Anda di halaman 1dari 5

TEKNOLOGl AHAN KONSTHUKSl

DAHNl NUHMlANTl7D1111D277

MATERI KAYU
A. SIFAT-SIFAT KAYU
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) siIat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk
mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat
struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektiI, siIat struktur atau mikroskopis
lebih dapat diandalkan dari pada siIat Iisik atau makroskopis dalam mengenal atau
menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya,
akan lebih baik bila kedua siIat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena siIat
Iisik akan mendukung siIat struktur dalam menentukan jenis.
SiIat Iisik/kasar atau makroskopis adalah siIat yang dapat diketahui secara jelas melalui
panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa
menggunakan alat bantu. SiIat-siIat kayu yang termasuk dalam siIat kasar antara lain adalah
:
a. arna, umumnya yang digunakan adalah arna kayu teras,
b. tekstur, yaitu penampilan siIat struktur pada bidang lintang,
c. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
d. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
e. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
I. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
g. lingkaran tumbuh,
h. bau, dan sebagainya.
SiIat struktur/mikroskopis adalah siIat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat
bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10 kali. SiIat struktur yang diamati
adalah :
a. !ori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. Dengan
mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang
beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan
berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perIorasi).
b. !arenkim (!arenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata
dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang,
TEKNOLOGl AHAN KONSTHUKSl

DAHNl NUHMlANTl7D1111D277

parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai arna yang lebih cerah dibanding
dengan arna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas
hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori)
dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).
c. ari-fari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan mempergunakan
loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan
arna yang lebih cerah dibanding arna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan
berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya.
d. $aluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berIungsi
sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu,
tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam
Iamili Dipterocarpaceae, antara lain meranti ($horea spp), kapur (Dryobalanops spp),
keruing (Dipterocarpus spp), mersaa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan
arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah
longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang
lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial
terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang
jauh lebih kecil.
e. $aluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti
lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya
terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)
I. %anda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan
biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai
pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia
malaccensis) dan sonokembang (!terocarpus indicus).
g. elam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang
terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip
juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki
gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (%ectona grandis) dan api-api
(Avicennia spp).
TEKNOLOGl AHAN KONSTHUKSl

DAHNl NUHMlANTl7D1111D277

Terdapat perbedaan yang mendasar antara siIat struktur kayu daun lebar dan siIat struktur
kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori kayu seperti halnya
kayu-kayu daun lebar.
Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah
memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa siIat kasarnya. Apabila dengan cara tersebut
belum dapat ditetapkan jenis kayunya, maka terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan
siIat strukturnya dengan mempergunakan loupe.

B. KARAKTERISTIK KAYU
Kayu berasal dari berbagai macam jenis pohon sehingga karakteristik dari kayu juga
cendrung berbeda-beda, bahkan dari satu pohon juga cendrung memiliki perbedaan
karakteristik, misalnya bagian ujung dengan bagian pangkal pohon. karakteristik kayu di
bedakan menjadi 3 hal yaitu :
. Karakter Fisik.
O Berat Jenis Kayu. Berkisar sekitar 0,2 hingga 1,28 umumnya berat jenis kayu
ditentukan dari berat kayu kering pengeringan atau kering udara dan volume kayu
pada keadaan tersebut, biasanya makin berat kayu makin kuat pula kayunya.
O Keaetan Alami Kayu. ketahanan kayu terhadap serangan perusak kayu dari luar,
seperti rayap, bubuk dan jamur yang dihitung dalam jangka aktu tahunan, keaetan
kayu ini disebabkan oleh adanya zat extraktiI dalam kayu bersiIat racun bagi perusak
kayu
O arna kayu.hal ini disebabkan oleh adanya zat pengisi arna yang berbeda dalam
batang kayu,arna suatu jenis kayu di pengaruhi oleh tempat kayu dalam batang,
unsur pohon dan kelembaban udara. Pada pengenalan kayu arna kayu yang di
pakaiadalah pada teras kayu.
O igroskopis. kemampuan menyerap dan melepaskan uap air dari suatu jenis kayu
yang sangat dipengaruhi oleh suhu udara sekitar.
O Berat Kayu. Berat dari suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga sel (jumlah pori),kadar air yang di kandung dan zat extraktiI didalamnya.
O Kekerasan Kayu. Semakin berat suatu jenis kayu, maka akan semakin keras juga kayu
tersebut. Berdasarkan kekerasanya kayu di bedakan menjadi 3 macam yakni kayu
sangat keras, kayu keras, kayu sedang atau kayu lunak.
. Karakteristik Mekanik.
Disebut pula kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan dari luar yang terjadi dari
gaya-gaya diluar kayu yang mempunyai kecenrungan untuk mengubah bentuk dan besar
kayu, dalam hal ini kekuatan kayu dibedakan menjadi beberapa macam kekuatan yaitu:
TEKNOLOGl AHAN KONSTHUKSl

DAHNl NUHMlANTl7D1111D277

O Kuat Tarik. Kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang bekerja momen yang
menarik kayu tersebut, kuat tarik yang terbesar pada kayu adalah pada serat kayu.
O Kuat Tekan. Kekuatan kayu dalam menahan tekanan akibat muatan atau tekanan yang
terjadi padanya, ada 2 macam tekanan yaitu tekanan tegak lurus arah serat & tekanan
sejajar arah serat.
O Kuat Geser. Kemampuan kayu menahan gaya yang bekerja membuat suatu kayu
bergeser dari tempat semula, ada 3 macam kuat geser yaitu: Kuat Geser arah serat,
tegak lurus arah serat maupunarah miring.
O Kuat Lentur. Kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan
kayu, dalam hal ini dibedakan menjadi 2 macam yakni : kuat lentur statik yang
menahan gaya-gaya yang bekerja pada kayu secara perlahan dan kuat lentur yang
menahan gaya yang bekerja pada kayu secara mendadak.
O Kekakuan. kekuatan untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan, dinyatakan
dengan istilah Modulus Elastisitas.
O Kelenturan. kemampuan kayu untuk menyerap semua tenaga yang relatiI besar,
kejutan-kejutan atau tegangan berulang yang melampaui batas serta mengakibatkan
perubahan bentuk.
O Kekerasan. kemampuan kayu menahan gaya yang membuat takikan atau tekukan
pada kayu, kekerasan ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembuatan lantai
rumah, balok, kuda-kuda atau keperluan lainya.
O Kuat Belah. tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang bekerja seperti pahat/baji.
O
. Karakteristik Kimiawi.
Susunan kimia yang terdapat pada kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu
terhadap serangan perusak kayu komponen kimia tersebut adalah :
O Unsur Karbohidrat.
O Unsur Non Karbohidrat.
O at ExtraktiI

C. KLASIFIKASI KAYU
Menurut Lembaga Penelitian asil utan di Bogor kayu diklasiIikasikan berdasarkan tingkat
keaetan dan tingkat kekuatannya. Tingkat keaetan dan kekuatan dipakai untuk
menentukan tingkat pemakaian
kayu, agar kayu dapat dimanIaatkan dengan lebih eIisien. KlasiIikasi kekuatan kayu terdiri
dari 2 kelas yaitu:
1. Kelas Aet
Keaetan kayu adalah daya tahan sesuatu jenis kayu terhadap serangan
organisme perusak kayu. Kelas aet kayu adalah tingkatan keaetan alami
dari kayu teras, berdasarkan lamanya pemakaian kayu terdiri dari 5 kelas.
Pembagian kelas ini berdasarkan kriteria :
1. Pengaruh kelembapan
2. Pengaruh iklim dan panas matahari terhadap pengaruh air
TEKNOLOGl AHAN KONSTHUKSl

DAHNl NUHMlANTl7D1111D277

3. Pengaruh iklim, tetapi terlindung terhadap matahari


4. pengaruh rayap dan serangga
Berikut pembagian kelasnya
A. Kelas Aet I
Pada kelas ini kualitas kayunya sangat aet. Kayu kelas aet I digunakan untuk
bangunan heavy duty, yang selalu berhubungan dengan tanah yang lembab, angin atau
panas matahari. Kayu yang termasuk kelas ini : Kayu Jati
B. Kelas Aet II
Pada kelas ini kualitas kayunya aet. Kayu kelas aet II digunakan untuk bangunan
heavy duty, yang selalu berhubungan dengan tanah yang lembab, angin atau panas
matahari. Kayu yang termasuk kelas ini : Kayu Mahoni, Kayu Merbau
C. Kelas Aet III
Pada kelas ini kualitas kayunya kurang aet. Kayu kelas III digunakan untuk
bangunan dan perabot dalam naungan atap yang tidak berhubungan dengan tanah dan
lembab. Kayu yang termasuk kelas ini : Kayu Karet, Pinus
D. Kelas Aet IV
Pada kelas ini kualitas kayunya tidak aet. Kayu kelas IV digunakan untuk bangunan
dan perabot ringan naungan atap. Kayu yang termasuk kelas ini : Kayu Albasia, Kayu
Suren
E. Kelas Aet V
Pada kelas ini kualitas kayunya sangat tidak aet. Kayu kelas V digunakan untuk
pekerjaaan sementara atau non-permanent seperti papan bekisting, perancah ataupun
peti.
Beberapa jenis kayu tertentu harus diaetkan untuk mencegah serangga/organisme maupun
jamur perusak kayu. Yang dimaksudkan dengan pengaetan yaitu memasukkan bahan kimia
ke dalam (pori-pori) kayu sehingga menembus permukaan kayu setebal beberapa mm ke
dalam daging kayu. Pengaetan bertujuan untuk menambah umur pakai kayu lebih lama
terutama kayu yang dipakai untuk bahan bangunan ataupun perabot di luar ruangan . Dengan
tingkat keaetan tersebut di atas, hanya kelas aet III, IV, dan V yang perlu diaetkan. Pada
keperluan tertentu, bagian kayu gubal dari kayu kelas aet I dan II juga perlu diaetkan.
Kayu kayu yang telah diaetkan akan tahan terhadap serangan-serangga perusak dan jamur
kayu alaupun kayu diletakkan di luar ruangan.

Anda mungkin juga menyukai