Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN 1

~PEMBANGUNAN EKONOMI NEGARA THAILAND








Disusun oleh :
1. Handini Ken O. C1A0090
. Aprin Hadianto C1A0090
. Pricilia Ayu K. C1A009057
. M. Riksa Praba H. C1A009059
. Andika Samudra C1A009060


UNIVERSITAS 1ENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI
PURWOKERTO
2011

KATA PENGANTAR


Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena bimbingannya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas makalah ini dibuat dalam rangka tugas
Ekonomi Pembangunan yang akan dipresentasikan. Tujuannya adalah agar siswa lebih dapat
memahami perkembangan pembangunan negara sedang berkembang selain Indonesia. Dalam
makalah ini, kami akan membahasa tentang Latar Belakang Negara, Karakteristik Negara
Sedang Berkembang (Kesamaan Dan Keragamannya), Hambatan Pembangunan - Faktor
Ekonomi Dan Non Ekonomi, Indikator Pembangunan Ekonomi, Strategi Pembangunan Yang
Diterapkan dan Sumber-Sumber Pembiayaan Pembangunan
Seperti peribahasa, Tak Ada Gading yang Tak Retak, demikian pula makalah yang kami
buat ini. Kamu memohon maaI jika di dalam makalah ini ada kekeliruan yang tidak kami
sengaja. Semoga makalah ini dapat memberikan inIormasi dan menambah wawasan pambaca
sekalian yang budiman.

Purwokerto, 1 Mei 11


BAB I

PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG NEGARA

Thailand adalah negara kerajaan dengan ibu kota Bangkok. Thailand merupakan satu-
satunya negara Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah negara Eropa. Kerajaan Thai (yang
lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa aslinya Mueang Thai
(dibaca: "meng-thai", sama dengan versi Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah
negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan
Teluk Siam diselatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di barat.

Kebudayaan Kerajaan Thai dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India.
Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun
mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di
Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk
ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya
banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.

Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 19 menyebabkan dimulainya monarki
konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti nama
internasionalnya menjadi "Thailand" pada tahun 199 dan untuk seterusnya, setelah pernah
sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut,
Kerajaan Thai bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Kerajaan Thai
menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah
berakhirnya perang, namun Kerajaan Thai mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun
198-an.

Kalender Kerajaan Thai didasarkan pada Tahun Buddha, yang lebih cepat tahun
dibandingkan kalender Barat. Tahun Masehi sama dengan tahun dalam kalender
Kerajaan Thai. Pada 6 Desember , pesisir barat Kerajaan Thaiditerjang tsunami

setinggi 1 meter setelah terjadinya gempa bumi Samudra Hindia , menewaskan .


orang di Kerajaan Thai, dan setengahnya merupakan wisatawan.
Pada awal terjadi sebuah tragedi di Kerajaan Thai Selatan yang mempunyai populasi
dengan mayoritas Muslim. Sekitar 7 orang terbunuh akibat kekerasan yang dilakukan oleh
rezim Shinawatra. Banyak negara yang mengecam keras tragedi ini.

BAB II

ISI

Ukuran negara dan Tingkat Pendapatan

Luasnya suatu negara, penduduk serta tingkat pendapatan perkapita merupakan
determinan potensi ekonomi yang penting dan Iaktor yang membedakan antar negara sedang
berkembang. Diantara 1 negara berkembang anggota PBB, 1 negara diantaranya
berpenduduk kurang dari 1 juta jiwa dan 7 negara berpenduduk kurang dari juta jiwa.
Negara besar yang padat penduduknya hidup berdampingan dengan negara kecil yang
berpenduduk sedikit, negara dengan wilayah yang luas biasanya memiliki keuntungan dari
tersedianya macam-macam sumber daya, potensi pasar yang luas dan kurang bergantung
kepada produk dan bahan baku dari luar, tetapi meski demikian timbul permasalahan dari
pengawasan administratiI kesatuan nasional dan ketidak sinambungan regional dimana
ketidakmerataan pendapatan nasional menjadi persoalan. Sehingga tidak menjamin bahwa
negara dengan luas wilayah yang besar akan menciptakan pendapatan yang besar bagi
masyarakatnya.

Luas wilayah 1,11 km persegi, terletak di bagian tengah selatan Semenanjung
Tengah Selatan Asia, menghadap Teluk Siam ( Samudera PasiIik) di sebelah tenggara, dan
Laut Andaman (Lautan Hindia) di sebelah barat daya, berbatasan dengan Myanmar di
sebelah barat dan barat laut, bersambung dengan Laos di sebelah timur laut dan bertetangga
dengan Kamboja di sebelah tenggara. Penduduk Thailand berjumlah 6.61.9 jiwa.
Sebagian besar adalah penduduk asli Thailand dan sebagian kecil adalah keturunan Cina,
Melayu, dan India. Dengan pendapatan perkapita pada tahun 1 mencapai $ 79. Di
negara Asia sendiri Thailand menduduki peringkat ke 7 dalam pendapatan perkapita.

Pendapatan Nasional Thailand
Pendapatan nasional Thailand :
- 8: $ ,1 miliar
- 9: $ 6,8 miliar
- 1: $ 691, miliar



KARAKTERISTIK NEGARA SEDANG BERKEMBANG (KESAMAAN DAN
KERAGAMAN)

Meskipun setiap negara sedang berkembang memiliki perbedaan antar negara dan
klasiIikasinya, namun sebagian besar memiliki tujuan yang sama. Tujuan mereka diantaranya
adalah :
O Memerangi Kemiskinan
O Mengurangi Ketidak merataan
O Mengurangi Pengangguran
O Memenuhi Standar minimum pendidikan, kesehatan, perumahan dan makanan bagi
masyarakat
O Memperluas kesempatan di bidang ekonomi dan sosial serta menempa persatuan bangsa

Selain tersebut di atas terdapat pula kesamaan masalah yang dihadapi tetapi dengan kadar
yang berbeda-beda yaitu :

1. Kemiskinan yang kronis dan meluas
. Tingkat pengangguran yang tinggi dan cenderung meningkat terus
. ketidakmerataan distribusi pendapatan yang semakin melebar
. Rendahnya tingkat produktivitas di sektor pertanian
. Kesempatan ekonomi antara desa dan kota
6. Kurangnya pelayanan kesehatan dan pendidikan
7. Memburuknya neraca pembayaran dan hutang luar negeri
8. Meningkatnya ketergantungan teknologi terhadap luar negeri
9. Lemahnya kelembagaan dan sistem penilaian

Tinjauan tentang perbedaan struktur ekonomi dunia ketiga



Terdapat tujuh komponen utama perbedaan diantara negara sedang berkembang :

1. Ukuran Negara (GeograIis, Penduduk dan pendapatan)
. Evolusi Sejarah
. Sumberdaya manusia dan Iisik
. Kepentingan relatiI sektor pemerintahan dan swasta
. SiIat struktur industri
6. Tingkat ketergantungan terhadap ekonomi luar negeri dan kekuasaan politik
7. Pembagian kekuasaan, kelembagaan dan politik luar negeri

CIRI-CIRI UMUM NEGARA BERKEMBANG

Ciri-ciri umum negara berkembang diklasiIikasikan sebagai berikut :

1. Standar Hidup yang Rendah
. Produktivitas yang rendah
. Tingkat Pertumbuhan penduduk dan beban tanggungan yang tinggi
. tingkat pengangguran yang meningkat serta kekurangan pekerjaan
. Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan barang ekspor primer
6. Tingkat ketergantungan dan kepekaan dalam hubungan internasional

HAMBATAN PEMBANGUNAN

FAKTOR EKONOMI DAN NON EKONOMI

Sumber Fisik dan Manusia

Potensi pertumbuhan ekonoi suatu negara sebagian besar dipengaruhi oleh
sumberdaya Iisik (tanah, mineral, dan bahan mentah lainnya) serta sumber daya manusia
(baik jumlah maupun tingkat pendidikan). Sumber daya manusia tidak terbatas pada jumlah
dan pendidikannya saja tetapi juga meliputi pandangan kebudayaan mereka, sikap terhadap
pekerjaan dan keinginan untuk memperbaiki diri. selanjutnya tingkat kecakapan administratiI
seringkali menentukan kemampuan sektor pemerintah dalam mengubah struktur produksi
dalam waktu yang tepat. Disini seseorang akan terlibat dengan masalah rumitnya hubungan
antar kebudayaan, tradisi, agama, kesukuan dan pemecahan atau penyatuan suku. Jadi, bentuk
siIat sumberdaya manusia dalam suatu negara merupakan determinan struktur ekonomi yang
penting.

Peranan Sektor Pemerintah dan Swasta

Sebagian besar negara berkembang menganut sistem ekonomi campuran, yaitu sektor
pemerintah dan swasta ikut campur dalam menggunakan sumber daya. Pembagian antar dua
sektor tersebut masing-masing secara relatiI umumnya ditentukan oleh situasi historis dan
politis.

Besarnya pemilikan oleh pihak asing disektor swasta merupakan variabel yang
penting untuk menentukan perbedaan diantara negara negara berkembang, Sektor swasta
besar yang dimiliki oleh pihak asing biasanya mendorong timbulnya masalah serta
kesempatan politis dan ekonomis yang ditemui. Misalnya negara AIrika yang seringkali
mengalami kekurangan sumber daya manusia terdidik cenderung lebih menitik beratkan
aktivitas sektor pemerintahan dan perusahaan negara berdasarkan asumsi bahwa kekurangan
sumber daya terdidik dapat diatasi dengan koordinasi daripada melalui pemecahan
administratiI dan kewirausahaan.

Struktur Industri

Sebagian besar negara berkembang merupakan negara agraris, pertanian baik untuk
keperluan konsumsi sendiri maupun komersial, merupakan aktivitas ekonomi utama ditinjau
dari sudut distribusi penggunaan angkatan kerja maupun ditinjau daru proporsi sumbangan
dalam GNP.

Peranan sektor manuIaktur dan jasa diantara negara berkembang juga memperlihatkan
perbedaan yang besar. Walaupun terdapat persamaan masalah namun strategi pembangunan
di negara berkembang berbeda-beda, tergantung kepada siIat alam, struktur dan tingkat saling
ketergantungan antara sektor primer (pertanian, kehutanan, perikanan), sektor industri
sekunder (umumnya bidang manuIaktur) dan sektor industri tersier (perdagangan, keuangan,
transportasi dan jasa).


Ketergantungan Terhadap Luar negeri; Ekonomi, Politik dan Kebudayaan

Bagi negara berkembang, ketergantungan tersebut sangat tinggi tingkatnya, bahkan
beberapa kasus menyentuh pada hampir semua tingkat kehidupan. Kebanyakan negara kecil
sangat tergantung pada perdagangan luar negeri dengan negara maju. Hampir semua negara
kecil tergantung pada impor teknologi produksi yang umumnya tidak cocok dengan kondisi
negara tersebut.

Walaupun tingkat ketergantungan ekonomi sangat tinggi, yakni dalam bentuk transIer
barang dan teknologi, namun ada juga keuntungannya yaitu berupa transmisi kelembagaan
(umumnya sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan), nilai-nilai, pola konsumsi, serta
sikap hidup, bekerja dan bersikap diri.


Struktur Politik, Kekuasaan dan Kelompok Penekan

Konstelasi kepentingan dan kekuasaan diantara berbagai kelompok masyarakat di
kebanyakan negara berkembang lahir sebagai akibat sejarah politik ekonomi dan sosial yang
berbeda satu dengan lainnya. Tanpa memandang pembagian kekuasaan diantara angkatan

bersenjata, kaum industrialis, dan tuan tanah Amerika Latin, kaum politisi dan pejabat tinggi
pemerintahan di AIrika, para raja minyak dan mogul-mogul keuangan di Timur Tengah,
rentenir dan industrialis Asia yang kaya, kebanyakan negara berkembang secara langsung
atau tidak langsung diperintah oleh segelintir elit dibandingkan dengan apa yang terjadi
dinegara maju.

Oleh karena itu, setiap perubahan ekonomi dan sosial memerlukan dukungan dari
kelompok elit, baik melalui persuasi meupun paksaan dan jika perlu menyingkirkan mereka
dengan kekuatan. Jalan manapun yang ditempuh, pembangunan ekonomi dan sosial tidak
mungkin dilakukan tanpa mengubah lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi suatu
negara (misalnya sistem sewa tanah, struktur pendidikan, hubungan pasar tenaga kerja,
undang-undang hak milik, pembagian dan pengawasan harta keuangan dan Iisik, undang-
undang perpajakan dan warisan dan peraturan perkreditan).


Hambatan Pembangunan di Negara Thailand



Di tengah upaya memacu pertumbuhan ekonominya, Thailand menghadapi perubahan
politik dalam negeri. Dua hal ini, ekonomi dan politik, saling berkaitan dan memberi
pengaruh yang luas pada tingkat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam upaya mengakhiri krisis mata uang tahun 1997, Thailand sejak awal telah
berupaya meningkatkan ekspornya. Pertumbuhan ekspor tahun Thailand tercatat sudah
mengalami kenaikan sebesar ,8. Ekspor mengkontribusi sekitar 6 dari total nilai PDB
Thailand, sehingga pertumbuhan ekonomi Thailand turut terangkat cepat. Pada tahun itu juga
Thailand telah membayar lunas utangnya sebesar 17 miliar USD ke IMF. Pertimbangannya,
Thailand tidak ingin terbebani bunga pinjaman dari IMF yang sekitar ,9 per tahun. Alasan
lain adalah bahwa perekonomian Thailand semakin tumbuh mantap dan investasi asing sudah
berdatangan, sehingga tidak memerlukan bantuan dana IMF.

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi, Thailand mengalokasikan pengeluaran yang
lebih besar daripada penerimaannya. Anggaran deIisit pemerintahan Thailand pada tahun
sekitar ,, sengaja ditingkatkan dari ,8 pada tahun 1. Kebijakan ekspansiI
sektor Iiskal itu memungkinkan permintaan domestik pada perekonomian Thailand
meningkat, karena porsi belanja modal lebih tinggi daripada belanja untuk keperluan lain, dan
belanja modal itu lebih banyak dialokasikan untuk pembangunan prasarana yang menyerap
lapangan kerja banyak sehingga mengurangi pengangguran sekaligus meningkatkan
kesejahteraan penduduk termasuk petani yang produknya mengalami peningkatan
permintaan.
Hanya empat tahun setelah krisis, Thailand telah berada di urutan ke- dari 1 besar
negara di Asia PasiIik yang menerima aliran investasi asing langsung terbanyak, setelah Cina,
Hongkong, Singapura, dan Taiwan. Saat itu, Thailand menerima aliran FDI masuk sebesar
,8 miliar USD, cukup signiIikan untuk mengembalikan perekonomian Thailand seperti
sebelum krisis. Namun laju ekonomi Thailand kemudian melambat. Seperti halnya Indonesia,
pertumbuhan ekonomi Thailand sangat sensitiI terhadap gejolak harga minyak. Harga BBM
meningkatkan inIlasi dan suku bunga. Tahun 6 ekonomi Thailand mencatat pertumbuhan
sekitar , tidak jauh berbeda dengan , pada tahun . Pertumbuhan ini adalah yang
paling lambat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

DRAMA POLITIK THAILAND



Thailand adalah negara yang sudah terbiasa dengan perubahan pemerintahan. Kudeta
pertama di Thailand dilakukan oleh perwira-perwira Thai pada tahun 19, yang mengakhiri
sistem monarki absolut menjadi monarki konstitusional. Sejak itu percobaan kudeta terjadi
sebanyak 17 kali sampai tahun 1991. Pada tahun itu Jenderal Sunthon Kongsomphong
menggulingkan PM Chatchai Choonhavan karena krisis politik sebelumnya telah
menyebabkan ketidakstabilan jalannya pemerintahan. Sejak itu militer berusaha menjaga
jarak dengan hiruk pikuk sektor politik. Namun kudeta tahun 1991 itu ternyata hanya tercatat
sebagai kudeta terakhir pada abad ke-.

Pada awal tahun 6 Thailand mengalami keonaran politik cukup ramai.
Ketidakpuasan publik terhadap kinerja PM Thaksin Shinawatra disulut oleh kebijakan
penjualan 9 saham Shin Corp kepada Temasek Holdings dari Singapura. Perusahaan
tersebut dijual hanya dua hari setelah Pemerintah mengubah peraturan rasio kepemilikan
saham perusahaan asing dari menjadi 9. Pelaksanaan tender itu oleh masyarakat
dinilai bernuansa KKN. Sejak itu rakyat Thailand berulang kali mengecam PM Thaksin
Shinawatra. Gelombang aksi unjuk rasa besar menyebabkan pengunduran diri PM Thaksin
pada bulan April . Namun, tidak lama kemudian Thaksin Shinawatra menyatakan
kembali menjabat sebagai PM. Sejak kembalinya PM Thaksin Shinawatra, situasi politik di
Thailand mengalami ketidakpastian terus menerus. Berbagai persoalan mulai dari investasi
yang tersendat hingga kasus korupsi dan narkoba menjadi penyebab masalah pokok ekonomi
dan politik di Thailand.

Pada tanggal 19 September 6, Dewan ReIormasi Demokrasi mengumumkan
pengambil-alihan kekuasaan dari tangan PM Thaksin Shinawatra. Sejumlah alasan bagi
dilancarkannya kudeta tersebut a.l. meluasnya perpecahan di dalam negeri dan masalah
dalam pemerintah yang dipicu oleh ketidakpercayaan masyarakat, tuduhan korupsi, dan
penyelewengan kekuasaan. Militer kemudian menetapkan keadaan darurat perang,
membekukan konstitusi 1997, membubarkan parlemen dan Mahkamah Agung. Kudeta ini
mengagetkan banyak pengamat politik asing.

INDIKATOR PEMBANGUNAN

Pada akhir 8 hingga awal 9, perekonomian Thailand mengalami kemunduran
akibat adanya krisis politik. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya pendapatan nasional
Thailand tahun 9 apabila dibandingkan dengan tahun 8.

Perekonomian Thailand tumbuh pertama kalinya pada kuartal IV-9 setelah
setahun terkontraksi akibat krisis keuangan global. Pertumbuhan tersebut seiring pulihnya
sektor pariwisata dan naiknya ekspor.
Menurut data Dewan Nasional Ekonomi dan Sosial (NESDB) , produk domestik bruto (PDB)
Thailand selama September-Desember 9 naik ,8 persen dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan secara kuartalan hanya ,6 persen.
Ekspor kuartal IV-9 tumbuh ,1 persen dibanding kuartal sebelumnya didukung
peningkatan produksi manuIaktur yang mencapai 1 persen. Penguatan ekspor dipicu
pulihnya perekonomian kawasan Asia yang mendorong meningkatnya permintaan komoditas
serta belanja publik.

Pada akhir 1, ekonomi Thailand telah merosot kembali ke dalam resesi. Negeri
gajah putih mengalami kontraksi untuk dua kuartal berturut-turut karena penguatan baht dan
pelemahan ekonomi global mengerem ekspor. Produk domestik bruto (PDB) menyusut ,
persen dalam tiga bulan hingga September 1 dari kuartal sebelumnya, ketika hal itu
(PDB) kontraksi oleh sebuah revisi ,6 persen.
Resesi biasanya dideIinisikan sebagai dua atau lebih kuartal berturut-turut pertumbuhan
ekonomi negatiI. Secara tahun-ke-tahun, pertumbuhan ekonomi Thailand melambat menjadi
6,7 persen pada kuartal ketiga, dari 9, persen pada April-Juni 1.
Ekonomi Thailand telah tetap relatiI tangguh dalam menghadapi kekerasan politik mematikan
awal tahun 1. Tetapi kondisi itu belum kebal terhadap perlambatan dalam pertumbuhan
ekonomi AS dan Eropa serta kemerosotan dolar.

Baht Thailand, bersama dengan mata uang Asia lainnya, telah melonjak terhadap
greenback, mencapai tertinggi selama 1 tahun. Mata uang kuat merongrong daya saing
ekspor Thailand.

Dihadapkan dengan ketidakpastian prospek, bank sentral Thailand yang


mempertahankan tingkat suku bunga acuan stabil pada 1,7 persen pada Oktober 1,
berhenti menerapkan suku bunga itu setelah mengalami peningkatan biaya pinjaman dua kali
berturut-turut sejak Juli.

Pembuat kebijakan moneter akan bertemu berikutnya pada 1 Desember. Kerajaan
telah menerapkan beberapa langkah untuk mengekang penguatan baht, termasuk pajak untuk
asing yang berinvestasi pada obligasi Thailand.
Pertumbuhan ekspor melambat menjadi 1,7 persen pada Oktober 1 dari tahun
sebelumnya, setelah ekspansi 1, persen pada September. Meskipun baru-baru ini
mengalami kontraksi, pemerintah menaikkan perkiraan pertumbuhan PDB untuk tahun ini
sedikit menjadi 7,9 persen berkat kinerja yang kuat pada awal tahun. Pada 9 ekonomi
menyusut , persen. Pada 11, pertumbuhan diperkirakan akan melambat dalam kisaran
,-, persen.
Perekonomian Thailand pada kuartal IV-1 kembali tumbuh setelah resesi.
Pertumbuhan ini dipicu membaiknya ekspor dan belanja sektor swasta. Data Biro
Perencanaan Ekonomi Nasional menyebutkan, produk domestik bruto (PDB) periode
OktoberDesember 1 naik 1, persen dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan
oleh ekspansi dan ekspor besar besaran yang dilakukan Thailand.

Perekonomian Thailand mengandalkan ekspor dan pariwisata sebagai pemicu
pertumbuhan. Di sektor industri,Thailand dikenal sebagai salah satu basis produksi sejumlah
produsen mobil Jepang dan Amerika.
Berdasarkan data Federasi AutomotiI Thailand (FTI), sepanjang 1 produksi mobil
Thailand mencapai 1,6 juta unit, naik 6 persen dibanding tahun sebelumnya. Jumlah
tersebut tertinggi dalam sejarah industri automotiI Thailand. Sementara ekspor mencapai
89.8 unit kendaraan, naik 67 persen rekor tertinggi sejak 1988.

STRATEGI PEMBANGUNAN

Pada tahun 1997 Thailand terkena krisis ekonomi.namun, sepuluh tahun kemudian
perekonomian Thailand kembali bangkit dan menjadi salah satu Negara yang ada di wilayah
Asia Tenggara yang bias bangkit dari krisisnya. Keberhasilan perbaikan ekonomi Thailand
dalam mewujudkan struktur ekonomi yang stabil dipengaruhi oleh dual track strategyyang
dicanangkan pemerintah (leenabanchong dan panyassavatsut,1). Strategi pertama adalah
mengembalikkan pertumbuhan ekonomi untuk memulihkan kesejahteraan. Strategi kedua
adalah menciptakan stabilitas dan sustainbilitas pertumbuhan ekonomi. Menurut
Nimmanahaeminda, langkah langkah Thailand dalam mewujudkan kedua tujuan diatas
adalah sebagai berikut :
1. stimulus Iiscal berupa peningkatan deIicit anggaran untuk inIrastruktur dari 1 menjadi

. pengurangan pajak dan pemotongan tariII serta pemebentukkan jarring pengamana social
. stabilisasi dengan pemupukan cadangan devisa serta penguatan sector keuangan melalui
prinsip prudential
. reIormasi structural.

Thailand yang merupakan salah satu Negara di wilayah Asia Tenggara yang sarat
akan konIlik, namun konIlik konIlik tersebut justru tidak mengganggu kebangkitan
kembali perekonomian Thailand yang sedang bangkit dari krisis ekonomi. Hal ini terbukti,
dengan Thailand menjadi ladang penanaman saham bagi para pemegang saham. Investasi
langsung asing di Thailand telah mengambil pada beberapa tahun terakhir dengan munculnya
sejumlah perusahaan internasional di negara Asia Tenggara. Fisher & Paykel. Yang
merupakan perusahaan pengering terbesar dan pembuat mesin cuci di Selandia Baru, telah
berinvestasi di Thailand. Arcelor-Mittal, yang merupakan salah satu perusahaan baja
terkemuka dunia, telah memutuskan untuk berinvestasi di Thailand. Namun, permasalahan
yang terkait dengan biaya usaha di Thailand telah membuat mereka mempertimbangkan
kembali keputusan mereka. Tata Motors, salah satu perusahaan mobil yang paling dihormati
dan merupakan bagian dari Tata Group Perusahaan juga telah di langsung menuju investor
bersedia untuk menaruh uang mereka di Thailand. Tata Motors telah memimpin pada
dasarnya diambil dari raksasa industri otomotiI General Motors dan Honda.

Ibarat sebuah perusahaan, sebuah negara harus bersaing dengan negara-negara lain
guna memenangi kompetisi perekonomian. Sejarah daya saing setua keberadaan komunitas-
komunitas yang kemudian membentuk kelompok lebih besar kemudian disebut bangsa.
Peperangan antarkomunitas, antarbangsa adalah salah satu bentuk daya saing paling awal.
Untuk meningkatkan kesejahteraan, suatu komunitas atau bangsa menyerbu komunitas atau
bangsa lain, merebut wilayah dan penduduknya. Peperangan ini bisa ditarik jauh ke depan
dan inilah yang dicatat sejarah sebagai zaman kolonial, ketika bangsa Eropa menjajah
kawasan Asia-PasiIik dan AIrika.

Namun, dibalik kesuksesan bangkitnya ekonomi Thailand dari keterpurukkan krisis
ekonomi yang melanda Negara itu, Thailand merupakan suatu Negara yang sering terjadi
konIlik internal yang sangat mencekam. Situasi ini sangat dikhawatirkan pemerintah
Thailand saat itu karena ditakutkan investor investor asing tersebut menarik semua
investasinya dari Thailand yang diakibatkan sering terjadinya konIlik internal. Namun,
pemerintah saat itu telah salah persepsi dikarenakan walaupun konIlik itu terjadi dimana
mana dalam kawasan Thailand, investasi invsetasi dari investor asing saat itu sangat
mengalir deras dan mampu membuat Thailand mampu bangkit lagi dari keterpurukkan. Dan
perekenomian Thailand saat tiumeruapakan pertumbuhan ekonomi yang paling pesat seAsia
Tenggara.

Teori dependensi perspektiI atau teori ketergantungan. yang mencoba menjelaskan
Ienomena pembangunan di Dunia Ketiga. Negara-negara Dunia Ketiga, yang banyak sebagai
negara bekas jajahan, ternyata, secara tidak sehat ,masih bergantung pada negara-negara maju
bekas penjajahnya. Teori ketergantungan merupakan hasil analisis terhadap teori
modernisasi. Teori ketergantungan lahir dari hasil kritikan terhadap teori pembangunan
sebelumnya. Negara berkembang terlalu lambat melaksanakan pembangunan, maka
diperlukan intervensi eksternal dengan penyediaan Iasilitas penunjang dari negara maju.

Dalam teori sistem dunia ada strategi bagi terjadinya peningkatan ekonomi negara-
negara di dunia. Yakni, 5ertama, negara merebut kesempatan yang datang, terutama dengan
memanIaatkan peluang bidang ekonomi. Kedua, negara bekerjasasama dengan perusahaan-
perusahaan multinasional. Ketiga, kebijaksanaan negara untuk memandirikan negara,
terutama, dalam bidang ekonomi.

Kebijakan dan Program Pemerintah Thailand



Kemiripan ekonomi Thailand dan Indonesia memungkinkan kebijakan yang sama
dapat diterapkan di negara lain dengan modiIikasi seperlunya. Beberapa kebijakan dan
progran pembangunan ekonomi Thailand yang menarik untuk diamati adalah sbb.
a. FTA dengan Jepang

Untuk meningkatkan ekspor, Thailand menjalin hubungan dagang
khusus dengan Jepang melalui kesepakatan perdagangan bebas (Free Trade
Agreement). Segera setelah FTA ditetapkan, sedikitnya perusahaan Jepang,
yang mayoritas bergerak di sektor otomotiI, merencanakan menanamkan
modal baru di Thailand senilai 1,1 miliar USD. Menurut Departemen
Promosi Industri Thailand, total modal yang ditanamkan perusahaan-
perusahaan tersebut diperkirakan mencapai miliar Baht. Perusahaan asal
Jepang merupakan penanam modal terbesar di Thailand, dengan kontribusi
mencapai dari total modal asing yang ditanam di negara itu. Saat ini
terdapat sekitar 1. perusahaan Jepang yang beroperasi di Thailand yang
mempekerjakan sedikitnya . karyawan lokal. Thailand telah menjadi
home base bagi banyak perusahaan Jepang untuk melakukan ekspor ke
negara-negara lain di samping membidik konsumen lokal. Sebagai contoh,
Toyota Motor Thailand Ltd. pada bulan Maret 7 berhasil menjual .81
unit dari total penjualan mobil sebanyak 6.1 unit. Isuzu berada di peringkat
kedua dengan angka penjualan 1.9 unit. Produksi mobil ini melampaui
produksi mobil di Indonesia.
b. InsentiI Investasi

BKPM Thailand telah menawarkan insentiI kepada seluruh perusahaan
yang ada di Thailand untuk penanaman modal baru. Perusahaan yang berminat
mengajukan rencana investasi dan produksi kepada Badan itu. BKPM antara
lain telah menyetujui rencana pengembangan mobil hemat bahan bakar. Para
pengusaha harus melengkapi rencana pembangunan Iasilitas produksi baru
termasuk rencana memproduksi mesin dan komponen untuk mendapatkan
insentiI. Pengusaha juga harus membuat paling sedikit 1. unit mobil

dalam lima tahun operasi, dan mobil yang dihasilkan harus bisa dikendarai
sejauh lebih dari kilometer dengan satu liter bensin saja. BKPM
sebelumnya sudah mengurangi pajak impor untuk meningkatkan daya tarik
investasi untuk membangun pabrik otomotiI di Thailand.
c. Dukungan untuk UKM

Pemerintah Thailand mendorong UKM dengan berbagai cara yang
eIektiI. Salah satunya adalah dengan melakukan pameran dagang di berbagai
negara. Sejumlah 6 perusahaan meramaikan Thailand Exhibition 7 pada
bulan Maret 7 di Jakarta. Pameran ini diselenggarakan oleh OIIice oI
Commercial AIIairs Kedubes Thailand di Jakarta mewakili Department oI
Export Promotion, Departemen Perdagangan Thailand. Produk yang
ditampilkan pada pameran meliputi makanan dan minuman, garmen dan
tekstil, aksesori, produk kesehatan dan kecantikan serta pariwisata. Mereka
juga menampilkan berbagai varietas buah segar, seperti kelengkeng, rambutan,
mangga hijau, mangga kuning, buah pum, apel merah mawar dan tamarin
manis. Pameran dagang ini merupakan bagian penting dari program One
Tampon One Product.

Pemerintah Thailand juga mendirikan BUMN nirlaba Allied Retail
Trade Co. untuk melakukan pembelian barang dari pabrik kemudian
menyalurkannya ke jaringan toko-toko kecil dan warung tradisional lainnya.
Perbankan Thailand, tidak hanya bank-bank BUMN, mendorong pergerakan
sektor riel dengan memberi kemudahan kredit bagi pengusaha toko tradisional
yang memodernisasi toko masing-masing, yang dengan demikian mempunyai
prospek baik untuk mengembalikan poinjaman. Toko-toko tradisional juga
diberikan keringanan pajak apabila masuk ke dalam jaringan suplai barang
BUMN nirlaba tersebut.
d. Penataan Zona Perdagangan Eceran

Seperti halnya Indonesia, di Thailand jumlah peritel dalam berbagai
jenis berkembang pesat sejak ekonomi pulih dari krisis moneter. Sebagian
besar peritel di Thailand adalah toko tradisional dan sebagian kecil (dari segi
jumlah) adalah convenient store. Supermarket pernah hampir mencapai

toko, tetapi kemudian berkurang menjadi 8 toko (), sedang hipermarket


tumbuh konstan mencapai 9 unit ().

Pemerintah Thailand sangat serius menangani masalah ritel dan memberlakukan
undang-undang ritel Royal Decree Ior Retail Act yang berisi aturan zona, jam buka, harga
barang, dan jenis ritel. Dengan adanya UU tersebut maka Pemkot Bangkok Metropolitan
menetapkan zona-zona perdagangan eceran. Misalnya zona barat daya, zona tenggara, dan
zona timur laut ditetapkan, kemudian dengan menarik garis vertikal dan horizontal
ditentukanlah zona satu, dua, tiga, empat dan lima. Setiap zona diperuntukkan bagi ritel
kelompok tertentu agar tidak terjadi ketimpangan persaingan usaha, yang berakibat
sekelompok pedagang ritel menurun omzetnya karena keberadaan ritel jenis lain didekatnya,
seperti yang terjadi di Jakarta. Persisnya, UU Ritel itu mengatur penerapan zona atau tempat
usaha satu jenis ritel, seperti hipermarket berada pada zona empat atau lima, sedangkan zona
satu hingga tiga hanya diperuntukkan untuk warung tradisional, grosir dan supermarket.
Aturan zona juga melarang pusat perbelanjaan atau toko berskala besar pada daerah padat
arus lalu lintas.

SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN



Sebagai negara pertanian tradisional, hasil pertanian merupakan salah satu sumber
utama penghasilan devisa Thailand. Thailand adalah negara penghasil dan pengekspor beras
yang terkenal. Ekspor beras adalah salah satu sumber utama penghasilan devisa negeri itu,
nilai ekspornya menempati sekitar 1/ nilai perdagangan beras di pasar dunia. Thailand juga
negara produsen hasil laut terbesar ketiga di Asia setelah Jepang dan Tiongkok, dan
merupakan negara penghasil udang terbesar di dunia. Thailand memiliki sumber daya alam
yang melimpah. Sumber daya hutan, perikanan, minyak bumi dan gas alam juga merupakan
dasar perkembangan ekonomi. Meski pertanian masih tetap menempati posisi penting dalam
ekonomi nasional, namun persentase industri manuIaktur dalam ekonomi nasional sudah
semakin besar. Industri manuIaktur sudah menjadi industri yang mengambil porsi terbesar
dan salah satu industri ekspor utama di negeri itu. Thailand memiliki sumber daya wisata
yang kaya dan tersohor dengan nama "negeri murah senyum". Di Thailand terdapat lebih
obyek wisata, terutama tersebar di Bangkok, Phuket, Pataya dan Chiangmay.
Selain itu, pinjaman negara sebagai salah satu alternatiI pembiayaan pembangunan
thailand, dilihat dari sisi ekonomi, semua negara tidak mungkin dapat membangun tanpa
bantuan negara lain, maka karena itulah diperlukan pinjaman dari luar negri yang berasal dari
lembaga peminjaman seperti World Bank ataupun juga kepada negara lain









BAB III

KESIMPULAN


Thailand dikenal sebagai negara tujuan investasi yang menarik dalam beberapa tahun
terakhir ini. Namun pandangan kestabilan politik di Thailand yang mendukung masuknya
modal asing telah memudar menyusul terjadinya gejolak politik. Reputasinya sebagai negara
tujuan investasi mengalami kemunduran. Thailand saat ini membutuhkan langkah yang tepat
untuk memulihkan iklim investasinya yang memburuk. Membangkitkan kepercayaan
investor agar kembali menanamkan modalnya diperlukan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi tinggi. Pemerintah Thailand menawarkan berbagai insentiI kepada perusahaan
domestik dan asing yang berniat menambah modal.
Thailand mengandalkan ekspor komponen elektronik/komputer/mobil dan produk-
produk pertanian lainnya, di samping pariwisata, untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Utang pemerintah dijaga tidak melebihi PDB dan pembayaran utang dipertahankan
rendah agar ada ruang untuk membiayai pembangunan.
Kebijakan dan program pembangunan prasarana, sektor pertanian, peningkatan
ekspor, upaya mendorong UKM dan dukungan pada ritel lokal patut mendapat perhatian bagi
pembuat kebijakan ekonomi Indonesia dalam rangka membangkitkan sektor riil yang saat ini
stagnan.










DAFTAR PUSTAKA

id.wiki5edia.org/wiki/Ekonomi1hailand
economy.oke:one.com/.../0konomithailandtumbuh
www.re5ublika.co.id : Ekonomi : Makro
hileud.com/20105070konomianthailandtumbuh.html
1oto.vivanews.com/.../3010konomithailanterhambatkrisis5olitik

Anda mungkin juga menyukai