Anda di halaman 1dari 1

Valentino Chili Pada suatu pagi tingglah seorang muda yang baru berusia delpan belas yahun, yang

baru memulai masa dewasanya. Ia tiggal bersam kedua saudara tirinya, ayah, dan ibu tiri yang tidak pernah ia harapkan sejak dulu. Awalnya ia mwngira kehidupan akan terus menyenagkan bersama kedua orangtua kandungnya, tapi semua itu kandas ketika terjadi tragedi pada waktu malam natal. Ibu yang dicintainya tak bias lagi disampingnya sekarang, tidak ada canda dan riang tawa seperti dulu lagi ketika ibu mereka masing berada disamping mereka. Ayah tidak tahan melihat keadaan anaknya yang selalu murung, ia berniat mencarikan ibu tiri yang baik bagi dirinya, maksudnya itu memang baik, tetapi ayahnya tidak mengetahui keadaan keluarganya saat ditinggal pergi ayahnya merantau. Siksaan demi siksaan ia terima dari perlakuan para saudara dan ibu tirinya padanya, iapun tidak berani memberi tahu ayahnya atas kejadian yang menimpanya, karna setiap ayahnya ada dirumah, ibu dan saudara tirinya bersikap sangat baik dan ramah tamah pada Valentino. Kehidupanya seperti sup yang terlalu banyak diberi cabai, maka orang-orang kampung menjulukinya Valentino Chili. Suatu saat ia disuruh oleh ibu tirinya memanen cabai dikabun belakang, betapa herannya Valentino melihat suara ibunya keluar dari salah satu pohon cabai, iapun menelan ludah sambil ketakutan, suara itu berkataKemarilah anakku,ini ibumu ysng rindu padamu,kata pohon cabai tersebut. Ternyata pohon itu adalah jelmaan ibunya yang selama ini melihat keseharian Valentino menerima cobaan. Ibunya berkata bahwa ia akan melindungi dia dari siksaan itu asalkan ia selalu memakan cabai dari pohon itu setiap pagi tanpa diketahui siapapun. Anehnya,cabai itu tidak terasa pedas sama sekali selama Ia tidak memberitahukannya pada siapapun. Contohnya saat Ia hendak disiksa oleh Ibu tirinya, Ia dibantu oleh Ibu kandungnya dengan cara memberikan cairan cabainya pada muka Ibu tirinya sehingga kepedasan lalu matanya mulai berair, sehingga Ibu tirinya tidak jadi menyiksanya. Begitu seterusnya, sampai Ibu tirinya tidak sabar,lalu menyerah dengan mengakui perbuatannya itu.

Anda mungkin juga menyukai