Anda di halaman 1dari 4

AMAnA1 kLALA L8WAklLAn

PADA UPACARA BENDERA HUT KEMERDEKAAN RI KE-66


17 AGUSTUS 2011

Tema:
Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Tingkatkan Kesadaran Hidup dalam Ke-Bhinneka-an
untuk Kokohkan Persatuan NKRI, Kita Sukseskan Kepemimpinan Indonesia dalam Forum ASEAN untuk
Kokohkan Solidaritas ASEAN.

Bapak-bapak/Ibu-ibu serta Saudara-saudara Warga Masyarakat Indonesia yang saya banggakan,


Seluruh Staf KBRI Phnom Penh dan para tamu undangan lainnya yang berbahagia.

Assalamualaikum Wr. Wb,


Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Pagi yang cerah ini kita patut mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari yang berbahagia ini, kita dapat bersama-sama
merayakan dan melaksanakan upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia yang ke-66 di Kedutaan Besar RI, Phnom Penh.

Pada kesempatan yang baik ini pula, saya ingin menyampaikan selamat beribadah puasa bagi mereka yang
menjalankannya selama Bulan Suci Ramadhan Tahun 1432 Hijriyah.

Upacara bendera yang dilaksanakan pagi ini merupakan salah satu cara kita untuk memperingati sejarah
perjuangan bangsa Indonesia yang sangat kita banggakan karena memiliki nilai kejuangan tinggi, serta patut
kita teladani bersama. Upacara ini sekaligus menjadi refleksi dari pengungkapan rasa hormat dan penghargaan
kita kepada para pahlawan bangsa, serta untuk menegaskan kembali komitmen bersama dalam mengisi
kemerdekaan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, sejahtera dan adil berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Hadirin yang saya muliakan,

Hari ulang tahun kemerdekaan RI tahun ini telah semakin mendorong komitmen kita untuk terus
mempertahankan kedewasaan berpolitik dan berdemokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
memperkuat komitmen Indonesia untuk memberikan kontribusi nyata bagi pembentukan tatanan kawasan
dengan mewujudkan ASEAN sebagai motor penggerak untuk peningkatan stabilitas politik, ekonomi,
keamanan dan kesejahteraan rakyatnya. Hal ini sesuai dengan Tema Peringatan yang memfokuskan diri pada
peningkatan kesadaran hidup dalam Ke-Bhinneka-an untuk memperkokoh persatuan NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia) serta menyukseskan kepemimpinan Indonesia dalam Forum ASEAN dan Solidaritas
ASEAN.

Telah lebih dari satu dasawarsa reformasi dijalankan oleh bangsa Indonesia. Namun, keutuhan bangsa yang
Ika, yang satu, yang selama ini telah disadari terdiri dari beragam suku bangsa dan agama sebagai elemen-
elemen penyusunnya, semakin diusik dengan berbagai gerakan yang bersifat sektarian dan primordialisme.
Negara bangsa yang dicita-citakan, di mana negara berdiri di atas semua golongan mulai ditarik-tarik untuk
berpihak kepada kelompok tertentu. Fenomena-fenomena ini sebenarnya sebagian kecil dari kompleksitas
permasalahan bangsa di tengah arus globalisasi dunia. Oleh karena itu, seyogyanya kita merenungkan kembali
bagaimana empat pilar kebangsaan Indonesia yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika
dapat benar-benar berfungsi dalam menopang penghidupan berbangsa dan bernegara.

adirin yang saya hormati,

Terkait kecemasan itu, perkenankan saya dalam kesempatan ini mengutip pernyataan Presiden Soesilo
Bambang Yudhoyono dalam sambutan peringatan Pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 di Gedung Nusantara
IV MPR/DPR/DPD RI, 1 Juni 2011 ..bahwa negara tidak dapat dan tidak seharusnya mengontrol pandangan
dan pendapat orang-seorang. We cannot and we should not control the minds of the people, kecuali apabila
pemikiran itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata yang bertentangan dengan konstitusi, undang-undang
dan aturan hukum lain, negara harus mencegah dan menindaknya. Negara mesti bertindak tegas dan tepat,
tetapi tidak menimbulkan iklim ketakutan serta tetap dengan cara-cara yang demokratis dan berdasarkan rule
of law.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Sejalan dengan pemikiran Presiden di atas, maka kita wajib terus berupaya membangun kehidupan politik
yang sehat, dewasa dan berkualitas. Sejalan dengan hal tersebut, perlindungan dan pemajuan hak azasi
manusia, good governance, penegakan supremasi hukum dalam kerangka rules of law serta mendorong
terciptanya birokrasi pemerintah yang lebih responsif, transparan dan akuntabel merupakan sendi-sendi yang
sangat penting dan senantiasa harus selalu kita tingkatkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terkait
dengan itu, saya juga perlu menyampaikan ajakan Presiden RI kepada seluruh rakyat Indonesia untuk
bersama-sama bersatu melawan dan memberantas korupsi, diskriminasi, tindakan anarkisme, ekstrimisme dan
terorisme yang mengancam nilai-nilai luhur kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karenanya, hendaknya kemajemukan bangsa Indonesia perlu disadari dan dipandang sebagai hal yang
menjadikan bangsa ini unik, karena Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan bahasa serta
keanekaragaman budaya, bagaikan suatu mozaik yang indah. Kemajemukan itu dapat berpotensi ke arah
disintegrasi bilamana berbagai elemen dalam mozaik ini tidak merasa sebagai bagian dari entitas Indonesia
yang utuh.

adirin yang saya hormati,

Dalam konteks hubungan dan kerjasama internasional, Pemerintah Indonesia senantiasa dan tetap
menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif dalam lingkungan regional dan global yang semakin kompleks
di abad ke-21 ini.

Melalui mekanisme scored card, hubungan bilateral dilakukan untuk memastikan adanya perkembangan dan
kemajuan dalam hubungan bilateral antara Indonesia dengan berbagai Negara. Dalam konteks hubungan
bilateral antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Kamboja, Indonesia telah memperoleh citra yang sangat
baik dan memainkan peran tersendiri dalam upaya ikut menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan
Indochina. Tahun ini Indonesia dipercaya menjadi fasilitator bagi konflik perbatasan yang berlangsung antara
Thailand-Kamboja, yang dalam waktu dekat diharapkan dapat mengirimkan Indonesian Observer Team (IOT)
ke wilayah Provisional Demilitarized Zone yang telah diputuskan oleh International Court of Justice tanggal 18
Juli 2011.

Dalam rangka implementasi ASEAN Framework Agreement on Visa Exemption di Kuala Lumpur 2006,
Indonesia dan Kamboja telah menandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor biasa Indonesia
dan Kamboja pada tanggal 2 Juni 2010. Pemberlakuan perjanjian bebas visa ini sedikit mengalami
keterlambatan namun tahun ini implementasinya diharapkan sudah dapat terlaksana, mengingat bahwa
Peraturan Presiden mengenai hal ini telah dikeluarkan.

Di bidang hungan militer, TNI yang semakin profesional telah secara aktif memberikan pelatihan dan
pendidikan kepada Counter Part-nya dalam program kerjasama militer (military-to-military) bersama Royal
Cambodia Armed Forces (RCAF), khususnya dalam pelatihan dan supervisi bagi Prime Minister Bodyguard Unit
(PMBU) dan Brigade 911 yang pagi ini juga hadir bersama kita dalam upacara ini.

adirin yang saya hormati,

Sebagai Ketua ASEAN, selain berusaha senantiasa menunjukkan kepemimpinan serta memastikan kemajuan
dalam pencapaian Komunitas ASEAN 2015, Indonesia juga dalam proses menggulirkan visi ASEAN pasca 2015
yang bertemakan "ASEAN Community in a global community of nations. Sehubungan dengan itu, dalam masa
keketuaan tahun 2011, Indonesia telah mengidentifikasikan tiga prioritas yang mendasar, yaitu: pertama,
memastikan bahwa tahun 2011 akan ditandai oleh kemajuan yang signifikan dalam pencapaian Komunitas
ASEAN. Kedua, selaku Ketua ASEAN, Indonesia akan memastikan terpeliharanya tatanan dan situasi di
kawasan yang kondusif bagi upaya pencapaian pembangunan. Ketiga, Indonesia akan menggulirkan
pembahasan mengenai perlunya visi ASEAN pasca 2015, yaitu peran masyarakat ASEAN dalam masyarkat
dunia (ASEAN Community in a global community of nations).

Untuk merefleksikan posisi Indonesia sebagai Ketua dan sekaligus anggota ASEAN, KBRI Phnom Penh telah
mengibarkan bendera ASEAN pertama kali pada tanggal 22 Juli 2011, sebelum pengibaran resminya
dilaksanakan oleh seluruh anggota ASEAN pada tanggal 8 Agustus 2011. Sebagaimana para hadirin saksikan di
depan kita bahwa mulai saat ini, bendera ASEAN senantiasa dikibarkan bersama dengan bendera nasional
Negara-negara anggotanya.

Saudara-saudara yang saya muliakan,

Tegaknya NKRI pada akhirnya banyak tergantung pada apakah kita masih tetap menerapkan empat pilar
kebangsaan. Jika salah satu fondasi itu tidak dijadikan pegangan lagi, maka akan goyahlah negara Indonesia.
Jika penopang yang satu tidak kuat, maka hal ini akan berpengaruh pada pilar-pilar yang lain. Tegaknya NKRI
juga menjadi acuan bagi keberlangsungan Pembangunan Nasional Indonesia. Dengan tegaknya NKRI, politik
luar negeri Indonesia akan menjadi semakin efektif karena menguatnya rasa memiliki kebangsaan Indonesia
dan mendorong partisipasi dari seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mempertahankan dan
memajukan nilai-nilai perjuangan untuk menuju bangsa yang besar dan sejahtera.

Adalah keniscayaan bahwa politik luar negeri Indonesia dan diplomasi merupakan hasil kerjasama seluruh
elemen bangsa, sehingga sinergi ini akan memperkuat Indonesia dalam memainkan peran dan pengaruh yang
lebih besar di kawasannya. Dengan demikian Indonesia akan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar
dalam forum global dan regional.

Akhir kata, kepada warga masyarakat Indonesia yang berada di Kamboja, marilah kita senantiasa menjaga
persatuan dan kesatuan di antara kita, tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama dan ras, demi
kemajuan dan keutuhan bangsa. Saya yakin bahwa keberadaan warga masyarakat Indonesia di negara ini
antara lain adalah dalam rangka turut memajukan taraf hidup bangsa Indonesia melalui jalur perjuangan kita
masing-masing, baik di bidang ekonomi, sosial, politik atau kebudayaan.

Terima kasih,
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Phnom Penh, 17 Agustus 2011


Duta Besar Republik Indonesia

Soehardjono Sastromihardjo

Anda mungkin juga menyukai