Anda di halaman 1dari 84

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas adalah salah satu unit pelaksana pembangunan kesehatan kecamatan dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,oleh karena itu kesehatan adalah suatu aspek yang mempengaruhi kualits dan produktifitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dalam dari badan,jiwa,dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Tujuan ini hanya dapat diwujudkan oleh petugas kesehatan dan peran serta masyarakat. Dalam pasal 5 UU kes.NO.23 TAHUN 1992 menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,keluarga serta lingkungan. Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dari badan jiwa dan sosial orang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sebagaimana juga dinyatakan dalam GBHN dan systemkesehatan nasional bahwa tujuan pembangunan dalam bidang yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Untuk mencapaitujuan ini diperlukan system kesehatan nasional sebagai pemikiran dasar yang memberi arah tujuan,bentuk dan sifat pembangunan kesehatan yang dilaksanakan nantinya dapat bersifat menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan. Berdasrkan system pelayanan kesehatan yang terdapat di indonesia,maka Puskesmas mencapai bagian terdepan dalam memberi pelayanan kesehatan pada masyrakat. Sesuai dengan penelitian Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional terdepan yang berfungsi mengembangkan dan membina peran serta masyarakat

menyelengarakan pelayanan kesehatan dalam wilayah kerjanya secara menyeluruh dan terpadu secara integrasi melalui usaha-usaha kegiatan pokok puskesamas mencapai tujuan yaitu : Meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat secara optimal melalui promotif,preventif,kuratif,dan rehabilitatif.

1.2 Tujuan Praktek Belajat Lapangan di Puskesmas 1.2.1 Tujuan Umum


Untuk mengindentifikasi sarana serta program-program kegiatan yang puskesmas,mengetahui dilaksanakan dan kondisindan akan

menggambarkan

program kegiatan dipuskesmas sesuai dengan prioritas

program yang ada serta mengidentifikasikan kegiatan tersebut.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui program wajib dan perkembangan puskesmas (khususnya Puskesmas Kota Matsum) 2. Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut telah berjalan ,melalui data-data yang tersedia di Puskesmas tersebut. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai dalam melaksanakan program-program tersebut. 4. Melakukan pengamatan langsung di lapangan mengenai masalah masalah kesehatanyang di jumpai di wilayah Puskesmas Kota Matsum. 5. Menilai sejauh mana kesadaran untuk hidup sehat dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.

1.3 Prosedur Kerja


1. Mencatat kegiatan geografis dan demografis di wilayahkerja Puskesmas Kota Matsum. 2. Pendaftaran system pelaksana upaya pokok kesehatan dan administrasi yang terlaksana dipuskesmas melalui : Mencatat data dan laporan yang ada di wilayah puskesmas

Melakukan wawancara dengan tenaga kesehatanmaupun staf administrasi puskesmas.

3. Melakukan pengamanan langsung di lapangan dan ikut berperandan ikut serta dalam pelayanan kesehatan.

1,4 Metode Pengumpulan Data Dalam pembuatanlaporan ini data diperoleh dengan : 1. Wawancara Mahasiswa mengadakan wawancara dengan petugas kesehatan 2. Penyuluhan Mahasiswa mengadakan penyuluhan sebelum melakukan pemeriksaan dan pengebotan. 3. Studi Komunikasi Mahasiswa memperoleh dari berbagai buku perpustakaan maupun buku register yang ada di Puskesmas Kota Matsum.

1.4 RuangLingkup
Waktu dan tempat untuk praktek belajar lapangan keperawatan Komunitas berlokasi di Puskesmas di Kota Matsum Medan jalan Amalium No. 75 adapun waktu kegiatan tersebut yaitu 31 oktober s/d12 november 2011.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN , FUNGSI DAN TUJUAN PUSKESMAS

2.1.1 Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran sertamasyarakat yang juga membina peran masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatabn secara menyeluruh dan trpadu kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertangung jawab menyelenggarakan pembanagunan kesehatan di wilayah kerja.
1.

Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (UPDT),Puskesmas berperan menyelengarakan sebagaian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatandi indonesia.

2.

Pembangunana kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggarakan upaya kesehatan oleh bangsa indonesiauntuk meniingkatkan kesadaran,kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. a) Pertanggung jawaban penyelenggaraan Penanggung jawab utama peyelenggaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan diwilayah kabupaten atau kota ,sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagaian upaya

pembangunan kesehatandi bebankan oleh Dinas Kesehatan atau sesuai dengan kemampuan . b) Wilayah Kerja Secara nasional,standar wilayah Puskesmas adalah satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas ,maka tenggung jawab wilayah kerja di bagi antar puskesmas ,dengan memperhatikan konsep wilayah (desa/kelurahan/RW).Masing-masing keutuhan puskesmas

tersebut secara operasional bertangung jawab kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

2.1.2 Fungsi Puskesmas 1. Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau

penyelenggarakan pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Di samping itu,Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari peyelenggaraan setiappprogram pembangunan di wilayah kerjanya.khususnua untuk pembangunan kesehatan dan pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan. 2. Pusat pemberdayaan Masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat,keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri masyarakat kepentingan untuk hidup sehat,berperan ,pemberdayaan dalam dan

memperjuangkan dan

kesehatan

perorangan,keluarga

masyarakatini diselenggerakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,khususnya sosial budaya masyarakat setempat. 3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanankesehatan tingkat pertama secara menyeluruh ,terpadu dan keseimbangan .pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: Pelayanan Kesehatan Perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayananyang bersifat pribadi (Private Goods)dengan tujuan utama menyembuhkan

penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.Pelayanan

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentudi ttambah dengan rawat inap. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah Pelayanan yang bersifat umum atau Public Goods dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan masyarakat ,memberantas dan pemulihan antara kesehatan.pelayanan adalah promosi kesehatan kesehatan

tersebut

lain

penyakit,kesehatan

lingkungan,perbikan

gizi,peningkatan kesehatan keluarga,keluarga berancana,kesehatan jiwa serta berbagai program kesehartan masyarakat lainnya. 2.2 Visi Dan Misi Puskesmas

2.2.1 Visi Puskesmas Visi puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat menuju tercapainya indonesia sehat 2015.Dalam menentukan keberhasilan mewujudkan visi tersebut,perlu di tetapkan indicatorkecamatan sehat antara lain sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Indikator lingkungan sehat Indikator perilaku sehat Indikator pelayanan kesehatan yang bermutu Indikator derajatkesehatan yang optimal

Indikator yang ditetapkan hendaknya mempertimbangkan kaidah sederhana,mudah diperoleh ,mudah diinterprestasikan,sensitive dan spesifik 2.2.2 Misi Puskesmas Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.Misi tersebut adalah : 1. Mengerakkan pembangunan berwawasankesehatan di wilayah

kerjanya.Puskesmas akan selalu mengerakkan pembangunan sector lain yang diselenggarakan diwilayah kerjanya agar memperhatikan aspek kesehatan.yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan ,setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. 2. Mendorong akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal diwilayah keranya semakin berdaya dibidang

kesehatan,melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat. 3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar memuaskan serta

masyarakat,mengupayakan

pemeratan

pelayanan

kesehatan

meningkatkan efisiensi pengelolaan dan sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat. 4. Memelihara danmeningkatkan kesehatan perorangan,keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya,tanpa

diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan dan teknologi kesehatan yang sesuai upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmasmencakup pula askep di lingkungan wilayah kerjanya.

2.3

Azaz dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas

2.3.1 Azaz Penyelenggaraan Puskesmas Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan secara

pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas

terpadu.Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dan ketiga fungsi puskesmas .Dasarpemikiran adalah pentingnya menerapkan prinsipdasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatanpengambangan,azas penyelenggaraan puskesmas yang di maksud adalah : 1. Azas pertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggaldi wilayah kerjanya,berbagai kegitan yang harus dilaksanakan puskesmas antara lain: a. Mengerakkan pembangunan di berbagai sector di kecamatan sehingga berwawasan kesehatan. b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. c. Memelihara setiap upaya kesehatanstrata pertama yang di selenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya. d. Menyelenggarakan upya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di wilayah kerja. 2. Azas Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas wajib memperdayakan perorangan,keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam setiap upaya puskesmas.Beberapa kegiatan yang

harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain : a. Upaya kesehatan ibu dan anak :Posyandu,Polindes,Bina Keluarga Balita(BKB) b. Upaya perbaikan gizi :Posyandu,Panti Pemulihan Gizi,Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) c. Upaya kesehatan sekolah :Dokter Kecil,Dokter Remaja. d. Upaya kesehatn lingkungan :Kelompok Pemakai Air (polmair Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)Pemberantasan Sarang Nyamuk(PSN). e. Upaya Usia Lanjut :Poayandu Lansia f. Upaya Kesehatan Kerja :Pos UKK. g. Upaya Kesehatan Jiwa :Posyandu ,Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat. h. Upaya Pengobatan Tradisional :Taman Obat Keluarga(TOGA),Pembinaan Batra. i. Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan:Dana Sehat,Tabungan Ibu Bersalin(Tabulin) 3. Azas Keterpaduan Dibedakan manjadi a) Keterpaduan Lintas Program Memandukan beberapa program sehingga menjadi satu yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal. b) Keterpaduan Lintas Sektor Memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas dengan sektor terkait di kecamatan. 4. Azas Rujukan Dibedakan menjadi

a. Perorangan Rujukan Kasus Rujukan Bahan Pemeriksaan Rujukan Ilmu Pengetahuan b. Masyarakat KejadianLuar Biasa (KBL) Pencemaran Lingkungan Bencana 2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas Upaya puskesmas dibedakan menjadi 2 : Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni

terwujudnya kecamatan sehat menuju indonesia sehatpuskesmas ertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang keduanya jika di tinjau dari system kesehatan nasional merupakan pelayanankesehatan tingkat pertama. Upaya tersebut di kelompokkan menjadi dua yaitu: 1. Upaya Kesehatan wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang di tetapkan berdasarkan komitmen nasional,regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah indonesia. 1. Upaya Kesehatan Wajibtersebut adalah : Upaya promosi kesehatan Upaya kesehatan lingkungan Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana Upaya perbaikan gizi masyarakat 10

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Upaya pengobatan Upaya pencacatan dan pelaporan (khusus kota medan)\ 2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang di tetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas .Upaya kesehatan pengembangan di pilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu : a. Upaya Kesehatan Sekolah b. Upaya Kesehatan Keluarga c. Upaya Kesehatan Olahraga d. Upaya Kesehaatan Kerja e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut f. Upaya Kesehatan Jiwa g. Upaya Kesehatan Mata h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut i. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional Upaya Laboraturium Medis dan Laboraturium Kesehatan masyarakat serta upaya pencacatan laporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas. Perawatan kesehatanmasyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatn pengembangan.Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi

permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapay dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya

inovasi,yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut diatas yang sesuai dengan kebutuhan.Pengembangan dan pelaksana upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.

11

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari

BPP.Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya kesehatan

pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan padahaltelah menjadi kebutuhan masyarakat maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakan nya.Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu di lengkapi dengan berbagaiunit fungsional lainnya Dalamkeadaan tertentu ,masyarakat membutuhkan pula pelayananrawat inap tersebut,yang dalam pelaksanaannya tenaga ,sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah di tetapkan. Lebih lanjut,di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan medik spesialitik. Keberadaan pelayanan medik spesialitik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukankepada masyarakat yang membutuhkan .Status dokter dan atau tenaga spesialis yang berkerja dipuskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmasyang di atur oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. 2.4 Program Pokok Puskesmas Untuk tercapainya visi pembnagunan kesehatan melalui puskesmas melalui puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju indonesia sehat 2015,Puskesmas perorangan bertanggungnjawab (UKP)dan upaya menyelenggarakan kesehatan upaya kesehatan

masyarakat(UKM)

yang keduanya jika di tinjau dari system kesehatan nasional merupakan layanan kesehatan tingkat pertama.

12

Pada puskesmas yang sempurna usaha-usaha pokok yang dilakukan ada 18 program seperti tercantum dalam program Kesehatan Nasional Indonesia yaitu : 1. Kesehatan ibu dan anak 2. Keluarga berencana 3. Usaha peningkatan gizi 4. Kesehatan lingkungan 5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan 7. Penyuluhan kesehatan masyarakat 8. Usaha kesehatan sekolah 9. Kesehatan kerja 10. Kesehatan gigi dan mulut 11. Kesehatan keluarga 12. Kesehatan jiwa 13. Kesehatan mata 14. Laboraturium sederhana 15. Kesehatan masyarakat 16. Perawat lanjut usia 17. Pengobatan tradisional 18. Pencacatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan 2.5 Upaya Puskesmas Kota Matsum Kedulian kepada masyarakat terhadap kesehatan dan membantuuntuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri .Dan mereka berperan aktif didalam kegiatan program kesehatan dengan membuat suatu upaya kegiatan yang dibuat oleh mereka dan untuk mereka juga hasil kegiatan kesehatan

berbasis masyarakat tersebut.

13

BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KOTA MATSUM Puskesmas Kota Matsum didirikan pada tahun 1963 sebagai Balai Pengobatan Umum, yang kemudian diresmikan pada tanggal 24 Februari 1983 menjadi Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Visi Puskesmas Kota Matsum Mewujudkan Kecamatan Sehat 2015 merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, di tandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Misi Puskesmas Kota Matsum adalah : 1. 2. 3. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Mememlihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungan. Motto Puskesmas Kota Matsum Laporan tahun ini di susun untuk menilai sejauh mana keberhasilan / cakupan program yang telah di laksanakan di Puskesmas Kota Matsum. Di dalam laporan ini data diambil sesuai dengan program yang telah di laksanakan di Puskesmas Kota Matsum pada tahun 2010/2011. Laporan ini di susun dengan harapan hasilnya dapat di pakai sebagai pedoman/bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan sehingga peran Puskesmas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dapat menjadi lebih baik.

14

3.1. Lokasi Puskesmas Puskesmas Kota Matsum terletak di Jalan Amaliun No. 75, Kelurahan Kota Matsum IV, Kecamatan Medan Area. 3.2. Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Kota Matsum terletak di jalan Amaliun No 75, Kelurahan Kota Matsum Medan Area, meliputi 4 Kelurahan : 1. Kelurahan Kota Matsum I 2. Kelurahan Kota Matsum II 3. Keluarhan Kota Matsum IV 4. Kelurahan Sei Rengas Permata Luas wilayah Jumlah lingkungan Jumlah Penduduk Jumlah KK 3.3. Data Kesehatan a. Sasaran Kesehatan Jumlah Bayi Jumlah Balita Jumlah Bumil Jumlah Bulin Jumlah Butakin Jumah Bufas Jumlah PUS jumlah Murid TK Jumlah Murid SD Jumlah Murid SMP Jumlah Murid SMA : 1282 orang : 5437 orang : 3942 orang : 979 orang : 979 orang : 979 orang : 6647 orang : 325 orang : 3658 orang : 2114 orang : 1702 orang : 112.40 Ha : 75 : 43581 : 8657 KK

15

b. Sasaran Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Swasta : 3 Jumlah Bersalin Praktek Dokter Swasta Praktek Dokter Spesialis Apotik Toko obat Akupuntur Panti Pijat Balai Pengobatan Patah Tulang Herbal :6 :8 :5 :6 :8 :2 1 :1 :1 :2

c. Sarana Pendukung kesehatan Posyandu Posyandu Lansia Dasawisma Kader Aktif TOGA : 37 :4 : 400 : 185 :4

d. Sarana Pendidikan TK SD SMP SMA Dokter Kecil Dokter Remaja :9 : 11 :7 :7 : 136 : 121

e. Sasaran T.T.U Mesjid Gereja Tempat ibadah lainnya

3.4. Data Demografi

16

Puskesmas Kota Matsum terletak di Jl. Amaliun No.75 Kelurahan Kota Matsum IV Kecamatan Medan Area, Kode Pos 20215. Wilayah kerja meliputi 4 kelurahan, 75 lingkungan, dengan jumlah penduduk 43.581 jiwa dan luas wilayah 112.40 Ha. Batas Wilayah : Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Sei Rengas II Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pasar Merah Timur Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Suka Ramai I dan II Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Kota Matsum III

Letak strategis Puskesmas Kota Matsum berada di perkotaan Kota Medan yang mudah di jangkau dengan alat transportasi. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Luas Wilayah Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No 1 2 3 4

Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Rengas Permata Jumlah

Jumlah Penduduk (Jiwa) 18.861 8682 10.746 5292 43.581

Jumlah Lingkungan 34 16 17 8 75

Analisis data: Dari data di atas kelurahan Kota Matsum I memiliki Jumlah penduduk terbanyak yaitu 18.861 jiwa memiliki 34 lingkungan.

17

Tabel 3.2 Jumlah Sarana Pendidikan Luas Wilayah Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No. 1 2 3 4

Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Rengas Permata Jumlah

TK 1 3 4 2 10

SD 2 5 2 2 11

SMP 4 2 4 10

SMA 4 2 3 9

PT 1 1

Jumlah 3 16 10 12 41

Analisis data : Dari data diatas Kelurahan Kota Matsum II memiliki Sarana Pendidikan terbanyak yaitu 16, terdiri dari 3 TK, 5 SD, 4 SMP, dan 4 SMA.

Tabel 3.3 Jumlah Sarana Kesehatan Berdasarkan Luas Wilayah di Wilayah Kerja Kota Matsum Tahun 2011

No 1 2 3 4

Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Rengas Permata Jumlah

R.S Swasta 0 1 0 1 2

Klinik Bersalin 2 2 0 1 5

Praktek dr / Drg 9 10 7 3 29

Apotik/ Toko Obat 1 1 2 1 5

18

Analisis Data : Dari data di atas Kelurahan Kota Matsum IV memiliki sarana kesehatan terbanyak dibanding kelurahan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum. 3.5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Kota Matsum Jumlah pegawai terdiri dari 22 orang di antaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat Perawat Gigi Ass.Apoteker Analisa Penata Gigi SKM Administarasi : 2 orang : 2 orang : 3 orang : 5 orang : 2 orang : 2 orang : 1 orang : 1 orang : 3 orang : 1 orang

Tabel 3.4 Data Kepegawaian Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama dr.Elvina Razali drg.Rismalely drg.Khairani Lubis Dr.Suryati Mardaini Nelson Barus Rita Armaya NIP 197103112002122003 195801101989022001 196505131992032002 196210102006042004 196010291984012001 19600125184061001 19661009186032005 Gol III/d IV/b IV/b III/c IV/a III/d III/d Tamatan FK FKG FKG FK S.Kep SPK Bidan Tugas Pokok Ka. Puskesmas Dokter Gigi Dokter Gigi Dokter Umum Perawat ADM Bidan

19

8. 9.

Siti Jamila Tiur Maida Limbong

195812131577032001 195902021983072001 195610051975022001 196801101990032003 196904051990012001 197802162006042006 19670717198032003 197702202006042003 198003232010012019 610015180 198705122010012018 19880727201012013 198810122010012009 Honor 197111011992032003

III/d III/d III/c III/b III/b III/b III/b III/a III/a III/a II/c II/c II/c III/b

Sprg SPK Saa SAA Analis SKM AKG SKM SKM DIV Gizi Bidan Akper Bidan Bidan Akper

Perawat Gigi Perawat Ass.Apoteker Ass.Apoteker Pel.Analisis Kesling Perawat Gigi Promkes Petugas SIK Petugas Gizi Bidan Perawat Bidan Bidan Perawat

10. Apriwati Sinaga 11. Elmida Elfida 12. Evelyna Sitompul 13. Ika Maulina Handayani 14. Martha Aritonang 15. Sri Hartati 16. Lenny R.V.L Gaol 17. Rosdiana M 18. Indri Nainggolan 19. Eka Sriwahyuni 20. Utami Fadillah 21. Meydinah Siregar 22. Royana Budiati M

3.6. Organisasi Puskesmas 1. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Puskesmas tergantung dai beban tugas masingmasing Puskesmas. Penyusunan Struktur Organisasi Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Puskesmas di satu Kabupaten/Kota,

sedangkan penetapannya di lakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan data di pergunakan Struktur Organisasi Puskesmas sebagai berikut : a. Kepala Puskesmas - Sebagai pemimpin (manager) - Sebagai tenaga ahli

20

- Mengkoreksi program b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puaskesmas dalam pengelolaan - Data dan Informasi - Perencanaan dan Penilaian - Keuangan - Umum dan kepegawaian c. Unit Pelaksana Teknis Funsional Puskesmas - Upaya kesehatn perorangan ( UKP ) - Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM d. Jaringan Pelayanan Perorangan - Unit Puskesmas Pembantu - Unit Puskesmas Keliling - Unit Bidan DI desa /komunitas 2. Kriteria Personalia Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup Kesehatan Masyarakat. 3. Eselon Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas penanggung jawab penbangunan kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas adalah Jabatan Struktur Eselon. Dalam Keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

21

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2011

KEPALA PUSKESMAS dr. Elvina Razali KOORDINATOR I drg. Khairani Lubis TATA USAHA Nelson Barus KOORDINATOR II dr. Elvina Razali

ADM Evelyna Sitompul

PERLENGKAPAN Lenny

KEUANGAN Elmida Elvida

KEPEGAWAIAN Evelyna Sitompul

SP2TP Ika Maulina Handayani

P2P
Tiurmaida Limbong

POLI UMUM
dr.Elvina Razali

KIA
Rita Armaya

JIWA
Elmida Elvida

MATA
Bestina Damanik

KB
Indri Nainggolan

GIZI
Rosdiana M

IMUNISASI
Indri Nainggolan

LAB
Evelyna Sitompul

FARMASI
Apriwati

POLI GIGI dr. Suriati


drg. Rismalely drg. Khairani Lbs

PKM Sri Hartati

PHN Sri Hartati

KESLING Ika Maulina H

BATRA Elmida Elvida

UKGM Siti Jamilah

USAHA KES. KERJA Ika Maulina H

UKS Mardaini

22

3.7. Fasilitas Fisik Puskesmas Kota Matsum 3.7.1. Fasilitas Gedung Permanen dan berlantai 2 dan dalam kondisi baik. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Ruang Kepala Puskesmas Ruang periksa : 1 buah Ruang karcis pendaftaran Ruang tunggu : 2 buah : 1 buah : 1 buah

Ruang Pengobatan gigi : 1 buah Ruang obat/apotik : 1 buah

Ruang KIA/KB : 1 buah Ruang laboratorium Ruang Imunisasi Ruang vaksin Kamar mandi Ruang rapat : 1 buah : 1 buah

: 1 buah : 3 buah : 1 buah

Ruang computer : 1 buah Kamar suntik : 1 buah

3.7.2. Fasilitas Alat-alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. Alat diagnostic dasar Dental unit : 2 unit : 2 Unit

Minor surgety : 1 unit Ginekologi bed : 1 unit KB KIT : 1 unit KIA KIT : 1 unit

3.7.3. Fasilitas Obat-obatan 1. 2. 3. Obat askes Obat umum Obat jamkesmas

23

Tabel 3.5 Data Obat-Obatan yang Digunakan di Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No. 1.

Golongan

Nama 1. Amoxicilin 2. Klorampenikol

Jenis Ketersediaan Kapsul 250 & 500 mg Kapsul 250 mg, Salep mata 1 % Tetes telinga 3 %

Kemasan Botol

Botol

3. Kotrimoxazol

Tablet Kombinasi Pediatric Suspene

Tablet Botol

4. Tetrasiklin 5. Ofloxacin 6. Clindamicyn 7. Doxiciklyn 8. Gentamicyn 2. Antiparasit/Antihel ma Tik 3. Analgetik /Antipiretik 1. Metronidazol 2. Pyrantel pamoat 3. Etil chloride 1. Antalgin (metampiron ) 2. Parasetamol

Kapsul 250 & 500 mg Tablet Kapsul Kapsul Krim Tablet 125 mg basa 4004 3001 1004 Tube Botol

Semprot Table 500 mg Tablet 500 mg sirup 120 mg/5 ml Botol

4.

Kortikosteroid

1. Dexamethasone 2. Hidrokortison 3. Prednisone 4. Betamethasonee

Tablet 0,5 mg 5ml/mlIM KRIM 2,5 % Tablet 5 mg Krim Tablet Tablet Tablet 2 mg Injeksi 5 mg/ml

Ampul Tube

5.

Vitamin

1. VIT.B. complex 2. Vit. A

Ampul Ampul Ampul

Hinotik / sedative

1. Diazepam

24

7. 8.

Anastesi local Antitusive

1. Pehakain 1. Ambroxol 2. Gliseril guaikolat 3. Dextromethorpan

Injeksi Tablet Tablet Sirup Tablet

9.

Bronkodilator

1. Ifasma 2. Salbutamol

10.

Antihistamin

1. CTM 2. Difenhidramin HCL

Tablet 2 mg Ampul Tablet 4 mg Injeksi 10 mg/ml Tablet 5 mg

11. 12.

Anti diabetic Anti inflamasi non seroid

1. Glibenklamid 1. Ibu profen 2. Natrium diklofenac 3. Piroxicam

Tablet 200 & 400 mg Tablet Tablet

13.

Anti fungus

1. belerang endap 4% 2. AS. salisilat 2 % 3. Ketokonazol

cream Tablet 0,25 mg Tablet 10 mg Tablet 100 mg Tablet 100 mg Tablet kombinasi Larutan Tablet Tablet Tablet

14.

Obat cardio vaskuler

1. Digoxin 2. eksstrak belaton 1. Gliseril glukolat 2. Natrium bikarbonat

15.. Obat kerja local a. Sal. nafas

b. Sal. Cerna 16. Antiseptic

1. Antasida Doen 1. Etanol 70 % 2. Rivanol 0,1 %

17.

Anti diare

1. Diaform 2. Oralit

Tablet Serbuk Tablet Suppositoria Tablet Sachet Supp Strip vial set lusin

18. 19

Antipirasi Antihemoroid

1. Allopuinol Sup, Anti haemoroid 1. Nordettee 28

25

20.

Obat KB/ alat KN

2. Depo provera 3. Implant 4. Kondom

Injeksi

Analisis data : Pengadaa obat-obatan tertentu di Puskesmas Kota Matsum belum mecukupi pengobatan terhadap penyakit tertentu. 3.7.4. Fasilitas Administrasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kartu berobat pasien Buku catatan Lemari / rak kartu Meja dan kursi Stempel Mesin TIK Komputer Formulir laporan kegiatan

3.7.5. Fasilitas Imunisasi 1. 2. 3. Lemari pendingin Alat alat Imunisasi Vaksin seperti BCG, POLIO, CAMPAK, TT, dan HEPATITIS B

3.8. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan itu sendiri. Mereka berperan aktif dalam program kesehatan dan membuat suatu upaya kegiatan yang di buat oleh ,,asyarakat san hasilnya untuk masyarakat. a. Terdiri dari : 1. Posyandu Balita : 37 buah 2. Posayandu Lansia Posyandu

26

Tabel 3.6 Data Posyandu (Balita) di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No 1 2 3 4

Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Regas Permata Jumlah

Jumlah Posyandu 15 8 9 5 37

Analisis Data : Dari data diatas Kota Matsum I memiliki jumlah Posyandu trbanyak di bandingkan kelurahan lain yaitu 15 posayandu. Tabel 3.7 Data Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No 1 2 3 4

Kelurahan Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Rengas Permata Jumlah

Jumlah Posyandu 1 1 1 1 4

Analisis Data : Dari data di atas semua kelurahan masing-masing memiliki 1 Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Kota Masum.

27

b.

Poskeksel Tabel 3.8 Data poskeksel di wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011 No 1 2 3 4 Kelurahan Kota Matsum I Matsum II Kota Matsum II Sei Rengas Permata Jumlah Jumlah Poskeskel 1 1 1 1 4

Analisis Data : Dari data diatas semua kelurahan memiliki masing-masing 1 Poskeskel di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.

28

DENAH RUANGAN PUSKESMAS KOTA MATSUM


U RUANG LANTAI II KOMPU TER RUANG TUNGGU RUANG GIGI KM

GUDANG RUANG RAPAT

RUANG KIA/KB

KM

LAB

RUANG GIZI

PERPUS

RUANG PERIKSA II

RUANG TUNGGU

L A N T A I
RUANG OBAT RUANG PERIKSA III

I
RUANG KARTU RUANG KAPUS

RUANG SUNTIK P3K

MASUK

29

BAB IV KEGIATAN POKOK PUSKESMAS 4.1. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas Kota Medan Untuk tercapainya Visi Pembangunan Kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Indonesia 2015, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan layanan kesehatan tingkat pertama.Yang terdiri dari: 1. 2. Upaya Kesehatan Wajib Upaya Kesehatan Pengembangan

4.1.1. Upaya Kesehatan Wajib 1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya KIA serta KB 4. Upaya Perbaikan Gizi dan Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan 7. Upaya Pelaporan dan Pecatatan 4.1.2. Upaya Kesehatan Pengembangan 1. Upaya Kesehatan Sekolah 2. Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 4. Upaya Kesehatan Jiwa 5. Upaya Kesehatan Mata 6. Upaya Kesehatan Kerja 7. Upaya Keshatan Usia Lanjut 4.2. Program Pokok Puskesmas Kota Matsum Puskesmas Kota Matsum telah melaksanakan 7 upaya wajib kota Medan dan ditambah 7 upaya pengembangan yakni: 1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya KIA serta KB 30

4. Upaya Perbaikan Gizi dan Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan 7. Upaya Pelaporan dan Pecatatan Program Tambahan Puskesmas 1. Upaya Kesehatan Sekolah 2. Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 4. Upaya Kesehatan Jiwa 5. Upaya Kesehatan Mata 6. Upaya Kesehatan Kerja 7. Upaya Keshatan Usia Lanjut 4.2.1. Upaya Promosi Kesehatan Tujuan: 1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan perilaku hidup sehat.. 2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya kesehatan, serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu. Kegiatan: 1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, KB, imunisasi, posyandu, dan sebagainya. 2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamplet, dan brosur. 3. Pembinaan generasi muda untuk seha di dalam kegiatan antara lain berupa gotong royong dan olahraga.

31

Tabel 3.9 Data Pencapaian Program Promosi Kesehatan Puskesmas Kota matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No 1

Kegiatan PKM/PSM Penyuluhan Posyandu Kelompok Sekolah 447x 48x 30 sklh

Target

Sasaran

Cakupan

100% 100% 100%

Masyarakat Masyarakat Murid

447x 48x

100% 100%

30 sklh 100%

Kesehatan Gigi dan Mulut UKGS SD UKGS Kunjungan Pembinaan UKGS Percontohan 11x 22x 10 SD 100% 100% 100% SD Murid SD SD 11x 22x 10 SD 100% 100% 100%

UKGMD Pembinaan Kunjungan 8 posy 60x 100% 100% Posyandu Posyandu 8 posy 60x 100% 100%

Analisa data : Dari tabel pencapaian program promosi kesehatan dapat dilihat bahwa program ini telah berjalan dengan baik di tahun 2011.

32

Tabel 4.0 Data Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Penyuluhan Kelompok Potensil 2 Penyuluhan Kelompok Puskesmas 2 2 1 1 2 2 2 2 0 0 14 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3700 Okt Jumlah

4.2.1.1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) Pengertian: Posyandu merupakan wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan dan KB yang terpadu tingkat desa. Sasaran: Bayi, ibu hamil, ibu menyusui, PUS (Pasangan Usia Subur)

Tujuan: 1. Mempercepat penuruanan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR. 3. Mempercepat untuk diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) 4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi untuk swa kelola usaha-usaha kesehatan masyarakat. 5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan. 6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis. 33

Menurut tingkatnya posyandu dibagi 4 strata: 1. Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya, juga terbatas jumlah kader. 2. Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam satu tahun, mempunyai kader sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya sehat. 3. Purnama, kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kader lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat. 4. Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun, jumlah kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia lebih dari 50% KK. Pelayanan posyandu dilakukan dengan 5 meja, yaitu: 1. Meja I 2. Meja II 3. Meja III 4. Meja IV : Pendaftaran : Penimbangan bayi dan balita : Pengisian KMS : Penyuluhan perorangan

Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti pemberian makanan, oralit, dan vitamin A dosis tinggi.

Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI Eksklusif dan P2P terhadap ibu hamil dan menyusui.

Menjadi perserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa. : Pelayanan tenaga kerja professional.

5. Meja V

Meliputi KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat 4.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan Tujuan: Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan sanitasi serta pencegahan.

34

Sasaran: 1. 2. 3. 4. 5. Daerah yang rawan air bersih Daerah yang rawan penyakit menular Daerah percontohan dan pemukiman baru Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan dan lain-lain Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor

Kegiatan: 1. 2. Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan. Higiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup: a. Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga b. Mendata sarana air minum c. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan d. Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan 3. Higiene dan sanitasi lingkungan berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat umum serta tempat pengolahan dan penyajian.

35

Tabel 4.1 Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 2 3 Kegiatan Jan Pemakai air aktif SAB yang disanitasi SAB resiko pencemaran AT 4 SAB resiko pencemaran S, R 5 Sampel air yang memenuhi syarat 6 7 TPM yang diperiksa TPM yang memenuhi syarat 8 Rumah yang diperiksa keslingnya 9 Rumah yang memenuhi syarat sanitasi 589 772 323 125 200 361 77 145 320 320 3232 4 654 151 Feb 0 839 12 Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep 0 400 15 320 320 16 320 320 5 0 0 0 0 320 15 Okt 0 320 12 644 3873 253 Jlh

400 100 200 11 5 11

75

10

10

10

10

145

428 6 5

821 4 4

375 2 2

283 2 2

306 2 2

369 2 2

8 2 2

178 2 2

288 2 2

294 2 2

3360 26 25

654

839

400

320

320

400 100 200

320

320

3873

Analisa data : Dari data diatas sarana air bersih yang disanitasi sama dengan rumah yang diperiksa keslingnya. Dan jumlah TPM yang memenuhi syarat adalah 25 TPM, dari 26 TPM yang telah diperiksa dan hanya 1 TPM yang tidak memenuhi syarat.

36

4.2.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana 4.2.3.1. Pengertian: KIA adalah upaya kesehatan yang mencakup pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sasaran: 1. 2. Ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita Serta anak usia pra sekolah Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

Tujuan: 1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu, timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberan tablet tambah darah, serta vitamin A. 2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P. 3. 4. 5. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut playanan KB. Membina posyandu Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas. 6. 7. Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak) Pemberian imunisasi pada bayi, balita ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.

Kegiatan: 1. 2. 3. 4. 5. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit Pemeriksaan dan pemeliharaan anak. Imunisasi dasar dan revaksinasi Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan pemberian cairan per oral. 6. 7. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak. Bimbingan kesehatan jiwa anak 37

8. 9.

Menjalankan kunjungan rumah Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

10. Kursus dukun 11. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Tabel 4.2. Data Pencapaian Program KIA Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No 1 2 3 4 5 6 7 KI

Kegiatan

Target 1128 1128 1025 1025 1128 1077 36x 95% 95% 90% 90% 10% 90% 100%

Sasaran Bumil Bumil Neonatus Neonatus Bumil Bumil Buteki/Bumil

Cakupan 1106 1109 979 914 88 979 24x 98,64% 98,32% 95,51% 98,17% 7,7% 90,9% 66,67%

KIV Neonatus (KN1) Neonatus (KN2) DRT Bumil Persalinan KPKIA

Analisa data: Cakupan kegiatan DRT Bumil dan KP KIA belum mencapai target

38

Tabel 4.3 Data Pencapaian Program KIA Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 2 3 4 5 6 Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul KI Bumil K4 Bumil Bumil Resiko Bumil Resiko Tinggi Bumil Dirujuk Persalinan oleh tenaga kesehatan 7 8 9 BBLR Lahir mati Kunjungan Neonatus 95 95 10 0 0 90 0 0 90 78 73 8 0 0 85 0 0 85 75 78 8 0 0 76 0 0 0 77 77 10 0 0 74 0 0 74 80 78 12 0 0 70 0 0 70 77 80 0 0 0 70 0 0 70 79 81 3 0 0 71 0 0 71 Ags Sep Okt 77 80 3 0 0 70 0 0 70 47 36 0 0 0 21 0 0 21 47 36 0 0 0 21 0 0 0 575 636 54 0 0 648 0 0 556 Jlh

Analisa data: Dari data diatas Bumil yang beresiko tinggi dan Bumil yang dirujuk dari bulan Januari-Oktober tidak ada. Dan dari semua Bumil yang melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan, didapat bahwa hanya 5 Bumil yang memiliki resiko dari 648 Bumil yang melakukan persalinan. Dan dari hasil 556 kunjungan Neonatus, bayi dengan resiko BBLR dan lahir mati tidak ada. 4.2.3.2. Keluarga Berencana Pengertian: Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara kesuburan agar menjarangkan kelahiran selanjutnya mencapai tujuan tertentu.

39

Tujuan: Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan dalam kelembagaan NKBBS

Sasaran: PUS (Pasangan Usia Subur)

Kegiatan KB: 1. 2. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu. Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD, pil, kondom, suntikan, vasektomi, implant. 3. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan posyandu wilayah kerja puskesmas 4. 5. 6. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivasi KB Melayani konsultasi kemandulan Membuat laporan KB bulanan dan tahunan

Tabel 4.4 Pencapaian Program KIA dan Akseptor Baru KB Puskesmas Kota Matsum

No 1 2 3 4 5

Kegiatan IUD Implant Suntik Pil Kondom

Sasaran PUS PUS PUS PUS PUS

Cakupan 173 134 -

40

Analisa data: Hasil pencapaian KB 2011 1. 2. Akseptor menggunakan suntik yang paling banyak sebesar 173 orang. IUD dan implant tidak dilaksanakan di Puskesmas karena keterbatasan alat dan tenaga kesehatan yang belum terampil untuk melakukan implant. 4.2.4. Upaya Perbaikan Gizi Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah cukup berat dan komplit, pada hakekatnya dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Penyakit-penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia adalah defisiensi protein kalori, defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (gondok dan kreatin). Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas Kota Matsum yaitu: 1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas 2. Melakukan survey terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita. 3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi vitamin A pada balita 4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui 5. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan terjangkau di posyandu dan puskesmas. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan perkarangan rumah dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas.

41

Tabel 4.5 Data Pencapaian Program Gizi Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kegiatan PL/PA K/D D/S N/S N/D D/K Fe Bufas Fe Bumil Vit. A Bufas Vit A. Bayi Vit. A Balita ASI Eksklusif

Target 37 58848 58848 58848 27918 45302 1068 1128 1068 498 4064 1128 100% 95% 90% 90% 20% 90% 80% 90% 80% 90% 90% 80%

Sasaran Posyandu Bayi/Balita Bayi/Balita Bayi/Balita Bayi/Balita Bayi/Balita Bufas Bumil Bufas Bayi Balita Bayi (0-6 bln)

Cakupan 37 45302 27918 21259 21259 27918 865 956 863 451 3687 18 100% 80% 50% 40% 80% 80,7% 89,4% 97,8% 92,3% 90,6% 90,7% 1,6%

Dari tabel diatas diketahui bahwa : N/S K/D D/S N/D : Efektivitas program (40%) belum mencapai target : Cakupan program (80%) belum mencapai target : Peran serta masyarakat (50%) belum mencapai target : Status gizi (80%) sudah mencapai target

Dari tabel diatas juga diketahui bahwa : Pemberian Fe pada ibu hamil (97,8%) sudah tercapai Pemberian Fe pada ibu bersalin (86,46%) berlum tercapai

42

Pemberian Vit. A pada ibu masa nifas (90,3%) sudah tercapai Pemberian Vit. A pada bayi (90,6%) sudah tercapai Pemberian Vit. A pada balita (90,7%) sudah tercapai

Tabel 4.6 Data Kegiatan Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 2 3 4 5 6 7 Kegiatan Jan Feb Vit. A Balita Vit. A Bufas Fe 1 Bumil Fe 3 Bumil FeBal 1 Balita FeBal 2 Balita Bayi (<1 thn) ditimbang 8 Balita (1-4 thn) Ditimbang 9 BGM Bayi dan Balita 0 84 95 96 0 0 91 0 0 60 57 0 0 630 Mar Apr Mei 0 0 0 0 0 0 0 0 0 77 77 0 0 438 0 70 80 78 0 0 388 Jun 0 71 79 81 0 0 123 Jul Ags 0 0 0 0 0 0 0 1239 70 72 74 0 0 745 Sep 0 21 47 36 0 0 748 Okt 0 22 55 43 0 0 705 1239 328 565 542 0 0 4168 Jlh

411 1936

610

1018 1545

1377 1764 1916

12829

23

20

30

28

24

21

38

25

209

Analisa data: Dari data diatas jumlah bayi < 1 tahun dan Balita (1-4 tahun) yang ditimbang dari bulan Januari-Oktober mencapai 19880 orang, dari hasil penimbangan itu hanya 209 bayi dan balita dengan berat badan dibawah garis merah.

43

4.2.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Pengertian: Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan yang sakit, dari resevoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia sehat. Sasaran: Seluruh lapisan masyarakat

Tujuan: 1. 2. 3. Mencegah terjangkitnya penyakit Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal Menurunkan angka kematian dan kesakitan

Pemberantasan penyakit menular atau P2M dilaksanakan karena: 1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: penyakit campak, TB paru. 2. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi, misalnya: diare, infeksi mata, infeksi telinga. 3. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang penularannya melalaui vektor, misalnya DBD. 4. Masig tingginya angka penderita penyakit menular yang ditulari secara langsung, misalnya: TB Paru, ISPA, campak, cacar air.

Kegiatan-kegiatan P2M berupa: a. Mencari kusus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan b. Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di Puskesmas c. Mengadakan imunisasi antara lain: BCG, DPT, campak, polio, Hepatitis B, dan TT. d. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan pemberantasan penyakit. e. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit f. Melaporkan penyakit menular.

44

g. Menyelidiki dilapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk, menemukan kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularan. h. Tindakan penularan untuk menahan penjalarannya. i. j. Menyembuhkan penderita hingga sehat. Pemberian imunisasi.

k. Pemberantasan vektor nyamuk. l. Pendidikan kesehatan.

Tabel 4.7 Data 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Kota Matsum Dari Bulan Januari-Oktober Tahun 2011

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas Penyakit tekanan darah tinggi Gingivitas dan penyakit periodental Diare Penyakit pada sistem otot dan jaringan Penyakit kulit alergi Penyakit pulpa dan jaringan periapikal Penyakit kulit infeksi TB Paru Jumlah

Jumlah Kasus 3570 1385 1115 882 561 543 444 464 308 244 9516

Analisa data: Dari data 10 penyakit terbesar tahun 2011 pada bulan Januari sampai bulan Oktober 2011 terlihat bahwa penyakit terbesar adalah penyakit Saluran Pernafasan Atas dengan 3570 kasus, dan penyakit yang terendah adalah TB paru dengan 224

45

Tabel 4.8 Data Penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Dari Bulan Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 Kegiatan Jan Pneumonia Balita Dirujuk Kader Analisa data : Penyakit ISPA yang dirujuk kader hanya Pneumonia yang berjumlah 47 orang. 5 10 3 6 4 3 3 5 3 5 47 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Jlh

Tabel 4.9 Data DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No 1 2 3 4 5 Kasus ABJ

Kegiatan

Target 5% 95% <1% 100%

Cakupan 49 4820/6004 2 75 lingkungan 27

% 80,3% 100%

Kematian Abatisasi Foging Fokus

Analisa data: Masih belum mencapai target dalam hal pemberantasan DBD.

46

Tabel 5.0 Data DBDPuskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Penderita DBD 2 Fogging Fokus 3 4 5 Abatasi PSN Pemeriksaan Jentik 6 Ada Jentik 6 3 0 0 2 1 1 0 3 5 21 Jlh

6 3 3 120 0

3 2 2 0 0

0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

2 2 2 40 0

1 1 1 20 0

1 1 1 20 0

0 0 0 0 0

3 1 1 60 0

4 2 2 100 0

20 12 12 420 0

Analisa data: Dari pemeriksaan jentik dan PSN yang dilakukan dari bulan Januari-Oktober tidak ditemukan adanya jentik, namun masih ada penderita DBD sebanyak 21 orang. 4.2.5.1. Pengertian: Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap penyakit tertentu. Sasaran: Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS) Tujuan: 1. 2. 3. 47 Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit. Program Imunisasi

Macam-macam Imunisasi : a. BCG Gunanya: menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC terhadap anak. Cara pemberian: Diberikan pada bayi 0-11 bulan, sebanyak 1 kali Lokasi pemberian pada lengan kanan atas Dengan injeksi IC 0,05 cc

b. DPT Gunanya: untuk mencegah difetri, pertusi dan tetanus Cara pemberian: Diberikan pada bayi pada usia 2-11 bulan, sebanyak 3 kali Dosis 0,5 ml dengan interval minimal 4 minggu, sebanyak 3 kali Daerah suntikan di paha luar Injeksi IM

c. Polio Gunanya: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit polio Cara pemberian: Diberikan pada bayi pada usia 2-11 bulan, sebanyak 4 kali Diberikan dengan cara menetaskan ke dalam mulut dengan jumlah 2 tetes

d. Campak Gunanya: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak Cara pemberian: Diberikan pada bayi pada usia 9-11 bulan, sebanyak 1 kali Lokasi pemberian pada lengan atas sebelah kiri Dengan injeksi SC Dosis 0,5 ml

e. Hepatitis B Gunanya: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B Cara pemberian: Diberikan pada bayi pada usia 0-7 hari, diberikan dengan injeksi uniject 48

Kemudian pemberian ke 2 pada bulan kedua Pemberian ke 3 pada bulan ke 3 Pemberian ke 4 pada bulan ke 4 dan pemberian dengan interval 4 minggu Diberikan secara Im

Tabel 5.1 Data Pencapaian Kegiatan dan Penyakit Diare Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Kegiatan Imunisasi BCG DPT 1 DPT 2 DPT 3 Polio 1 Polio 2 Polio 3 Polio 4 Campak Hepatitis 1 Hepatitis 2 Hepatitis 3 TT 1 TT 2 TT 3 BIAS DT TT Diare

Target 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 4893 4893 4893 2272 751 1521 1437 97% 97% 97% 97% 97% 97% 97% 97% 97% 90% 90% 90% 90% 100% 100% 100%

Sasaran Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi Bayi WUS WUS WUS Kelas I Kelas 2 dan 3 Masyarakat

Cakupan 993 1002 998 937 1022 1006 1048 941 939 994 994 994 865 794 74 1879 635 1244 469 96,8% 97,8% 97,4% 91,4% 99,7% 98,4% 102,2% 91,8% 91,6% 97% 97% 97,5% 17,7% 16,3% 15,1% 82,7% 84,6% 81,8% 32.6%

49

Analisa data: Hasil pencapaian imunisasi dan Penyakit Diare pada tahun 2011: Cakupan imunisasi telah mencapai target.

Tabel 5.2 Pencapaian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 Kegiatan Campak Sasaran Jan Feb Bayi 9-11 bln 2 DPT 1 Bayi 2-11 bln 3 Hepatitis B1 4 Hepatitis B3 5 6 7 8 9 10 11 12 TT I TT II TT Boster TT I DT I DT II TT I TT II Analisa data: Dari data diatas program imunisasi dari bulan Januari-Oktober telah mencapai target. Tetapi untuk imunissi TT I, DT I, DT II, TT I, TT II, masih belum tercapai Bayi 0-11 bln Bayi 0-11 bln Bumil Bumil Bumil WUS SD SD SD SD 80 83 Mar Apr Mei 72 72 53 Jun 53 Jul 68 Ags Sep Okt 72 60 65 678 Jlh

81

86

75

75

67

36

67

70

66

115

738

81

87

72

772

64

38

67

65

66

117

1429

0 82 80 82 0 0 0 0 0

87 92 93 0 0 0 0 0 0

0 88 89 0 0 0 0 0 0

0 23 27 0 0 0 0 0 0

85 86 75 0 0 0 0 0 0

38 75 81 0 0 0 0 0 0

77 74 79 0 0 0 0 0 0

65 82 78 0 0 0 0 0 0

0 91 81 0 0 0 0 0 0

85 87 0 0 0 0 0 0 0

437 780 680 82 0 0 0 0 0

50

Tabel 5.3 Data Kegiatan Penderita Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 Kegiatan Jan Feb Penderita diare dpt oralit 2 Penderita Diare dpt Infus 3 Penderita Diare dapat antibiotik 37 42 Mar Apr Mei 32 38 54 Jun 48 Jul 55 Ags Sep Okt 43 66 52 467 Jlh

11

10

80

Analisa data:Kegiatan diare dari bulan januari oktober telah menapai target ,tapi untuk penderita yang dapat diinfus tidak ada,karena puskesmas tidak ada menyediakan infus bagi penderita diare. Tabel 5.4 Data Kegiatan TB Paru Puskesmas Kota Matsum Januari-Februari Tahun 2011

No 1 2 3 4 5

Kegiatan Suspek BTA (+) Konversi Sembuh BTA (-) 750 75 39 32 -

Target 70% 70% 80% 85% -

Cakupan 11 19 17 12 4 13,5% 25,3% 38,5% 13,5% -

Keterangan

Analisa data: Dari data diatas kegiatan TB Paru Puskesmas Kota Matsum belum mencapai target pada tahun 2010. 51

Tabel 5.5 Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 2 3 Kegiatan Jan Feb BTA (+) BTA (-) Mengikuti pengobatan lengkap 4 5 Sembuh Kambuh 4 0 2 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 1 0 2 0 2 0 16 0 31 33 33 33 38 32 0 37 20 10 318 3 0 2 0 Mar Apr Mei 2 0 3 0 2 0 Jun 3 0 Jul 1 0 Ags Sep Okt 1 0 0 0 0 1 17 1 Jlh

Analisa data : Dari data diatas penderita yang mengikuti pengobatan lengkap adalah orang, tapi

hanya sembuh 16 orang, jadi kegiatan tersebut belum mencapai target untuk pengobatan TB Paru yang ada di Puskesama Kota Matsum Tahun 2011.

4.2.6. Upaya Pengobatan Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif, melainkan juga memberikan pengertian tentang preventif terhadap penyakit. Di Puskesmas Kota Matsum dilaksanakan pengobatan gratis untuk pengobatan dasar bagi pasien rawat jalan dan menolong penderita gawat darurat baik tindakan operasi terbatas maupun rawat inap sementara seperti kecelakaan lalu lintas, persalinan dan lain-lain. Pemeriksaan kesehatan masyarakat Puskesmas, kegiatan yang dilakukan meliputi: 1. Pemeriksaan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotik yang ada di Puskesmas. 2. 3. Penyuluhan kepada pasien pada saat melakukan pemeriksaan Mengirim penderita yang tidak mampu untuk melanjutkan pengobatan setelah penderita di kembalikan. 52

Perawatan dan pengobatan pasien Puskesmas Kota Matsum meliputi pasien umum, AKES, dan aggota Dana Sehat.

Tabel 5.6 Data Kunjungan Pasien di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Askes No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bulan Umum Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Jumlah 60 48 93 38 59 65 47 58 47 61 576 Gigi 12 11 15 12 19 13 14 5 15 16 132

Jamkesmas Umum 160 112 152 153 135 146 158 98 127 106 1347 Gigi 15 19 19 32 15 13 9 9 22 20 173

Medan Sehat Umum 2 2 1 3 18 8 1060 8 8 9 1272 Gigi 0 4 3 13 12 1 138 6 2 9 188

Analisa data: Dari data diatas jumlah kunjungan Medan Sehat dari bulan Januari-Oktober lebih banyak dibandingkan dengan kunjungan ASKES, Jamkesmas di Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.

53

Tabel 5.7 Data Kunjungan Pasien Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Jumlah

Kartu Sehat 175 185 171 131 175 159 167 107 149 126 1445

Rawat Jalan 1405 1412 1226 1217 1405 1319 1475 1120 1386 3975 15940

RJ gol > 60 thn 375 246 247 308 375 348 267 221 280 233 3100

Rawat Jalan Gigi 199 256 181 194 199 167 199 119 183 237 1934

Analisa data: Dari data diatas jumlah kunjungan rawat jalan dari bulan Januari-Oktober lebih banyak dibandingkan jumlah kunjungan yang lain di Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.

54

Tabel 5.8 Data Kunjungan dan Rujukan Pasien Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Kunjungan No Bulan Gratis Bayar

Rujukan Askes Jamkesmas Medan Sehat 25 21 51 59 36 24 34 29 51 48 264

Umum Gigi Umum Gigi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Jumlah 980 133 959 963 928 794 1060 5 1014 934 7740 142 856 163 143 120 118 138 86 118 155 2039 4 27 3 7 5 5 5 832 7 7 902 30 5 36 29 20 26 33 13 26 37 255 95 51 80 65 81 66 71 75 75 88 747 100 73 78 57 56 89 67 51 62 92 612

Analisa data: 1. Dari data diatas jumlah kunjungan gratis lebih banyak dibandingkan jumlah kunjungan bayar di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011. 2. Jumlah Rujukan Askes lebih banyak dibanding rujukan dengan Jamkesmas dan Medan Sehat

55

Tabel 5.9 Data Kegiatan Pelayanan JPKM Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Jumlah

Peserta Askes 167 110 174 130 143 78 132 138 137 165 1374

Peserta Asuransi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Analisa data: Dari data diatas jumlah peserta Askes lebih banyak dibanding peserta Asuransi karena Puskesmas Kota Matsum tidak melayani Peserta Asuransi. 4.2.7. Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Pelaporan Informasi Kesehatan Tujuan: 1. 2. Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan Untuk dipergunakan sebagai bahan di dalam menyusun Rencana Kerja

Pembagian: Pencatatan: 1. 2. Kegiatan administrasi Registrasi Family Forder 56

3.

Registrasi kegiatan lain

Pelaporan: 1. 2. 3. Laporan kejadian luar biasa Laporan biasa yaitu mencatat jumlah penyakit dan pengunjung Puskesmas Laporan mingguan yaitu mencatat kegiatan Puskesmas dan rencana kerja selama triwulan. 4. Laporan tahunan yaitu mencatat semua laporan dalam satu tahun yang diambil dari laporan bulanan. 5. Laporan khusus berupa penyakit, kematian dan obat

Tabel 6.0 Data Kegiatan-Kegiatan Program Yang Dilaksanakan Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No 1 2 3

Program Gizi TB UKS

Kegiatan Monev + Balita Gizi Buruk Monev + PMT Pendertita TB Penjaringan SD, SMP, dan SMA serta penilaian lomba sekolah sehat

Waktu Pelaksanaan Juni s/d Juli Maret dan Desember Desember

KIA

Penyakit PHBS

Agustus

Analisa data: Ada beberapa kegiatan Puskesmas Kota Matsum di Tahun 2011 tidak mencapai target. No 1 Program KIA Masalah Hasil pencapaian DRT Bumil 7,7% (target: 20%) Hasil pencapaian kegiatan KP-KIA 25x kunjungan

57

(target: 36 x) 2 3 GIZI TB Hasil pencapaian kegiatan ASI Eksklusif 1,6% Hasil pencapaian pemerksaa BTA (+) 23,5% (target: 70%) Hasil pencapaian pemeriksaan konversi 38,5% (target: 80%) 4 Kesehatan Lingkungan Hasil pencapaian pemeriksaan sanitasi terhadap perumahan, air bersih, jamban, dan SPAL 80,3% (target: 100%). Penyuluhan PHBS masih belum sesuai harapan 5 Obat Pengadaan obat tertentu belum mencukupi

4.3. Program Pengembangan Puskesmas Kota Matsum 4.3.1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Kegiatan UKS di Puskesmas Kota Matsum: 1. 2. Mendata jumlah murid sekolah Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler (dokter kecil/remaja). 3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan lingkungan, P2M, Imunisasi, P3K, dan lain-lain. 4. Membuat rencana kerja dan membuat laporan kerja bulanan, triwulan dan tahunan.

Sebagian dari tersebut tidak mempunyai fasilitas UKS dan guru Pembina UKS dibawah pengawasan dan pembinaan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kota Matsum.

58

Tabel 6.1 Data Kegiatan Kesehatan Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 Kegiatan Penjaringan Kesehatan 2 Penjaringan Kesehatan 3 Penjaringan Kesehatan 4 Sarana Kesehatan Ling. Sekolah 5 Syarat Kesehtan Sekolah 6 Kunjungan Pembinaan UKS 7 Konseling Kesehatan Remaja 8 Kesehatan Anak Pra Sekolah TK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SLTP, SLTA Sekolah 0 3 2 2 2 0 2 8 2 2 23 Sekolah 2 2 2 1 0 1 2 2 2 2 16 Sekolah 2 2 2 2 0 1 2 2 2 2 17 Sasaran Jan SD, MI SLTP, MTs SLTA, MA 0 Feb 0 Mar Apr 0 0 Mei 0 Jun 0 Jul Ags Sep Okt 0 3 0 0 Jlh

59

Tabel 6.2 Data Kegiatan Olahraga di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-OktoberTahun 2011

Bulan No 1 Kegiatan Jan Klub olahraga yang dibina 2 Pel. Kes. Olahraga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Jlh

Analisa data : Belum ada kegiatan yang dilakukan.

4.3.2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang menjadi beban Puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya masyarakat awam. Kegiatan-kegiatan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dapat dilaksanakan: a. b. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan pencabutan gigi. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan

Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta rujukan penyuluhan keberhasil gigi pada pasien yang berobat di Puskesmas. 2. 3. Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah Usaha Kesehatan Gigi dan Masyarakat Desa (UKGMD)

60

Tabel 6.3 Data Kegiatan Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 Kegiatan Jan Penambal gigi tetap 2 Pencabutan gigi tetap 3 Murid SD yg butuh perawatan gigi 4 Murid SD yg mendapatkan perawatan kesehatan gigi 5 Perawatan gigi yg lain 82 73 67 90 64 50 65 50 57 81 649 38 26 26 42 49 1 27 23 24 18 108 276 238 212 186 137 418 418 391 368 344 2907 28 Feb 12 Mar Apr 11 24 Mei 20 Jun 10 Jul Ags Sep 35 4 8 Okt 18 170 Jlh

54

102

77

83

73

165

100

29

82

108

187

Analisa data: Dari data diatas jumlah perawatan gigi yang lain lebih banyak dibandingkan yang lain.

61

4.3.3. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan itu sendiri. Mereka berperan aktif dalam program kesehatan dan membuat suatu upaya kegiatan yang dibuat oleh masyarakat dan hasilnya untuk masyarakat.

4.3.4. Upaya Kesehatan Jiwa Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1. 2. 3. Pengenalan dini gangguank jiwa Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan

4.3.5. Upaya Kesehatan Mata Kegiatan yang dilakukan: Garis interaksi dengan kegiatan Puskesmas yang lain: 1. 2. 3. 4. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita, penyuluhan di Posyandu. Dengan UKS dilakukan penyuluhan kesehatan mata di sekolah Melakukan pengobatan mata yang dapat di tanggulangi Melakukan rujukan kepada unit yang mampu, apabila pengobatan tidak dapat ditanggulangi

4.3.6. Upaya Kesehatan Lanjut Usia Upaya-upaya lanjut usia di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan lanjut usia antara lain adalah upaya promotif yaitu upaya menggairahkan semangat hidup usia lanjut agar mereka tetap berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang: 1. 2. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang

62

Tabel 6.4 Data Kunjungan Posyandu Usila di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

Kelompok Usila No 1 2 3 4 Kelurahan 45-59 Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sei Rengas Permata Jumlah 160 258 187 109 714 60-69 175 243 193 121 732 >70 131 162 129 77 499 307 466 663 509 1945 Jumlah

Analisa data: Hasil pencapaian program kesehatan usila 45-59 tahun adalah yang terbanyak kunjungannya.

4.3.7. Laboratorium Sederhana Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana yaitu: a. Laboratorium Rutin Darah rutin: HB, Ht, LED, Difftel (Eritrosit, Leukosit, Trombosit) Feses: Ph, Warna, Reduksi, Billirubin, Urobilin, Sediman b. Laboratorium Khusus Darah Khusus: Golongan Darah, KGD Sputum (BTA)

63

Tabel 6.5 Data Pemeriksaan Laboratorium di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

Bulan No 1 Kegiatan Jan Spesimen darah 2 Spesimen air seni 3 Spesimen tinja 4 5 BTA/TBC BTA/TBC 11 Feb 12 Mar Apr 10 12 Mei 15 Jun 25 Jul Ags Sep 10 10 12 Okt 12 129 Jlh

0 11 3

0 7 2

0 12 2

0 9 3

0 7 2

0 3 1

0 13 3

0 2 1

0 6 0

0 6 0

0 76 17

64

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Judul Sasaran Metode Waktu

: Gizi Pada Balita : ibu yang ada di posyandu : Penyuluhan : 30 Menit

I.

Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu bisa mengerti dan memahami asupan makanan yang baik untuk balita

Tujuan Khusus Agar Ibu dapat mengetahui cara memberi asupan yang baik untuk balita Agar ibu mengetahui apa saja penyakit yang bisa timbul karena kekurangan gizi

II. Materi Penyuluhan A. Pemenuhan Gizi Pada Balita 1. Mengenal Balita Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa. 65

Peran makanan bagi balita a makanan sebagai sumber gizi Zat tenaga- Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya Zat pembangun -Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita Zat pengatur- Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan

Kebutuhan gizi balita sebagai Sebagai kebutuhan energi/tenaga Sebaagai kebutuhan pembangun Sebagai kebutuhan zat pengatur

Hal-hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi Ketidaktahuan hubungan makanankesehatan Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makan tertentu Jarak kelahiran yang terlalu dekat Sosial ekonomi Penyakit yang infeksi

gizi yang tidak seimbang 1. Kekurangan energi dan protein (KEP) Ini disebabkan oleh : Makanan yang tersedia kurang mengandung energi Nafsu makanan yang akan menganggu sehingga tidak mau makan Gangguan dalam saluran pencernaan Kebutuhan yang meningkat Penyakit yang bisa timbul akibat kekurangan gizi

66

Marasmus Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan. Kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan Marasmus-kwashiorkor Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya. Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut: 1) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis 2) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan 3) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan 4) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan 5) Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya. Menu makanan balita sebagai berikut : Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut : Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari.

Fungsi makanan selingan adalah : 1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan. 2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam). 3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita. Pada usia bayi dari umur 0-6 bulan sebaiknya di beri ASI Eksklusif asi ini mengandung zat gizi yang yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi,yang mudah dicerna dan efisien. Dan untuk usia 11-59 bulan mulailah memperkenalkan bayi pada makanan yang beragam tapi harus disesuaikan dengan kemampuan bayi itu sendiri.

67

III. Kegiatan Penyuluhan Metode :

Simulasi Tanya jawab atau kuis

Media

Papan penyuluhan

IV. Setting/ Bentuk lokasi penyuluhan Ket:

: Flip

Chart

Tim

: Fasilitator : Peserta

68

V.Langkah langkah Kegiatan

No.

KEGIATAN PENYAJI SASARAN Membalas salam - Memahami

WAKTU

1.

Salam pembuka

5 menit

2.

Penyajian materi

materi - Menyimak materi Menjawab dan

10 menit

3.

Mengadakan Tanya Jawab/Kuis

mengerti tentang materi yang disampaikan - Menerima

10 menit

Penutup 4. penyampaian kesimpulan dan saran

kesimpulan - Menerima saran serta melaksanakan saran tersebut 5 menit

I.Evaluasi * Leader memberi pertanyaan kepada peserta *Observer mengevaluasi penyuluhan.

69

BAB V PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. Pemenuhan Gizi Pada Balita 1. Mengenal Balita Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. 2. Karakteristik Balita Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

70

3. Karakteristik Usia Prasekolah Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai masa keras kepala . Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anakanak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak. 4. Peran Makanan Bagi Balita a. Makanan sebagai sumber zat gizi Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur. 1) Zat tenaga Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa. 2) Zat Pembangun Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak. 3) Zat pengatur Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur. a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).

b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour. c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh. 71

5. Kebutuhan Gizi Balita Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). a.Kebutuhan Energi Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. b. Kebutuhan zat pembangun Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil. c. Kebutuhan zat pengatur Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia. 6. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut: a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan 72

demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita. Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga. c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999). d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik 73

perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan. f. Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. g. Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999). 7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP) Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein. 1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi 2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan 3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu 4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai. Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus. 74

Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi tiga bentuk. 1. Marasmus Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan. 2. Kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di selasela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut ( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis. 3. Marasmus-kwashiorkor Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya. b.Obesitas Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan orangtua. 5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik. 8.Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :

a.Faktor penyakit organis b. Faktor gangguan psikologi Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut: 1. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis 2. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan 3. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan

75

4. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan 5. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya. c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan ) 1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhka penyakitnya melalui dokter. 2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan. (a) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin. (b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi makan anak. (c) Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua) (d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini. (a)Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan haus (b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi. (c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya. (d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih. (e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.

B. Menu Makanan Balita Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan 76

sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan. Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut : Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah: o Pagi hari waktu sarapan. o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu. o Pukul 12.00 pada waktu makan siang. o Pukul 16.00 sebagai selingan o Pukul 18.00 pada waktu makan malam. o Sebelum tidur malam, tambahkan susu. o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi. Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh) Pukul 06.00 : Susu Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 14.00 : Susu Pukul 16.00 : Makanan selingan Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim Pukul 20.00 : Susu.

Makanan Selingan Balita Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga. Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam 77

keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga. Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain. Fungsi makanan selingan adalah : 1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan. 2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam). 3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita. Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah.Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.

C. Menu untuk Balita yang Sedang Sakit Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk, muntah. Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani dengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan balita, bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya. 1. Untuk balita dengan panas tinggi PENDERITA penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya meningkat. Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat, penyerapan zat-zat gizi menurun dan adanya faktor lain yang berhubungan dengan penyakitnya. Nafsu makan pun biasanya menurun. Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat :

78

aKonsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure, bubur dan lain-lain. b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan sering. c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacangkacangan diberikan lebih dari porsi normalnya. d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena mengandung air, vitamin dan mineral. Berikan minuman lebih banyak dari biasanya. e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin. 2. Untuk balita dengan gejala mencret (diare)

DIARE pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Penyebab diare ada beberapa faktor, yaitu: a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan penyebab diare pada anak. b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein. c. Makanan. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu. d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak). Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit (dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi sebab masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia yaitu kadar gula darah turun di bawah normal.

Pengaturan makanannya secara umum adalah: a. Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui muntah maupun diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas larutan oralit atau larutan gula garam. b. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral. c. Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau terlalu dingin. d. Bentuk makanan lunak. 3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernapasan PENYAKIT saluran pernapasan yang dikenal adalah bronchitis, dan 79

umumnya disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena cuaca dan polusi udara. Mengatur makanannya dengan : a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan, sebaiknya diberikan dalam keadaan hangat. b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang. c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti sirup dan lain-lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti puding. d. Hindari makanan yang digoreng.

4. Untuk balita dengan gejala muntah MUNTAH adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan, infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lainlain. Syarat makanannya: a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil tetapi bertahap dan sering. b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah yang segar dan susu campur buah supaya segar. c. Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan peningkatan protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu, daging, ayam dan lain-lain. d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan kalori. Tetapi berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan lemak akan membuat mual. 5. Untuk balita dengan gejala batuk GEJALA batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit bronchitis yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan sebagainya. Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan : a. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan atau minum. b. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus diimbangi makan yang cukup supaya kondisi tubuh membaik. c. Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil tetapi sering dan bertahap supaya kebutuhan gizinya terpenuhi. d. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein lebih tinggi dari biasanya. e. Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar tidak menimbulkan batuk. Kurangi mengonsumsi yang terlalu 80

manis dan bisa menimbulkan batuk seperti cokelat, permen, manisan dan minuman manis. f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu ditingkatkan konsumsi makanannya. D. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita Perhitungan Berat Badan Ideal Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir

81

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENYULUHAN (GIZI PADA BALITA)

82

83

84

Anda mungkin juga menyukai