Anda di halaman 1dari 14

D I S U S U N OLEH : ROSY RAMADAHANA 090309026 E_2/Kp

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE 2011

Pengertian Profesionalitas Pegawai

Profesional adalah orang yang terampil, handal, dan sangat bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya. Orang yang tidak mempunyai integritas biasanya tidak profesional. Profesionalisme pada intinya adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar (MenPAN, 2002 : 25). Yang dimaksud profesional adalah kemampuan, keahlian atau keterampilan seseorang dalam bidang tertentu yang ditekuninya sedemikian rupa dalam kurun waktu tertentu yang relatif lama sehingga hasil kerjanya bernilai tinggi dan diakui serta diterima masyarakat(MenPAN,2002:14). (Majalah Manajemen Pembangunan, 2000 : 45) menyatakan bahwa

profesionalisme di dunia kerja bukan sekedar ditandai oleh penguasaan IPTEK saja, tetapi juga sangat ditentukan oleh cara memanfaatkan IPTEK itu serta tujuan yang dicapai dengan pemanfaatannya itu. Se-orang profesional harus dapat; (1) memberi makna dan menempatkan IPTEK itu dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi dirinya sendiri maupun organisasi atau perusahaan dimana ia bekerja serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat; (2) mencerminkan sikap dan jati diri tehadap profesinya dengan kesungguhan untuk mendalami, menguasai, menerapkan dan bertanggungjawab atas profesinya; (3) memiliki sifat intelektual serta mencari dan mem-pertahankan kebenaran; (4) mengutamakan dan mendahulu-kan pelayanan yang maksimal di atas imbalan jasa, tetapi ti-dak berarti bahwa jasanya diberikan tanpa imbalan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Pamungkas (1996 : 206-207), bahwa manusia profesional dianggap manusia yang berkualitas yang memiliki keahlian serta kemampuan mengekspresikan keahliannya itu bagi kepuasan orang lain atau masyarakat dengan memperoleh pujian. Ekspresi ke-ahlian tersebut tampak dalam perilaku analis dan keputusan-keputusannya. Demikian hasil kerja profesional selalu memuaskan orang lain dan mempunyai nilai tambah yang tinggi. Profesionalisme selalu dikaitkan dengan efisiensi dan

keberhasilannya, dan menjadi sumber bagi peningkatan produksi, pertumbuhan, kemakmuran dan kesejahteraan baik dari individu pemilik profesi maupun masyarakat lingkungannya. Menurut Affandi (2002 : 88-89), ada empat ciri-ciri yang bisa ditengarai sebagai petunjuk atau indikator untuk melihat tingkat profesionalitas seseorang, yaitu : 1. Penguasaan ilmu pengetahuan seseorang dibidang tertentu, dan ketekunan mengikuti perkembangan ilmu yang dikuasai; 2. Kemampuan seseorang dalam menerapkan ilmu yang dikuasai, khususnya yang berguna bagi kepentingan sesame; 3. Ketaatan dalam melaksanakan dan menjunjung tinggi etika keilmuan, serta kemampuannya untuk memahami dan menghormati nilai-nilai sosial yang berlaku dilingkungannya; 4. Besarnya rasa tanggungjawab terhadap Tuhan, bangsa dan negara, masyarakat, keluarga, serta diri sendiri atas segala tindak lanjut dan perilaku dalam mengemban tugas berkaitan dengan penugasan dan penerapan bidang ilmu yang dimiliki.

Sedangkan Poerwopoespito & Utomo (2000 : 266), mengatakan bahwa profesionalisme berarti faham yang menempatkan profesi sebagai titik perhatian utama dalam hidup seseorang. Orang yang menganut faham profesionalisme selalu menunjukkan sikap profesional dalam bekerja dan dalam keseharian hidupnya.

Maister (1998 : 21-22), mengatakan bahwa ciri-ciri profesionalisme sejati yaitu : 1. Bangga pada pekerjaan mereka, dan menunjukkan ko-mitmen pribadi pada kualitas. 2. Berusaha meraih tanggung jawab.

3. Mengantisipasi, dan tidak menunggu perintah, mereka menunjukkan inisiatif. 4. Mengerjakan apa yang perlu dikerjakan untuk merampungkan tugas. 5. Melibatkan diri secara aktif dan tidak sekedar bertahan pada peran yang telah ditetapkan untuk mereka. 6. Selalu mencari cara untuk membuat berbagai hal menja-di lebih mudah bagi orang yang mereka layani. 7. Ingin belajar sebanyak mungkin mengenai bisnis orang-orang yang mereka layani. 8. Benar-benar mendengarkan kebutuhan orang-orang yang layani. 9. Belajar memahami dan berfikir seperti orang-orang yang mereka layani sehingga bisa mewakili mereka ketika orang-orang itu tidak ada ditempat. 10. Adalah pemain tim. 11. Bisa dipercaya dalam memegang rahasia. 12. Jujur, bisa dipercaya dan setia. 13. Terbuka pada kritik-kritik yang membangun mengenai cara meningkatkan diri. Adapun ukuran profesional bagi Pegawai Negeri Sipil yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, menurut Affandi (2002 : 89) dapat dilihat pada pelayanan yang diberikan. Apabila pelayanan yang diberikan secara umum dapat memberi kepuasan kepada masyarakat yang dilayani, maka tidak usah ragu untuk menyatakan bahwa pelayanan telah diberikan secara profesional. Sebaliknya, apabila masyarakat pada umumnya masih mengeluhkan pelayanan yang diberikan berarti perlu dilakukan peningkatkan profesionalitas. Oleh karena itu, akan sangat wajar apabila masyarakatlah yang paling berhak untuk memberikan penilaian. Hal senada juga dikatakan oleh Maister (1998 : 24) bahwa profesional bukanlah label yang anda berikan kepada diri sendiri, ini adalah suatu diskripsi yang anda harapkan akan diberikan oleh orang lain kepada anda.

Berikut ini adalah syarat-syarat untuk menjadi seorang karyawan profesional:


Mampu bekerja keras

Bagaimana Anda bisa dikatakan profesional jika Anda tidak terbiasa bekerja keras? Seorang profesional senantiasa mampu bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaannya. Seorang profesional juga mempunyai daya juang yang tinggi dan tidak mudah menyerah jika menghadapi kesulitan. Kalau Anda selalu ogah-ogahan dan malas tentu Anda bukanlah seorang profesional. Bisa bekerjasama Selain mampu bekerja secara mandiri, seorang profesional juga mampu bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Karena seberapapun hebatnya seorang profesional, ia tetap tidak bisa mengandalkan kekuatannya sendiri. Anda tetap membutuhkan kehadiran orang lain untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Menguasai pekerjaan Anda layak dikatakan profesional bila menguasai dengan baik pekerjaan Anda. Maksudnya, Anda tahu secara pasti bagaimana menyelesaikan pekerjaan, seberapapun sulitnya. Anda juga tahu bagaimana mengatasi setiap persoalan. Dan Anda memang benar-benar mengerti apa yang Anda kerjakan. Intinya, seorang profesional adalah seorang problem solver atau pemecah masalah bukan trouble maker atau pencipta masalah. Memiliki loyalitas Dalam bekerja, seorang profesional harus memiliki loyalitas yang tinggi. Artinya Anda akan bekerja secara total dan tidak setengah-setengah. Dengan loyalitas, Anda tidak akan merasa terbebani dengan pekerjaan Anda. Dengan loyalitas pula Anda akan semakin mencintai pekerjaan Anda. Komitmen Anda juga tidak bisa dikatakan profesional jika tidak memiliki komitmen terhadap pekerjaan. Semakin tinggi komitmen Anda terhadap pekerjaan, maka semakin tinggi pula profesionalisme Anda. Karena dengan komitmen, Anda akan menjalani pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab. Sehingga, seberapapun beratnya pekerjaan, anda akan menjalaninya dengan penuh suka cita.

Integritas yang tinggi Seorang profesional tidak akan melakukan hal-hal yang dapat menodai profesionalismenya. Dalam bekerja, Anda senantiasa dilandasi oleh nilai-nilai kejujuran dan moral positif. Untuk itulah, seorang profesional harus memiliki integritas yang tinggi.

Dengan integritas, Anda tidak akan tergoda untuk melakukan sesuatu yang dapat merusak moral dan nama baik Anda. Karena memang, untuk menjadi profesional, seseorang tidak cukup hanya dengan ahli dan pandai dalam pekerjaan saja, tetapi juga harus didukung oleh moral dan akhlak yang positif. Motivasi yang tinggi Tanpa motivasi sulit rasanya bagi Anda untuk mencapai tujuan. Dengan motivasi, akan membantu Anda mencapai tujuan, harapan, dan cita-cita Anda. Anda pun akan lebih bersemangat dalam bekerja dan berkarya. Ingat, seorang profesional mampu menjadi motivator bagi dirinya sendiri. Sehingga Anda tidak akan down dan suntuk jika menghadapi situasi yang sulit. Anda mampu membangkitkan gairah dan semangat Anda sendiri, di saat yang lain sudah nyaris kehilangan gairah kerja. Makanya nggak jarang, seorang profesional juga bisa menjadi motivator bagi yang lain. Bisa membedakan mana kepentingan kantor dan pribadi Seoran profesional bisa membedakan secara jelas mana kepentingan kantor dan mana yang menyangkut kepentingan pribadi. Contohnya jika Anda menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi. Anda sudah termasuk tipe karyawan yan tidak profesional. Terlebih ada barangbarang kantor yang sengaja Anda bawa ke rumah. Itu lebih parah lagi. Anda sudah termasuk karyawan yang tidak profesional.

Tanda Karyawan Profesional Banyak hal, atau tanda yang mencirikan ia seorang karyawan. Tapi tanda karyawan yang sungguh profesional tidak banyak. Apa tandanya? - Ia tahu apa yang harus dikerjakan. Ia menguasai bidangnya (namanya saja profesi). - Ia mau bertanya jika sesuatu hal itu baru baginya. - Ia akan bersikap rendah hati menempatkan posisi dirinya sendiri. - Karyawan profesional mampu berkomunikasi dengan baik, jika perlu ia menjadi pelancar komunikasi yang aktif, jika terjadi komunikasi yang buntu. - Ia bisa mengambil posisi diri. Dengan siapa ia berhadapan, sesama karyawan ataupun dengan atasannya. - Memegang prinsip double BE dalam berkarya. Baik - Benar dan Efektif - Efisien. - Bisa dipercaya, tepat janji.

- Ia mampu mengutamakan mutu diri. - Ia mampu membedakan nilai - mutu sebuah karya dan hasil dari sebuah pekerjaan. - Gaji baginya lebih merupakan kualitas kerja, bukan jam kerja yang harus dihabiskan.

Tips Menjadi Karyawan Profesional Selama ini banyak yang mengklaim dirinya profesional. Seorang karyawan yang rajin bekerja dengan kedudukan yang bagus sudah menganggap dirinya profesional. Padahal untuk menjadi profesional, seseorang tidak cukup hanya dengan rajin dan memiliki kedudukan yang bagus. Lalu gimana supaya bisa profesional? Setiap perusahaan tak akan memberikan reward atau hadiah dalam bentuk promosi jabatan atau kenaikan pangkat kepada karyawannya secara cuma-cuma atau gratis. Perusahaan tentu saja akan menuntut karyawan yang profesional untuk meningkatkan prestasi kerja dan memberikan kontribusinya yang terbaik bagi ladang tempatnya bekerja. Saat perusahaan mengurangi pegawai karena ekonomi sulit, pegawai yang dipertahankan adalah karyawan profesional yang bernilai atau berharga untuk perusahaan. Anda semua bisa menjadi pegawai yang berharga yang tak tergantikan, pada saat perusahaan sedang berjaya atau sedang susah. Berikut ini tips menjadi Karyawan profesional yang tak tergantikan: 1. Ciptakan image profesional. a) Kenakan busana yang tepat, yang lebih mencitrakan Anda sebagai seorang profesional dan kurangi mode busana yang terlalu trendi. b) Tepat waktu. Muncul 5 menit lebih lambat dari waktu mulai beristirahat. Sebaliknya, waktu makan siang Anda yang terlalu panjang dapat berefek serius pada image Anda, karena hal ini terkait dengan komitmen Anda terhadap pekerjaan dan perusahaan termapt Anda bekerja. 2. Menjadi Orang Yang Didatangi. Semua orang suka dengan orang yang ramah, berpengetahuan dan selalu siap memberikan bantuan, baik mengenai urusan kantor maupun urusan pribadi ketika sedang berada di luar kantor. Dengan demikian Anda telah membangun chemistry kuat antara Anda dan rekan kerja Anda yang pada muaranya akan menjadikan Anda dikenal sebagai sosok yang dibutuhkan.

3. Punya Rasa Memiliki. Pegawai yang berharga dan tak tergantikan bukan hanya sekedar menghadiri rapat, tetapi juga bersedia memikul tanggung jawab terhadap bagiannya dalam proyek serta mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dan memuaskan. 4. Network Lebih Efektif. Manfaatkan konferensi, gathering dan pesta perusahaan untu melakukan networking secara profesional, misalnya dengan berkenalan dengan orang dari lain departemenatau perusahaan lain. 5. Pelatihan Karir. Selain meningkatkan image profesional dan networking, yang juga tidak kalah penting adalah memastikan bahwa pengetahuan yang terkait dengan karir dan keterampilan kerja selalu berkembang (tidak terperangkap pada pengetahuan masa lalu). Selalu pikirkan untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan keterampilan, baik melalui pelatihan, seminar, workshop, dll. Untuk menjadi karyawan profesional bukanlah hal yang mudah. Untuk mencapainya Anda perlu bekerja lebih keras lagi. Bukan itu saja, seorang profesional harus memenuhi beberapa kriteria, baik teknis maupun non teknis seperti persyaratan watak dan karakter.

Ciri-Ciri Orang Profesional Edgar H. Schein dan Borje O. Saxberg dalam Stoner James A.F. dan Charles Wankel, 1988 merumuskan ciri-ciri orang profesional sebagai berikut. 1. Orang-orang profesional mendasarkan keputusannya pada prinsip-prinsip umum, sehingga banyaknya kursus dan program latihan manajemen menunjukan bahwa prinsipprinsip manajemen dapat dipercaya dan digunakan sebagai patokan khusus, dan dapat di tanggung jawab. 2. Orang-orang profesional mencapai status profesionalnya melalui prestasi, bukan melalui favoritisme atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Walaupun belum ada standar obyektif yang disepakati untuk menilai prestasi manajerial. 3. Orang-orang profesional harus tunduk pada kode etik yang melindungi kliennya. Namun karena keprofesionalan pada bidang khusus, sering kali klien terlalu berharap padanya dan sebagai akibatnya, manajer berada dalam posisi yang rawan, atau yang berbahaya.

4. Borje O. Saxberg menyarankan karakteristik keempat dari profesionalisme, yaitu pengabdian (dedication) dan keterikatan (commitment) sehingga dalam setiap bidang orang-orang profesional menggabungkan hidup dan pekerjaannya melalui pengabdian dan keterikatan pribadinya.

Profesional :
- Orang yang menyandang suatu profesi - Orang yang memiliki kinerja atau performance tinggi dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya Tampilan Professional : - Menampilkan kemampuannya dalam bentuk perbuatan (performance), bukan sekedar kata-kata - Bekerja atas dasar tugas, wewenang, dan tanggung jawab profesi untuk kepentingan dan kepuasan pelanggan - Memiliki komitmen sebagai anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya - Terus menerus mengembangkan strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai profesinya itu.

Karakteristik profesional seorang karyawan :


- Memiliki kompetensi sesuai bidang/materi pembelajaran - Memiliki kompetensi kekaryawanan dan kependidikan - Memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri - Mementingkan orang lain - Memiliki kode etik, sanksi dan tanggungjawab profesi - Memiliki sistem imbalan kerja yang memuaskan

Kiat Menjadi Pegawai Administrasi Profesional


Profesional adalah seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, juga dapat digunakan untuk pengertian suatu aktivitas yang menerima bayaran. Profesi sendiri

merupakan pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik dan desainer. Lalu, bagaimana kiat menjadi pegawai administrasi yang profesional? Menurut Burton dkk. (2000), ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar menjadi pegawai administrasi yang profesional, yaitu:

Menjadi orang yang efisien dalam mengorganisasi pekerjaan, pengelolaan waktu, menetapkan sikap yang diambil dan penyusunan prioritas kerja. Memahami pemakaian software yang tepat dan dibutuhkan kantor. Memahami prosedur persiapan dan proses komunikasi tertulis, membuat surat, memroses surat masuk dan keluar serta menyiapkan laporan. Memahami konsep dan prosedur equipment oriented bekerja dengan e-mail, memanfaatkan kalender elektronik, voice mail, local are network (jaringan komputer lokal), online database, dan mengerti penggunaan multimedia.

Memahami prosedur dan tata kerja untuk bernegosiasi dengan pelanggan maupun karyawan, baik secara bertatap muka (face to face) di kantor, dalam rapat kerja, menjawab telepon, membuat janji, fan membuat perencanaan perjalanan dinas.

Mengoptimalkan penggunaan otomatisasi kantor fotokopi, scanner, facsimile. Memanfaatkan dengan baik sumber data yang kredibel, database maupun internet dalam menggali informasi yang dibutukan pekerjaan perkantoran. Memahami filing dan records control prosedur-prosedur filing, aturan, sistem, peralatan, hambatan dan penyimpanan. Memahami jasa pelayanan bank yang berhubungan dengan prosedur kantor. Mengetahui pentingnya job campaign dan cara mengumumkannya. Menyadari akan adanya peluang karier dan mobilitas pekerjaan dalam kantor.

Yang terpenting adalah sikap untuk selalu berinvestasi dalam pengetahuan dan keterampilan baru untuk menghadapi dan menyikapi tantangan yang dihadapi perusahaan di masa yang akan datang. (Badri Munir Sukoco, 11). Karakteristik Profesi Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakteristik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi:

Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek.

Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.

Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.

Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.

Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.

Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

8 ETOS KERJA PROFESIONAL Kerja adalah Rahmat: Bekerja Tulus Penuh Syukur. Bekerja adalah rahmat yang turun dari Tuhan, oleh karena itu harus kita syukuri. Bekerja dengan tulus akan membuat kita merasakan rahmat lainnya sebagai berikut:

Kita dapat menyediakan sandang-pangan untuk keluarga kita dengan gaji yang kita dapat. Kita diberi kesempatan untuk bisa bergaul lebih luas serta meningkatkan kualitas diri ke tingkat yang lebih tinggi hingga kita bisa tumbuh dan berkembang. Kita bisa memaksimalkan talenta kita saat bekerja. Kita bisa mendapatkan pengakuan dan identitas diri dari masyarakat dan komunitas.

Kerja adalah Amanah: Bekerja Benar Penuh Tanggung Jawab. Amanah melahirkan sebuah sikap tanggung jawab, dengan demikian maka tanggung jawab harus ditunaikan dengan baik dan benar bukan hanya sekedar formalitas. Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang didelegasikan kepada kita akan menumbuhkankehendak kuat untuk melakasanakan tugas dengan benar sesuai job description untuk mencapai target yang ditetapkan.

Kerja adalah Panggilan: Bekerja Tuntas Penuh Integritas. Dalam konteks pekerjaan, panggilan umum ini memiliki arti bahwa apa saja yang kita kerjakan hendaknya memenuhi tuntutan profesi. Profesi yang kita jalani untukmenjawab panggilan kita sebagai akuntan, hakim, dokter, dsb. Agar panggilan dapat diselesaikan hingga tuntas maka diperlukan integritas yang kuat karena dengan memegang teguh integritas maka kita dapat bekerja dengan sepenuh hati, segenap pikiran, segenap tenaga kita secara total, utuh dan menyeluruh. Kerja adalah Aktualisasi: Bekerja Keras Penuh Semangat. Aktualisasi adalah kekuatan yang kita pakai untuk mengubah potensi menjadi realisasi. Tujuan dari sikap aktual ini adalah agar kita terbiasa bekerja keras dan selalu tuntas untuk mencapai mimpi dan keinginan kita tanpa merubah diri kita menjadi pecandu kerja. Ada tiga cara mudah untuk meningkatkan etos kerja keras, yaitu:

Kembangkanlah visi sebagai ilham untuk bekerja keras. Kerja keras merupakan ongkos untuk mengembangkan diri kita. Kerja keras itu baik, menyehatkan dan menguatkan diri kita.

Kerja adalah Ibadah: Bekerja Serius Penuh Kecintaan. Segala pekerjaan yang diberikan Tuhan kepada kita harus kita syukuri dan lakukan dengan sepenuh hati. Tidak ada tipe atau jenis pekerjaan yang lebih baik dan lebih rendah dari yang lain karena semua pekerjaan adalah sama di mata Tuhan jika kita mengerjakannya dengan serius dan penuh kecintaan. Berbekal keseriusan itu maka hasil yang akan kita peroleh juga akan lebih dari yang kita bayangkan, begitu pula jika pekerjaan yang kita lakukan didasarkan oleh rasa cinta. Seberat apapun beban pekerjaan kita, berapapun gaji yang kita dapatkan dan apapun posisi yang kita pegang akan memberikan nilai moril dan spirituil yang berbeda jika semua didasari dengan rasa cinta. Jadi ingat, bekerja serius penuh kecintaan akan melahirkan pengabdian serta dedikasi terhadap pekerjaan.

Kerja adalah Seni: Bekerja Cerdas Penuh Kreatifitas. Bekerja keras itu perlu, namun bekerja dengan cerdas sangat dibutuhkan. Kecerdasan disini maksudnya adalah menggunakan strategi dan taktik dengan pintar untuk mengembangkan diri, memanfaatkan waktu bekerja agar tetap efektif dan efesien, melihat dan memanfaatkan peluang kerja yang ada, melahirkan karya dan buah pikiran yang inovatif dan kreatif. Hasilnya, tentu saja daya cipta kita bukan hanya disenangi oleh

pemimpin perusahaan tetapi juga oleh orang lain karena semua yang kita hasilkan itu adalah karya seni.

Kerja adalah Kehormatan: Bekerja Tekun Penuh Keunggulan. Kehormatan diri bisa kita dapatkan dengan bekerja. Melalui pekerjaan, maka kita dihormati dan dipercaya untuk memangku suatu posisi tertentu dan mengerjakan tugas yang diberikan kepada kita termasuk segala kompetensi diri yang kita miliki, kemampuan dan kesempatan dalam hidup. Rasa hormat yang terbentuk dalam diri kita akan menumbuhkan rasa percaya diri yang akan meningkatkan keinginan kita untuk bekerja lebih tekun.

Kerja adalah Pelayanan: Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati. Tahukah Anda kalau ternyata hasil yang kita lakukan dalam bekerja bisa menjadi masukan untuk orang lain dan begitu pula sebaliknya. Sehingga dari proses tersebut kita telah memberikan kontribusi kepada orang lain agar mereka bisa hidup dan beraktivitas dengan lebih mudah. Jadi, bekerja juga bisa kita golongkan sebagai salah satu bentuk pelayanan kita terhadap orang lain.

Sumber : http://www.solusiukm.com/news-accurate/nid-19/8-etos-kerja-profesional.html http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2024108-pengertian-profesionalitaspegawai/#ixzz1NKc8UMcT http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

Anda mungkin juga menyukai