Anda di halaman 1dari 12

1

8A8 I
LNDAnULUAN

A. Latar Belakang

Menjadi kebiasaan bagi umat Islam, ketika ramadhan datang akan di sambut dengan
kebahagiaan dan dengan hati yang bersuka cita. Umat Islam akan luruh dengan segala
kekhidmatannya untuk menjalankan ibadah puasa. Namun menjadi kebiasaan pula, khususnya di
Indonesia, setiap menjelang ramadhansampai lebaran (syawal) harga-harga barang akan
berlomba-lomba naik secara signiIikan, terutama barang-barang yang menjadi kebutuhan pokok.
Setiap tahun kenaikan harga-harga ini seolah-olah menjadi ritual penanda masuknya
bulan suci ramadhan dan berakhir dengan masuknya bulan syawal. Kenaikan harga-harga ini
menjadi penyebab dari inIlasiterus melaju. Pada bulan Agustus tahun ini telah terjadi
peningkatan inIlasi sebesar 0.75 (month on month), dan 6.51 untuk ukuran inIlasi per-annum
(year on year), naik di banding tahun 2006.
Bulan September dan bulan Oktober diperkirakan laju inIlasi akan terus mengalami
kenaikan. Karena pada bulan ini bertepatan dengan bulan ramadhan dan bulan syawal (Hari Raya
Iedul Fitri), dimana kebutuhan masyarakat terhadap suatu barang akan meningkat. Untuk
ramadhan tahun lalu, laju inIlasi meningkat tajam dibanding bulan sebelumnya yaitu sebesar
0.86 (month on month), sedang bulan sebelumnya hanya sebesar 0.38. Melihat kondisi
seperti ini, wajar bagi kita muncul rasa khawatir untuk menjalani ibadah ramadhan sekarang dan
menghadapi iedul Iitri yang segera datang. Umumnya yang terjadi, menjelang ramadhan dan



iedul Iitri masyarakat akan mempersiapkan untuk menghadapi ramadhan dengan banyak
berbelanja kebutuhan pokok.
Sudah menjadi semacam 'kewajiban, setiap datangnya bulan ramadhan dan bulan
syawal pasar akan merespon dengan menaikkan harga-harga barang. Begitupun, masyarakat
seolah-olah 'memaklumi atas terjadinya kenaikan harga-harga barang pada bulan-bulan
tersebut.
Maka dari itu dalam makalah kami ini kami akan memaparkan analisis tentang inIlasi
yang terjadi pada bulan ramadhan, dan memberikan solusinya agar bisa mengelola uang dengan
baik di bulan penuh berkah tersebut.















8A8 II
LM8AnASAN
A. Artikel
Banda Aceh - Keberni Gayo (05/08) selama bulan Ramadhan live pada jam 14.00
sampai dengan 15.00 WIB, kali ini mengambil tema 'Dampak Ekonomi Wan Ulen Pasa,
narasumber yang dihadirkan adalah Drs. Mahadi Bahtera, M.Si. Dia adalah seorang Guru pada
STIMA, Tenaga Pengajar di Akademi Maritim Aceh dan juga Pegurus Koperasi.
Dalam bahasannya beliau memulai dengan nilai-nilai yang terdapat di bulan puasa, bulan
puasa kita kenal dengan optimalisasi yang terbatas artinya kita berusaha membatasi diri dalam
seluruh aspek kehidupan secara optimal, tidak boleh boros, tidak boleh makan berlebihan,
berpenampilan sederhana. Dari segi ibadah kita harus berusaha optimal, melakukan ibadah-
ibadah sunat sebanyak-banyaknya, memberi sadakah kepada orang lain sebanyak-banyaknya.
Itulah yang diharapkan dari kita pada bulan puasa, tapi realita ini terbalik. Masyarakat
hidup lebih boros, berlebihan dalam makanan ketika berbuka dan makan sahur apa lagi dengan
mempersiapkan makanan mewah pada hari raya, berpenampilan melebihi standar kebiasaan. Ini
dapat dilihat dari terjadinya inIlasi yang terjadi sampai dengan 5, 2 sampai dengan lima hari
puasa.
Pola hidup masyarakat secara umum termasuk orang Gayo, pada bulan puasa kurang bisa
mengendalikan diri, dimana mereka yang selama ini biasa makan ,07 00 karena puasa ia
membeli ikan yang lebih mahal, yang biasanya minum kopi dalam bulan puasa minu susu. Apa
lagi kita lihat kebiasaan masyarakat dimana yang dalam bulan puasa ini harus serba baru, rumah



dicat, mebel dan kursi tamu diganti, Honda diganti/dibeli, layar pintu yang selama ini tidak ada
pada menyambut hari raya dipasang. Dan banyak hal-hal yang dilakukan sebanarnya tidak perlu.
Di sisi lain kita lihat dimana musim yang ada di Gayo pada saat ini belum ada musim
panen, tidak panen ini boleh jadi disebabkan karena keadaan cuaca yang panas, atau juga karena
memang bulannya bukan bulan musim panen, sehingga di Gayo pada saat ini terjadi paceklik
yang bermuara pada meningkatnya kemiskinan.
Sebenarnya pemerintah telah berupaya menekan terjadinya inIlasi, dengan membuat
pasar-pasar murah. Namun pasar murah itu sendiri terkadang dalam pelaksanaannya tidak
berpihak kepada masyarakat level bawah, sebagai contoh kita lihat. Di Banda Aceh, pasar murah
di buat di dekat masjid raya. Di Takengon nanti di buat di lapangan 2:8,7,,:3, lalu siapa yang
membeli ? pasti mereka yang tinggal di dekat daerah tersebut, sedangkan mereka yang miskin
ada di Linge, Serule, Jamat, Samar Kilang dan lain-lain. Kapan mereka mau datang, berapa
ongkos yang harus mereka keluarkan ?
Pemerintah juga sebenarnya telah melakukan upaya membantu orang yang miskin
dengan raskin, tapi kenyataannya semua orang makan raskin termasuk orang kaya. Itulah
sebenarnya juga yang yang ingin dirubah oleh Allah melalui bulan puasa ini, yaitu perubahan
mental dari yang tidak baik menjadi lebih baik.
Kalau kita berpikir secara benar, alangkah baiknya kita sudah menyiapkan baju untuk
anak-anak dua bulan sebelum bulan pasa, mengecat rumah tidak harus hari taya, demikian juga
dengan mengganti mebel dan Honda serta lain-lainnya. Memang orang akan katakan bahwa
semua telah diusahakan selam 11 bulan dan akan dihabiskan dalam satu bulan.



Pernyataan tersebut juga tidak bisa disalahkan, namun masalahnya semua orang
menggunakan momen ini untuk mengambil keuntungan, penjual menggunakan momen
ramadhan untuk menjual barang-barang dengan harga mahal, dia manIaatkan keuntungan
sebulan untuk setahun.
Narasumber juga menyebutkan, seharusnya pendapatan utang saving, masih bagus
pendapatan utang pendapatan dan bukan pendapatan utang utang.
Bila dibahasakan, setiap orang mempunyai usaha dan dari usaha yang dilakukan
mendapatkan penghasilan, kemudian penghasilannya bisa menutup apa yang menjadi kebutuhan
walaupun dengan cara utang tetapi mereka masih meninggalkan sisa. Tapi ada juga mereka
dalam kehidupannya pas-pasan, artinya apa yang diusahakan dan hasil yang didapat cukup untuk
makan dan kebutuhannya dan tidak meninggalkan sisa. Yang kita sayangkan mereka yang tidak
punya usaha atau tidak mau berusaha dan selalu hidup bergantung pada orang lain, selalu dililit
oleh utang da tidak bisa keluar dari lingkaran terbut.
Kalau kita kembali kepada prinsip dasar dari koperasi 'dari kita untuk kita, artinya
pemintaan pinjaman uang atau barang dari koperasi bukan karena pemaksaan diri tapi lebih
kepada kebutuhan. Jadi tidak baik apabila orang meminjam uang dari koperasi karena ingin
membeli sesuatu karena pemaksaan kehendak, seperti membeli mebel karena malu dengan
orang, membeli sepeda motor karena alasan lebaran, dan lain-lain.
Demikian juga dengan Bank, sebenarnya tidak diharapkan meminjam uang karena alasan
mau pulang kampung, atau alasan-alasan lain yang karena tidak berdasarkan kebutuhan dan



itulah sebenarnya yang disebut dengan riba. Jadi menurut nara sumber riba itu bukan pada
banknya tetapi lebih kepada kebutuhan atau pemaksaan keperluan peminjaman.
Diakhir bahasannya nara sumber menyebutkan bahwa makna taqwa yang selama ini
dipahami hanya dari sudut pelaksanaan ibadah tidaklah cukup, tapi juga harus dipahami dari
sudut penggunaan uang atau juga aspek lainnya.
Menjadi pemandangan yang menarik, bulan ramadhan dan bulan syawal seakan-akan
memiliki keterkaitan yang sangat erat dan kuat terhadap terjadinya kenaikan laju inIlasi secara
tajam. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal yang dapat menjadi pemicu kenaikan inIlasi
tersebut, yaitu:
1. Prilaku KonsumtiI
Tindakan berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan pada masyarakat menjadi
kebiasaan umum yang selalu terjadi pada bulan-bulan ramadhan dan bulan syawal.
Pertama, sudah menjadi kebiasaan (ritual) masyarakat Indonesia ketika menjelang ramadhan
ataupun Lebaran akan saling mengunjungi sanak saudara sambil membawa sesuatu, berupa
makanan, sebagai buah tangan yang bisa diberikan ke keluarganya. Kedua, umumnya
masyarakat pada saat ramadhan, baik buka puasa maupun sahur, berlomba menampilkan menu
spesial untuk keluarganya, dengan relatiI lebih banyak dibanding hari biasanya. Hal ini yang
menjadi penyebab dari meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan pokok, sehingga harga-
harga kebutuhan pokok tersebut akan mengalami kenaikan.






2. Kelangkaan Barang
Seringkali terjadi pada saat ramadhan dan menjelang iedul Iitri barang-barang, terutama
untuk kebutuhan pokok, menghilang dari pasaran. Sehingga barang-barang sulit untuk di cari dan
menjadi barang yang langka. Ketiadaan barang di pasaran akan menjadi penyebab dari naiknya
harga barang tersebut, karena terjadi ketidakseimbagan antara permintaan barang dan suplay
barang.

3. Faktor alami dan Iaktor buatan
Faktor alami lebih disebabkan oleh besarnya permintaan di masyarakat terhadap suatu
barang tertentu, namun tidak terimbangi oleh keberadaan barang tersebut di pasar oleh sebab
kondisi yang sebenarnya terjadi. Masyarakat yang meningkat konsumsinya tidak dibarengi
dengan peningkatan sirkulasi barang dipasaran. Faktor buatan, merupakan kesengajaan yang
dilakukan oleh para pelaku pasar untuk menaikkan harga-harga barang tersebut, dengan sengaja
menghilangkan barang tersebut di pasar dengan cara melakukan penimbunan barang-barang
yang dibutuhkan. Pada saat yang dianggap tepat para penimbun baru akan mengeluarkan barang
tersebut dan menjualnya di pasar.
4. Problem Distribusi
Distribusi barang dari daerah penghasil ke daerah pengguna (konsumen) berkaitan erat
dengan sarana dan prasarana transportasi. Jauh-dekatnya jarak, kondisi jalan dapat berpengaruh
atas penentuan harga barang. Tinggi-rendahnya retribusi jalan, harga Tol, dan harga BBM
menjadi bagian yang menentukan harga barang. Hal tersebut kemudian mampu mempengaruhi
lancar dan tidaknya distribusi barang tersebut dari satu daerah ke daerah lain.



Menjadi Ienomena tersendiri pada bulan ramadhan selalu dibarengi dengan kondisi
transportasi yang tersendat-sendat, terutama menjelang hari raya iedul Iitri, seluruh sarana
transportasi akan terpenuhi oleh perpindahan orang dari kota ke daerah. Sehingga kesibukan di
dunia transportasi meningkat lebih dari 100, dan inipun khusus untuk transportasi yang
mengangkut orang.
Oleh karena Iokus transportasi tersebut, sehingga menyebabkan transportasi yang
digunakan untuk mengangkut barang kebutuhan masyarakat akan tersendat dan terlambat.
Situasi jalan raya akan mengalami kemacetan dan tidak lancar hingga sedemikian rupa. Sehingga
hal ini akan menjadi penyebab utama dari kelangkaan suatu barang pada salah satu daerah, dan
akan menjadikan permintaan tidak terpenuhi. Yang terjadi kemudian harga-harga akan
mengalami kenaikan secara signiIikan.

B. $4lusi
Solusi utama dari masalah inIlasi atau dampak perekonomian di bulan ramadhan ini
adalah dengan mengelola keuangan dengan baik dan terencana, menjadi suatu keharusan bagi
setiap individu. Dengan pengelolaan yang baik maka segala aktivitas kehidupan dapat
berjalan lancar kini dan kemudian hari.
Memasuki bulan Ramadhan, masyarakat sering dihadapi permasalahan Iinasial terutama
berkaitan dengan pengeluaran yang sangat berlebihan. Terlebih ketika menjelang Idul Fitri,
pengeluaran dana menjadi membengkak hingg akhirnya setelahRamadhan banyak yang
mengalami kekurangan dana dan terpaksa untuk berhutang.



Islamic Financial Planner dari Hijrah Institute, Elsa Febiola Aryanti menuturkan
permasalahan Iinansial yang dihadapi masyarakat terjadi karena hilangnya esensi Ramadhan itu
sendiri.
'Kita harus kembali ke esensi Ramadhan, jangan jadikan Ramadhan sebagai bulan yang
membuat kita harus berbelanja berlebihan. Memang ini dampak Ramadhan yang kini sering
dikomersialisasi dengan penuh gebyar di pusat-pusat belanja dan pertokoan, ujarnya.
Paham akan esensi Ramadhan yaitu senantiasa menahan hawa naIsu akan membuat
masyarakat terhindar dari pengeluaran yang berlebihan. Sehingga masyarakat tidak mudah
tergoda untuk belanja berlebihan yang terkadang nilai manIaatnya tidak ada.
Feby juga menganjurkan jika ada rencana yang akan mengakibatkan pengeluaran yang
besar seperti mudik lebaran, masyarakat harus tahu kemampuan Iinansialnya. Agar kedepannya
tidak mengalami kesulitan keuangan.
'Kita harus belajar dari Ramadhan tahun lalu, dan rencanakan segala sesuatu dengan baik dari
jauh-jauh hari sesuai kemampuan Iinansial, tandasnya.





10


8A8 III
kLSIMULAN

uarl Anallsls kaml lnl dapaL dl slmpulkan sebagal berlkuL
1. Hal-hal yang membuat pemicu kenaikan inIlasi tersebut, yaitu, prilaku konsumtiI,
kelangkaan barang, Iaktor alami dan buatan, dan problem distribusi,
2. Menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua makna, yaitu:
a) Terbatas, dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya kebutuhan
manusia.
b) Terbatas, dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk memperolehnya.
3. . Jadi kelangkaan alat pemuas disebabkan oleh:
a. Terbatasnya persediaan sumber alam
b. Terbatasnya kemampuan manusia untuk mengolah
c. Keserakahan manusia untuk memenuhi kebutuhannya
d. Meningkatnya kebutuhan manusia yang semakin tinggi dibanding dengan
kemampuan manusia untuk menghasilkan atau ditemukannya sumber-sumber baru.



11






DAI1Ak US1AkA

















1

Anda mungkin juga menyukai