Anda di halaman 1dari 24

Ir.

Ciputra


Ir. Ciputra (lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931; umur 77 tahun)
adalah seorang insinyur dan pengusaha di Indonesia. Ciputra menghabiskan masa kecil
hingga remajanya di sebuah desa terpencil di pojokan Sulawesi Utara. Begitu jauhnya
sehingga desa itu sudah nyaris berada di Sulawesi Tengah. Jauh dari Manado, jauh pula
dari Palu. Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup. Terutama
saat bapaknya ditangkap dan diseret dihadapannya oleh pasukan tak dikenal, dituduh
sebagai mata-mata Belanda/ Jepang dan tidak pernah kembali lagi (pada tahun 1944).
Ketika remaja sekolah di SMP Frater Donbosco Manado.

Bagi Ciputra, perintis pengembang properti nasional sekaligus pembangun 20
kota satelit di seluruh Indonesia, pengalaman hidup susah sejak kecil adalah pemicu
kesuksesannya. Ciputra yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah 77 tahun lalu, harus
merasakan kerasnya hidup sejak usia 12 tahun, tanpa ayah. Sang ayah ditangkap tentara
pendudukan Jepang dan akhirnya meninggal di penjara.

Pasca ditinggal sang ayah, barulah Ciputra bangkit dan mau belajar giat hingga
selalu menjadi nomor 1 di sekolah. Kegemilangan prestasi Ciputra terus berlanjut
hingga mampu menamatkan kuliah di jurusan arsitektur ITB. Setelah lulus kuliah, jiwa
wirausaha Ciputra mengantarkannya menjadi raksasa pengembang properti di tanah air
lewat PT Pembangunan Jaya saat itu, dan akhirnya menjadi grup Ciputra. Dan hingga
kini, berbagai bangunan properti yang menghiasi wajah Jakarta, tak bisa dilepaskan dari
campur tangan seorang Ciputra.

Atas jerih payah ibunya, Ciputra berhasil masuk ke ITB dan memilih Jurusan
Arsitektur. Pada tingkat IV, ia, bersama dua temannya, mendirikan usaha konsultan
arsitektur bangunan -- berkantor di sebuah garasi. Saat itu, ia sudah menikahi Dian
Sumeler, yang dikenalnya ketika masih sekolah SMA di Manado. Setelah Ciputra
meraih gelar insinyur, 1960, mereka pindah ke Jakarta, tepatnya di Kebayoran Baru.
``Kami belum punya rumah. Kami berpindah-pindah dari losmen ke losmen,`` tutur
Nyonya Dian, ibu empat anak. Tetapi dari sinilah awal sukses Ciputra.

Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group
yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun
dengan prinsip hidup yang kuat Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik. Ciputra
selalu berprinsip bahwa jika kita bekerja keras dan berbuat dengan benar, Tuhan pasti
buka jalan. Dan banyak mukjizat terjadi, seperti adanya kebijakan moneter dari
pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia mendapat kesempatan untuk
merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit
kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan
keluar-negeri.

Ciputra telah sukses melampaui semua orde; orde lama, orde baru, maupun orde
reIormasi. Dia sukses membawa perusahaan daerah maju, membawa perusahaan sesama
koleganya maju, dan akhirnya juga membawa perusahaan keluarganya sendiri maju. Dia
sukses menjadi contoh kehidupan sebagai seorang manusia. Memang, dia tidak menjadi
konglomerat nomor satu atau nomor dua di Indonesia, tapi dia adalah yang TERBAIK
dibidangnya:realestate.

Pada usianya yang ke-75, ketika akhirnya dia harus memikirkan pengabdian
masyarakat apa yang akan ia kembangkan, dia memilih bidang pendidikan. Kemudian
didirikanlah sekolah dan universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa. Sekolah ini
menitikberatkan pada enterpreneurship. Dengan sekolah kewirausahaan ini Ciputra
ingin menyiapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa pengusaha.


!utera Sampoerna

Putera Sampoerna, mengguncang dunia bisnis Indonesia dengan menjual seluruh
saham keluarganya di PT HM Sampoerna senilai Rp18,5 triliun, pada saat kinerjanya
baik. Generasi ketiga keluarga Sampoerna yang belakangan bertindak sebagai CEO
Sampoerna Strategic, ini memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau
pasar masa depan.
Berbagai langkahnya seringkali tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia
mampu membuat sensasi (tapi terukur)dalam dunia bisnis. Sehingga pantas saja Warta
Ekonomi menobatkan putra Liem Swie Ling (Aga Sampoerna) ini sebagai salah seorang
Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005. Sebelumnya, majalah Forbes menempatkannya
dalam peringkat ke-13 Southeast Asia`s 40 Richest 2004.
Putera Sampoerna, pengusaha Indonesia kelahiran Schidam, Belanda, 13
Oktober 1947. Dia generasi ketiga dari keluarga Sampoerna di Indonesia. Adalah
kakeknya Liem Seeng Tee yang mendirikan perusahaan rokok Sampoerna. Putera
merupakan presiden direktur ketiga perusahaan rokok PT. HM Sampoerna itu. Dia
menggantikan ayahnya Aga Sampoerna.
Kemudian, pada tahun 2000, Putera mengestaIetkan kepemimpinan operasional
perusahaan (presiden direktur) kepada anaknya, Michael Sampoerna. Dia sendiri duduk
sebagai Presiden Komisaris PT HM Sampoerna Tbk, sampai saham keluarga
Sampoerna (40) di perusahaan yang sudah go public itu dijual kepada Philip Morris
International, Maret 2005, senilai Rp18,5 triliun.
Pria penggemar angka sembilan, lulusan Diocesan Boys School, Hong Kong,
dan Carey Grammar High School, Melbourne, serta University oI Houston, Texas, AS,
itu sebelum memimpin PT HM Sampoerna, lebih dulu berkiprah di sebuah perusahaan
yang mengelola perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia. Kala itu, dia
bermukim di Singapura bersama isteri tercintanya, Katie, keturunan Tionghoa warga
Amerika Serikat.
Dia mulai bergabung dalam operasional PT. HM Sampoerna pada 1980. Enam
tahun kemudian, tepatnya 1986, Putera dinobatkan menduduki tampuk kepemimpinan
operasional PT HAM Sampoerna sebagai CEO (chieI executive oIIicer) menggantikani
ayahnya, Aga Sampoerna.
Namun ruh kepemimpinan masih saja melekat pada ayahnya. Baru setelah
ayahnya meninggal pada 1994, Putera benar-benar mengaktualisasikan kapasitas
kepemimpinan dan naluri bisnisnya secara penuh. Dia pun merekrut proIesional dalam
negeri dan mancanegara untuk mendampinginya mengembangkan dan menggenjot
kinerja perusahaan.
Sungguh, perusahaan keluarga ini dikelola secara proIesional dengan dukungan
manajer proIesional. Perusahaan ini juga go public, sahamnya menjadi unggulan di
bursa eIek Jakarta dan Surabaya. Ibarat sebuah kapal yang berlayar di samudera luas
berombak besar, PT HM Sampoerna berhasil mengarunginya dengan berbagai kiat dan
inovasi kreatiI.
Tidak hanya gemilang dalam melakukan inovasi produk inti bisnisnya, yakni
rokok, namun juga berhasil mengespansi peluang bisnis di segmen usaha lain, di
antaranya dalam bidang supermarket dengan mengakuisi AlIa dan sempat mendirikan
Bank Sampoerna akhir 1980-an.
Di bisnis rokok, HM Sampoerna adalah pelopor produk mild di tanah air, yakni
rokok rendah tar dan nikotin. Pada 1990-an, itu Putera Sampoerna dengan kreatiI
mengenalkan produk rokok terbaru: A Mild. Kala itu, Putera meluncurkan A Mild
sebagai rokok rendah nikotin dan 'taste to the Iuture, di tengah ramainya pasar rokok
kretek. Kemudian perusahaan rokok lain mengikutinya.
Dia memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau pasar masa
depan. Berbagai langkahnya seringkali tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia
mampu membuat sensasi (tapi terukur)dalam dunia bisnis. Langkahnya yang paling
sensasional sepanjang sejarah sejak HM Sampoerna berdiri 1913 adalah keputusannya
menjual seluruh saham keluarga Sampoerna di PT HM Sampoerna Tbk (40) ke Philip
Morris International, Maret 2005.
Keputusan itu sangat mengejutkan pelaku bisnis lainya. Sebab, kinerja HM
Sampoerna kala itu (2004) dalam posisi sangat baik dengan berhasil memperoleh
pendapatan bersih Rp15 triliun dengan nilai produksi 41,2 miliar batang. Dalam posisi
ketiga perusahaan rokok yang menguasai pasar, yakni menguasai 19,4 pangsa pasar
rokok di Indonesia, setelah Gudang Garam dan Djarum.
Mengapa Putera melepas perusahaan keluarga yang sudah berumur lebih dari 90
tahun ini? Itu pertanyaan yang muncul di tengah pelaku bisnis dan publik kala itu.
Belakangan publik memahami visi Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi
Majalah Warta Ekonomi ini (Warta Ekonomi 28 Desember 2005) Dia melihat masa
depan industri rokok di Indonesia akan makin sulit berkembang. Dia pun ingin
menjemput pasar masa depan yang hanya dapat diraihnya dengan langkah kriatiI dan
revolusioner dalam bisnisnya. Secara revolusioner dia mengubah bisnis intinya dari
bisnis rokok ke agroindustri dan inIrastruktur.
Hal ini terungkap dari langkah-langkahnya setelah enam bulan melepas saham di PT
HM Sampoerna. Juga terungkap dari ucapan Angky Camaro, orang kepercayaan Putera:
'Arahnya memang ke inIrastruktur dan agroindustri.
Terakhir, di bawah bendera PT Sampoerna Strategic dia sempat berniat
mengakuisisi PT Kiani Kertas, namun untuk sementara dia menolak melanjutkan
negosiasi transaksi lantaran persyaratan yang diajukan Bank Mandiri dinilai tak
sepadan. Dia pun dikabarkan akan memasuki bisnis jalan tol, jika Iaktor birokrasi dan
kondisi sosial politik kondusiI.

H.Bob Sadino


Pria berpakaian dinas celana pendek jin dan kemeja lengan pendek yang ujung
lengannya tidak dijahit, ini adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang memulai
usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausaha. Pendiri
dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket), ini mantan sopir taksi dan karyawan
Unilever yang kemudian menjadi pengusaha sukses.
Titik balik yang getir menimpa keluarga Bob Sadino. Bob rindu pulang kampung
setelah merantau sembilan tahun di Amsterdam, Belanda dan Hamburg, Jerman, sejak
tahun 1958. Ia membawa pulang istrinya, mengajaknya hidup serba kekurangan.
Padahal mereka tadinya hidup mapan dengan gaji yang cukup besar.
Sekembalinya di tanah air, Bob bertekad tidak ingin lagi jadi karyawan yang
diperintah atasan. Karena itu ia harus kerja apa saja untuk menghidupi diri sendiri dan
istrinya. Ia pernah jadi sopir taksi. Mobilnya tabrakan dan hancur. Lantas beralih jadi
kuli bangunan dengan upah harian Rp 100.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan
depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi
berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat
ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram
telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan,
terutama orang asing, karena mereka Iasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di
kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun.
Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis
pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi Ieodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama
kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar
swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan
celana pendek.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis,
khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang
asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di
beberapa daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi
kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering
jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen,
berani mencari dan menangkap peluang.
Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus
selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang
telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat
rencana sehingga ia tidak segera melangkah. 'Yang paling penting tindakan, kata Bob.
Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung
terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses
keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian
praktik, lalu menjadi trampil dan proIesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba
canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.
Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan
keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu
menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri
sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.
Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota
keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya
Iungsi dan kekuatan.
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan
pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob,
anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya,
Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal
dunia ketika Bob berusia 19.
Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu
ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan
Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi
ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.
Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi
berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. Hati saya ikut hancur, kata Bob.
Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau
ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri,
bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, Sayalah kepala keluarga. Saya
yang harus mencari naIkah.
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari
kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi
pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu
ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah warung shaslik
di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per
bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging
olahan, dan 100 ton sayuran segar.
Saya hidup dari Iantasi, kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya.
Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil Iantasinya, bisa menjual kangkung Rp
1.000 per kilogram. Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,
kata Bob.
Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis
makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena
itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

#.H #ahmat Shah

Pengusaha sukses dan diplomat yang memperoleh gelar Lord oI Rudge dari
Inggris, ini telah memperoleh sejumlah penghargaan di tingkat nasional maupun
internasional dalam berbagai bidang. Pendiri dan pimpinan Rahmat International
WildliIe Museum & Gallery, Medan, satu-satunya di Asia untuk pendidikan konservasi,
ini seorang pemburu dan petualang yang telah menjelajahi hutan belantara, menyelami
sungai dan laut di berbagai belahan dunia.
Ia satu-satunya putera Indonesia yang namanya masuk buku Great Hunter dan
orang Indonesia pertama memperoleh African Big Five Grand Slam AwardKita hidup
dengan apa yang kita dapat tetapi kita membuat kehidupan dengan apa yang kita
berikan. Begitu kata pengusaha, anggota
MPR-RI dan diplomat, ini mengungkap prinsip hidupnya. Ia seorang putra Indonesia
yang telah banyak mengharumkan Indonesia di mancanegara. Sebagai seorang
pengusaha sukses ia telah banyak membantu pembangunan sarana olahraga, pendidikan,
tempat ibadah, tempat hiburan masyarakat, membangun museum satu-satunya di Asia,
dan melakukan kegiatan sosial di mana-mana, khususnya bagi warga yang benar-benar
membutuhkannya.
Rahmat Shah lahir tanggal 23 Oktober 1950 setelah 12 bulan dikandung oleh
ibunya, Hj. SyariIah. Ia anak laki-Iaki kedua dalam keluarga besar Gulrang Shah. Kakak
lelakinya, AniI Rahmat adalah anak keenam, tiga saudara lain di atasnya semuanya
wanita. Sebetulnya ada satu lagi kakak Rahmat, Habib Shah namanya, namun
meninggal dunia di zaman revolusi saat berusia lebih kurang lima tahun. Keluarga
Rahmat tergolong keluarga besar, yakni 16 bersaudara, delapan lelaki dan delapan
wanita. Mereka semua tinggal di sebuah kota yang bernama Perdagangan, Simalungun,
Sumatera.Utara.

Semasa kecil Rahmat adalah seorang anak yang aktiI. Ia suka berenang,
memancing, menjala ikan, dan berburu ke hutan dengan ketapel. Kesenangannya pada
hewan-hewan langka dan berbisa juga telah kelihatan sejak kecil.
Ayahnya sangat keras menanamkan prinsip-prinsip hidup yang baik kepada
semua anak-anaknya, terutama tentang hidup disiplin, kerja keras, jujur dan cara hidup
hemat. Selama Rahmat sekolah di Medan, mereka diberi bekal sangat terbatas untuk
kebutuhan sehari-hari. Bukan ia tidak mampu, tetapi ingin semua anaknya terbiasa
belajar hemat agar kelak bisa menjadi orang yang berhasil dan berguna serta bisa
mengatur kehidupan sesuai dengan apa yang dimilikinya.
Saat duduk di bangku sekolah, entah karena memegang prinsip hidup yang
diajarkan orang tua, prestasi Rahmat di bangku sekolah berjalan biasa-biasa saja.
Bahkan rankingnya hampir selalu berada di urutan bawah.
Namun hal itu tidak membuatnya rendah diri dan kehilangan ia malah pandai
bergaul. Ia bergaul dengan siapa saja, tanpa pandang bulu. Prinsip yang dipegang dalam
pergaulan: selalu menepati janji, rajin, ramah dan sopan, serta tanpa pamrih.` Sikap
yang membuatnya cepat akrab dan mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan di
Indonesia dan negara lainnya.
Kala anak-anak muda seusianya asyik menikmati keindahan dunia remaja, ia
malah tetap sibuk bekerja keras di sebuah bengkel mobil milik keluarga untuk mencapai
tekadnya. Hampir setiap hari ia bermandi keringat dan berlumur oli kotor. Setiap hari ia
mengayuh sepeda membawa alat-alat mobil yang berat dan besar ukurannya hingga
berpuluh kilometer jauhnya. Dengan kerja keras itulah ia kemudian tertempa menjadi
seorang montir serta pekerja yang handal. Sejak usia remaja (lebih kurang 14 tahun) ia
sudah terbiasa melakukan proses belajar sambil bekerja learning by doing.
Karena harus bekerja guna mencapai cita-citanya ia terbiasa bangun pagi pukul
enam dan sering kembali ke rumah dari bekerja dengan tangan, muka dan badan hitam-
hitam kena oli kotor. Tidak jarang tiba di rumah sudah larut malam dan langsung
terbaring kelelahan terkadang tanpa makan. Banyak sekali pengalaman pahit dan terhina
yang dialaminya saat itu, akan tetapi justru hal tersebut yang memacu dan
memotivasinya bekerja keras agar dapat berhasil sesuai dengan tekadnya.
Begitulah pengorbanan dan perjuangan Rahmat. Ia merelakan sebagian masa
remajanya yang indah dilalui dengan kerja keras. 'Saya hampir tak punya kesempatan
melewati serba-serbi masa remaja. Selalu sibuk bekerja dan belajar seluk-beluk usaha.
Saya ingin menjadi seorang yang sukses, tuturnya. Keinginan mencapai sukses
merupakan motivasi dan pemicu yang kuat. 'Saya harus sukses dan punya agar bisa
membantu keluarga, teman-teman, bangsa, dan negara, begitu tekad yang sudah
tertanam di dalam hatinya sejak usia muda.
Kepribadiannya yang memiliki semangat bekerja keras dan ulet, membuat Surya
Paloh, pengusaha muda Medan yang sukses saat itu, menaruh simpati. Suatu hari, Surya
Paloh (kini pengusaha dan publisher terkemuka di Indonesia pemilik Surat Kabar Media
Indonesia, Lampung Pos, Metro TV, dan berbagai usaha besar lainnya), mengajak
Rahmat bergabung, bekerja pada perusahaan miliknya, PT Ika Diesel. Perusahaan ini
menjadi agen tunggal mobil Ford dan memiliki workshop (bengkel) khusus yang
lengkap, serta pembuat berbagai karoseri untuk badan truk dan bus berbagai model yang
saat itu satu-satunya di Sumatera Utara.
Saat bekerja di perusahaan tersebut, menurut Kwik Sam Ho (A HO), rekan
kerjanya, Rahmat mampu melakukan lobi-Iobi yang luar biasa, terutama menerobos
pasar asuransi dan perkebunan. Hampir semua merek kendaraan, di antaranya Toyota,
Daihatsu, Chevrolet, Volks Wagen (YW), dan Ford menjadi langganan PT Ika Diesel
karena approach dan janji Rahmat yang tepat. Ia selalu melakukan pekerjaan seperti
perusahaan itu adalah miliknya. Itulah yang membuat karir dan namanya terus melejit
dan dipercaya di mana-mana. Karirnya terus berkembang hingga ia dipercaya menjadi
kuasa direksi dan akhirnya menjadi mitra usaha.
Atas perkenan dan dukungan kedua bosnya, Rahmat berhenti dari PT Ika Diesel.
Kemudian ia membuka usaha sendiri. Tahun 1980 ia mendirikan PT Unitwin Indonesia
yang bergerak dalam keagenan berbagai produk dari dalam dan luar negeri, di samping
supplier dan kontraktor.
Ramalan Surya Paloh dan Rusli Paloh tentang masa depan Rahmat, menjadi
kenyataan. Begitu ia membuka usaha sendiri, nama Rahmat cepat berkibar dan terkenal
sebagai pengusaha muda yang ulet dan tangguh. Dalam waktu relatiI siligkat, kegiatan
usahanya merambah ke berbagai proyek berskala besar. Mulai dari proyek
pembangunan pabrik, jalan, irigasi, perumahan, sampai memasok alat-alat berat untuk
perusahaan perkebunan. Wilayah ekspansinya terus meluas hingga ke Jakarta,
Kalimantan, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Jepang, Korea, USA dan Kanada.
Ia kemudian memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan memimpin usahanya dari
sana pada tahun 1984, bersama isterinya yang cantik, Rose, gadis Melayu asal
Singapura yang disuntingnya pada tahun 1983 ketika berusia 33 tahun, yang
memberinya tiga anak, satu puteri dan dua putra.
Selama tinggal di kota metropolitan, ia mengembangkan diri ke pergaulan bisnis
yang lebih luas. Tekadnya untuk menjadi salah seorang pengusaha nasional yang
tangguh makin besar. Ia bergaul dengan orang-orang penting, mulai dari birokrat,
politisi, sampai militer.
Melalui kepemimpinannya yang ulet, gigih dan pantang menyerah, perusahaan
ini berhasil memenangkan sejumlah tender proyek besar, di antaranya menjadi pemasok
produk luar negeri dan Robco Canada untuk sejumlah perusahaan industri besar, seperti
PT Krakatau Steel, Semen Padang, Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)
Bandung, PT PAL dan lain-Iain industri besar yang membutuhkan produk mereka.
Di Medan, ia mendirikan pabrik pengolahan aluminium PT Cakra Aluminium
Industry (CAI), bekerja sama dengan salah seorang pengusaha daerah yang kemudian
berubah menjadi Cakra Compact Aluminium Industries dan statusnya menjadi
perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) karena bermitra dengan Compact Metal
Industry, sebuah perusahaan Singapura.
Saat ini PT Cakra telah go public di Singapura, juga telah menerima sertiIikat 1S0 9002.
Selain itu, PT Cakra telah mengirimkan para tenaga kerjanya untuk belajar ke berbagai
negara Eropa dan Asia. Hasilnya saat ini produksinya lengkap terpadu (integrated).
Artinya, segala yang menyangkut aluminium dapat dilakukan oleh PT Cakra dari awal
peleburan hingga tinggal pakai dengan kualitas standar internasional.
Langkahnya mengembangkan dunia usaha di daerah membuat ia terpilih
menjadi Warga Negara Indonesia yang mempunyai posisi terhormat dan memperoleh
sejumlah penghargaan. Tahun 1999, ia memperoleh anugerah gelar Doctor Honoris
Causa dari Universitas Lincoln, San Fransisco, Amerika Serikat, atas prestasinya
memadukan perkembangan dunia usaha dengan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Disertasinya untuk meraih gelar doktor tersebut mengulas tentang 'Peranan Dunia
Usaha sebagai Penopang Perekonomian Daerah.




%rihatma Kusuma Haliman



Agung Podomoro yang mengelola 27 proyek properti berskala besar di Jakarta
dan sekitarnya dengan total kapitalisasiRp15 triliun. Pengusaha yang sudah berbisnis
perumahan dan konstruksi sejak 1970, ini dulu sering disebut sebagai raja apartemen,
tetapi kini dia telah masuk pula ke bisnis pusat perbelanjaan. Dia pun dinobatkan
sebagai salah seorang Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi Warta Ekonomi.
Dia disebut Raja Apartemen yang Melirik Pusat Perbelanjaan. Warta Ekonomi 28
Desember 2005: Trihatma percaya orang Jakarta doyan belanja. Alhasil, ia bermain di
pembangunan pusat perbelanjaan. Ketika krisis moneter mendera bangsa ini, jumlah
kredit macet meningkat secara signiIikan. Sumbangan terbesar kredit macet datang dari
bisnis properti. Kala itu, hanya sedikit pengembang yang mampu bertahan. Salah
satunya adalah Grup Agung Podomoro (Podomoro).
Adalah Trihatma Kusuma Haliman, pemilik Podomoro yang sudah berbisnis
perumahan dan konstruksi sejak 1970, yang dengan tangan dingin justru membuat
Podomoro sangat agresiI di masa sulit.
Banyak hal menarik jika menyimak kinerja Trihatma. Dia mengelola 27 proyek
properti berskala besar di Jakarta dan sekitarnya dengan total kapitalisasi Rp15 triliun.
Dahulu ia sering disebut sebagai raja apartemen, tetapi kini Trihatma masuk pula ke
bisnis pusat perbelanjaan. Sejauh ini, ia telah menuntaskan proyek di Mangga Dua
Square dan Plaza Semanggi.
Trihatma juga tengah menyelesaikan proyek Forum di seberang Plaza Senayan
dan STC Senayan. Jika Forum selesai, proyek itu akan meramaikan persaingan antar-
pusat perbelanjaan di Jakarta. Forum mengemban misi menjadi salah satu ikon baru
pusat perbelanjaan Indonesia. Desainnya, kabarnya, merupakan yang terdepan saat ini
di Indonesia.
Juli 2005 Trihatma tampak berbinar ketika topping oII Senayan City. Proyek ini
akan memberi warna lain bagi perkembangan bisnis properti di Indonesia karena
merupakan 'buah perkawinan dari pusat perbelanjaan modern berlantai delapan, pusat
perkantoran, hotel, butik, dan apartemen mewah di kawasan Senayan.
Trihatma menyadari persaingan antar-pusat perbelanjaan makin keras. Namun,
menurut dia, justru di situlah daya tariknya. Kata Trihatma, para pebisnis akan makin
kreatiI menghasilkan inovasi tatkala kompetisi makin ketat. Ia pun menyebut sejumlah
tenant besar, termasuk dari beberapa negara ASEAN, yang sudah mem-booking tempat.
Masuknya mereka ke Indonesia akan memberi warna tersendiri pada iklim bisnis pusat
perbelanjaan modern. Menurut Trihatma, Jakartakota dengan penduduk 12 juta
jiwamasih membutuhkan banyak pusat perbelanjaan.
Sukses Podomoro tak terlepas dari strategi pemasaran yang baik. Strategi pertama
adalah dari segmentasi pasar yang membidik konsumen menengah ke atas. Strategi
kedua adalah brand image. Di sini ada dua brand image. Pertama, sebagai umbrella
image, adalah trademark Mediterania. Kemudian, yang kedua, sebagai value brand,
adalah perusahaan Grup Agung Podomoro, yang track record-nya sangat baik. Strategi
yang ketiga adalah penjualan. Podomoro menggunakan jasa agen-agen penjualan yang
proIesional. (Ierry cahyadi putra)
ProIil perusahaan
: h ttp ://w w w . ag u n g p o d o mo r o . co m
Visi Perusahaan :
Menjadi pembangunan perusahaan property terkemuka dan paling
terpercaya di Indonesia.
Misi Perusahaan : Memberikan kepuasan maksimum kepada pemangku kepentingan
dengan proIesional membangun sinergi dengan para mitranya.
Target dan Tujuan Perusahaan
Membangun apartemen kualitas serta mengembangkan kawasan perumahan dan
komersial dalam rangka memberikan kepuasan maksimal kepada para pemangku
kepentingan.
Untuk tetap sejajar dengan pesaingnya, Agung Podomoro Group (APG)
melakukan strategi menang, yaitu :
Fokus pada property
Pertama Bite
Prudent
Memiliki aset manusia
Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000
Kemitraan Strategis
Pelayanan prima
KreatiI dan inovatiI Penghargaan
Pria Properti Tahun 2006
ISO 9001:2000 untuk EksekutiI Menteng Apartment, Bukit Gading Mediterania, dan
Gading Grande Residence.


Agung Podomoro Group
Agung Podomoro Group (APG) merupakan perusahaan pengembang terbesar di
sektor properti (Sumber : Panangian Simanungkalit, Bisnis Indonesia, Jumat, 3
September 2004) dan didirikan oleh Alm. Bp. Anton Haliman pada awal tahun 70-an
yang kemudian sejak tahun
1986 diteruskan oleh Bp. Trihatma Kusuma Haliman.
Grup Agung Podomoro merupakan salah satu pelopor dalam menciptakan konsep
pemukiman lengkap dan terpadu di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Melalui konsep
perencanaan yang matang, secara perlahan Sunter telah menjadi sebuah lokasi yang
lengkap dan terpadu yang menawarkan segala kemudahan bagi para pemukim dalam
menjalani aktiIitas sehari-hari. Beragam tipe hunian dikembangkan, dari tipe kecil
sampai eksklusiI, selain itu dikembangkan juga sarana olah raga dan rekreasi, sekolah,
tempat ibadah, rumah sakit, pasr tradisional dan modern, kawasan pergudangan dan
kawasan industri sehingga memberikan kesempatan kepada para konsumen untuk lebih
memiliki banyak pilihan. Berbekal pengalaman dari pengembangan di daerah Sunter,
Grup Agung Podomoro mengembangkan usahanya melalui Perseroan dalam
melakukan ekspansi ke kawasan lain. Selain melakukan kegiatan usahanya secara
komersial, juga aktiI berpartisipasi dalam program pemerintah menyediakan perumahan
bagi masyarakat kurang mampu dengan membangun rumah di luar Jabotabek antara
lain di Subang (Jawa Barat) serta Lebak dan Kresek (Banten).
Agung Podomoro Group (APG) merupakan perusahaan pengembang terdepan di
Jakarta saat ini yang telah berhasil berkarya selam 33 tahun di dunia usaha properti.
Salah satu bentuk keberhasilan di dalam pengembangan hunian vertikal yaitu apartemen
tersebar di beberapa wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta
Utara. Hingga tahun 2004, Agung Podomoro telah berhasil membangun 11 apartemen,
6 perumahan dan 7 komersial area (mixed use).
Keberhasilan ini juga didukung oleh kemampuan manajemen yang potensial, hal
ini dibuktikan dengan diperolehnya SertiIikat ISO 9001 untuk apartemen EksekutiI
Menteng dan terbaru pada tahun 2006 untuk proyek Bukit Gading Mediterania dan
Gading Grande berlokasi di Kelapa Gading. Sejak tahun 1986, kepimpinan dari Agung
Podomoro Group diteruskan oleh Trihatma Kusuma Haliman, visi dari Agung
Podomoro Group semakin terasah dan kuat. Strategi-strategi dari Agung Podomoro
Group yang paling utama adalah pemilihan lokasi dan kejeliannya membaca keinginan
pasar terhadap proyek yang akan dikerjakan. Terbukti, keinginan Agung Podomoro
Group memasuki bisnis apartemen dikarenakan keinginan masyarakat untuk
mempunyai rumah di tengah kota tetapi tanah terbatas sehingga pembangunan
diarahkan secara vertikal. Salah satu strategi yang jitu dari Trihatma Kusuma Haliman
yang tidak dapat diluapkan dari kemajuan Agung Podomoro Group adalah percaya
emampuan dari partner-partner yang ahli di bidangnya untu membangun dan
mengembangan sebuah proyek sehingga menumbuhkan sebuah kekuatan baru yang
pasti akan berdampak positiI terhadap sebuah proyek. Komitmen penyelesaian proyek-
proyek Agung Podomoro Group merupakan kepercayaan masyarakat yang sangat
berarti dan akan selalu terjaga. Sejalan dengan kampanye pemerintah untuk
menggerakkan kembali penyediaan hunian di dalam kota terutama hunian vertikal
mengingat keterbatasan lahan, APG bersama slogannya Back to the City untuk
program-program promonya.

akshmi Mittal


Tahukah Anda perusahaan baja terbesar dunia saat ini? Pemiliknya, konon adalah
salah satu dari orang terkaya di dunia. Beberapa kali, ia masuk lima besar orang terkaya
dengan nilai miliaran dolar Amerika. Orang tersebut adalah Lakshmi Mittal atau juga
dikenal sebagai Lakshmi Niwas Mittal. Pria asli India namun kini bermukin di London
Inggris ini bahkan mendapat predikat sebagai orang terkaya di daratan Inggris.
Simbolisasi kesuksesan Lakshmi dalam bisnis tercatat melalui kisahnya saat membeli
rumah termahal dalam sejarah, Kensington Mansion, yakni senilai US$128 juta. Ia juga
menikahkan putrinya, Vanisha, dengan sebuah pesta pernikahan paling mewah di abad
20. Konon untuk pesta itu, ia menghabiskan dana US$50 juta lebih.

Nilai kekayaan Lakshmi memang sangat menyilaukan. Tapi, sebenarnya, itu
semua didapatnya dari perjuangan keras puluhan tahun. Sebab, awalnya, ia yang terlahir
di Sadulpur, Churu, sebuah bagian dari Rajashtan India, adalah seorang yang sangat
miskin. Saat kecil, ia dan keluarganya tinggal di sebuah rumah yang dihuni oleh 20
orang. Mereka hanya tidur di lantai, yang kadang beralaskan rotan. Untuk memasak,
mereka membuat perapian dari tumpukan batu bata di belakang rumah yang dibangun
oleh kakeknya.

Beruntung, ia dan keluarganya tak mau selamanya menderita. Mereka bertekad
untuk bisa mengubah nasibnya. Karena itu, ia kemudian ikut ayah dan keluarganya
pindah ke Calcutta India. Di sana - ayahnya - Mohan, mendapat peluang mengubah
nasib setelah bermitra dengan salah satu rekan membuat sebuah usaha di bidang baja.
Dan, inilah, rupanya awal Lakshmi berhubungan dengan sebuah usaha yang kini
membesarkan namanya.

Ia pun kemudian berkesempatan untuk menyelesaikan pendidikan Bachelor oI
Commerce degree di St. Xavier's College Calcutta. Di sinilah, kemudian Lakshmi
berupaya membuktikan bahwa pendidikannya tak sekadar teori. Ia pun lantas terlibat
lebih jauh dengan usaha keluarganya di bisnis baja. Dengan pengetahuan dan
pergaulannya yang luas, ia pun berupaya mengembangkan usaha keluarganya bukan
hanya di India, melainkan menjangkau wilayah internasional.

Pada tahun 1976, Lakshmi kemudian mencoba membeli sebuah perusahaan yang
nyaris bangkrut di Indonesia. Dari sini, tangan dinginnya mampu membuat usahanya
terus berkembang. Sayang, pada tahun 1994, saat di mana usaha keluarga itu makin
menanjak, sebuah perbedaan, membuat usaha itu pecah. Lakshmi lantas memilih jalan
membesarkan usahanya sendiri, tanpa melibatkan keluarga. Ia kemudian dibantu oleh
istrinya, Usha.

Terbukti, larinya justru makin kencang. Ia berhasil mengembangkan Mittal Steel
hingga merambah belasan negara dan empat benua. Ia juga menemukan sejumlah
inovasi pengembangan usaha baja yang membuat pabriknya menjadi yang terbesar di
dunia dengan jutaan ton produksi. Karena itu, tak heran jika ia kemudian dianugerahi
berbagai predikat dari berbagai lembaga dan media di dunia. Dari Majalah Fortune
Eropa, ia diberi predikat European Businessman oI the Year 2004. Selain itu, ia juga
digelari the Willy KorI Steel Vision Award di 1998 oleh American Metal Market and
PaineWeber's World Steel Dynamics atas dedikasinya dalam industri baja.

Saat ditanya kunci suksesnya, Lakhsmi hanya mengatakan bahwa itu semua
adalah hasil sebuah kerja keras. "Banyak orang bekerja keras. Karena itu, jika ingin
sukses kita harus bekerja lebih keras dan mendedikasikan diri pada tujuan yang ingin
kita capai," sebut Lakshmi.

Dengan kekayaan itu, Lakshmi tak lupa pada masa-masa sulitnya. Karena itu,
meski tinggal di Inggris, ia tak lupa pada negaranya. Salah satu bentuk kepeduliannya
yaitu dengan mengembangkan olahragawan di India agar bisa berprestasi internasional.
Ia membuat Mittal Champions Trust dan menghibahkan dana US$9 juta untuk
mendukung sejumlah atlet India agar bisa berprestasi dan mengharumkan nama bangsa.
Selain itu, ia juga mengembangkan kepedulian pada negara tertinggal, seperti
Kazahkstan dan AIrika Selatan, dengan menanamkan investasi di sana.

Su8e8 memang ha 8iapa 8afa yang mau berfuang meraihnya Lah8mi Mittal adalah
8alah 8atu contoh orang yang mampu merubah na8ib dengan perfuangan era8 dalam
hidupnya Namun, 8etelah 8u8e8, ia pun ta melupaan negaranya Ta hanya itu, ia
pun peduli pada negara lain yang tertinggal Sebuah e8u8e8an, memang aan fauh
lebih bermana, fia ita bi8a berbagi epada 8e8ama








Mooryati Soedibyo

Bicara soal kecantikan internasional, ingatan kita pasti akan melayang ke
pagelaran Miss Universe. Sebuah kontes kecantikan, yang konon pesertanya adalah
yang paling cantik dan cerdas di negerinya - dengan konsepnya, brain, beauty,
behavior. Di Indonesia sendiri, ajang ini identik dengan sebuah produk kecantikan
Mustika Ratu.

Produk kecantikan tersebut, konon adalah warisan leluhur keraton - asli - yang
diturunkan dari nenek moyang kepada para penerusnya. Dan, berkat kepiawaian sosok
di balik merek tersebut, produk kecantikan alami ini berhasil mendunia. Bahkan, produk
tradisional yang awalnya dipandang sebelah mata, kini justru mendapat tempat utama,
sebagai produk alami yang bebas bahan berbahaya.

Adalah Mooryati Soedibyo, tokoh wanita pengusaha yang berada di balik sukses
produk Mustika Ratu. Ia berhasil mengangkat kembali warisan tradisional dari
lingkungan kerajaan Jawa yang hampir dilupakan orang. Dengan keuletannya, Mooryati
berhasil membuat jejamuan dan aneka ramuan khas yang diajarkan neneknya - yang
seorang ningrat keraton Solo - menjadi produk kecantikan berkelas.

Tak heran, jika kemudian sejumlah penghargaan berkelas internasional ia
terima. Puncaknya, pada tahun 2003 silam, Mooryati mendapat kehormatan terpilih
sebagai satu-satunya perempuan yang menjadi Iinalis "Best oI the Best Entrepreneur oI
the Year 2003 Ernst &Young International", sebuah kompetisi para pengusaha dunia
yang diadakan di Monte Carlo, Monaco. Tentu tak hanya itu. Sebelumnya, sederet
penghargaan lain, baik lokal maupun internasional, juga banyak disandangnya.

Itu semua adalah buah kerja keras dari perempuan kelahiran Surakarta 5 Januari
1928 - yang masih nampak segar di usianya yang hampir menginjak angka 80 tahun -
ini. Dengan sepak terjangnya yang tak kenal lelah dalam mengenalkan aneka produk
ramuan tradisionalnya, ia seolah sudah bisa dianggap sebagai "pahlawan" pengembang
produk asli Indonesia.

Mooryati mengawali usahanya itu sebenarnya bisa dikatakan hanya karena hobi
belaka. Sebab, setelah tahun 1956 menikah dan mengikuti suami bertugas ke Sumatera
Utara, ia merasa harus mencari kesibukan di tanah rantau. Maka, ia pun kemudian
membuat lulur dan jamu yang dibagikan secara gratis kepada para istri sejawat
suaminya. Beberapa jamu buatannya kala itu jamu Komajaya, Komaratih, Lulur,
Mangir, Parem Lengkap, dibuat untuk membantu ibu-ibu yang berniat menikahkan
anak.

Lama-kelamaan, produknya banyak dipesan. Mooryati pun kewalahan. Hingga
akhirnya ia memutuskan menjual produk itu, untuk menutupi biaya bahan pembuatan
ramuan. Maka, mulai tahun 1973, ia konsentrasi penuh membuat jamu dibantu dua
orang teman, dengan modal usaha awal Rp 25.000. Ia memulainya dari industri
rumahan, yakni dari garasi rumah. Tak lama, tahun 1975 Mooryati Soedibyo resmi
mendirikan PT Mustika Ratu untuk memayungi usaha pembuatan jamunya.

Mustika Ratu awalnya memproduksi lima macam jamu saja. Yaitu Perawatan
Wanita, Perawatan Remaja Puteri, Sedet Saliro (pelangsing tubuh), Sepetan Sari
(keputihan), Kesepuhan (Menopause), ditambah beberapa macam kosmetik tradisional
leluhur, seperti Mangir, Bedak Dingin, dan Air Mawar. Pada tahun 1978 produk-produk
Mustika Ratu mulai didistribusikan ke toko-toko, melalui salon-salon kecantikan yang
meminta menjadi agen. Dan, memasuki awal tahun 1980-an Mustika Ratu mulai
ekspansi mengembangkan jenis-jenis kosmetik tradisional. Masyarakat mulai akrab
mengenal dan menggunakan produk-produk kecantikan tradisional keluaran Mustika
Ratu, yang gencar dipopulerkan melalui artikel dan konsultasi kecantikan di majalah,
serta melalui kegiatan periklanan di media cetak dan elektronik. Selanjutnya, adalah
kisah sejarah manis buah perjuangannya. Bahkan, produknya kini sudah merambah
sampai ke Malaysia, Singapura, Philipina, Taiwan, Jepang, Timur Tengah, Rusia,
Belanda, Mesir, Cina, Australia, Inggris, dan Eropa Timur.

Kini, selain jadi pengusaha, Mooryati juga aktiI dalam kegiatan berorganisasi.
Terakhir, ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah Jakarta. Dan, melalui Yayasan
Puteri Indonesia, ia pun terus mengenalkan kecantikan asli Indonesia, sembari
menunjukkan kepedulian sosial melalui program-program kunjungan ke berbagai
daerah di Indonesia.

Sebuah upaya mele8tarian budaya bang8a, fia di8ertai dengan e8ungguhan, aan
membawa ebaian Demiian yang ditunfuan dari profil Mooryati Soedibyo Ia
mampu membutian, bahwa produ Indone8ia, ta alah dengan produ ecantian
dari negara lain Bahan, ia pun mampu iut mengharuman nama Indone8ia di
berbagai forum interna8ional Dari hal ini, ita dapat mempelafari, bahwa ecintaan
dan ebanggaan pada produ negeri, bi8a membawa ita pada era ebangitan bang8a,
demi ebaian ber8ama.













TUGAS KEWIRAUSAHAAN
PROFIL PENGUSAHA SUKSES






Oleh:
%%CH !&S!HI% KHOZI
IM. 081910301069



!#OG#M S%&I S1 %KIK SI!I
1&#&S %KIK SI!I
FK&%S %KIK
&IV#SI%S 1MB#
2011/2012

Anda mungkin juga menyukai