Anda di halaman 1dari 45

Nama : Tri Utami Hastuti

NRP: F34090028
TCP/IP: IPv6 Internet Protocol Versi 6

IPv6 adalah kependekan dari "Internet Protocol Version 6". IPv6 adalah protokol
"next generation" yang dirancang oleh IETF untuk menggantikan versi Internet
protokol yang sekarang digunakan, IP Versi 4 ("IPv4"). Sebetulnya ada IP versi 5,
yang di alokasikan untuk experimental Internet Stream Protocol versi 2 (ST-2), yang
di jelaskan di RFC 1819.
Pada hari ini sebagian besar Internet menggunakan IPv4, IP versi 4 (IPv4) yang di
jelaskan di RFC 791 (September 1981). Umurnya sudah lebih dari 20 tahun, tapi IPv4
cukup tangguh walaupun sudah tua, walau di awalnya mempunyai banyak masalah.
Ada beberapa keluarga protokol (termasuk Open System Interconnection) yang
pernah di usulkan untuk menggantikan IPv4, tapi semuanya tidak ada yang berhasil
karena penggunaan IPv4 yang telah sedemikian besar dan terus berkembang.
Walaupun terus terang, IPv4 tidak di rencanakan untuk digunakan seperti yang kita
gunakan hari ini, dari sisi jumlah mesin, tipe aplikasi maupun keamanan. Salah satu
masalah yang paling besar saat ini adalah kekurangannya alokasi IPv4 yang sangat
dibutuhkan oleh server / mesin yang tersambung ke Internet.
Di awal tahun 1990, Internet Engineering Task Force (IETF) melihat bahwa satu-
satunya cara untuk mengatasi hal ini adalah merancang versi IP yang baru sebagai
pengganti IPv4. IETF membentuk working group next generation (IPng) untuk
mendeIinisikan protokol transisi yang menjaga kompatibilitas jangka panjang dengan
versi IP yang sekarang maupun yang baru, dan mendukung aplikasi berbasis IP yang
sekarang maupun yang akan datang.
IPng mulai aktiI tahun 1991, dan beberapa proposal IPng di ajukan. Hasil dari
pekerjaan mereka adalah IP versi 6 (IPv6) yang dijelaskan dalam RFC 1883-1886. Ke
empat RFC tentang IPv6 masuk ke track Internet standard bulan Desember 1995.
Penjelasan tentang IPv6 dapat dilihat di RFC 1883 dan beberapa spesiIikasi lainnya,
termasuk ICMPv6.
IPv6 diharapkan dapat memperbaiki masalah di IPv4, seperti keterbatasan address
IPv4. IPv6 juga menambahkan beberapa perbaikan ke IPv6 seperti routing dan
network autoconIiguration. IPv6 di harapkan dapat secara bertahap menggantikan
IPv4, dengan perioda transisi dimana kedua akan berjalan bersama selama beberapa
tahun.
IPv6 di rancang sebagai sebuah evolusi dari IPv4, jadi bukan sebuah perubahan yang
radikal. Feature yang baik dari IPv4 tetap digunakan di IPv6, dan Ieature yang tidak
terlalu berguna di buang. Menurut spesiIikasi IPv6, perubahan dari IPv4 ke IPv6
terutama terjadi pada kategori:
Perluasan kemampuan pengalamatan - alamat IP address bertambah dari 32 bit
menjadi 128 bit di IPv6. Lebih banyak node / komputer di jaringan yang dapat
memperoleh address. Lebih banyak level hirarki pengalamatan, autoconIiguration
yang lebih sederhana untuk pengguna yang remote.Multicast routing menjadi lebih
scalable dengan menambahkan kolom Scope di alamat multicast. Tipe alamat yang
baru, di sebut anycast, juga di deIinisikan. Penyederhanaan Iormat header beberapa
kolom header IPv4 dibuang atau di buat lebih optimal dan sangat mengurangi waktu
yang dibutuhkan untuk memproses paket, dan untuk membatasi biaya bandwidth oleh
header IPv6. Perbaikan dukungan untuk Extension dan Option: Option IPv6 header di
encode untuk memungkinkan eIisiensi Iorwarding, panjang option yang tidak terlalu
ketat, dan lebih Ileksibel untuk memasukan option baru di kemudian hari. Beberapa
kolom di IPv4 header dibuat optional di IPv6. Kemampuan Flow Labeling
kemampuan baru dalam hal Quality oI Service (QoS) yang ditambahkan untuk
memungkinan pelabelan paket yang termasuk traIIic Ilow tertentu yang mana
mungkin pengirim meminta penanganan yang khusus, seperti servis real-time.
Kemampuan authentikasi dan privacy extension untuk mendukung option security,
seperti authentikasi, integritas data, dan kerahasiaan data, sudah ada di dalam IPv6.
IPv6 mengajukan dan memIormalkan terminologi yang di lingkungan IPv4 biasanya
tidak terdeIinisi dengan baik, atau terdeIinisi dengan tidak baik, atau tidak terdeIinisi.
Beberapa terminologi yang digunakan antara lain:
Paket sebuah IPv6 Protocol Data Unit (PDU), terdiri dari header dan payload
(beban) yang dibawanya. Di IPv4, biasanya disebut sebagai paket atau datagram.
Node sebuah divais / alat yang mengimplementasikan IPv6. Router sebuah node
IPv6 yang memIorward paket, berdasarkan IP address, tidak secara explisit di
alamatkan pada dirinya. Dalam terminologi TCP/IP yang lama, alat ini kadang kala
disebut sebagai gateway. Host Node yang bukan router, biasanya adalah system
pada end-user. Link media dimana node saling berkomunikasi satu sama lain
melalui lapisan protokol data link, seperti, ATM, Irame relaym SMDS Wide Area
Network, atau Ethernet LAN. Neighbor node yang tersambung pada link yang
sama.
Arsitektur dan struktur dari IPv6 address di terangkan di RFC 2373. Pada bulan July
1999, IANA mendelegasikan alokasi awal IPv6 ke regional registry untuk
implementasi IPv6 di dunia.
Dimana kita dapat memperoleh implementasi IPv6 pada berbagai sistem? Untuk
sebagian besar sistem operasi, umumnya telah tersedia di sistem operasi yang
umumnya digunakan hari ini.
Perlu diketahui bahwa walaupun IPv6 address empat (4) kali lebih panjang dari IPv4
address, header IPv6 hanya dua kali dari panjang header IPv4. Oleh karena itu sangat
mengurangi eIek dari panjangnya kolom address. Kolom pada header IPv6 adalah:
Version: nomor versi IP (4 bit). Kolom ni berisi nilai 6 untuk IPv6, dan nilai 4 untuk
IPv4. Lokasi kolom ini sama untuk header IPv6 dan IPv4 sehingga memudahkan
sebuah node untuk membedakan apakah ini paket IPv4 atau IPv6. Priority:
memungkinkan sebuah sumber untuk mengidentiIikasi prioritas pengiriman paket (4
bit). Flow Label: digunakan oleh source untuk mengidentiIikasi paket-paket
































dengan label tertentu ini membutuhkan teknik penanganan yang tertentu, seperti
servis real-time antara sepasang host (24 bit). Payload Length: Panjang payload,
bagian dari paket sesudah header, dalam oktet (16 bit). Nilai maksimum dari kolom
ini adalah 65,535; jika kolom ini berisi nol mempunyai arti bahwa paket berisi
payload yang lebih besar dari 64Kbyte dan panjang payload yang sebenarnya ada di
Jumbo Payload hop-by-hop option. Next Header: mengidentiIikasi tipe header
selanjutnya yang melekat pada header IPv6; menggunakan nilai yang sama dengan
nilai pada IPv4 jika dimungkinkan (8 bit). Kolom Next Header dapat
mengindikasikan option header, protokol pada lapisan yang lebih tinggi, atau tidak
ada protokol di atas IP. Beberapa contoh nilai-nya tampak pada tabel. Hop Limit:
menspesiIikasikan jumlah hop maksimum yang dapat dilalui sebelum paket di buang
(8 bit). Nilai ini di set oleh source dan akan dikurangi 1 setiap kali melewati sebuah
node. Paket akan dibuang jika nilai Hop Limit mencapai nilai nol. Hop Limit sama
dengan Time To Live (TTL) di IPv4. Source Address: IPv6 address dari pengirim /
asal paket (128 bits). Destination Address: IPv6 address dari penerima paket (128
bits).
Contoh nilai dari Kolom Next Header
Nilai Isi dari Next Header 1 Internet Control Message Protocol (ICMP) 6
Transmission Control Protocol (TCP) 17 User Datagram Protocol (UDP) 43 Routing
header 44 Fragment header 58 Internet Control Message Protocol version 6
(ICMPv6) 59 Tidak ada; ini adalah header yang terakhir 60 Destination Options
header 89 Open Shortest Path First (OSPF) IPv6 Address IPv6 mendeIinisikan tiga
(3) tipe address / alamat, yaitu: Unicast address yang menunjukan sebuah host.
Anycast address yang di berikan pada lebih dari satu interIace, biasanya terdapat pada
anode IPv6 yang berbeda, seperti sekumpulan router yang dimiliki oleh ISP. Paket
yang dikiriim ke anycast address akan di teruskan ke salah satu router yang
teridentiIikasi oleh address tersebut, dan yang paling dekat menurut protokol routing.
Multicast address menunjukan sekumpulan host, sebuah paket yang dikirim ke
multicast address aka dikirimkan ke semua host pada group ini. Perlu dicatat bahwa
pada IPv6 tidak ada broadcast address seperti yang kita gunakan di IPv4, karena
Iungsi ini telah dilakukan oleh multicast address. IPv4 addess di tulis menggunakan
notasi dotted decimal, dimana nilai desimal dari empat byte address di pisahkan
dengan dot. Cara yang disukai, atau biasa digunakan, untuk menuliskan IPv6 adalah
nilai hexadesimal dari delapan blok 16-bit yang dipisahkan menggunakan titik dua /
colon (:), seperti FF04:19:5:ABD4:187:2C:754:2B1. Perhatikan bahwa nilai nol di
muka tidak perlu ditulis, dan setiap kolom harus memiliki suatu nilai. IPv6 address
biasanya akan memiliki nilai nol yang banyak karena cara pengalokasian-nya. Teknik
menulis cepat address dengan banyak nol, menggunakan titik dua doubel (::) untuk
menunjukan banyak blok 16-bit yang nol. Contoh, FF01:0:0:0:0:0:0:5A dapat ditulis
sebagai FF01::5A. Agar tidak bingung, "::" hanya dapat muncul satu kali di sebuah
address. Sebagai alternatiI, Iormat hybrid address di deIinisikan untuk memudahkan
merepresentasikan IPv4 address dalam lingkungan IPv6. Disini, 96 bit address yang
pertama (6 group dari 16) di representasikan dalam Iormat IPv6 yang biasa, sedang
sisa 32 bit address di representasikan dalam IPv4 dotted decimal; sebagai contoh,
0:0:0:0:0:0:199.182.20.17 (atau ::199.182.20.17). Alokasi PreIix IPv6 Address Dari
RFC 1884
Alokasi PreIix (Binary) Bagian Dari Address Reserved 0000 0000 /256 Unassigned
0000 0001 /256 Reserved Untuk Alokasi NSAP 0000 001 /128 Reserved Untuk
Alokasi IPX 0000 010 /128 Unassigned 0000 011 /128 Unassigned 0000 1 1/32
Unassigned 0001 1/16 Unassigned 001 1/8 Provider-Based Unicast Address 010 1/8
Unassigned 011 1/8 Reserved Untuk Geographic-Based Unicast Address 100 1/8
Unassigned 101 1/8 Unassigned 110 1/8 Unassigned 1110 1/16 Unassigned 1111 0
1/32 Unassigned 1111 10 1/64 Unassigned 1111 110 1.128 Unassigned 1111 1110 0
1/512 Penggunaan Link Lokal 1111 1110 10 1/1024 Penggunaan Site Lokal 1111
1110 11 1/1024 Multicast Address 1111 1111 1/256
Salah satu goal dari Iormat address IPv6 adalah untuk memenuhi berbagai tipe
address. Awal address mengandung tiga (3) sampai sepuluh (10) bit preIix
mendeIinisikan tipe address secara umum. Bit selanjutnya berisi host address
sebenarnya, dalam Iormat yang spesiIik mengindikasikan tipe address Detail teknik
pengalokasian IPv6 dapat di baca di RFC 1884.
Contoh, IPv6 address untuk Provider-Based Unicast Address yang dialokasikan oleh
sebuah Internet service provider (ISP) kepada pelanggannya. Tipe address ini
mengandung bebarapa sub-kolom, termasuk: Format PreIix: Mengindikasikan tipe
address sebagai Provider-Based Unicast. Selalu 3 bit, dengan kode "010." Registry
IdentiIier: Menunjukan dari Internet address registry mana ISP memperoleh IP
address. Nilai n hanya 5-bit menunjukan IANA Internet Assigned Number Authority
atau salah satu dari tiga Regional Registry, yaitu Internet Network InIormation Center
(InterNIC), Reseaux IP Europeens Network Coordination Center (RIPE NCC), atau
Asia-PaciIic Network InIormation Center (APNIC). Di kemudian hari, registry
nasional akan di akomodasi juga. Provider IdentiIier: Menunjukan ISP; kolom ini
menunjukan blok address yang di alokasikan oleh authoritas address registry.
Subscriber IdentiIier: Menunjukan pelanggan ISP; Kolom ini menunjukan alokasi
address ke pelanggan oleh ISP. ProviderID dan SubscriberID mempunyai total
panjang 56 bit. Intra-Subscriber: Berisi bagian alokasi address yang di atur oleh
pelanggan. Mempunyai panjang 64-bit, di sarankan untuk berisi subnetwork 16-bit
dan identiIikasi interIace 48-bit (seperti IEEE MAC address). Salah satu hal yang
penting dalam tipe address adalah penujukan IPv4 addrress. Dengan lebih dari enam
belas juta host di Internet menggunakan address 32 bit, Internet publik harus terus
mengakomodasi IPv4 address walaupun secara perlahan migrasi ke IPv6 dan
pengalamatan IPv6. IPv4 address akan di bawah dalam 128-bit IPv6 address yang
berawal dengan 80 nol (0:0:0:0:0). 16-bit blok selanjutnya berisi compatibility bit,
yang menunjukan cara host / router menangani IPv4 dan IPv6 address. Jika device
dapat menangani IPv4 atau IPv6 address, compatibility bit akan di set semua menjadi
nol (0) dan ini di kenal sebagai IPv4-compatible IPv6 address. Pada sebuah sebuah
node yang hanya dapat berbicara IPv4 saja, compatibility bit akan di set ke satu
semua (0xFFFF) dan ini di kenal sebagai IPv4-mapped IPv6 address. Sedangkan, 32
bit terakhir berisi 32-bit IPv4 address dalam bentuk dotted decimal. IPv6 multicast
address memberikan identiIikasi untuk sekelompok node. Sebuah node dapat menjadi
anggota dari banyak group multicast. Multicast address tidak dapat digunakan sebagai
source address di paket IPv6 atau muncul di routing header.
Semua multicast address selalu di awali dengan delapan (8) bit satu (0xFF). Empat
(4) bit selanjutnya adalah Ilag bit (Ilgs), Tiga bit pertama di set menjadi nol dan bit ke
empat (T-bit) menunjukan alokasi permanen ('well-known) multicast address (T0)
atau alokasi tidak permanen ('transient) multicast addess (T1). Empat (4) bit
selanjutnya menunjukan scope dari address (scop), atau bagian dari jaringan yang
relevan dengan multicast address, option yang ada termasuk node lokal (0x1), link
lokal (0x2), site lokal (0x5), organisasi-lokal (0x8), atau global (0xE). Sisa 112 bit
adalah Group IdentiIier, yang menunjukan multicast group, apakah permanen atau
transien, dalam sope yang diberikan. Interpretasi dari alokasi multicast address
permanen tidak tergantung pada nilai scope. Contoh, jika 'Internet video server
group" memperoleh alokasi multicast address permanen dengan group identiIier
0x77, maka: FF01:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server pada node yang
sama seperti sender. FF02:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server pada link
yang sama seperti sender. FF05:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server pada
site yang sama seperti sender. FF0E:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server
di Internet. Ada beberapa multicast address yang telah di deIinisikan, termasuk:
Reserved Multicast Address telah di reserved dan tidak akan pernah di alokasikan ke
multicast group manapun. Addesss tersebut mempunyai FF0x:0:0:0:0:0:0:0, dimana x
adalah digit hexadesimal apapun. All Nodes Address menunjukan group dari semua
IPv6 node dalam scope yang diberikan. Address ini dalam bentuk FF0t:0:0:0:0:0:0:1,
dimana t 1 (node-lokal) atau 2 (link-lokal). All Routers Address menunjukan group
dari semua IPv6 router dalam scope yang diberikan. Address ini dalam bentuk
FF0t:0:0:0:0:0:0:2, dimana t 1 (node-lokal) atau 2 (link-lokal). DHCP Server/Relay-
Agent address menunjukan group dari semua IPv6 Dynamic Host ConIiguration
Protocol (DHCP) Server dan Relay Agent dengan scope link-lokal; address tersebut
adalah FF02:0:0:0:0:0:0:C.
IPv6 Extension Header Dan Option Dalam IPv6, inIormasi optional lapisan IP
dikodekan dalam extension header yang terpisah dan di letakan antara header IPv6
basic (dasar) dan header protokol lapisan yang lebih tinggi. Sebuah paket IPv6 dapat
membawa nol, satu atau banyak extension header, semua di tunjukan oleh kolom
Next Header dari header sebelumnya dan masing-masing berisi kelipatan genap dari
64 bit. Implementasi IPv6 yang benar akan mendukung extension header dan option-
nya sebagai berikut: Hop-by-Hop Options header digunakan untuk mebawa inIormasi
yang harus di periksa oleh semua node sepanjang jalan-nya paket. Ada tiga (3) option
termasuk dalam kategori ini. Option Pad1 digunakan untuk memasukan satu oktet
padding ke daerah Option agar header menjadi 64-bit. Option PadN digunakan untuk
memasukan dua atau lebih oktet padding. Option Jumbo Payload digunakan untuk
menunjuak bahwa panjang payload lebih dari 65,535 oktet. Option ini digunakan jika
kolom Payload Length di set menjadi nol. Routing header digunakan oleh IPv6
source untuk memberikan daItar satu atau lebih node antara yang harus di lalio
sebagai bagian dari jalur paket menuju tujuan. Fungsi ini kira-kira sama dengan
option IPv4 Loose & Strict Source Route. Header ini berisi daItar alamat dan indikasi
setiap alatnya apakah strict atau loose. Jika alamat bertanda strict, maka berarti bahwa
node tersebut harus sebuah neighbor dari node sebelumnya. Jika alamat bertanda
loose, maka node tersebut tidak harus neighbor dari node sebelumnya. Fragment
header digunakan oleh IPv6 source untuk mengirimkan paket yang lebih besar dari
Maximum Transmission Unit (MTU) pada jalur ke tujuan. Header ini berisi packet
identiIier, Iragment oIIset, dan Iinal Iragment indicator. Berbeda dengan IPv4 yang
membawa inIormasi Iragmentasi di setiap header paket, IPv6 hanya membawa
inIormasi Iragmentation/reassembly pada paket yang di potong (Iragmented).
Berbeda dengan IPv4, proses Iragmentasi di IPv6 dilakukan hanya oleh source dan
tidak oleh router sepanjang jalur yang di lalui. Semua host dan router IPv6 harus
mendukung MTU 576 oktet. Hal ini di rekomendasikan dalam prosedur path MTU
discovery (sesuai RFC 1981) untuk dilakukan dalam rangka menemukan, dan
memaksimalkan jalur yang mempunyai MTU yang besar. Destination Options header
digunakan untuk membawa inIormasi optional yang harus di periksa oleh node
tujuan. Pada saat ini, destination option yang di deIinisikan baru Pad1 dan PadN. IP
Authentication Header (AH) dan IP Encapsulating Security Payload (ESP) adalah
mekanisme security IPv6.
Contoh IPv6 Extension Header. TCP segmen di enkapsulasi dalam IP tanpa option
tambahan (atas). TCP segmen sesudah Routing header (tengah); dan potongan TCP
segmen sesudah Fragmen header sesudah Routing header (bawah) (di ambil dari RFC
1883). Dengan pengecualian Hop-by-Hop Option, extension header biasanya hanya
di periksa atau di proses oleh node tujuan. Isi dari setiap extension header
menentukan apakah harus melanjutkan ke header selanjutnya atau tidak. Oleh
karenanya, extension header harus di proses agar header tersebut muncul di paket.
Parameter Quality oI Service IPv6 Kolom Priority dan Flow Label di IPv6 header
digunakan oleh source untuk mengidentiIikasi paket yang membutuhkan penanganan
khusus oleh router di jaringan. Konsep Ilow di IP merupakan perubahan cukup drastis
dari protokol connectionless lainnya. Beberapa orang menyebut konsep Ilow sebagai
connectionless virtual circuit karena semua paket dengan Ilow label yang sama akan
di tangani secara sama, dan jaringan akan melihat semua paket tersebut sebagai
entitas yang sama. Penanganan khusus untuk Quality oI Service yang tidak standard
sangat penting untuk mendukung aplikasi yang membutuhkan throughput yang
tergaransi, delay rendah, dan / atau jitter, seperti multimedia atau komunikasi real-
time seperti internet telepon. Parameter QoS adalah perkembangan dari kemampuan
Type oI Service (ToS) di IPv4. Kolom prioritas memungkinkan pengirim untuk
menentukan prioritas paket yang di inginkan. Nilai 0-7 digunakan untuk traIik
congestion-controlled (kepadatan yang terkontrol), atau traIIic yang back-oII (mundur
/ menyingkir) karena adanya kepadatan (congestion) di jaringan, seperti segmen TCP.
Untuk traIik jenis ini, nilai prioritas berikut di rekomendasikan: 0 traIik yang tidak
terkarakterisasi 1 traIik yang di-"Iiller" (contoh, netnews) 2 data tranIer automatis
(contoh, email) 3 - (reserved) 4 data transIer dalam jumlah besar (contoh, FTP,
NFS) 5 - (reserved) 6 traIik interaktiI (contoh, telnet, X) 7 traIik kontrol internet
(contoh, protokol routing, SNMP)
Untuk traIik non-congestion-controlled, nilai terendah prioritas adalah delapan (8)
dan digunakan oleh pengirim yang bersedia untuk membuang paket tersebut jika
jaringan padat (contoh, traIik high-Iidelity video traIIic), dan nilai prioritas tertinggi
lima belas (15) digunakan untuk paket yang oleh pengirim tidak terlalu mau dibuang
(contoh, traIik low-Iidelity audio). Tidak kelas antara prioritas congestion-controlled
dan non-congestion-controlled.
Flow Label digunakan oleh pengirim untuk menunjukan paket yang memerlukan
QOS yang tidak standard. Permohonan penanganan akan di teruskan ke router di
jaringan melalui protokol kontrol, seperti Resource Reservation Protocol (RSVP),
atau dengan inIormasi yang ada dalam aliran (Ilow) paket itu sendiri, seperti hop-by-
hop option. Kemungkinan saja ada beberapa Ilow yang aktiI antara pengirm dan
tujuan, termasuk traIik yang tidak berasosiasi dengan aliran / Ilow manapun, yaitu,
Flow Label 0. Sebuah Ilow dapat secara unik teridentiIikasi dengan kombinasi
source address dan Ilow label yang tidak nol. Teknik ini di IPv6 masih dalam tahap
experimen. Keamanan IPv6 Pada hari ini keamanan internet menjadi penting,
terutama jika kita ingin mengirimkan data yang sensitiI melalui Internet. Walaupun
banyak aplikasi TCP/IP hari ini yang memiliki mekanisme security sendiri, banyak
yang berargumen bahwa sebaiknya security dilalukan pada lapisan protokol serendah
mungkin. IPv4 memang mempunyai sedikit kemampuan security, tapi authentikasi
dan mekanisme privacy umumnya tidak ada. IPv6 membuat dua mekanisme security
masuk ke dalam protokol-nya. Mekanisme yang pertama adalah IP Authentication
Header (RFC 1826), extension header ini menjamin integrasitas data dan authentikasi
untuk paket IP. Ada banyak teknik authentikasi yang akan didukung, penggunaan
algorithma keyed Message Digest 5 (MD5, di jelaskan di RFC 1321) untuk menjamin
interoperabilitas. Penggunaan option ini akan menghilangkan sebagian besar dari
serangan di jaringan, seperti IP address spooIing. Kemampuan menjadi tambahan
penting bagi kelemahan mekanisme IP source routing. Pada IPv4 yang tidak
mempunyai mekanisme authentikasi host, yang dapat dilakukan oleh IPv4 hanya
memberikan host address pengirim seperti yang di beritahukan oleh host pengirim
dalam IP datagram. Dengan adanya inIormasi authentikasi di Internet /
Network layer, IPv6 memberikan proteksi yang lebih baik ke protokol dan servis
yang lebih tinggi yang pada hari ini kekurangan proses authentikasi. Mekanisme ke
dua adalah IP Encapsulating Security Payload (ESP, di jelaskan di RFC 1827),
sebuah extension header yang dapat menjamin integritas dan kerahasiaan data untuk
paket IP. Meskipun deIinisi ESP tidak tergantung pada algoritma tertentu, Data
Encryption Standard menggunakan cipher block chaining mode (DES-CBC) di
usulkan sebagai standard encryption untuk menjamin interoperability. Mekanisme
ESP dapat digunakan untuk mengenkrip semua IP paket (tunnel-mode ESP) atau
hanya mengenkrip bagian payload dari lapisan atas saja (transport-mode ESP).
Feature ini akan menambah keamanan dari traIik IP tanpa perlu terlalu banyak
bersusah payah seperti sekarang. Authentikasi di lakukan secara end-to-end selama
komunikasi berlangsung dan akan membuat aman komunikasi walaupun tanpa
adanya Iirewall sekalipun. Beberapa menduga kemungkinan Iirewall akan hilang
dengan digunakannya IPv6, walaupun tidak ada bukti sampai sekarang. ICMPv6
Internet Control Message Protocol (ICMP) memberikan berita error dan inIormasi
yang tidak diberikan oleh IP. ICMP untuk IPv6 (ICMPv6) mempunyai Iungsi yang
sama dengan ICMP untuk IPv4 dan menggunakan bentuk message yang sama, dan
menjadi bagian integral dari IPv6. Message ICMPv6 di bawa oleh IPv6 datagram
dengan kolom Next Header bernilai 58. Message ICMPv6 error adalah: Destination
Unreachable: dikirim jika paket tidak dapat dikirim ke tujuan karena alasan selain
kepadatan traIik. Packet Too Big: dikirim oleh router jika ada paket yang terlalu
panjang & lebih panjang dari MTU dari link keluar, sehingga tidak dapat di Iorward /
di kirim. Time Exceeded: dikirim oleh router jika Hop Limit paket mencapai nol atau
jika semua Iragmen dari datagram tidak di terima dalam waktu reassembly Iragmen
yang ditentukan. Parameter Problem: dikirim oleh sebuah node yang menemukan
program di kolom dalam header paket yang menyebabkan node tersebut tidak dapat
memproses header. Message ICMPv6 inIormational adalah Echo Request dan Echo
Reply (digunakan oleh node IPv6 untuk keperluan diagnostik), juga Group
Membership Query, Group Membership Report, dan Group Membership Reduction
(semua digunakan untuk menyampaikan inIormasi tentang keanggotaan di multicast
group dari node ke router neighbor mereka. Migrasi ke IPv6
Transisi ke IPv6 sudah berjalan walaupun sebagian Internet & TCP/IP user belum
melihat ada-nya soItware baru di sistem atau jaringan mereka. Sebelum IPv6 dapat
dikembangkan secara luas, inIrastruktur jaringan harus di upgrade dan menggunakan
soItware yang dapat mengakomodasi protokol yang baru ini. Selain itu, Iormat
address yang baru harus diakomodasi oleh setiap protokol TCP/IP yang menggunakan
address. Contoh, Domain Name System (DNS), telah mendeIinisikan source record
AAAA untuk IPv6 128-bit, sementara IPv4 yang hanya 32-bit menggunakan A
record. Juga di deIinisikan domain address IP6.INT, sementara IPv4 menggunakan
domain ARPA. Protokol lain juga harus di modiIikasi untuk IPv6 termasuk DHCP,
Address Resolution Protocol (ARP), dan protokol routing IP seperti Routing
InIormation Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway
Protocol (BGP). Sesudah router dan backbone di upgrade untuk menggunakan IPv6,
baru host dapat mulai melakukan transisi ke protokol yang baru dan aplikasi yang
telah di modiIikasi untuk memperoleh keuntungan maksimal dari kemampuan IPv6.
Pada saat IPv4 menjadi resmi di ARPANET standar tahun 1993, penggunakan
protokol sebelumnya langsung di hentikan, dan tidak ada rencana interoperabilitas
antara protokol yang lama dan yang baru. Pada IPv6, kita tidak akan & tidak dapat
melakukan hal itu. Walaupun percobaan IPv6 mulai dilakukan di tahun 1996, dan
penggunaan pertama di backbone Internet di tahun 1997, tidak ada jadwal (dan
keinginan) untuk langsung mengubah IPv4 menjadi IPv6. Keduanya, IPv4 dan IPv6,
akan berjalan bersamaan untuk beberapa tahun mendatang. Hal ini melihat kenyataan
bahwa host yang menggunakan IPv4 hari ini sudah sedemikian besarnya, tidak ada
kebijakan apapun yang masuk akal untuk mengubah secara cepat. Walaupun IPv6
tampak di backbone yang besar hari ini, ISP kecil dan administrator jaringan LAN
tidak akan mengkonversikan jaringannnya tanpa melihat keuntungan yang nyata dari
IPv6.
Adanya IPv4 dan IPv6 secara bersama di jaringan berarti berbagai protokol dan
prosedur yang berbeda harus di akomodasi. Skenario jangka pendek yang sering
digunakan, jaringan IPv6 di interkoneksikan melalui backbone IPv4. Router di ujung-
ujungnya adalah node IPv4-compatible IPv6 dengan IPv4 dan router interIace akan
diberikan IPv4-compatible IPv6 address. Paket IPv6 dikirim melalui jaringan IPv4
dengan mengenkapsulasikannya paket tersebut di IPv4 header, teknik ini di sebut
tunneling. Tunneling dapat juga digunakan jika sebuah organisasi ingin mengubah
sebagian subnet-nya menjadi IPv6. Proses tunneling ini dapat digunakan untuk link
host-host, router-router, atau host-router. Walaupun penggunaan IPv6 sukar untuk di
elakan, tekanan pasar untuk terus mengembangkan kemampuan IPv4 terjadi dengan
keras. Keterbatasan address IPv4, dapat dikurangi dengan menggunakan Classless
Interdomain Routing (CIDR). Bagi pengguna yang tidak tetap alokasi IP address
dilakukan menggunakan Dynamic Host ConIiguration Protocol (DHCP). Manajemen
Quality oI service dapat di tangani menggunakan Resource Reservation Protocol
(RSVP). Prosedur IP Authentication Header dan Encapsulating Security Payload
dapat dilakukan bagi IPv4 dan IPv6. Hal ini tidak berarti para vendor menunggu.
IPv6 telah muncul di berbagai barang / produk. Beberapa vendor router utama, seperti
Bay Networks, Cisco Systems, Ipsilon Networks, Penril Datability Networks,
danTelebit Communications. Satu hal yang penting dalam IPv6 adalah 6bone
(http://www.6bone.net/) sebuah jaringan testbed yang menyebar antara amerika utara,
eropa, jepang yang mulai beroperasi tahun 1996. 6bone adalah backbone IPv6 virtual
yang di operasikan di atas backbone IPv4 yang hari ini kita gunakan. 6bone terutama
di rancang untuk merouting paket IPv6. Salah satu tujuan akhir dari kerjasama ini
adalah untuk ujicoba implementasi IPv6 dan mendeIinisikan kebijakan dan prosedur
yang perlu dilakukan untuk mendukung IPv6. Di samping itu, 6bone dapat
mendemonstrasikan kemampuan IPv6 dan memberikan dasar kepercayaan user
terhadap protokol yang baru ini. Pada saat ini ditulis, hanya ada dua (2) entitas dari
Indonesia yang tergabung di 6bone yaitu CBN dan Indosat. Kita perlu menggalakan
lebih banyak lagi ujicoba IPv6 di Indonesia untuk tergabung ke 6bone. Untuk
sebagian besar user, transisi dari IPv4 ke IPv6 akan terjadi pada saat system operasi
host mereka di update. Dalam banyak kasus, kemungkinan hal ini akan berarti system
beroperasi dengan dua versi IP. Untuk jaringan dengan user yang banyak, akan lebih
masuk akal menggunakan model yang dlgunakan oleh lnLerneL global yang besar
Menggunakan Lopologl dan pengaddressan [arlngan lv6 yang dl dlsaln dengan balk
membuaL LesLbed [arlngan lv6 dengan rouLer dan unS dan secara perlahan
melakukan mlgrasl apllkasl user dan subneL ke backbone lv6 yang baru ela[aran
yang dl peroleh darl akLlflLas 6bone akan sangaL berguna bagl [arlngan kecll maupun
backbone lnLerneL

Anda mungkin juga menyukai