NPM : B1A007064
M.K. : HUKUM EKONOMI
Sukses usaha ternak kambing etawa
Kelompok Usaha Tani Argo Sejahtera
Bertani adalah salah satu proIesi yang terbanyak di Indonesia dikarenakan
Negara ini adalah agraris. Demikian halnya Kelompok Usaha Tani Argo sejahtera
yang berlokasi di RW III Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo. Salah satu
kegiatan mereka adalah beternak kambing etawa.
Bagaimana kelompok ini menjalankan usaha yang dirintisnya seja akhir tahun
2010 itu, mari kita simak penjelasan ketua Kelompok Usaha Tani Argo sejahtera,
Bapak Sarjono.
Usaha beternak kambing etawa kelompok ini dimulai sejak Ramdahan tahun
2010 tepatnya bulan september. Program tersebut merupakan bantuan dari pusat
melalui Dinsosnakertran Kota Salatiga. Bantuan tersebut berupa pembuatan kandang
dua blok dan kambing sebanyak 10 ekor.
Dinas terkait sangat membantu program ini, seperti halanya dari
Dinsosnakertrans selalu bekomunikasi dengan kelompok tani ini. Selain itu Dinas
Pertanian juga ikut membantu setiap kegiatan, mulai dari pembelian bibit oleh CV
yang ditunjuk turut memilihkan kambing yang berkualitas. Sampai sekarang juga
masih melakukan koordinasi bila ada ternak yang sakit langsung dating memberikan
bantuan pengobatan.
'Kandang yang berjumlah dua local ini ada 20 ruangan. Namun kami baru
memenuhi yang satu local, dengan harapan satu ruang diisi dua kambing semangat
untuk makan tinggi karena berebut. Dan hal tersebut memang terbukti, baru lima
bulan berjalan ke sepuluh kambing gemuk dan tumbuh dengan baik, terang Sarjono.
Bahkan sebagai tambahan Mbah Hadi menerangkan kalau sapi perah dapat
digunakan sebagai agunan/jaminan kredit, warga yang memiliki sapi perah walaupun
baru memeras susu satu kali saja sudah boleh mengambil kredit/hutang dikoperasi
atau dari warga yang lain. Maka tidak heran jika sebagian besar warga desa
Kumpulrejo memiliki sapi perah .
Mbah Hadi yang hanya lulusan sekolah setara SMP ini mengaku tidak pernah
mengikuti pendidikan atau pelatihan khusus dalam beternak sapi, jadi kemampuannya
dalam memelihara sapi dan menjual hasil susu sapi diperoleh dari pengalaman selama
kurang lebih 40 tahun. Saat ini Mbah Hadi telah memiliki tidak kurang dari 100
peternak sapi perah yang menyetorkan hasil susu sapinya kepada Mbah Hadi, dengan
produksi rata- rata 1000 liter per harinya.
Harga dari para peternak dapat bervariasi antara Rp. 2.600,- hingga Rp.
2.700,- perliter, hal tersebut tergantung dari kualitas dari susu yang dihasilkan.
Kualitas susu dapat diketahui dari rasa dan penggunaan pendeteksi kualitas susu
dengan alat yang umum disebut Lato. Sehingga setiap pergi mengambil susu dari
peternak, tidak lupa Mbah Hadi yang didampingi putranya menggunakan alat Lato ini
untuk mendeteksi kualitas susu sapi dari para peternak. Susu dikategorikan baik jika
hasil pengukuran menunjukkan angka berkisar 1,022 hingga 1,028 g/ml. Susu sapi
yang diukur dengan hasil dibawah 1,022g/ml tidak akan diambil oleh Mbah Hadi.
Hal ini karena Mbah Hadi berprinsip lebih baik menjual sedikit namun
memiliki kualitas yang bagus dari pada membawa banyak susu namun nantinya
ditolak perusahaan penerima susu sapi karena kualitasnya jelek. Prinsip kepercayaan
pun dipegang teguh oleh pria yang telah berusia 74 tahun ini dalam menggeluti usaha
persusuan. Karena sekali menjual susu dengan kualitas jelek maka akan kesulitan
sendiri dalam menjual susu berikutnya walaupun memiliki kualitas yang mungkin
lebih baik.
Mbah Hadi menjelaskan dari pengalaman bertahun-tahun telah membuktikan
bahwa kepercayaan itu sangat penting dalam berbisnis, sudah banyak pedagang
pengelola susu yang gulung tikar karena kurang bisa menjaga kepercayaan, baik dari
peternak maupun dari perusahaan penerima susu.
Karena ingin memperoleh keuntungan yang besar maka berani menjual susu
yang jelek kepada perusahaan penerima susu, sehingga pada akhirnya perusahaan
tidak mau menerima susu dari pedagang tersebut. Lebih baik sedikit tapi terus
berkelanjutan, syukur-syukur bisa banyak dan berkelanjutan, kondisi seperti itu yang
diharapkan lanjut Mbah Hadi.
Dari hasil susu sapi perah yang dikumpulkan dari para peternak selanjutnya Mbah
Hadi menjual susu tersebut ke sebuah perusahaan di Mojosongo Klaten. Dipilihnya
Mojosongo karena dinilai dapat memberikan harga yang cukup tinggi yaitu Rp.
2.850,- perliternya.
Dari hasil berjualan susu sapi inilah Mbah Hadi telah mampu memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya dan bahkan mampu menyekolahkan anaknya hingga
tingkat perguruan tinggi. Mbah Hadi menjelaskan kunci keberhasilannya selama
kurang lebih 40 tahun menggeluti perdagangan susu sapi yaitu kepercayaan atau
amanah yang harus dijaga dengan baik. Menjaga kualitas susu sapi agar terus baik
dan hanya menjual susu sapi dengan kualitas terbaik.
ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan
sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru
yaitu kolam.
Untuk paka, berikan dua kali dalam seharid engan pelet dan menu tambahan
cacahan jeroan ayam. Menu tambahan ini ikan bisa cepat besar. Kalau biasanya
sekilo ada tujuh ekor, setelah diberi pakan tambahan sekilo cuma enam ekor. Kalau
ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat
makanan.
Sebagai tambahan Pakannya sediakan seperti dibawah ini; Ampas tahu, Katul
(dedek halus) dari padi atau Ikan Asin BS(dihaluskan)lbh bgs di rebus, dgn
perbandingan 10:5:1 jd setiap 10 kg ampas tahu,5kg katul, 1kg ikan asin bs aduk jd
satu, berikan sesuai kebutuhan.
Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil
saja, buang, 1 minggu mungkin sekitar 20-30 ekor, 3-4 hari berikutnya ikan akan
bertahan hidup normal. Tunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukup besar untuk bisa
dipanen, dijual dengan harga sekitar 1000 rupiah per ekor asumsi harga di pasar
sekilo Rp.7000, biasanya ada 7 ekor.
Bila kesulitan bibit, kita buat sendiri dengan membeli 3-4 pasang induk yang
siap bertelur (harga mungkin sekitar 100 ribu per pasang), sekali bertelur jumlahnya
bisa mencapai ratusan ribu, kalau cara merawatnya berhasil banyak yang berhasil
hidup dan tumbuh besar, mungkin butuh kolam ukuran 3x4 m sebanyak 3-4 buah
kolam untuk menampung telur.
Untuk pemasaran, bisa di lingkungan kita sendiri, tawarkan ke pengumpul
benih, atau yang sudah besar tawarkan ke warung-warung makan lele atau jual ke
pasar, ke tukang sayur keliling, pemancingan2 ikan lele, dll harganya mungkin /-
Rp. 7000/kg
Sebenarnya budi daya lele tidak terlalu direpotkan dengan masalah air. Daya tahan
lele sangat tinggi. lebih jauh lagi kalo mau tahu Syarat Teknis-nya, Budidaya lele
dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpl, Suhu air yang ideal
untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan mempengaruhi
laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan
oksigen dalam air, pH air yang ideal berkisar antara 6 9, Oksigen terlarut di dalam
air harus ~ 1 mg/l.
Satu bulan setelah bibit dilepas, kolam dijarangkan, lele disortir lele yang
besar-besar sebesar batu baterai. Sekitar empat kwintal lele sebesar batu baterai itu
dipindahkan ke kolam lain. Tujuannya supaya dalam satu kolam ukuran ikan lele
seragam. Kalau tidak seragam lele yang kecil dimakan lele yang lebih besar. sortir
secara kontinue (2 atau 3minggu sekali) ini adalah untuk mencegah kanibalisme.
Bila pakan tidak dikombinasi dengan jeroan ayam, satu periode panen memerlukan
30 karung pelet. Jika ditambah jeroan ayam sebanyak 50 kg dalam satu periode
pemeliharaan, pelet bisa dikurangi setengah.