Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata etika adalah kata yang tidak asing lagi bagi telinga kita, dan mungkin
sering kali kita mendengar kata ini keluar dari mulut orang-orang di sekitar kita. Etika
dapat diartikan kebiasaan dan juga susila. Dari arti tersebut, maka, kita dapat
mengartika etika tersebut sebagai penilaian terhadap tingkah laku maupun tutur kata
seseorang. Jika seseorang mempunyai tutur kata dan tingkah laku yang baik, maka bisa
dikatakan etika seseorang tesebut baik, sebaliknya, jika tingkah laku dan tutur kata
seseorang kurang bagus, maka, bisa dikatakan etika dari seorang tersebut juga tidak
baik.
Dalam berbagai kegiatan yang kita lakukan dalam sehari-hari, kita selalu menggunakan
etika, baik etika terhadap orang tua, etika dalam belajar-mengajar dalam lingkungan
pendidikan, maupun etika dalam bisnis. Etika yang diperlihatkan seseorang dalam
berbagai kegiatan, mencerminkan pribadi dari diri seorang tersebut. Etika yang baik
akan membuahkan penghormatan bagi pihak lain kepada diri kita sendiri, sehingga,
jika kita beretika yang baik, kita akan mendapat perlakuan yang baik juga dari orang
lain, baik yang mengenal kita, maupun yang tidak kenal.
Dewasa ini, etika bagai barang baru dalam kehidupan. Banyak orang dengan berbagai
cara demi mengejar keuntungan atau materi semata mengorbankan etikanya. Ini
mengakibatkan banyaknya tindak kriminal. Karena tidak adanya etika yang baik, maka
bisa mendorong seseorang untuk melakukan hal yang tidak sesuai dengan hati
nuraninya. Mereka lebih mementingkan dirinya sendiri dibandingkan dengan
kepentingan orang lain. Mengejar keuntungan bagi diri sendiri walaupun bisa
berdampak buruk bagi orang lain. Maka, etika sangat perlu bagi setiap orang. Penting
bagi kita untuk memiliki etika yang baik dalam segala hal.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas etika bisnis dan juga contoh kasus yang
melanggar etika.

B. TU1UAN PENULISAN
Dalam makalah ini penulis bertujuan untuk Memahami Kasus dari situs KPK,
mengenai kasus Enron

BAB II
KERANGKATEORI
.1 Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos, yang dapat diartikan juga kebiasaan,
dan dapat pula berarti susila juga bisa diartikan adat istiadat.
Etika adalah cabang utama IilsaIat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi
studi mengenai standar dan penilaian moral. Dengan adanya etika, maka manusia bisa
menilai benar, salah, baik ataupun buruk.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu, meta-etika, (studi konsep etika),
etika normatiI (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-
nilai etika).

1. Meta-etika
Meta-Etika sebagai suatu jalan menuju konsepsi atas benar atau tidaknya suatu
tindakan atau peristiwa. Dalam meta-etika, tindakan atau peristiwa yang dibahas
dipelajari berdasarkan hal itu sendiri dan dampak yang dibuatnya.
Sebagai contoh,Seorang anak menendang bola sehingga memecahkan pot bunga.
Secara meta-etis, baik-buruknya tindakan yang dilakukan anak tersebut harus dilihat
menurut sudut pandang yang netral. Pertama adalah dari sudut pandang si anak,
bukanlah suatu kesalahan apabila ia menendang bola ketika sedang bermain, karena
memang dunia anak-anak, memang salah satunya adalah bermain, apalagi ia tidak
sengaja melakukannya. Akan tetapi kalau dilihat dari pihak pemilik pot bunga, tentu
saja pemilik pot bunga merasa hal ini sebagai kesalahan yang telah dibuat oleh si anak.
Si pemilik pot bunga berasumsi demikian karena ia merasa dirinya telah dirugikan.
Bagaimanapun juga hal-hal seperti ini tidak akan pernah menemui kejelasannya hingga
salah satu pihak terpaksa kalah atau mungkin masalah menjadi berlarut-larut. Mungkin
juga kedua pihak dapat saling memberi maklum. Menyikapi persoalan-persoalan yang
semacam inilah, maka meta-etika dijadikan bekal awal dalam mempertimbangkan
suatu masalah, sebelum penetapan hasil pertimbangan dibuat.


. Etika NormatiI
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan
tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika NormatiI merupakan norma-
norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan meng-
hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati
dan berlaku di masyarakat.
3. Etika Terapan
Etika terapan dibagi menjadi , yaitu etika khusus, dan umum. Etika Umum
berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika,
lembaga-lembaga normatiI dan semacamnya.
Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar
dalam bidang kehidupan yg khusus.
. Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
.3 Etika Bisnis
Etika bisnis adalah penerapan etika dalam menjalankan kegiatan suatu bisnis. Pada
dasarnya tujuan bisnis adalah memperoleh keuntungan, tetapi harus berdasarkan
norma-norma hukum yang berlaku. Norma hukum bisnis mengatur mana yang boleh
dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sebaiknya ikutilah dan taatilah peraturan-
peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang termasuk peraturan dari
perusahaan.

Pengertian etika adalah pengetahuan tentang perilaku dan kebiasaan masyarakat
berkaitan dengan norma-norma yang membedakan hal yang benar atau salah mengacu
kepada hukum agama, adat dan Negara.

Etika bisnis merupakan aspek penting dalam membangun hubungan bisnis dengan
pihak lain. Sukses atau gagalnya suatu bisnis sangat ditentukan oleh etika bisnis
seseorang. Etika bisnis yang baik juga dapat membangun komunikasi yang lebih baik
dan mengembangkan sikap saling percaya antar sesama.
Ada dua hal yang harus Anda perhatikan dalam berbisnis. Yang pertama adalah
memerhatikan kepentingan dan menjaga perasaan orang lain. Yang kedua adalah
mencegah terjadinya salah paham dengan orang lain, karena masing-masing budaya
atau negara mempunyai etika bisnis yang berbeda. Meki begitu, terdapat beberapa etika
yang berlaku umum.
Perilaku dan sikap Anda bisa mencerminkan tentang diri Anda. Perilaku juga
mencerminkan watak Anda sehingga ada beberapa hal yang harus dihindari. Perilaku
yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak disiplin, dan tidak bisa dipercaya, dapat
membuat bisnis tidak berkembang. Etika bisnis yang tepat dapat membangkitkan siIat-
siIat yang positiI.












BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Studi Kasus
Kasus ini penulis ambil dari situs KPK, mengenai kasus Enron. Berikut adalah
kasusnya :
KORAN TEMPO Selasa, 5 February
Sudirman Said, Ketua Badan Pelaksana Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI)
Situasi dalam negeri yang sedang carut-marut membuat surut perhatian pada peristiwa
global. Meskipun media massa internasional memberitakannya besar-besaran, tidak
banyak perhatian tertuju pada megaskandal Enron, kejatuhan sebuah raksasa bisnis
energi yang amat menghebohkan. Bangkrutnya Enron tidak lagi semata-mata dilihat
sebagai sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang multidimensional,
yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di Amerika Serikat. Tengok saja
Iakta-Iakta dramatis berikut ini.
Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang tahun lalu masih membukukan
pendapatan US$ 1 miliar, sekonyong-konyong harus melaporkan kebangkrutannya
kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas bisnis, nilai kerugian Enron diperkirakan
mencapai US$ 5 miliar. Sementara itu, pelaku pasar modal kehilangan US$ 3 miliar
dan ribuan pegawai Enron harus menangisi amblasnya dana pensiun mereka tak kurang
dari US$ 1 miliar.
Saham Enron yang pada Agustus masih berharga US$ 9 per lembar, terjerembab
jatuh hingga tidak lebih dari US$ 45 sen. Tidak heran kalau banyak kalangan menyebut
peristiwa ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika Serikat.
Sedemikian hebohnya, sampai-sampai seluruh media bisnis dan ekonomi terkemuka
menempatkannya sebagai cover story. Majalah Time, Fortune, dan Business Week
mengulasnya berhalaman-halaman.
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu, belakangan Enron dicurigai
telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah
menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 6 juta, dan menyembunyikan
utangnya sejumlah US$ 1, miliar (!) Menggelembungkan nilai pendapatan dan
menyembunyikan utang senilai itu tentulah tidak bisa dilakukan sembarang orang.
Diperlukan keahlian 'akrobatik yang tinggi dari para proIesional yang bekerja pada

atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka, sehingga selama bertahun-tahun
kinerja keuangan perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan kata lain, telah
terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan, para
penasihat hukum, dan auditornya.
Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat
tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima
kucuran dana politik dari perusahaan ini. 7 persen senator, baik dari Partai Republik
maupun Partai Demokrat, pernah menerima dana politik. Dalam Komite yang
membidangi energi, 19 dari 3 anggotanya juga termasuk yang menerima sumbangan
dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W.
Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaan
publik. Dalam daItar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati
peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-1 dalam penggalangan dana
kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan
Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam
bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.
Pelajaran apa yang dapat diambil dari megaskandal ini. Pertama, cepat atau lambat
sebuah persekongkolan jahat pasti akan terbongkar. Kebohongan hanya bisa ditutupi
secara permanen apabila si pelaku mampu secara permanen dan terus-menerus
melakukan kebohongan lainnya. Dalam sebuah sistem terbuka seperti organisasi
Enron, sulit untuk melakukan kebohongan itu secara terus-menerus, karena pelaku
organisasi dalam tubuh Enron datang silih berganti. Dalam kasus Enron, seorang
eksekutiI yang berani telah membongkar semua persekongkolan itu.
Kedua, kasus-kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan
kepentingan orang banyak. Segelintir petinggi Enron dan sejumlah pihak yang tahu
betul dan ikut merekayasa permainan ini, tentulah menerima manIaat keuangan dalam
jumlah besar secara tidak etis. Keserakahan segelintir proIesional yang memanIaatkan
ketidaktahuan dan keawaman banyak orang telah menyimpan bencana yang
mencelakakan banyak pihak: ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor,
dan pihak-pihak lainnya.
Ketiga, terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa
praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng (sustainable). Prinsip-
prinsip tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance), saat ini boleh jadi
menjadi cibiran di tengah situasi yang serba semrawut. Tetapi berusaha secara

transparan, Iair, akuntabel, seraya menjaga keseimbangan lingkungan, kiranya


merupakan sikap yang lebih bertanggung jawab.
Adakah pengaruh skandal Enron terhadap Indonesia? Mengingat besarnya cakupan
bisnis Enron bahkan dalam skala global, sulit untuk mengatakan bahwa tidak ada
pengaruhnya bagi Indonesia. Banyaknya lembaga keuangan internasional yang ikut
menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sedikit banyak tentulah membuat
mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi.
Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa, etika bisnis yang kurang baik
mengakibatkan seseorang berbuat curang dan melakukan kebohongan untuk menutupi
kecurangannya, namun, akhirnya tetap kebenaran akan terungkap. Maka, penting bagi
kita memiliki etika yang bail untuk kegiatan apapun.














BAB IV
KESIMPULAN

Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan, penting bagi kita untuk mempunyai etika yang baik.
Karena etika bisa mencerminkan pribadi dari seseorang, dan dengan pribadi tersebut, juga bisa
mengetahui watak dari seorang tersebut.
Dalam bidang bisnis pun, tak luput harus mempunyai etika yang baik dan benar. Karena, ketika
kita berbisnis, kita berhubungan dan berinteraksi dengan satu sama lain, sehingga, etika yang
baik akan membatu kita dalam berbisnis, sehingga bisa mendorong bisnis yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

ttp://grms.multiply.com/journal/item/
ttp://dewon.wordpress.com//11/3/kategori-19/
ttp://nibungkomputer.blogspot.com/11

Anda mungkin juga menyukai