Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sungai Citanduy merupakan sungai yang mengalir melintasi dua Propinsi yaitu Jawa Barat dan Jawa tengah yang berhulu di Gunung Papandayan dan bermuara dilaguna Sagara Anakan, memiliki 5 anak sungai besar dan salah satunya adalah sungai Cikawung yang termasuk anak sungai orde dua. Sub DAS Cikawung dengan luas kurang lebih 700 Km2 , murupakan salah satu sub DAS di wilayah Sungai Citanduy, dengan tingkat erosi yang cukup tinggi. Dari hasil studi tahun 2006 besarnya erosi aktual di sub DAS Cikawung sebesar 268.36 ton/ha/thn atau setara dengan sedimen sebesar 3.08 mm/thn. Masalah yang dihadapi adalah meluasnya degradasi lahan dan hutan pada sub DAS sungai Cikawung yang menyebabkan tingkat erosi dan sedimentasi bertambah. Sedimen yang terangkut ke daerah hilir menyebabkan pendangkalan alur sungai dan mengakibatkan kapasitas sungai menurun, sehingga menimbulkan banjir di dataran rendah. Bencana banjir kembali melanda sejumlah wilayah di bagian barat kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yakni kecamatan Majenang dan Karangpucung. Untuk wilayah sungai Cikawung Majenang sempat dinyatakan dalam status waspada I. Pada 1 Februari 2009 curah hujan yang tercatat di stasiun Cikawung mencapai 275 mm sedangkan sehari sebelumnya hanya 85 mm. Banjir yang terjadi sempat mengenangi ruas jalan nasional (jalur selatan) di Majenang yang menghubungkan Jogyakarta dan Bandung dengan ketinggian ratarata hingga 30 cm. Selain disebabkan curah hujan yang tinggi, banjir yang

menggenangi wilayah cekungan tersebut diperkirakan diakibatkan luapan beberapa sungai yang melintas di wilayah tersebut. Luapan tersebut terjadi disebabkan air Sungai Citanduy dan beberapa anak sungai yang bermuara di Laguna Sagara anakan tidak mampu masuk ke segara anakan yang mengalami sedimentasi. Banjir di kabupaten cilacap dapat ditanggulangi jika keberadaan lahan kritis di daerah aliran sungai citanduy ditangani secara serius. Berdasarkan data tahun 2004 lahan kritis di sekitar DAS Citanduy mencapai ribuan Hektar. Lahan kritis di Cijolang mencapai 3.000 hektar dari 4.500 hektar, Cimuntur mencapai 2.000 hektar dari 52.000 hektar, Cikawung 8.000 hektar dari 53.000, Ciseel 11.000 hektar dari 78.000 hektar, dan segara anakan 18.000 hektar dari 78.000 hektar. Kondisi laguna Segara Anakan di Cilacap semakin parah dan terus menyusut hingga 90 persen akibat sedimentasi dari sungai Citanduy dan anak- anak sungainya yang berada di perbatasan jawa tengah dan jawa barat. Meski demikian, sedimentasi terparah berasal dari Sungai Citanduy karena menyumbangkan 760.000 meter3 lumpur per tahun dan sisanya dari anak- anak sungainya. Hal ini mengakibatkan ratusan desa di Kabupaten Cilacap dan Ciamis yang berada dihilir Sungai Citanduy terancam banjir akibat penyempitan Laguna Segara Anakan. Untuk mengurangi dampak negatif ini, pada zona zona di atas perlu dibangun suatu konstruksi pengendalian sedimen yang salah satu diantaranya adalah Check Dam ( Bangunan Pengendali Sedimen ). .Maka, Balai Besar wilayah Sungai Citanduy mengarahkan pembangunan ke bagian Upper sungai Cikawung, membangun bangunan pengendali sedimen / Check Dam guna melindungi bangunan bangunan yang telah ada di bagian hilir serta melestarikan habitat yang ada di Segara Anakan.

1.2

Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan ini adalah merencanakan sistem konstruksi bangunan pengendali sedimen/ check dam pada sungai Cikawung hulu sehingga sedimen yang terbawa akibat erosi di bagian hulu dan daerah sekitar sungai dapat tertampung dan diharapkan pendangkalan sungai yang terjadi dibagian hilir dapat dikurangi.

1.3

Batasan Masalah Merencaanakan / mendesain bangunan pengendali sedimen / Cek Dam Cikawung di wilayah Balai Besar wilayah Sungai Citanduy yang terletak di Dusun Kalimati, Desa Cibalung,Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, yang meliputi :
a. Perencanaan bangunan check dam berada pada sungai Cikawung hulu pada

DAS Citanduy
b. Gambar konstruksi dan detail gambar Perencanaan yang diperlukan.

1.4

Metode Perencanaan Metode Pengumpulan Data dan Analisa Data a. Studi Literatur Studi literatur adalah suatu metode dalam pengambilan keputusan dan pengumpulan data berdasarkan buku-buku atau sumber lain yang memberikan gambaran secara umum terhadap masalah diatas. b. Pengambilan Data Pengambilan data yang diperlukan dalam merencanakan di peroleh pada Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy yang bertempat di Banjar Jawa Barat.

c. Analisa Data Menganalisa data yang diperoleh berdasarkan perhitungan dan mengacu pada peraturan yang biasa digunakan dalam mendesain bangunan air. d. Model Literatur Studi Pustaka yang digunakan sebagai pedoman penyusunan skripsi adalah buku teks, peraturan dan standar perencanaan.

1.5

Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan latar belakang penulisan , alasan memilih judul, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan perencanaan, lokasi studi, tujuan dan manfaat perencanaan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi dasar teori yang menunjang dalam perencanaan, menguraikan tentang peraturan- peraturan, metode perencanaan yang akan digunakan dalam mengolah data, serta memilih metode pengolahan data yang akan digunakan untuk analisis.

BAB III : DATA PENUNJANG PERENCANAAN Bab ini berisi data- data yang diperoleh dalam menunjang perencanaan untuk menyusun Skripsi.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN Dalam bab ini data yang dikumpulkan di analisis dan dihitung berdasarkan peraturan- peraturan yang digunakan. Seperti menentukan kriteria perencanaan, dimensi dan bentuk.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang telah dilakukan berdasarkan tinjauan literatur dan analisis data yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai