Anda di halaman 1dari 4

EFEK SAMPING TCA dan Heterosiklik lain

EFEK SAMPING TCA dan Heterosiklik lain Efek samping yang biasa dilaporkan dari terapi antidepresan dirangkum dalam table 67-4. TCA mempengaruhi beberapa neurotransmitter dan mempunyai aksi farmakologis yang lebar, termasuk yang tidak diinginkan, tetapi dapat di prediksi, efek samping. Efek samping yang sering dihubungkan dengan TCA (misalnya: mulut kering, konstipasi, penglihatan kabur, retensi urin, takikardi, pusing, gangguan ingatan, dan pada dosis tinggi, delirium) mungkin dihasilkan dari blockade reseptor kolinergik. Efek samping ini sering mengakibatkan complain dari pasien, terutama pada geriatric dan yang mendapat terapi pemeliharaan jangka panjang. Masalah yang biasa dan potensial terjadi, hipotensi ortostatik, diakibatkan oleh afinitas TCA dengan reseptor adrenergic. TCA juga menyebabkan perlambatan konduksi jantung dan mungkin dapat menyebabkan henti jantung pada pasien dengan gangguan konduksi pad awalnya. Overdosis dari TCA dapat menyebabkan aritmia. Oleh karena itu, peringatan harus diberikan ketika meresepkan obat ini untuk pasien penyakit jantung. Efek samping lain yang tidak di complain pasien adalah disfungsi seksual, kelebihan berat badan dan keringat berlebih. Gejala putus obat dari TCA sering dihubungkan dengan gejala mirip kolinergik rebound (misalnya: pusing, mual, diare, insomnia, dan susah tidur), khususnya jika dosis perhari lebih dari 300mg. Oleh karena itu, dosis seharusnya di turunkan setelah beberapa hari. Amoxapine, metabolit terdimetilasi dari loxapine, mempunyai daya sedative sedang dan berpotensi sebagai antikolinergik. Karena reseptor-DA yang berada di post sinaptik diblok, menyebabkan efek ekstra pyramidal, termasuk pseudoparkinsonism, distonia, akatisia, dan tardive diskenesia telah dilaporkan. Amoxapine tidak mempunyai kelebihan dibanding TCA standar atau antidepresan lain. Maprotiline, obat tetrasiklik, memblok reuptake NE dengan efek minimal pada 5-HT. Ini mempunyai efek sedativ dan efek antikolinergik sedang dan menyebabkan sedikit hipotensi ortostatik daripada Imipramine. Meskipun demikian, dapat menyebabkan rash pada kurang lebih 4% dari pasien. Maprotiline juga dihubungkan dengan tingginya kejadian kejang daripada TCA standardan kontraindikasi dengan pasien dengan riwayat gangguan kejang. Venlafaxin Efek samping yang biasa dilaporkan pada Venflaxine adalah mual, konstipasi, mengantuk, mulut kering, pusing, gugup, berkeringat, asthenia, ejakulasi abnormal/irgasme,dan anorexia. Efek

samping ini tergantung dosis. Venflaxine tergantung dosis mempengaruhi penigkatan tekanan darah diastolic, dan baseline tekana darah tidak dapat diprediksi. Tekanan darah harus diamati secara tetap selama terapi dengan Venflaxine, dan pengurangan dosis atau penghentian mungkin dibutuhkan jika terjadi hipertensi. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) SSRI misalnya: fluoxetine, citalopram, sertraline, paroxetine, escitalopram, and fluvoxamine. SSRI mempunyai afinitas rendah terhadap histamine, 1-adrenergik, dan reseptor muskarinik. Dan oleh karena itu, menyebabkan sedikit efek antikolinergik dan efek samping kardiovaskuler daripada TCA, dan tidak berhubungan dengan peningkatan berat badan. Efek samping yang sering terjadi, yang mana sedang dan sedikit terjadi adalah gejala gastrointestinal (misalnya: mual,muntah, dan diare), disfungsi seksual pada wanita maupun lakilaki, sakit kepala, insomnia dan kelelahan. Meskipun SSRI diketahui meningkatkan gejala ansietas dihubungkan dengan depresi, sedikit pasien yang mengalami peningkatan gejala ansietas atau agitasi pada awal pengobatan. Triazolopyridin Trazodone dan nefazodone mempunyai efek antikolinergik kecil dan efek samping agonis 5-HT, tetapi dapat menyebabkan hipotensi ortostatik. Sedasi, peningkatan kognitif, dan pusing adlah efek samping tergantung dosis dari trazodone. Informasi terbaru terhadap peresepan nefazodone ini, perlu diperhatikan pada psien dengan kerusakan hati. Pengobatan dengan Nefazodone seharusnya tidak diberikan pada pasien dengan penyakit hati atau pada pasien dengan peningkatan transaminase serum. Efek samping yang sering dihubungkan dengan nefazodone adalah sakit kepala karena cahaya, pusing, hipotensi ortostatik, mengantuk, mulut kering, mual dan asthenia. Efek samping yang jarang tetapi berpotensi serius dari tazodone adalah priapism, yang mana dilaporkan terjadi pada kurang lebih 1:6000 pada pasien laki-laki. Beberapa kasus memerlukan operasi (1:23000), dan impotensi permanen mungkin terjadi. Tidak ada laporan terjadinya priapism dihubngkan dengan penggunaan nefazodone tetapi telah dipublikasikan sebuah laporan kasus tentang nefazodone dapat menginduksi terjadinya klitoral priapism.

Aminoketon Efek samping bupropion adalah mual,pusing,tremor,insomnia, muntah, konstipasi, mulut kering dan reaksi kulit. Kejadian kejang muncul pada pasien yang menggunakan buproprion, tetapi ini tergantung dosis dan dapat ditingkatkan dengan adanya factor predisposisi seperti riwayat trauma kepala dan tumor CNS. Pada dosis perhari 450mg (dosis yang diizinkan FDA) atau lebih kecil, kejadian kejang adalah 0.4%. Efek Kombinasi Serotonin-Norepinephrin Efek samping yang biasa terjadi dari mirtazapine adalah mengantuk, berat badan, mulut kering, dan konstipasi. Pada studi premarketing, dituliskan bahwa baik agranulositosis dan test fungsi hati mengalami peningkatan. Meskipun demikian, kejadian ini jarang terjadi dan pengamatan laboratorium rutin tidak dianjurkan. Peningkatan LFT diketahui 1,4 kali lebih kecil dari antidepresan lain dan 1.6 kali lebih kecil dari pada placebo. Peresepan seharusnya tergantung baseline LFT dan pengamatan bertahap tentang kemajuan terapi. Inhibitor Monoamin Oksidase Efek samping yang biasa terjadi pada penggunaan MAOI adalah hipotensi postural, ini mirip pada phenelzine daripada tranylcypromine. Reaksi hipotensi dapat diminimalkan dengan penjadwalan pembagian dosis. Efek samping antikolinergik, khususnya mulut kering dan konstipasi Efek samping antikolinergik, khusunya konstipasi dan mulut kering, lebih berat dibanding efek dari TCA. Phenelzine, sering diresepkan sebagai MAOI, mempunyai efek sedasi sedang sampai berat. Tranylcypromine mungkin dapat menekan efek, dan insomnia dapat terjadi, jadi pemberian terakir seharusnya di berikan pada waktu sore. Efek tergantung dosis yang telah dilaporkan adalah impotensi dan tidak terjadi orgasme pada pria serta penghambatan orgasme pada wanita. Efek samping lain adalah demam, kejang mioklonik, dan terjadi reflek tendon yang cepat. Krisis hipertensi, berpotensi fatal tetapi merupakan reaksi samping yang jarang, mugkin terjadi ketika MAOI diberikan bersamaan dengan beberapa makanan, khususnya yang tinggi tiramin. 10mg tiramin dapat menyebabkan efek penekanan yang dapat diketahui, dan 25mg dapat menyebabkan krisis hipertensi serius, dan kejadian ini dapat menyebabkan gangguan

serebrovaskuler dan menyebabkan kematian. Gejala dari krisis hipertensi adalah sakit kepala oksipital, kekakuan pada leher, berkeringat, mual muntah, dan peningkatan tekanan darah. Krisis hipertensi dapat diobati dengan nifedipin sublingual tetapi laporan terbaru, efek samping sekunder adalh tidak terkontrolnya tekanan darah dan menghasilkan rebound pelepasan katekolamin dan ini membutuhkan perhatian khusus. Pengobatan alternatif,seperti kaptopril harus diperhatikan. Pemberian informasi sangat penting tentang pemberian MAOI, berkaitan dengan diet dan obat obat yang dibatasi penggunaannya. Peringatan tertulis dan pemberian informasi secara verbal terhadap pasien harus tersedia. Pasien yang tidak bias membaca dan sulit mengerti atau sulit mengingat pengobatan sebaiknya tidak diberikan MAOI kecuali merka mempunyai farmasis yang kompeten. Pasien harus dianjurkan mengkonsultasikan dengan pelayanan kesehatan sebelum menggunakan obat OTC. Pasien harus diberitahukan tentang gejala krisis hiprtensi dan menjalani pengobatan ketika gejala terjadi.

Anda mungkin juga menyukai