Anda di halaman 1dari 4

44.

33 Tahap Detector
Detector kedua atau detector terahir yang mengikuti penguat IF hampir selalu
detector dioda linier. Untuk kepuasan dari operasi seperti sebuah detector dioda linier,
amplitudo dari Irekuensi menengah memberi tegangan ke perangkat ini paling sedikit
1V dan sebaiknya sekitar 10V. Tahap sebelumnya dari penerima yaotu penguat RF,
mixer, dan penguat IF rapuh, oleh karena itu penyediaan kekuatan cukup untuk
memproduksi tegangan gini dari 1V sampai kelemahan sinyal yang merata
diharapkan untuk diterima. Detector dioda linier, di penjumlahan ke penyedia output
terdeteksi, mungkin juga digunakan untuk menyediakan bias AVC.

44.24 Kontrol Volume Otomatis (AVC) atau Kontrol Penguat Otomatis (AGC)
Seperti hasil pantulan sinkron atau pantulan umum, pembawa penguat IF pada
input detector mungkin bervariasi antara 30 atau 40dB dan hasil pada variasi yang
sama di level umum dari reproduksi program pada penerima output. Pada pembawa
loudspeaker minimumoutput menjadi terdengar dan dapat bergabung di noise saat
pembawa maksimal, output dari loudspeaker menjadi bessar. Paling biasa,paling
sederhana dan alat yang paling eIektiI diadopsi untuk meniadakan pantulan umum
adalah kontrol volume otomatis(AVC) atau kontrol penguat otomatis (AGC) dan
digunakan hampir seluruh dunia semua siaran dan penerima telepon radio.
Sebagaimana sistem AVC mengurangi amplitudonya bervariasi berdasarkan pantulan
volume tinggi antena 30-40dB hingga jumlah kecil antara 3-4dB. Variasi 3 ke 3dB di
level output tidak merusak kualitas atau reproduksi progam yang cukup besar.
Prinsip dari Operasi AVC berasal dari menyearahkan tegangan pembawa di
detector dioda liniertegangan dc proposional ke amplitudo pembawa dan
mengaplikasikan tegangan dc dengan bias negatiI ke jaringan penguat RF, penguat IF
dan tabung mixer. Kemudian jika amplitudo pembawa naik , AVC dibias naik dan
semua pengubah menyetel semua penguat terlebih dahulu, detector menurunkan hasil
di penurunan pada amplitudo pembawa kembali pada kapasitas normalnya. Aksi
sebalikanya mengambil tempat jika amplitudo pembawa tiba-tiba turun AVC ini akan
menghaluskan variasi amplitudo pembawa ke extensi yang lebih besar.











Gambar 44.28 memberi gambaran paling sederhana dari detector dioda linier
dan AVC. Di sini penyearah tegangan di kembangkan jarak lintas beban hambatan R.
Kondensor C Iilter komponen-komponen RF sehingga hanya dc plus tegangan
modulasi Irekuensi yang dikembangkan jarak lintas beban resistansi R. Diode bagian
terakhir dari beban resistor biasanya di grounkan den deteksi tegangan output diambil
dari point P. Komponen dc dihilangkan dari output dengan mengguanakan sepasang
kapasitor Cc. Tegangan AVC juga diambil dari point P tappi sejak tegangan dari
point dengan respek ground berisi komponen modulasiIrekuensi juga, Iilter AVC
yang terdiri dari resistor RA seri dan kondensor CA shuunt digunakan untuk
menghilangkan komponen modulasi Irekuensi hanya meninggalkan tegangan dc
negatiI seperti keingina bias AVC . Waktu yang konstan dari Iilter AVC ini adalah
pilihan tepat untuk menghilangkan semua komponen modulasi Irekuensi paling
rendah dari bias AVC tapi tetap, di sisi lain cukup kecil kemungkinan bias AVC
untuk mengikuti aliran perubahan di amplitudo pembawa tipe waktu konstan dari
Iilter AVC adalah 0,1-0,2 detik.
Untuk menyediakan penghilang komponen RF yang lebih bagus dari output
modulasi Irekuensi, lebih baik menggunakan pengisi sebagai pengganti Iilter
kapasitiI , sebagaimana diperlihatkan pada gambar 44.29, volume kontrol manual
biasanya disediakan dengan menggunakan variable Ie kebocoran jaring hambatan
sebagai input pertama penguat audio diperlihatkan pada ganmbar 44.29.











Karakteristik AVC, sistem AVC sederhana ditunjukan pada gambar 44.28 dan
44.29 dapat dari kekurangn AVC yang menjadi mata-mata untuk singal lemah. Rsiko
penerima kekuat memulaisegera jatuh seperti dioda detector memulai perkembangan
output karakteristik AVC Ie. Kurva memberikan output audio dari penerimam
merencanakan input tegangan pembawa untuk AVC sederhana di tunjukan kurva S di
gambar 44.30. Sistem Avc yang ideal, di sisi lain akan disisakan tidak berlaku sampai
input tegangan pembawa mencapai kemungkinan besar menetapkan tegangan.
Berikutnya AVC akan datang ke operasi ID di gambar 44.30 memberi karakteristik
AVC dari pelemahan AVCyang ideal di mana PD memberi kurva praktikal untuk
pelemahan jika tegangan AVC dikuatkan sebelum pengaplikasian bias negatiI untuk
penguat. Sikap AVC lebih dekat menyerang pelemahan yang ideal. Kurva AD
memberi karakter dari penguat dan pelemahan AVC.

Pelemahan AVC gambar 44.31 memberi gambaran sederhana untuk
memproduksi pelemahan di operasi AVC denga 0 dan sinyal input kecil, dioda D2
menghancurkan banyak bias AVC hanya sama dengan potensial katoda dari dioda.
Bias AVC ini tatap di benahi pada nilai negatiI yang kecil. Input tegangan tinggi ,
bias AVC mengacu pada penyarah dari tegangan pembawa di dioda detektor yang












naik. Ketika penyarah jarknya dari tegangan katoda negatiI dari dioda D2. Dioda D2
memenggal untuk menghantarkan Iungsi sistem AVC secara normal kurva PD di
gambar 44.30 memberi karakter sistem AVC.












Pengatan dan pelemahan AVC. Bias penguat AVC mungkin digolongkan
menjadi 2 bagian: 1. Menggunakan dioda AVC, digerakan oleh pengganti penguat
IItetap menyediakan penambahan kekuatan. 2. Dengan penguatan dc dari tegangan
bias AVC sebelum aplikasi bias negatiI diaturpenguat gambar 44.32 memberi
rangkaian dari pelemahan dan penguatan peralatan terpisah AVC. Penambahan tahap
penguat II dan dioda AVC yang terpisah.. Bias pelemahan dimasukan secara
langsung si katoda dioda AVC.










Gambar 44.33 memberikan rangakaian dari dioda detector linier dengan
pelemahan dan penguat AVC mengguankan penguat dc dari tegangan bias AVC.
Dioda D1 bekerja sebagai dioda detector . Output penyearah dan Iilter dioda detector
D1 terdiri dari modulasi tegangan Irekuensi dan tegangan dc dipakai antara jaring
kontrol dan katoda pentoda P1 dari 2 tabung pentoda. Komponen modulasi Irekuensi
mendapat penguatandi pentoda dan siap di output penyearah tegangan dc membuat
jaring lebih negatiI mengurangi komponen dc dari lempengan arus. Katode dari
pentoda P1 dikoneksikan ke palung tegangan negatiI Rk-Ck gambaran bias, dimana
Rk adalah hambatan besar dengan 0 atau input tegangan pembawa kecil komponen dc
dari lempengan arus di pentoda P1 mengikuti pakung Rk memproduksi tegangan dc
yang membuat katoda positiI dengan respek ke bumi dengan nilai masukan saat aksi
pelemahan diinginkan. Pada kondisi ini dioda D2 tidak menghantarkan sejak anoda
dikembalikan ke palung groundresistor jumlah besar R1 dan anoda D2 ke ground.
Bias AVC adalah 0 tidak ada aksi AVC mengambil tempat. Inputhambatan R penguat
meningkat, peneyaarah tegangan dc menyilang hambatan R naik. Bias negatiI
mengontrol jaring dari pentoda P1 dekurangi tegangan dc memerintah silang katoda
resistor Rk menurun. Sebab itu katoda ke potensial dikurangi proses ini berlanjut
hingga pembatasan dari input level pembawa , pembatasan oleh nilai bias pelemahan
katoda ke potensial bumi hingga berubah negatiI. Dioda D2 sekarang mulai
menghantarkan ke lempengan D2 diasumsikan potensial dari katoda. Aksi normal
AVC mengambil tempat sekarang. Tapi bias AVC sekarang tersedia sebagai penguat
denag Iaktor masukan saat karakteristik pentoda, lempengan penyuplai tegangan Ebb,
Resistan beban Rdan jumlah katoda hambatan Rk.

Anda mungkin juga menyukai