by !rvanu Rahman on Wednesday, ]anuary 12, 2011 at 7:04am
Dalam setiap pilihan hidup, seorang mukmin beristikharah pada Allah. Tetapi sholat istikharah itu hanyalah salah satu tahapan saja, sebagian dari tanda kepasrahannya kepada apa yang dipilihkan Allah bagi kebaikannya. Untuk dunia, agama, dan akhiratnya. !stikharah yang sesungguhnya dimulai jauh sebelum itu, dari rasa taqwa, menjaga kesucian ikhtiar, dan kepekaan dalam menjaga hubungan baik dengan Allah.
Ketika segala sebelumnya dijalani dengan apa yang diaturNya, maka istikharah adalah saat bertanya. Pertama, tentang pantaskah kita dijawab olehNya. Yang kedua, seperti apa jawab itu. Yang ketika beranikah kita untuk menerima jawab itu. Apa adanya. Karena itulah sejujurjujurnya jawaban. Di situlah letak furqaan, kepekaan khas orang bertaqwa.
Karena soalnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Soalnya, bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang Bagaimana Allah Nemberi. Apakah diulungkan lembut dengan cinta, ataukah dilempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Dan bisa saja yang diberikan pada kita berbeda dari apa yang diharap hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang kita namakan Barakah.
Di jalan Cinta Para Pejuang, ada taqwa yang menjaminkan barakah untuk kita...
Salim A. Fillah, ]alan Cinta Para Pejuang, hal. 11712S