Anda di halaman 1dari 2

ANAMNESIS

Untuk mendapatkan anamnesis yang baik dibutuhkan sikap pemeriksa yang sabar dan penuh
perhatian, serta waktu yang cukup. Pengambilan anamnesis sebaiknya dilakukan di tempat
tersendiri, supaya tidak didengar orang lain. Biasanya pengambilan anamnesis mengikuti 2 pola
umum, yaitu:
1. Pasien dibiarkan secara bebas mengemukakan semua keluhan serta kelainan yang
dideritanya.
2. Pemeriksa (dokter) membimbing pasien mengemukakan keluhannya atau kelainannya
dengan jalan mengajukan pertanyaan tertuju.
Pengambilan anamnesa yang baik menggabungkan kedua cara tersebut di atas. Biasanya
wawancara dengan pasien dimulai dengan menanyakan nama, umur, pekerjaan, alamat.
Kemudian ditanyakan keluhan utamanya, yaitu keluhan yang mendorong pasien datang berobat
ke dokter. Pada tiap keluhan atau kelainan perlu ditelusuri:

1. Sejak kapan mulai
2. SiIat serta beratnya
3. Lokasi serta penjalarannya
4. Hubungannya dengan waktu (pagi, siang, malam, sedang tidur, waktu haid, sehabis
makan dan lain sebagainya)
5. Keluhan lain yang ada hubungannya dengan keluhan tersebut
6. Pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya
7. Faktor yang membuat keluhan lebih berat atau lebih ringan
8. Perjalanan keluhan, apakah menetap, bertambah berat, bertambah ringan, datang dalam
bentuk serangan, dan lain sebagainya.

Pada tiap penderita penyakit saraI harus pula dijajaki kemungkinan adanya keluhan atau kelainan
dibawah ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Nyeri kepala: Apakah anda menderita sakit kepala? Bagaimana siIatnya, dalam bentuk
serangan atau terus menerus? Dimana lokasinya? Apakah progresiI, makin lama makin
berat atau makin sering? Apakah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari?
2. Muntah: Apakah disertai rasa mual atau tidak? Apakah muntah ini tiba-tiba, mendadak,
seolah-olah isi perut dicampakkan keluar (proyektil)?
3. 'ertigo: Pernahkah anda merasakan seolah sekeliling anda bergerak, berputar atau anda
merasa diri anda yang bergerak atau berputar? Apakah rasa tersebut ada hubungannya
dengan perubahan sikap? Apakah disertai rasa mual atau muntah? Apakah disertai tinitus
(telinga berdenging, berdesis)?
4. angguan penglihatan (visus): Apakah ketajaman penglihatan anda menurun pada satu
atau kedua mata? Apakah anda melihat dobel (diplopia)?
5. !endengaran : Adakah perubahan pada pendengaran anda? Adakah tinitus (bunyi
berdenging/berdesis pada telinga)?
6. Saraf otak lainnya : Adakah gangguan pada penciuman, pengecapan, salivasi
(pengeluaranair ludah), lakrimasi (pengeluaran air mata), dan perasaan di wajah? Adakah
kelemahan pada otot wajah? Apakah bicara jadi cadel dan pelo? Apakah suara anda
berubah, jadi serak, atau bindeng (disIonia), atau jadi mengecil/hilang (aIonia)? Apakah
bicara jadi cadel dan pelo (disartria)? Apakah sulit menelan (disIagia)?
7. ungsi luhur: Bagaimana dengan memori? Apakah anda jadi pelupa? Apakah anda
menjadi sukar mengemukakan isi pikiran anda (disIasia, aIasia motorik) atau memahami
pembicaraan orang lain (disIasia, aIasia sensorik)? Bagaimana dengan kemampuan
membaca (aleksia)? Apakah menjadi sulit membaca, dan memahami apa yang anda baca?
Bagaimana dengan kemampuan menulis, apakah kemampuan menulis berubah, bentuk
tulisan berubah?
8. esadaran : Pernahkah anda mendadak kehilangan kesadaran, tidak mengetahui apa
yang terjadi di sekitar anda? Pernahkah anda mendada merasa lemah dan seperti mau
pingsan (sinkop)?
9. Motorik : Adakah bagian tubuh anda yang menjadi lemah, atau lumpuh (tangan, lengan,
kaki, tungkai)? Bagaimana siIatnya, hilang-timbul, menetap atau berkurang? Apakah
gerakan anda menjadi tidak cekatan? Adakah gerakan pada bagian tubuh atau ekstremitas
badan yang abnormal dan tidak dapat anda kendalikan (khorea, tremor, tik)?
10.Sensibilitas : Adakah perubahan atau gangguan perasaan pada bagian tubuh atau
ekstremitas? Adakah rasa baal, semutan, seperti ditusuk, seperti dibakar? Dimana
tempatnya? Adakah rasa tersebut menjalar?
11.Saraf otonom : Bagaimana buang air kecil (miksi), buang air besar (deIekasi), dan naIsu
seks (libido) anda? Adakah retensio atau inkontinesia urin atau alvi?

Anda mungkin juga menyukai