. Makassar .
Anonim, 2003. nali8i8 Situa8i dan K0c0nd7ungan
http://www.jawatengah.go.id Anonim, 2004. P070ncanaan K080hatan
http://www.health.lrc.com
Anonim, 2004. 5id02i4l4gi P070ncanaanhttp://www.depkes.go.id Anonim, 2004.
P07k02-angan 5id02i4l4gi P070ncanaan http://adln.lib.unair.ac.id
Anonim, 2004. Bagian 5id02i4l4gi www.kompas.com Anonim, 2006. Si8t02
P0layanan K080hatan www.dinkes.co.id
Anonim, 2006. P070ncanaan P0ng0ndalian P0nyakit dan P0ny0hatan
Lingkungan www.jawatengah.com Anonim, 2006. Dina8 K080hatan
www.kompas.com
Anonim, 2004. P0layanan D4kt07 K0lua7ga www.tempo.com Anonim, 2004.
D07ajat K080hatan Ma8ya7akat www.dinkesjambi.com
ZYkat-ZYkat PeZUeYabaZ PeZakt

ulkenal ada 4 LlngkaL pencegahan penyaklL yalLu

1 encegahan t|ngkat awa| (remord|a| prevent|on)
upaya awal Lerhadap LlngkaL pencegahan premordlal lnl merupakan upaya
memperLahankan kondlsl kesehaLan yang poslLlf yang dapaL mellndungl masyarakaL darl
gangguan kondlsl kesehaLannya yang sudah balk 1u[uannya menghlndarl LerbenLuknya pola
hldup soslal ekonoml dan kulLural yang mendorong penlngkaLan reslko penyaklL LeruLama
dlLu[ukan kepada masalah penyaklL Lldak menular yang dewasa lnl cenderung menun[ukkan
penlngkaLannya

encegahan t|ngkat pertama (r|mary prevent|on)
Sasaran pada orang sehaL dengan usaha penlngkaLan dera[aL kesehaLan (PeakLh
romoLlon)yang dlsebuL [uga pencegahan umum uldasarkan pada hubungan lnLeraksl
anLar pe[amu (hosL) penyebab (agenL) dan llngkungan serLa proses ke[adlan penyaklL
Sasaran pencegahan LlngkaL perLama yalLu mengurangl penyebab mengaLasl/modlflkasl
llngkungan menlngkaLkan daya Lahan hosL uan pencegahan khusus Lerhadap penyaklL
LerLenLu (Speslflc roLecLlon) LeruLama dlLu[ukan pada pe[amu dan aLau penyebab unLuk
menlngkaLkan daya Lahan maupun unLuk mengurangl reslko Lerhadap penyaklL LerLenLu

3 encegahan t|ngkat kedua (Secondary prevent|on)
Sasaran uLama pada mereka yang baru Lerkena penyaklL serLa pengobaLan yang LepaL
ullakukan pada fase paLologls dengan cara mengeLahul perubahan kllnlk aLau flslologls yang
Ler[adl dalam awal penyaklL (early sympLom) aLau semasa maslh dalam presympLomaLlc
masa sangaL awal kelalnan kllnlk 1u[uan pencegahan LlngkaL kedua lnl anLara laln mencegah
meluasnya penyaklL/Ler[adlnya wabah pada penyaklL menular menghenLlkan proses
penyaklL leblh lan[uL dan mencegah kompllkasl

4 encegahan t|ngkat ket|ga (kehab|||tas|)
upaya lnl dllakukan pasca saklL unLuk membaLasl kecaLaLan sehlngga Lldak men[adl Lambah
cacaL dan melakukan rehablllLasl darl mereka yang punya cacaL aLau kelalnan aklbaL
penyaklL ada keadaan lnl kerusakan paLologls sudah berslfaL lrreverslble
8lWA?A1 ALAMlAP Ln?Akl1
8lwayaL alamlah penyaklL perlu dlkeLahul Ldk hanya uLk memahaml maslng2 penyaklL LLp [g
uLk menyusun sLraLegl sLudl epldemlologl yaknl menenLukan darl mana memulal
bagalmana serLa apa Lu[uan dan sasaran sLudl epldemlologl

- 8lwayaL alamlah penyaklL Lerdlrl 4 fase
1 lase renLan
2 lase subkllnls
3 lase kllnls
4 lase penyembuhan cacaL dan kemaLlan

lase 8enLan

1ahap berlangsungnya proses eLlologls dlmana fakLor penyebab perLama uLk perLama
kallnya berLemu dgn pe[amu
dlslnl fakLor penyebab perLama blm menlmbulkan penyaklL LLp Lelah mulal meleLakkan
dasar2 bg berkembangnya penyaklL nanLlnya
conLohnya kolesLerol LuL yg Llnggl menlngkaLkan kemungklnan !k
fakLor penyebab perLama yg dlmaksud adl fakLor rlslko yl fakLor yg kehadlrannya
menlngkaLkan probablllLas ke[adlan penyaklL sblm fase lreverslblllLas
fakLor rlslko ada yg dpL berubah dan ada yg LeLap ?g berubah conLohnya keblasaan mkn
keblasaan merokok perllaku seksual Sedangkan yg LeLap adl umur gender ras rlwayaL
keluarga
Ada se[umlah fakLor yg kehadlrannya [usLru menurunkan probablllLas ke[adlan penyaklL
lakLor LersebuL dlsebuL fakLor proLekLlf
ConLohnya keblasaan makan lkan lauL yg mengandung omega 3 menurunkan rlslko
ke[adlan penyaklL [anLung koroner

lase Subkllnls
- ulsebuL fase preslmLomaLls adl Lahap berlangsungnya proses perubahan paLologls yg
dlakhlrl dgn keadaan lreverslbel (yl manlfesLasl penyaklL Ldk dpL dlhlndarl lagl)
- ulslnl blm L[d manlfesLasl penyaklL LLp Lelah L[d LlngkaL perubahan paLologls yg slap uLk
dldeLeksl Landa ge[ala pd Lahap berlkuLnya
- ConLoh perubahan aLerosklerosls arLerla koronarla sblm seorang memperllhaLkan Landa
dan ge[ala !k perubahan [arlngan

lase kllnls
adl Lahap dlmn perubahan paLologls pd organ cukup banyak shg Landa dan ge[ala
penyaklL mulal dpL dldeLeksl
1[d manlfesLasl penyaklL
?g menandal Lahap kllnls adl mulal slmLon bukan wakLu dlagnosls

lase 1ermlnal (recovery dlsablllLy or deaLh)
- adl Lahap dlmn mulal LerllhaL aklbaL dr penyaklL sembuh sponLan sembuh dgn Lerapl
remlsl (kambuh) perubahan beraLnya penyaklL cacaL aLau kemaLlan

8eberapa konsep dlm rlwayaL alamlah penyaklL fakLor rlslko masa lnkubasl fase lnduksl
fase promosl promoLor dan lnhlblLor fakLor prognosLlk durasl penyaklL kronlslLas
pencegahan

lAk1C8 8lSlkC fakLor yg kehadlrannya menlngkaLkan probablllLas ke[adlan penyaklL sblm
fase lreverslbel

1lga krlLerla umum hrs dlpenuhl uLk mengaLakan fakLor mrpkn fakLor rlslko suaLu penyaklL
fakLor Lsb hrs scr sLaLlsLlk berhub dgn berkembangnya penyaklL
kehadlran fakLor rlslko hrs mendahulul ke[adlan penyaklL
hub yg dlamaLl Ldk boleh seluruhnya mrpkn cermlnan sumber kesalahan balk kesalahan
pencupllkan maupun keLerllbaLan fakLor luar
- 8ukLl2 uLk mendukung sebuah fakLor sbg fakLor rlslko berasal dr berbagal sLudl
epldemlologl maupun Lemuan2 dr llmuwan/kllnlsl

- MASA lnku8ASl pelode wakLu se[ak masuknya penyebab awal pd pe[amu hlngga
Llmbulnya manlfesLasl kllnls darl suaLu penyaklL lnfeksl
Masa lnkubasl Lerdlrl 2 fase fase lnduksl dan fase promosl
1 lASL lnuukSl berlangsung se[ak berLemunya fakLor penyebab awal dgn pe[amu hlngga
proses paLologls lreverslbel
2 lASL 8CMCSl berlangsung se[ak proses paLologls yg lreverslbel hlngga Llmbulnya Landa
dan ge[ala kllnls
ulm prakLek perubahan lreverslbel berlangsung cepaL shg kedua fase serlng dlsaLukan sbg
masa lnkubasl
Masa lnkubasl bervarlasl anLara penyaklL saLu dgn yg lalnnya Masa lnkubasl pendek kolera
(2448 [am) sedang (malarla) pan[ang (AluS)

- 8CMC1C8 fakLor yg memlllkl peran eLlologls dlm mempercepaL penyaklL
- lnPl8l1C8 fakLor yg memlllkl peran eLlologls dlm memperlambaL penyaklL
- lAk1C8 8CCnCS1lk fakLor yg dlyaklnl mempunyal hub dgn probablllLas kasus uLk
berkembang m[d benLuk Lermlnal penyaklL balk sembuh Lambah beraL cacaL aLau
menlnggal
- uu8ASl penyaklL perlode wakLu se[ak penyaklL LerdeLeksl hlngga Llmbul aklbaL penyaklL
- k8CnlSl1AS mempunyal 2 pengerLlan yl pan[angnya masa laLen aLau durasl penyaklL

LnCLCAPAn Ln?Akl1
ualam epldemlologl pencegahan dlbagl beberapa LlngkaLan
1) encegahan rlmer
2) encegahan Sekunder
3) encegahan 1ersler
encegahan rlmer upaya uLk memperLahankan orang yg sehaL agar LeLap sehaL aLau
mencegah orang yang sehaL m[d saklL

Scr garls besar pencegahan lnl mellpuLl pencegahan umum dan khusus
- encegahan umum dlmaksudkan uLk mengadakan pencegahan masy umum mlsalnya
pendldlkan kesh masy dan keberslhan llngkungan
- encegahan khusus dlLu[ukan pd orang2 yg mempunyal rlslko dgn dllakukan lmunlsasl
mlsalnya dlpLerl perLusls LeLanus pollo morblll hepaLlLls
SanlLasl llngkungan seperLl pen[ernlhan alr mlnum pencegahan Lhd kecelakaan
keselamaLan ker[a dll

encegahan sekunder mrpkn upaya manusla uLk mencegah yg Lelah saklL agar sembuh
menghambaL progreslflLas penyaklL menghlndarl kompllkasl dan mengurangl
keLldakmampuan
- ullakukan dgn cara mendeLeksl penyaklL scr dlnl dan mengadakan pengobaLan yg cepaL
dan LepaL
ueLeksl penyaklL scr dlnl dllakukan dgn cara
- enyarlngan
- engamaLan epldemlologls
- Survel epldemlologls
- Memberl pelayanan sebalkbalknya pd sarana pelayanan umum/dokLer prakLek swasLa
- encegahab sekunder banyak dllak pd penyaklL kronls spL hlperLensl uM hal lnl krn
kesullLan mengadakan pencegan prlmer

encegahan Lersler dlmaksudkan uLk mengurangl kLldakmampuan dan mengadakan
rehablllLasl

- upaya yg dllakukan mellpuLl
memakslmalkan fungsl organ yg cacaL
membuaL proLesa eksLremlLas aklbaL ampuLasl
mendlrlkan pusaL2 rehablllLasl medlk
- encegahan lnl Lerus dlupayakan selama org yg saklL belum menlnggal

Mekanlsme 1ransmlsl
- enyaklL L[d krn adanya agenL penyebab penyaklL yg masuk Lubuh manusla sbg pe[amu
- 8agalmana mlkroorganlsme paLogen dpL masuk dan mengadakan lnLeraksl serLa
berkembang blak memlllkl mekanlsme yg dlsebuL mekanlsme Lransmlsl
- SeLelah mlkroorganlsme masuk L[d lnLeraksl sampal menlmbulkan ge[ala kllnls rangkalan
lnLeraksl sbb
1 kolonlsasl LempaL mlkroorganlsme berkembangblak Lanpa reaksl pd pe[amu mlsal
sLaphylococcus aureus yg LerdpL dl mukosa hldung
2 lnfeksl subkllnls LempaL mlkroorganlsme selaln berkembangblak [g menlmbulkan reaksl
LLp blm menlmbulkan ge[ala hlngga scr kllnls blm Lampak
3 lnfeksl kllnls mlkroorganlsme berkembang blak menlmbulkan reaksl dan ge[ala

kCnSL SLPA1
- konsep sehaL sLlh perang uunla ke2 yg dlLln[au dr suduL pandang berbeda
konsep sehaL dlpandang dr suduL flslk scr lndlvldu (seseorang dlkaLakan sehaL blla semua
organ Lubuh dpL berfungsl dlm baLas2 normal sesual umur [enls kelamln) kesullLan dlm
konsep lnl penenLuan normal" blm dlbakukan
konsep sehaL dlpandang dr suduL ekologl sehaL berarLl proses penyesualan anLara
lndlvldu dgn llngknya roses penyesualan ber[ln Lerus menerus dan berubah2 sesual
perubahan llngk yg mengubah keselmbangan ekologl uLk memperLahankan keshnya
orang dlLunLuL uLkmenyesulakan dlrl dgn llngknya

- kCnSL SAkl1
- embahasan konsep sehaL hrs dllkuLl konsep saklL krn ke2 konsep Lsb sallng berkalLan
- Walaupun scr umum konsep saklL leblh mudah dlLenLukan LLp dlm hal L3 sama sullLnya
shg msh m[d perdebaLan
- konsep saklLpun mrpn proses yg dlnamls dan berslfaL relaLlf
- Pr lnl sehaL mungkln bsk saklL kemudlan sehaL kemball dan seLerusnya sampal menlnggal

RWAYAT ALAMAH PENYAKT
DEFNS
Riwayat alamiah penyakit (natural history oI disease) adalah deskripsi tentang perjalanan
waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya paparan dengan
agen kausal hingga terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa
terinterupsi oleh suatu intervensi preventiI maupun terapetik (CDC, 2010c). Riwayat alamiah
penyakit merupakan salah satu elemen utama epidemiologi deskriptiI (Bhopal, 2002, dikutip
Wikipedia, 2010).
Riwayat alamiah penyakit perlu dipelajari. Pengetahuan tentang riwayat alamiah
penyakit sama pentingnya dengan kausa penyakit untuk upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit. Dengan mengetahui perilaku dan karakteristik masing-masing penyakit maka bisa
dikembangkan intervensi yang tepat untuk mengidentiIikasi maupun mengatasi problem
penyakit tersebut (Gordis, 2000; Wikipedia, 2010). Gambar 4.1 menyajikan kerangka umum
riwayat alamiah penyakit.
Perjalanan penyakit dimulai dengan terpaparnya individu sebagai penjamu yang rentan
(suseptibel) oleh agen kausal. Paparan (exposure) adalah kontak atau kedekatan (proximity)
dengan sumber agen penyakit. Konsep paparan berlaku untuk penyakit inIeksi maupun non-
inIeksi. Contoh, paparan virus hepatitis B (HBV) dapat menginduksi terjadinya hepatitis B,
paparan stres terus-menerus dapat menginduksi terjadinya neurosis, paparan radiasi
menginduksi terjadinya mutasi DNA dan menyebabkan kanker, dan sebagainya. Arti
'induksi itu sendiri merupakan aksi yang mempengaruhi terjadinya tahap awal suatu hasil,
dalam hal ini mempengaruhi awal terjadinya proses patologis. Jika terdapat tempat
penempelan (attachment) dan jalan masuk sel (cell entry) yang tepat maka paparan agen
inIeksi dapat menyebabkan invasi agen inIeksi dan terjadi inIeksi. Agen inIeksi melakukan
multiplikasi yang mendorong terjadinya proses perubahan patologis, tanpa penjamu
menyadarinya.
Periode waktu sejak inIeksi hingga terdeteksinya inIeksi melalui tes laboratorium/
skrining disebut 'window period. Dalam 'window period individu telah terinIeksi,
sehingga dapat menular- kan penyakit, meskipun inIeksi tersebut belum terdeteksi oleh tes
laboratorium. mplikasinya, tes laboratorium hendaknya tidak dilakukan selama 'window
period, sebab inIeksi tidak akan terdeteksi. Contoh, antibodi HV (human immuno-
deIiciency virus) hanya akan muncul 3 minggu hingga 6 bulan setelah inIeksi. Jika tes HV
dilakukan dalam 'window period, maka sebagian besa
orang tidak akan menunjukkan hasil positiI, sebab dalam tubuhnya belum diproduksi
antibodi. Karena itu tes HV hendaknya ditunda hingga paling sedikit 12 minggu (3 bulan)
sejak waktu perkiraan paparan. Jika seorang telah terpapar oleh virus tetapi hasil tes negatiI,
maka perlu diper- timbangkan tes ulang 6 bulan kemudian.
Selanjutnya berlangsung proses promosi pada tahap preklinis, yaitu keadaan
patologis yang ireversibel dan asimtomatis ditingkatkan derajatnya menjadi keadaan dengan
maniIestasi klinis (Kleinbaum et al., 1982; Rothman, 2002). Melalui proses promosi agen
kausal akan meningkatkan aktivitasnya, masuk dalam Iormasi tubuh, menyebabkan
transIormasi sel atau disIungsi sel, sehingga penyakit menunjukkan tanda dan gejala klinis.
Dewasa ini telah dikembangkan sejumlah tes skrining atau tes laboratorium untuk mendeteksi
keberadaan tahap preklinis penyakit (US Preventive Services Task Force, 2002; Barratt et al.,
2002; Champion dan Rawl, 2005). Waktu sejak penyakit terdeteksi oleh skrining hingga
timbul maniIestasi klinik, disebut 'sojourn time, atau detectable preclinical period
(Brookmeyer, 1990; Last, 2001; Barratt et al., 2002). Makin panjang sojourn time, makin
berguna melakukan skrining, sebab makin panjang tenggang waktu untuk melakukan pengo-
batan dini (prompt treatment) agar proses patologis tidak termaniIestasi klinis. KoIaktor yang
mempercepat progresi menuju penyakit secara klinis pada sojourn time (detectable preclinical
period) disebut akselerator atau progresor (Achenbach et al., 2005).
Waktu yang diperlukan mulai dari paparan agen kausal hingga timbulnya
maniIestasi klinis disebut masa inkubasi (penyakit inIeksi) atau masa laten (penyakit kronis).
Pada Iase ini penyakit belum menampakkan tanda dan gejala klinis, disebut penyakit
subklinis (asimtomatis). Masa inkubasi bisa berlangsung dalam hitungan detik pada reaksi
toksik atau hipersentivitas. Contoh, gejala kolera timbul beberapa jam hingga 2-3 hari sejak
paparan dengan Vibrio cholera yang toksigenik. Pada penyakit kronis masa inkubasi (masa
laten) bisa berlangsung sampai beberapa dekade. Kovariat yang berperan dalam masa laten
(masa inkubasi), yakni Iaktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit secara klinis,
disebut Iaktor risiko. Sebaliknya, Iaktor yang menurunkan risiko terjadinya penyakit secara
klinis disebut Iaktor protektiI.
Selanjutnya terjadi inisiasi penyakit klinis. Pada saat ini mulai timbul tanda (sign)
dan gejala (symptom) penyakit secara klinis, dan penjamu yang mengalami maniIestasi klinis
disebut kasus klinis. Gejala klinis paling awal disebut gejala prodromal. Selama tahap klinis,
maniIestasi klinis akan diekspresikan hingga terjadi hasil akhir/ resolusi penyakit, baik
sembuh, remisi, perubahan beratnya penyakit, komplikasi, rekurens, relaps, sekuelae,
disIungsi sisa, cacat, atau kematian. Periode waktu untuk mengekspresikan penyakit klinis
hingga terjadi hasil akhir penyakit disebut durasi penyakit. Kovariat yang mempengaruhi
progresi ke arah hasil akhir penyakit, disebut Iaktor prognostik (Kleinbaum et al., 1982;
Rothman, 2002). Penyakit penyerta yang mempengaruhi Iungsi individu, akibat penyakit,
kelangsungan hidup, alias prognosis penyakit, disebut ko-morbiditas (Mulholland, 2005).
Contoh, TB dapat menjadi ko-morbiditas HV/ADS yang meningkatkan risiko kematian
karena ADS pada wanita dengan HV/ADS (Lopez-Gatell et al., 2007).
KARAKTERSTK AGEN
Dalam epidemiologi penyakit inIeksi, individu yang terpapar belum tentu terinIeksi. Hanya
jika agen kausal penyakit inIeksi terpapar pada individu lalu memasuki tubuh dan sel (cell
entry), lalu melakukan multiplikasi dan maturasi, dan menimbulkan perubahan patologis
yang dapat dideteksi secara laboratoris atau terwujud secara klinis, maka individu tersebut
dikatakan mengalami inIeksi. Dalam riwayat alamiah penyakit inIeksi, proses terjadinya
inIeksi, penyakit klinis, maupun kematian dari suatu penyakit tergantung dari berbagai
determinan, baik intrinsik maupun ekstrinsik, yang mempengaruhi penjamu maupun agen
kausal. Tergantung tingkat kerentanan (atau imunitas), individu sebagai penjamu yang
terpapar oleh agen kausal dapat tetap sehat, atau mengalami inIeksi (jika penyakit inIeksi)
dan mengalami perubahan patologi yang ireversibel. Ukuran yang
menunjukkan kemampuan agen penyakit untuk mempengaruhi riwayat alamiah penyakit
sebagai
berikut: (1) inIektivitas, (2) patogenesitas, dan (3) virulensi.
1. nIektivitas - kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan terjadinya inIeksi. Dihitung
dari
jumlah individu yang terinIeksi dibagi dengan jumlah individu yang terpapar.
2. Patogenesitas kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan penyakit klinis. Dihitung
dari
jumlah kasus klinis dibagi dengan jumlah individu yang terinIeksi.
3. Virulensi kemampuan penyakit untuk menyebabkan kematian. ndikator ini menunjukkan
kemampuan agen inIeksi menyebabkan keparahan (severety) penyakit. Dihitung dari jumlah
kasus yang mati dibagi dengan jumlah kasus klinis
5 TNGKAT PENCEGAHAN PENYAKT
HEALTH PROMOTON
Saat pejamu sehat dengan tujuan meningkatkan status kesehatan atau memelihara
kesehatan :
# Penyuluhan/pendidikan kesehatan
# Rekreasi sehat
# Olahraga teratur
# Perhatian terhadp perkembangan kepribadian
SPECFC PROTECTON
Mencegah pada pejamu (Host) dengan menaikkan daya tahan tubuh :
# imunisasi
# Pelindung khusus : Helm, tutup telinga
# Perbaikan lingkungan
# Mengurangi penggunaan bahan yang membahayakan kesehatan : pengawet, pewarna
dll.
EARLY DAGNOSS AND PROMPT TREATMENT
Dilakukan bila pejamu sakit, setidak tidaknya diduga sakit (penyakitnya masih ringan)
Mencegah orang lain tertular. Misal : Case Iinding, skrining survei penyakit asymtomatis,
deteksi dini pencemaran dll
DSABLTY LMTATON (Pembatasan kecacatan / kelemahan )
Dilakukan waktu pejamu sakit / sakit berat de ngan tujuan mencegah cacat lebih lanjut, Iisik,
sosial maupun mental. Misal : Amputasi pada ganggren karena DM, pada penyakit- penyakit
menahun diatasi gang guan mental maupun sosialnya
REHABLTATON
Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi diri nya sendiri,
mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/Iisiologi. Misal : Fisioterapi pada
kelumpuhan supaya ti dak timbul kontraktur/atropi, psikoterapi pada gangguan mental,
latihan ketrampilan tertentu pada penderita cacat, prothesa post amputasi, penyediaan
Iasilitas khusus pada penderita





5
Contoh, kolera membutuhkan beberapa jam hingga 2-3 hari untuk menunjukkan
tanda dan gejala klinis, dan waktu singkat untuk resolusi. Tuberkulosis membutuhkan waktu
singkat untuk menunjukkan maniIestasi klinis, tetapi waktu lama untuk sembuh. Ca kaput
pankreas membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan maniIestasi klinis, tetapi waktu
pendek untuk menyebabkan kematian. Diabetes melitus memerlukan waktu lama untuk
menunjukkan maniIestasi klinis maupun untuk sembuh atau meninggal.
Masa laten dan durasi penyakit mempengaruhi strategi pencegahan penyakit. Makin
pendek masa laten, makin urgen upaya pencegahan primer dan sekunder. Makin pendek
'sojourn
time, makin kurang bermanIaat melakukan skrining. Makin pendek durasi, makin mendesak
upaya
pencegahan tersier. Makin panjang durasi, makin besar peluang untuk melakukan upaya
pencegahan akibat penyakit dengan lebih seksama. Meski demikian, sejumlah penyakit
kronis memiliki karakteristik paradoksal: sekalipun durasi panjang tetapi bisa menyebabkan
kematian mendadak (sudden death) (misalnya, stroke dan serangan jantung).
PENCEGAHAAN PENYAKT
Pengetahuan tentang perjalanan penyakit dan Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi berguna
untuk menemukan strategi pencegahan penyakit yang eIektiI. Pencegahan penyakit adalah
tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda, mengurangi, membasmi, mengeliminasi
penyakit dan kecaca- tan, dengan menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yang telah
dibuktikan eIektiI. Tabel 4.2 menyajikan tiga tingkat pencegahan penyakit: pencegahan
primer, sekunder, dan tersier (Kleinbaum et al., 1982; Last, 2001).
Tabel 4.2 Tiga tingkat pencegahan
Tingkat
pencegahan
Jenis intervensi
Tujuan intervensi
Pencegahan
primer
ModiIikasi determinan/ Iaktor risiko/
kausa penyakit, promosi kesehatan,
dan perlindungan spesiIik
Mencegah atau menunda kejadian baru
penyakit
Pencegahan
sekunder
Deteksi dini penyakit dengan skrining
dan pengobatan segera
Memperbaiki prognosis kasus
(memperpendek durasi penyakit,
memperpanjang hidup)
Pencegahan
tersier
Pengobatan, rehabilitasi, pembatasan
kecacatan
Mengurangi dan mencegah sekulae dan
disIungsi, mencegah serangan ulang,
meringankan akibat penyakit, dan
memperpanjang hidup
Sumber: Kleinbaum et al., 1982
Pencegahan primer. Pencegahan primer adalah upaya memodiIikasi Iaktor risiko atau
mencegah
berkembangnya Iaktor risiko, sebelum dimulainya perubahan patologis, dilakukan pada tahap
suseptibel dan induksi penyakit, dengan tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru
penyakit (AHA Task Force, 1998). Tabel 4.3 menyajikan contoh penyakit dan pencegahan
primer.
Terma yang berkaitan dengan pencegahan primer adalah 'pencegahan primordial dan
'reduksi kerugian. Pencegahan primordial adalah strategi pencegahan penyakit dengan
menciptakan lingkungan yang dapat mengeliminasi Iaktor risiko, sehingga tidak diperlukan
intervensi preventiI lainnya (Wallace, 2007). Contoh: (1) Program eliminasi global cacar
(variola), sehingga tidak diperlukan imunisasi cacar; (2) Penciptaan lingkungan bersih
sehingga tidak diperlu- kan pengabutan nyamuk Aedes agypti; (3) Program eliminasi garam
dari semua makanan yang jika tercapai sangat eIektiI untuk mencegah hipertensi.
Tabel 4.3 Penyakit dan pencegahan primer
Penyakit
Pencegahan primer
Penyakit yang ditularkan melalui susu
Pasteurisasi susu untuk mengeliminasi patogen
penyebab penyakit
Penyakit yang ditularkan melalui makanan
atau air
Penyediaan makanan dan air yang bebas dari
kontaminasi patogen
Penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi
munisasi
Penyakit dengan abnormalitas genetik
Penelusuran kelainan genetik, misalnya skrining
dengan tes darah sederhana pada neonatus untuk
mendeteksi Ienilketonuria (PKU), penyakit
metabolisme yang dapat diatasi dengan
mengindari gula dalam diet
Penyakit yang disebabkan oleh merokok
tembakau
ModiIikasi perilaku (penghentian kebiasaan
merokok)
Larangan tayangan iklan sigaret
Label peringatan bahaya merokok pada bungkus
sigaret
Penerapan area bebas dari asap rokok
Pengenaan cukai rokok
Trauma otak, Iraktura dan cedera lainnya
Peraturan penggunaan helm dan sabuk
pengaman
Penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seks (HV/ADS, hepatitis B)
Promosi penggunaan kondom untuk seks aman
SARS
solasi dan karantina
Malaria
Pengobatan proIilaksis malaria
Reduksi kerugian (harm reduction) adalah program yang bertujuan untuk mereduksi kerugian
kesehatan pada populasi, meskipun mungkin tidak mengubah perilaku. Sebagai contoh, pada
tahun 1990an sejumlah kota di AS melakukan eksperimen berupa program penukaran jarum
(needle exchange program). Dalam program itu jarum bekas pengguna obat intravena ditukar
dengan jarum bersih yang diberikan gratis oleh pemerintah kota. Tujuan program adalah
memperlambat penyebaran HV, meskipun tidak menurunkan dan bahkan bisa mendorong
peningkatan penyalahgu- naan obat. Argumen yang dikemukakan untuk membenarkan
strategi tersebut, kerugian yang dialami oleh penerima lebih rendah jika menggunakan jarum
bersih. Program seperti itu menjadi kontroversial jika sebagian masyarakat memandang dana
publik telah digunakan untuk mendukung aktivitas/ perilaku yang tidak sehat.
Pencegahan sekunder. Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan pada Iase
penyakit
asimtomatis, tepatnya pada tahap preklinis, terhadap timbulnya gejala-gejala penyakit secara
klinis melalui deteksi dini (early detection). Jika deteksi tidak dilakukan dini dan terapi tidak
diberikan segera maka akan terjadi gejala klinis yang merugikan. Deteksi dini penyakit sering
disebut
'skrining. Skrining adalah identiIikasi yang menduga adanya penyakit atau kecacatan yang
belum
diketahui dengan menerapkan suatu tes, pemeriksaan, atau prosedur lainnya, yang dapat
dilakukan dengan cepat. Tes skrining memilah orang-orang yang tampaknya mengalami
penyakit dari orang- orang yang tampaknya tidak mengalami penyakit. Tes skrining tidak
dimaksudkan sebagai diagnostik. Orang-orang yang ditemukan positiI atau mencurigakan
dirujuk ke dokter untuk penentuan diagnosis dan pemberian pengobatan yang diperlukan
(Last, 2001).
Skrining yang dilakukan pada subpopulasi berisiko tinggi dapat mendeteksi dini
penyakit dengan lebih eIisien daripada populasi umum. Tetapi skrining yang diterapkan pada
populasi yang lebih luas (populasi umum) tidak hanya tidak eIisien tetapi sering kali juga
tidak etis. Skrining tidak etis dilakukan jika tidak tersedia obat yang eIektiI untuk mengatasi
penyakit yang bersangkutan,

7
atau menimbulkan trauma, stigma, dan diskriminasi bagi individu yang menjalani skrining.
Sebagai contoh, skrining HV tidak etis dilakukan pada kelompok risiko tinggi jika tidak
tersedia obat antiviral yang eIektiI, murah, terjangkau oleh individu yang ditemukan positiI
mengidap HV. Selain itu skrining HV tidak etis dilakukan jika hasilnya mengakibatkan
individu yang ditemukan positiI mengalami stigmatisasi, pengucilan, dan diskriminasi
pekerjaan, asuransi kesehatan, pendidikan, dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
Deteksi dini pada tahap preklinis memungkinkan dilakukan pengobatan segera
(prompt treatment) yang diharapkan memberikan prognosis yang lebih baik tentang
kesudahan penyakit daripada diberikan terlambat. Tabel 4.4 menyajikan contoh penyakit dan
pencegahan sekunder.
Tabel 4.4 Penyakit dan pencegahan sekunder
Penyakit
Pencegahan sekunder
Penyakit menular seksual
Kultur rutin bakteriologis untuk inIeksi asimtomatis pada kelompok
risiko tinggi
SiIilis
Tes serologis rutin untuk inIeksi preklinis pada kelompok risiko tinggi
Hipertensi klinis
Skrining tekanan darah tinggi
Kanker leher rahim
Hapusan Pap
Kanker payudara
Skrining dengan mammograIi
Kanker kolon
Sigmoidoskopi atau kolonoskopi untuk mendeteksi kanker dini atau lesi
pra-kanker
HV/ADS
ELSA atau Western blot rutin untuk kelompok risiko tinggi
Hepatitis B
mmunoglobulin hepatitis B untuk neonatus dari ibu dengan HBsAg
positiI, dan orang-orang yang belum pernah diimunisasi dan terpapar
oleh virus hepatitis B
Pencegahan tersier. Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan progresi penyakit ke arah
berbagai akibat penyakit yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup pasien.
Pencegahan tersier biasanya dilakukan oleh para dokter dan sejumlah proIesi kesehatan
lainnya (misalnya, Iisioterapis).
Pencegahan tersier dibedakan dengan pengobatan (cure), meskipun batas perbedaan
itu tidak selalu jelas. Jenis intervensi yang dilakukan sebagai pencegahan tersier bisa saja
merupakan pengobatan. Tetapi dalam pencegahan tersier, target yang ingin dicapai lebih
kepada mengurangi atau mencegah terjadinya kerusakan jaringan dan organ, mengurangi
sekulae, disIungsi, dan kepa- rahan akibat penyakit, mengurangi komplikasi penyakit,
mencegah serangan ulang penyakit, dan memperpanjang hidup. Sedang target pengobatan
adalah menyembuhkan pasien dari gejala dan tanda klinis yang telah terjadi. Tabel 4.5
menyajikan contoh berbagai penyakit/ kondisi dan pencega- han tersier. Sebagai contoh,
menurut CDC (dikutip Library ndex, 2008), perbaikan yang sedang- sedang saja dalam
pengendalian glukose darah dapat membantu mencegah retinopati, neuropati, dan penyakit
ginjal pada orang dengan diabetes. Menurunkan tekanan darah bisa mengurangi komplikasi
kardiovaskuler (penyakit jantung dan stroke) sebesar 50, dan mengurangi risiko retinopati,
neuropati, dan penyakit ginjal.
Menurunkan berbagai lemak (lipid) darah, yakni kolesterol darah, low-density
lipoproteins (LDL), dan trigliserida, dapat menurunkan komplikasi kardiovaskuler sebesar
50 pada orang dengan diabetes (CDC, dikutip Library ndex, 2008).
Deteksi dini dan pengobatan segera penyakit mata diabetik dapat mengurangi risiko
kebutaan atau kehilangan penglihatan (visus) sekitar 50. Demikian pula deteksi dini dan
pengobatan segera penyakit ginjal dapat menurunkan dengan tajam risiko kegagalan ginjal,
dan perawatan kaki dapat menurunkan risiko amputasi sebesar 85 pada pasien dengan
diabetes (CDC, dikutip Library ndex, 2008).

8
Tabel 4.5 Penyakit dan pencegahan tersier
Penyakit
Pencegahan tersier
nIark otot jantung ulang
Menurunkan tingkat kolesterol darah yang tinggi
Mengeliminasi Iaktor-Iaktor risiko (merokok, obesitas,
kurang aktivitas Iisik, stres)
Stroke ulang
Mengobati tekanan darah tinggi
Mengeliminasi Iaktor-Iaktor risiko (merokok, obesitas,
kurang aktivitas Iisik, stres)
Retinopati diabetik
Pemeriksaan mata pada pasien diabetik
Penyakit vaskuler diabetik pada kaki
Perawatan kaki (podiatric care) rutin pasien diabetes
Fraktura dan cedera
Memasang rel pegangan tangan (handrails) di rumah
orang yang mudah jatuh
Ulserasi kulit kronis
Penyediaan matras khusus untuk penyandang cacat berat
Sabtu, Maret
PENCANAR BIUSAISIK {BIUSAISIC INRUDUCIUN]
ur SuparyanLo Mkes

Se[arah SLaLlsLlk
O SLaLlsLlk berasal darl bahasa ?unanl (sLaLes) arLlnya negara wakLu lLu banyak
dlgunakan unLuk urusan negara mlsalnya blaya pa[ak [umlah penduduk sehlngga
muncul lsLllah sLaLlsLlk penduduk sLaLlsLlk pendldlkan sLaLlsLlk kelahlran sLaLlsLlk
kemaLlan
O SLaLlsLlka adalah llmu yang mempela[arl halhal yang berhubungan dengan daLa
serLa slfaLslfaL daLa
O 8losLaLlsLlk adalah sLaLlsLlk LenLang makluk hldup (Lermasuk kesehaLan)

O SLaLlsLlka meLode (prosedur llmu) unLuk pengumpulan pengorganlsaslan
penya[lan dan anallsa daLa
O SLaLlsLlk ukuran (karakLer besaran) darl sampel merupakan lnformasl
O ConLoh raLaraLa hlLung (reraLa mean) medlan modus proporsl [angkauan (range)
O 88 (beraL badan) adalah daLa bukan sLaLlsLlk
O 8aLaraLa 88 mahaslswa SLlkes emda adalah SLaLlsLlk

Langkah SLaLlsLlk
1 engumpulan daLa
2 engolahan daLa
3 enya[lan daLa
4 enganallsaan daLa
3 enarlkan keslmpulan

O Langkah beruruLan Lldak dapaL dlbolakballk
O SLaLlsLlk merubah daLa men[adl lnformasl

ConLoh SLaLlsLlk
O uaLa umur mahaslswa 18 19 18 20 21 20 19 23 19 20 19 20 21 22 20
O lnformasl apa yang dapaL dlambll darl daLa umur mahaslswa dlaLas?

SyaraL SLaLlsLlk
1 Merupakan agregaL
2 ulperoleh dengan menghlLung aLau mengukur
3 Mempunyal varlablllLas

AgregaL
O AgregaL adalah kumpulan fakLa yang dlperoleh darl obyek yang klLa amaLl
O Cara memperoleh agregaL mengamaLl saLu/sekelompok obyek secara berulang
Mlsal
O AgregaL umur 12 13 12 13 16
O AgregaL agama lslam kaLollk krlsLen 8udha Plndu
O AgregaL sLaLus nlkah Lldak menlkah menlkah duda [anda

8eda MenghlLung dan Mengukur
O MenghlLung Lldak ada alaL ukurnya benLuk angkanya bulaL Lldak ada saLuanya
O Mlsal [umlah mahaslswa [umlah buku
O Mengukur ada alaL ukurnya benLuk angkanya deslmal ada saLuanya
O Mlsal suhu Lubuh Lekanan darah beraL badan Llnggl badan

kegunaan SLaLlsLlk
O Memberlkan gambaran LenLang suaLu ob[ek secara lengkap dan rlngkas
O Membandlngkan ke[adlan saLu dengan ke[adlan lalnya dengan memakal acuan
wakLu aLau LempaL
O MembuaL ramalan pada ke[adlan yang sama dlmasa yang akan daLang

8uang Llngkup
O SLaLlsLlk deskrlpLlf/dedukLlf adalah sLaLlsLlk yang berLu[uan menggambarkan clrl
suaLu obyek berdasarkan daLa yang dlperoleh Lanpa Llndak lan[uL (mencarl
penyebab)
O Mlsal
O SLaLlsLlk kun[ungan uskesmas
O SLaLlsLlk penderlLa Ca servlx dl poll kandungan

O SLaLlsLlk lnferenslal/ lndukLlf adalah sLaLlsLlk berLu[uan menakslr secara umum suaLu
populasl dengan menggunakan hasll sampel Lermasuk dldalamnya Leorl penakslran
dan pengu[lan Leorl
O Mlsal
O u[l fakLor yang mempengaruhl kun[ungan uskesmas
O u[l fakLor pengaruh anLara umur lbu dengan ca servlx

endekaLan SLaLlsLlk
O endekaLan/ cara berplklr sLaLlsLlk dlbagl
O Cara berplklr uedukLlf adalah mengambll keslmpulan darl daLa yang berslfaL umum
ke keslmpulan yang berslfaL speslflk
O keslmpulan yang dlLarlk adalah benar [lka premls (dasar pemlklran) benar dan
prosedur penarlkan keslmpulan benar
ConLoh
O remls mayor semua manusla akan maLl
O remls mlnor Sl lulan adalah manusla
O keslmpulan Sl lulan akan maLl

O Cara berplklr lndukLlf adalah mengambll keslmpulan darl daLa yang berslfaL sfeslflk
ke keslmpulan yang berslfaL umum
O Walaupun premls benar prosedur penarlkan keslmpulan sah keslmpulan belum
LenLu benar LeLapl blsa dlkaLakan bahwa keslmpulan Lsb mempunyal peluang benar

ConLoh
O Sl Amlr berkakl dua
O Sl SanLl berkakl dua
O Sl Peru berkakl dua
O Sl Llna berkakl dua
O Sl Pasan berkakl dua
O Amlr SanLl Peru Llna Pasan adalah manusla
O keslmpulan semua manusla (mempunyal peluang besar) berkakl dua
8LlL8LnSl
1 8udlarLo 2004 MeLodologl enellLlan kedokLeran Sebuah enganLar !akarLa LCC
2 Pasan 2003 okok okok MaLerl SLaLlsLlk 1 (sLaLlsLlk ueskrlpLlf) !akarLa 8uml
Aksara
3 Pasan 2003 okok okok MaLerl SLaLlsLlk 2 (sLaLlsLlk lnfereanslf) !akarLa 8uml
Aksara
4 nasuLlon 2004 MeLode research (penellLlan llmlah) !akarLa 8uml Aksara
3 Sllalahl 2003 MeLodologl enellLlan dan SLudl kasus Sldoar[o ClLramedla
6 1[okronegoro 2004 MeLologl enellLlan 8ldang kedokLeran !akarLa 8alal enerblL
lakulLas kedokLeran unlverslLas lndonesla

ulposkan oleh dr SuparyanLo Mkes dl 0833
LNGUMULAN DA1A S1A1IS1Ik LNDIDIkAN


1 rlnslp pengumpulan daLa sLaLlsrlk pendldlkan adalah
uengan wakLu
1enaga
8laya
AlaL yang sehemaL mungkln dapaL dl hlmpun daLa yang lengkap dan dapaL dlpercaya
a Lengkap daLa
rlnslp perLama yang harus dlpegang adalah dalam pengumpulan daLa sLaLlsLlk kependldlkan klLa
harus berupaya semakslmal mungkln unLuk dapaL menghlmpun daLa yang selengkaplengkapnya
b 1epaLnya daLa
rlnslp kedua lalah daLa yang dl hlmpun hendaknya merupakan daLa yang LepaL yaknl LepaL dalam
hal
1 !enls aLau macam daLanya
2 WakLu pengumpulannya
3 kegunaan aLau relevanslnya sesual dengan Lu[uan pengumpulan daLa aLau Lu[uan penellLlan
4 AlaL aLau lnsLrumen yang dlpergunakan unLuk menghlmpun daLa
c kebenaran daLa yang dl hlmpun
rlnslp keLlga lalah daLa yang dl hlmpun hendaklah daLa yang benarbenar dapaL dl percaya aLau
dapaL dl [amln akan kesellslhannya

2 Cara mengumpulkan daLa sLaLlsLlk kependldlkan
a Sensus lalah cara mengumpulkan daLa dengan [alan mencaLaL aLau menellLl seluruh elemen yang
men[adl ob[ek penellLlan kelemahannya memakan wakLu Lenaga blaya dan peralaLan
b Sampllng lalah cara mengumpulkan daLa dengan [alan mencaLaL aLau menlllLl sebaglan kecll sa[a
darl seluruh elemen yang men[adl ob[ek penellLlan
engamaLan mendalam (sysLemaLlc observLlon) yalLu pengamaLan Lerhadap ob[ek yang akan dl
caLaL daLanya dengan perslapan yang maLang dllengkapl dengan lnsLrumen LerLenL
Wawancara mendalam (sysLemaLlc lnLervalew) yalLu mengumpulkan daLa berbenLuk penga[uan
perLanyaan secara llsan dan perLanyaan yang dla[ukan dalam wawancara lLu Lelah dl perslapkan
secara LunLas dllengkapl dengan lnsLrumennya
AngkeL yalLu cara pengumpulan daLa berbenLuk penga[uan perLanyaan LerLulls melalul sebuah
dafLar perLanyaan yang sudah dlperslapkan sebelumnya
emerlksaan dekomenLasl (sLudl dokumenLer) dl lakukan dengan menellLl bahan dokumenLasl yang
ada dan mempunyal relevansl dengan Lu[uan penellLlan
1es seperLl Les hasll bela[ar Les keprlbadlan Les kecerdasan Les mlneL dan perhaLlan

3 SlfaL daLa sLaLlsLlk
a uaLa sLaLlsLlk memlllkl nllal relaLlf (relaLlve value) aLau nllal semu
buaLa sLaLlsLlk memlllkl nllal nyaLa (Lrue value) aLau nllal sebearnya
c uaLa sLaLlsLlk memlllkl baLas bawah relaLlf baLas aLas relaLlf baLas
bawah nyaLa dan baLas aLas nyaLa
duaLa sLaLlsLlk yang berbenLuk daLa kelompokan memlllkl nllal Lengah aLau LlLlk Lengah (mld polnL)
e uaLa sLaLlsLlk sebagal daLa angka dalam proses perhlLungannya Lldak menggunakan slsLem
pecahan melalnkan menggunakan slsLem deslmal ( slsLem perpuluhan)
f uaLa SLaLlsLlk sebagal daLa angka dalam proses perhlLungan menggunakan slsLem pembulaLan
angka LerLenLu

4 8eberapa macam conLoh daLa sLaLlsLlk dalam dunla pendldlkan adalah
a uaLa SLaLlsLlk yang berkalLan dengan presLasl bela[ar anak dldlk
b uaLa SLaLlsLlk yang berkalLan dengan keadaan anak dldlk
c uaLa SLaLlsLlk yang berkalLan dengan sLaf penga[ar
d uaLa SLaLlsLlk yang berkalLan dengan sLaf admlnlsLrasl
e uaLa SLaLlsLlk yang berkalLan dengan anggaran pendapaLan dan belan[a
f uaLa SLaLlsLlk yang berkalLan dengan bldang perlengkapan
g uaLa SLaLlsLlk yang berkalLan dengan bldang perpusLakaan
h uaLa SLaLlsLlk LenLang angka presensl anak dldlk sLaf penga[ar dan sLaf admlnlsLrasl

Source hLLp//wwwshvoongcom/exacLsclences/sLaLlsLlcs/2027983pengumpulandaLa
sLaLlsLlk/#lxzz1LCkxu[1

Anda mungkin juga menyukai