Anda di halaman 1dari 6

Menuju Indonesia Berbasis Teknologi Informasi melalui Optimalisasi Pemanfaatan

Internet

Jika di banding dengan negara tetangga seperti Malaysia, India, dan Singapura PemanIaatan
Teknologi InIormasi dan Internet maka Indonesia tertinggal jauh ( kecuali dalam beberapa hal,
seperti misalnya penguasaan terhadap teknologi Telepon Internet - VoIP ). Tertinggalnya
Indonesia dalam penerapan teknologi inIormasi dan komputer khususnya teknologi berbasis
internet di banding negara-negara tetangga merupakan satu hal yang tidak aneh, karena
kemampuan manajerial para birokrat Indonesia belum mampu mengendalikan suatu pekerjaan
yang siIatnya rutin dan semuanya terlihat pada keadaan dimana hampir disemua lini
inIrastruktur, Indonesia sangat tertinggal dan dalam keadaan amburadul jika tidak ingin disebut
menggenaskan, padahal dunia diberbagai belahan manapun saat ini sedang giat dan berlomba
menerapkan teknologi inIormasi dan internet dalam berbagai bidang kehidupan, baik industri,
pendidikan, pemerintahan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Melalui pengamatan penulis,
ketertinggalan bangsa Indonesia dalam penerapan teknologi inIormasi disebabkan oleh banyak
hal, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tidak adanya komitmen dari pimpinan tertinggi yang selalu membuat "kambing hitam"
kacaunya penerapan teknologi inIormasi khususnya teknologi internet di lingkungan
pemerintahan. Dan berdasarkan pengalaman, memang salah satu sumber kegagalan kita
untuk ikut dalam gelombang teknologi inIormasi adalah kebijakan yang tidak konsisten
dan terkesan asal-asalan

2. Kemampuan tingkat manajerial di pimpinan sebagian besar tidak memiliki basis
teknologi inIormasi khususnya teknologi internet, sehingga banyak sekali pekerjaan yang
lebih eIIisien di penerapan teknologi inIormasi tidak dilirik atau bahkan dihindari
penerapannya. Banyak sekali Kepala atau Pimpinan yang gagap teknologi, sehingga tidak
dapat mengarahkan bawahannya untuk memanIaatkan teknologi inIormasi

3. Kalaupun institusinya ditekan untuk memanIaatkan teknologi inIormasi, biasanya Kepala
atau Pimpinan tidak mengetahui dengan persis apa yang harus mereka lakukan, sehingga
ahirnya mencari konsultan yang berbasis vendor tertentu sehingga seluruh proyeknya
dikuasai oleh keuntungan semata, bukan menomor satukan pemanIaatannya

4. InIrastruktur penunjang tidak mendukung operasi yang berbasis teknologi inIormasi,
seperti misalnya listrik yang kurang dan sering mati-nyala, gedung atau ruangan yang
tidak memadai dan inIrastruktur lainnya

. Alasan klise yang memang menjadi kenyataan adalah terlalu luasnya Indonesia, sehingga
penerapannya tidak dapat merata, baik karena kekurangan biaya maupun pemikiran yang
terlambat karena konsentrasinya tidak dapat jalan sekaligus

6. Kebanyakan usia produktiI dan yang bekerja di perkantoran tidak berbasis teknologi
inIormasi, sehingga semua pekerjaan jalan seperti biasanya dan tidak pernah memikirkan
eIIisiensi atau pemanIaatan teknologi inIormasi yang konsisten

7. Dunia teknologi inIormasi terlalu cepat berubah dan berkembang, sehingga tidak dapat
diikuti dengan langkah yang "alon-alon asal kelakon"


Dari ketujuh alasan yang selalu kita dengar dan terjadi, maka dapat ditarik satu kesimpulan
bahwa Indonesia akan maju dan tidak kalah dengan negara tetangga jika dalam pemerintahannya
menerapkan teknologi inIormasi dan komputer untuk kegiatan sehari-harinya baik baik dengan
pemanIaatan media internet semaksimal mungkin ataupun pemanIaatan teknologi yang berbasis
oIIline.

PemanIaatan teknologi inIormasi khususnya teknologi internet ini sangat penting, karena nasib
Indonesia di masa depan akan tergantung dari kemampuan masyarakatnya menguasai dan
menerapkan teknologi inIormasi untuk pekerjaannya masing-masing.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengantisipasi hal ini dengan membentuk satu
lembaga khusus dibawahnya, yaitu Dewan TIK Nasional (DeTIKnas) yang tugasnya memikirkan
cara-cara pemerintah Indonesia untuk menerapkan teknologi inIomasi dan komputer khususnya
teknologi internet.

Berdasarkan tujuh atau lebih kondisi yang terjadi di masyarakat Indonesia, dilingkungan
pemerintahan khususnya, maka dapat disimpulkan empat pokok pemecahan masalah atas
ketertinggalan bangsa Indonesia terhadap negara tetangga, yang poin-nya adalah sebagai berikut
:
1. IIisiensi Bandwidth untuk Internet Indonesia
2. Pengembangan Local Content
3. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Indonesia dalam PemanIaatan Teknologi InIormasi
4. Kerja Sama Antar Departemen



Dalam posisi Indonesia yang sedang mencari bentuk dalam pengelolaan negara dan siIatnya
yang terlalu sensitiI terhadap isu politik dan sosial, memang sangat tidak mudah untuk mencari
solusi.

Terjadinya tumpang tindih tanggung jawab diantara departemen dan bahkan terkesan saling
menyalip kepentingan, yang ahirnya memperlambat penerapan penggunaan teknologi inIormasi
yang memang selalu konsisten dan tidak mudah disisipi oleh "kebijaksanaan".

Komitmen atasan merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan teknologi inIormasi di
lingkungan pemerintahan, dan saat ini tidak mudah untuk mencari "atasan" yang punya wawasan
kedepan dan mau menerobos berbagai kesulitan yang diakibatkan oleh penerapan teknologi
inIormasi.
InIrastruktur yang tidak menunjang, tim teknis yang tidak handal dan masih tergantungnya
semua bagian ke satu pekerjaan yang membutuhkan "kebijaksanaan" adalah hal-hal yang
menghambat penerapan teknologi inIormasi di seluruh kantor pemerintahan.


ffisiensi Bandwidth untuk Internet Indonesia

Saat ini penggunaan bandwidth bagi internet di Indonesia sangat tidak eIIisien, kebanyakan
orang Indonesia menggunakan mail server seperti yahoo.com, gmail.com, hotmail.com atau
domain lainnya yang berada di Amerika atau di luar negeri. Dengan menggunakan domain yang
berada diluar, otomatis kita memerlukan inIrastruktur lebih untuk mengakses jaringan internet
dari server yang jauh tersebut, dan biaya untuk mengaksesnya lumayan mahal karena selain
harus menggunakan satelit, kita juga tergantung kepada operator yang menguasai jaringan serat
optik yang melintas laut luas.

Selain harus keluar negeri untuk mengakses data pribadi yang sebetulnya dapat dipasang di
dalam kantor sendiri, keadaan pemanIaatan teknologi inIormasi di Indonesia juga kacau balau,
karena semua departemen atau bagian mengakses sendiri-sendiri jaringan internetnya, sehingga
ahirnya keadaan per-internet-an di dalam negeri menjadi kacau dan tidak eIIisien.

Sebetulnya tidak salah kalau setiap departemen atau bagian membangun jaringan akses internet
sendiri, hanya saja, seringkali eIIisiensinya dibawah , sehinga dana dan anggaran yang
disediakan tidak terpakai separuhnya, atau bahkan hanya 2 jika diasumsikan sore dan malam
hari internet sama sekali tidak terpakai.

Pemakaian bandwidth untuk internet luar negeri ini memang sangat ironis sekali, karena selain
menjadi kebutuhan pokok, ahirnya setiap departemen juga sangat tergantung pada operator
internet asing untuk mengambil data yang semestinya ada di server di dalam kantor yang
bersangkutan.

Ide yang diusulkan untuk menangani masalah ini adalah dengan membangun jaringan internet
antar kota yang sudah diluncurkan dalam proyek Palapa Ring, dimana setiap kota diseluruh
Indonesia berupaya untuk saling menyambung ke kota terdekat atau Jakarta sebagai pusat
pemerintahan, sehingga besarnya jaringan internet ini ahirnya milik pemerintah yang memang
diamanahkan untuk menguasai inIrastruktur yang ahirnya selain dipakai untuk operasional
pemerintahan, juga dapat dimanIaatkan oleh masayarakat sekelilingnya.

Pemborosan anggaran karena pembangunan yang tidak ada ujung pangkalnya dapat dihindari
dan pada ahirnya, pemanIaatan bandwidth internet akan lebih dari 8 yang berarti
penghematan lebih dari setengah yang sudah kita keluarkan saat ini.


Pengembangan Local Content Internet

Berkaitan dengan eIIisiensi penggunaan bandwidth internet di pemerintahan yang sudah
dipaparkan di bagian atas, pengembangan local content internet atau isi internet Indonesia (I3)
juga merupakan satu hal yang harus dipikirkan.

Pemindahan email ke server lokal, pembangunan situs yang disimpan di server lokal dan
pengembangan isi internet Indonesia (I3) lainnya merupakan langkah yang harus kita lakukan
secara terus menerus dan tidak terputus. Kelemahan selama ini adalah kita tidak memiliki konten
internet yang handal yang dapat menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari, sehingga email saja
harus dipasang di server luar negeri.

Pemerintah sebagai "enabler" merupakan solusi untuk memperkaya isi internet Indonesia (I3)
dengan berbagai aplikasi yang berbasis web seperti perpanjangan Kartu Tanda Penduduk, Kartu
Pindah, Kartu-Kartu lainnya yang secara berkala akan diakses oleh masyarakat 24/7 (dua puluh
empat jam selama satu minggu penuh).

Penggabungan data antar departemen dan lintas sektoral ke swasta merupakan satu cara yang
akan sangat eIIisien untuk meningkatkan pemakaian teknologi inIormasi di masyarakat, sehingga
seluruh pekerjaan dapat dilakukan di rumah atau di kantor masing-masing, sehingga ahirnya juga
akan menghemat penggunaan BBM dan eIIisiensi nasional.

Langkah awal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membangun data centre di
masing-masing kota propinsi, kotamadya dan kabupaten yang jumlahnya sekitar 461 kota,
kemudian mengintegrasikan di pusat data (DRC) yang dikelola oleh KominIo bekerja sama
dengan Ristek untuk pengembangan dan pemiliharaannya.

Dengan dibangunnya internet data centre, diharapkan akan banyak pengembang aplikasi
berbasis web yang akan berkreasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, dan ahirnya
kebutuhan masyarakat akan pengolahan data elektronik juga akan meningkat.


Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi

PemanIaatan teknologi inIormasi saat ini masih terkesan asal pakai saja, belum menyentuh pada
kebutuhan yang primer, hanya melulu di bidang Iinansial dan pengelohan database, sementara
untuk bidang-bidang lain seperti keamanan (security), eIIisiensi dan proses kerja masih sangat
terbatas pemanIaatannya.

Penelitian tentang pemanIaatan teknologi inIormasi ini memang masih sangat terbatas, karena
kebutuhan masyarakat masih merasakan belum menjadi kebutuhan primer.

Penggunaan perangkat mobile semacam Blackberry baru saja meledak dalam satu tahun terakhir
ini, dan memang teruji dapat meningkatkan eIIisiensi dan unjuk kerja diperkantoran, sementara
pemanIaatan teknologi inIormasi lainnya sedang diuji coba, misalnya mengatur peralatan jarak
jauh, pemantauan kamera digital dan social network untuk komunitas tertentu.

Otomatisasi pembayaran di jalan tol, sistem pembayaran otomatis untuk bus way, kereta api,
pesawat terbang atau kapal air, transaksi ditempat-tempat pembelajaan dan pembayaran-
pembayaran yang menggunakan kartu khusus, semuanya sedang dalam taraI pengembangan,
karena kemajuan di bidang ini sebetulnya yang dapat membuktikan kemampuan bangsa
Indonesia dalam menerapkan teknologi inIormasi di kehidupan sehari-hari.

Pembuatan KTP, SIM dan kartu-kartu lainnya secara on-line dan dapat diakses dari rumah
merupakan bagian penting dari peningkatan apresiasi masyarakat terhadap teknologi inIormasi,
dan pada ahirnya kemajuan teknologi secara umum akan terbukti.

Untuk kontinuitas apresiasi masyarakat terhadap teknologi inIormasi, Departemen Pendidikan
Nasional harus menerapkan pembelajaran berbasis teknologi inIormasi dan komputer sejak dini
sehingga usia produktiI dapat betul-betul memanIaatkan teknologi untuk kemajuan bangsa
Indonesia secara menyeluruh.


erja Sama Antar Departemen

Kerja sama antar departemen atau bagian di dalam satu perkantoran merupakan pekerjaan besar
yang harus dilalui untuk menerapkan penggunaan teknologi inIormasi secara nasional.

Saat ini, penerapan teknologi inIormasi dan komputer di lingkungan pemerintah masih tersebar
secara acak dan tidak konsisten, apalagi dengan kondisi sistem pemerintahan yang berbasis ke
arah vertikal, ketidak perdulian ke bagian lain secara horisontal menyebabkan banyak hambatan
dalam penerapan teknologi inIormasi dan komputer di lingkungan pemerintahan.

Sudah ada beberapa departemen yang menerapkan "satu pintu" untuk pemanIaatan teknologi
inIormasi dan komputer, tetapi antar departemen masih belum dapat terjadi karena anggaran dan
kewenangannya berbeda dan tidak dapat dijadikan satu.

Adalah tantangan kita untuk membuat suatu sistem terpadu diantara semua departemen, sehingga
satu sama lain dapat punya peran dan memanIaatkan teknologinya secara eIIisien dan tepat guna.
Keterlibatan KominIo dalam bidang ini memang sangat diharapkan, apalagi pemerintah memang
sudah berniat mengejar semua ketinggalan ini dengan membentuk DeTIKnas dan beberapa
program-program yang berbasis teknologi inIormasi dan komputer.


esimpulan

mpat pokok pikiran ini jika diterapkan mudah-mudahan dapat meningkatkan pemanIaatan
teknologi inIormasi dan komputer di Indonesia, dan jelas sekali bahwasanya pemerintah punya
peran yang sangat besar dalam peningkatan penggunaan teknologi inIormasi dan komputer untuk
kemajuan bangsa Indonesia.

Hanya saja, sistem pemerintahan yang sudah jalan puluhan tahun ini semuanya berdasarkan pada
repeating job, artinya selalu terjadi pengulangan pekerjaan yang selain tidak eIIisien juga tidak
akurat.

Pengulangan pekerjaan ini dilakukan selama berpuluh tahun dan merupakan kunci untuk
terjadinya penyimpangan-penyimpangan administrasi, dan kendala "perlawanan" terhadap sistem
yang eIIisien dan menutup kemungkinan kecurangan merupakan cerita lain yang tidak mudah
dijalankan.


Written By : Michael S. Sunggiardi

Anda mungkin juga menyukai