UNIVERSITAS 1ENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI
PURWOKERTO
2011
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena bimbingannya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas makalah ini dibuat dalam rangka tugas
Ekonomi Pembangunan yang akan dipresentasikan. Tujuannya adalah agar siswa lebih dapat
memahami perkembangan pembangunan negara sedang berkembang selain Indonesia. Dalam
makalah ini, kami akan membahasa tentang Latar Belakang Negara, Karakteristik Negara
Sedang Berkembang (Kesamaan Dan Keragamannya), Hambatan Pembangunan - Faktor
Ekonomi Dan Non Ekonomi, Indikator Pembangunan Ekonomi, Strategi Pembangunan Yang
Diterapkan dan Sumber-Sumber Pembiayaan Pembangunan
Seperti peribahasa, Tak Ada Gading yang Tak Retak, demikian pula makalah yang kami
buat ini. Kamu memohon maaI jika di dalam makalah ini ada kekeliruan yang tidak kami
sengaja. Semoga makalah ini dapat memberikan inIormasi dan menambah wawasan pambaca
sekalian yang budiman.
Purwokerto, 1 Mei 11
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG NEGARA
Thailand adalah negara kerajaan dengan ibu kota Bangkok. Thailand merupakan satu-
satunya negara Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah negara Eropa. Kerajaan Thai (yang
lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa aslinya Mueang Thai
(dibaca: "meng-thai", sama dengan versi Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah
negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan
Teluk Siam diselatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di barat.
Kebudayaan Kerajaan Thai dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India.
Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun
mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di
Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk
ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya
banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 19 menyebabkan dimulainya monarki
konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti nama
internasionalnya menjadi "Thailand" pada tahun 199 dan untuk seterusnya, setelah pernah
sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut,
Kerajaan Thai bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Kerajaan Thai
menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah
berakhirnya perang, namun Kerajaan Thai mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun
198-an.
Kalender Kerajaan Thai didasarkan pada Tahun Buddha, yang lebih cepat tahun
dibandingkan kalender Barat. Tahun Masehi sama dengan tahun dalam kalender
Kerajaan Thai. Pada 6 Desember , pesisir barat Kerajaan Thaiditerjang tsunami
BAB II
ISI
Ukuran negara dan Tingkat Pendapatan
Luasnya suatu negara, penduduk serta tingkat pendapatan perkapita merupakan
determinan potensi ekonomi yang penting dan Iaktor yang membedakan antar negara sedang
berkembang. Diantara 1 negara berkembang anggota PBB, 1 negara diantaranya
berpenduduk kurang dari 1 juta jiwa dan 7 negara berpenduduk kurang dari juta jiwa.
Negara besar yang padat penduduknya hidup berdampingan dengan negara kecil yang
berpenduduk sedikit, negara dengan wilayah yang luas biasanya memiliki keuntungan dari
tersedianya macam-macam sumber daya, potensi pasar yang luas dan kurang bergantung
kepada produk dan bahan baku dari luar, tetapi meski demikian timbul permasalahan dari
pengawasan administratiI kesatuan nasional dan ketidak sinambungan regional dimana
ketidakmerataan pendapatan nasional menjadi persoalan. Sehingga tidak menjamin bahwa
negara dengan luas wilayah yang besar akan menciptakan pendapatan yang besar bagi
masyarakatnya.
Luas wilayah 1,11 km persegi, terletak di bagian tengah selatan Semenanjung
Tengah Selatan Asia, menghadap Teluk Siam ( Samudera PasiIik) di sebelah tenggara, dan
Laut Andaman (Lautan Hindia) di sebelah barat daya, berbatasan dengan Myanmar di
sebelah barat dan barat laut, bersambung dengan Laos di sebelah timur laut dan bertetangga
dengan Kamboja di sebelah tenggara. Penduduk Thailand berjumlah 6.61.9 jiwa.
Sebagian besar adalah penduduk asli Thailand dan sebagian kecil adalah keturunan Cina,
Melayu, dan India. Dengan pendapatan perkapita pada tahun 1 mencapai $ 79. Di
negara Asia sendiri Thailand menduduki peringkat ke 7 dalam pendapatan perkapita.
Pendapatan Nasional Thailand
Pendapatan nasional Thailand :
- 8: $ ,1 miliar
- 9: $ 6,8 miliar
- 1: $ 691, miliar
KARAKTERISTIK NEGARA SEDANG BERKEMBANG (KESAMAAN DAN
KERAGAMAN)
Meskipun setiap negara sedang berkembang memiliki perbedaan antar negara dan
klasiIikasinya, namun sebagian besar memiliki tujuan yang sama. Tujuan mereka diantaranya
adalah :
O Memerangi Kemiskinan
O Mengurangi Ketidak merataan
O Mengurangi Pengangguran
O Memenuhi Standar minimum pendidikan, kesehatan, perumahan dan makanan bagi
masyarakat
O Memperluas kesempatan di bidang ekonomi dan sosial serta menempa persatuan bangsa
Selain tersebut di atas terdapat pula kesamaan masalah yang dihadapi tetapi dengan kadar
yang berbeda-beda yaitu :
1. Kemiskinan yang kronis dan meluas
. Tingkat pengangguran yang tinggi dan cenderung meningkat terus
. ketidakmerataan distribusi pendapatan yang semakin melebar
. Rendahnya tingkat produktivitas di sektor pertanian
. Kesempatan ekonomi antara desa dan kota
6. Kurangnya pelayanan kesehatan dan pendidikan
7. Memburuknya neraca pembayaran dan hutang luar negeri
8. Meningkatnya ketergantungan teknologi terhadap luar negeri
9. Lemahnya kelembagaan dan sistem penilaian
HAMBATAN PEMBANGUNAN
FAKTOR EKONOMI DAN NON EKONOMI
Sumber Fisik dan Manusia
Potensi pertumbuhan ekonoi suatu negara sebagian besar dipengaruhi oleh
sumberdaya Iisik (tanah, mineral, dan bahan mentah lainnya) serta sumber daya manusia
(baik jumlah maupun tingkat pendidikan). Sumber daya manusia tidak terbatas pada jumlah
dan pendidikannya saja tetapi juga meliputi pandangan kebudayaan mereka, sikap terhadap
pekerjaan dan keinginan untuk memperbaiki diri. selanjutnya tingkat kecakapan administratiI
seringkali menentukan kemampuan sektor pemerintah dalam mengubah struktur produksi
dalam waktu yang tepat. Disini seseorang akan terlibat dengan masalah rumitnya hubungan
antar kebudayaan, tradisi, agama, kesukuan dan pemecahan atau penyatuan suku. Jadi, bentuk
siIat sumberdaya manusia dalam suatu negara merupakan determinan struktur ekonomi yang
penting.
Peranan Sektor Pemerintah dan Swasta
Sebagian besar negara berkembang menganut sistem ekonomi campuran, yaitu sektor
pemerintah dan swasta ikut campur dalam menggunakan sumber daya. Pembagian antar dua
sektor tersebut masing-masing secara relatiI umumnya ditentukan oleh situasi historis dan
politis.
Besarnya pemilikan oleh pihak asing disektor swasta merupakan variabel yang
penting untuk menentukan perbedaan diantara negara negara berkembang, Sektor swasta
besar yang dimiliki oleh pihak asing biasanya mendorong timbulnya masalah serta
kesempatan politis dan ekonomis yang ditemui. Misalnya negara AIrika yang seringkali
mengalami kekurangan sumber daya manusia terdidik cenderung lebih menitik beratkan
aktivitas sektor pemerintahan dan perusahaan negara berdasarkan asumsi bahwa kekurangan
sumber daya terdidik dapat diatasi dengan koordinasi daripada melalui pemecahan
administratiI dan kewirausahaan.
Struktur Industri
Sebagian besar negara berkembang merupakan negara agraris, pertanian baik untuk
keperluan konsumsi sendiri maupun komersial, merupakan aktivitas ekonomi utama ditinjau
dari sudut distribusi penggunaan angkatan kerja maupun ditinjau daru proporsi sumbangan
dalam GNP.
Peranan sektor manuIaktur dan jasa diantara negara berkembang juga memperlihatkan
perbedaan yang besar. Walaupun terdapat persamaan masalah namun strategi pembangunan
di negara berkembang berbeda-beda, tergantung kepada siIat alam, struktur dan tingkat saling
ketergantungan antara sektor primer (pertanian, kehutanan, perikanan), sektor industri
sekunder (umumnya bidang manuIaktur) dan sektor industri tersier (perdagangan, keuangan,
transportasi dan jasa).
Ketergantungan Terhadap Luar negeri; Ekonomi, Politik dan Kebudayaan
Bagi negara berkembang, ketergantungan tersebut sangat tinggi tingkatnya, bahkan
beberapa kasus menyentuh pada hampir semua tingkat kehidupan. Kebanyakan negara kecil
sangat tergantung pada perdagangan luar negeri dengan negara maju. Hampir semua negara
kecil tergantung pada impor teknologi produksi yang umumnya tidak cocok dengan kondisi
negara tersebut.
Walaupun tingkat ketergantungan ekonomi sangat tinggi, yakni dalam bentuk transIer
barang dan teknologi, namun ada juga keuntungannya yaitu berupa transmisi kelembagaan
(umumnya sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan), nilai-nilai, pola konsumsi, serta
sikap hidup, bekerja dan bersikap diri.
Struktur Politik, Kekuasaan dan Kelompok Penekan
Konstelasi kepentingan dan kekuasaan diantara berbagai kelompok masyarakat di
kebanyakan negara berkembang lahir sebagai akibat sejarah politik ekonomi dan sosial yang
berbeda satu dengan lainnya. Tanpa memandang pembagian kekuasaan diantara angkatan
bersenjata, kaum industrialis, dan tuan tanah Amerika Latin, kaum politisi dan pejabat tinggi
pemerintahan di AIrika, para raja minyak dan mogul-mogul keuangan di Timur Tengah,
rentenir dan industrialis Asia yang kaya, kebanyakan negara berkembang secara langsung
atau tidak langsung diperintah oleh segelintir elit dibandingkan dengan apa yang terjadi
dinegara maju.
Oleh karena itu, setiap perubahan ekonomi dan sosial memerlukan dukungan dari
kelompok elit, baik melalui persuasi meupun paksaan dan jika perlu menyingkirkan mereka
dengan kekuatan. Jalan manapun yang ditempuh, pembangunan ekonomi dan sosial tidak
mungkin dilakukan tanpa mengubah lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi suatu
negara (misalnya sistem sewa tanah, struktur pendidikan, hubungan pasar tenaga kerja,
undang-undang hak milik, pembagian dan pengawasan harta keuangan dan Iisik, undang-
undang perpajakan dan warisan dan peraturan perkreditan).
INDIKATOR PEMBANGUNAN
Pada akhir 8 hingga awal 9, perekonomian Thailand mengalami kemunduran
akibat adanya krisis politik. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya pendapatan nasional
Thailand tahun 9 apabila dibandingkan dengan tahun 8.
Perekonomian Thailand tumbuh pertama kalinya pada kuartal IV-9 setelah
setahun terkontraksi akibat krisis keuangan global. Pertumbuhan tersebut seiring pulihnya
sektor pariwisata dan naiknya ekspor.
Menurut data Dewan Nasional Ekonomi dan Sosial (NESDB) , produk domestik bruto (PDB)
Thailand selama September-Desember 9 naik ,8 persen dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan secara kuartalan hanya ,6 persen.
Ekspor kuartal IV-9 tumbuh ,1 persen dibanding kuartal sebelumnya didukung
peningkatan produksi manuIaktur yang mencapai 1 persen. Penguatan ekspor dipicu
pulihnya perekonomian kawasan Asia yang mendorong meningkatnya permintaan komoditas
serta belanja publik.
Pada akhir 1, ekonomi Thailand telah merosot kembali ke dalam resesi. Negeri
gajah putih mengalami kontraksi untuk dua kuartal berturut-turut karena penguatan baht dan
pelemahan ekonomi global mengerem ekspor. Produk domestik bruto (PDB) menyusut ,
persen dalam tiga bulan hingga September 1 dari kuartal sebelumnya, ketika hal itu
(PDB) kontraksi oleh sebuah revisi ,6 persen.
Resesi biasanya dideIinisikan sebagai dua atau lebih kuartal berturut-turut pertumbuhan
ekonomi negatiI. Secara tahun-ke-tahun, pertumbuhan ekonomi Thailand melambat menjadi
6,7 persen pada kuartal ketiga, dari 9, persen pada April-Juni 1.
Ekonomi Thailand telah tetap relatiI tangguh dalam menghadapi kekerasan politik mematikan
awal tahun 1. Tetapi kondisi itu belum kebal terhadap perlambatan dalam pertumbuhan
ekonomi AS dan Eropa serta kemerosotan dolar.
Baht Thailand, bersama dengan mata uang Asia lainnya, telah melonjak terhadap
greenback, mencapai tertinggi selama 1 tahun. Mata uang kuat merongrong daya saing
ekspor Thailand.
STRATEGI PEMBANGUNAN
Pada tahun 1997 Thailand terkena krisis ekonomi.namun, sepuluh tahun kemudian
perekonomian Thailand kembali bangkit dan menjadi salah satu Negara yang ada di wilayah
Asia Tenggara yang bias bangkit dari krisisnya. Keberhasilan perbaikan ekonomi Thailand
dalam mewujudkan struktur ekonomi yang stabil dipengaruhi oleh dual track strategyyang
dicanangkan pemerintah (leenabanchong dan panyassavatsut,1). Strategi pertama adalah
mengembalikkan pertumbuhan ekonomi untuk memulihkan kesejahteraan. Strategi kedua
adalah menciptakan stabilitas dan sustainbilitas pertumbuhan ekonomi. Menurut
Nimmanahaeminda, langkah langkah Thailand dalam mewujudkan kedua tujuan diatas
adalah sebagai berikut :
1. stimulus Iiscal berupa peningkatan deIicit anggaran untuk inIrastruktur dari 1 menjadi
. pengurangan pajak dan pemotongan tariII serta pemebentukkan jarring pengamana social
. stabilisasi dengan pemupukan cadangan devisa serta penguatan sector keuangan melalui
prinsip prudential
. reIormasi structural.
Thailand yang merupakan salah satu Negara di wilayah Asia Tenggara yang sarat
akan konIlik, namun konIlik konIlik tersebut justru tidak mengganggu kebangkitan
kembali perekonomian Thailand yang sedang bangkit dari krisis ekonomi. Hal ini terbukti,
dengan Thailand menjadi ladang penanaman saham bagi para pemegang saham. Investasi
langsung asing di Thailand telah mengambil pada beberapa tahun terakhir dengan munculnya
sejumlah perusahaan internasional di negara Asia Tenggara. Fisher & Paykel. Yang
merupakan perusahaan pengering terbesar dan pembuat mesin cuci di Selandia Baru, telah
berinvestasi di Thailand. Arcelor-Mittal, yang merupakan salah satu perusahaan baja
terkemuka dunia, telah memutuskan untuk berinvestasi di Thailand. Namun, permasalahan
yang terkait dengan biaya usaha di Thailand telah membuat mereka mempertimbangkan
kembali keputusan mereka. Tata Motors, salah satu perusahaan mobil yang paling dihormati
dan merupakan bagian dari Tata Group Perusahaan juga telah di langsung menuju investor
bersedia untuk menaruh uang mereka di Thailand. Tata Motors telah memimpin pada
dasarnya diambil dari raksasa industri otomotiI General Motors dan Honda.
Ibarat sebuah perusahaan, sebuah negara harus bersaing dengan negara-negara lain
guna memenangi kompetisi perekonomian. Sejarah daya saing setua keberadaan komunitas-
komunitas yang kemudian membentuk kelompok lebih besar kemudian disebut bangsa.
Peperangan antarkomunitas, antarbangsa adalah salah satu bentuk daya saing paling awal.
Untuk meningkatkan kesejahteraan, suatu komunitas atau bangsa menyerbu komunitas atau
bangsa lain, merebut wilayah dan penduduknya. Peperangan ini bisa ditarik jauh ke depan
dan inilah yang dicatat sejarah sebagai zaman kolonial, ketika bangsa Eropa menjajah
kawasan Asia-PasiIik dan AIrika.
Namun, dibalik kesuksesan bangkitnya ekonomi Thailand dari keterpurukkan krisis
ekonomi yang melanda Negara itu, Thailand merupakan suatu Negara yang sering terjadi
konIlik internal yang sangat mencekam. Situasi ini sangat dikhawatirkan pemerintah
Thailand saat itu karena ditakutkan investor investor asing tersebut menarik semua
investasinya dari Thailand yang diakibatkan sering terjadinya konIlik internal. Namun,
pemerintah saat itu telah salah persepsi dikarenakan walaupun konIlik itu terjadi dimana
mana dalam kawasan Thailand, investasi invsetasi dari investor asing saat itu sangat
mengalir deras dan mampu membuat Thailand mampu bangkit lagi dari keterpurukkan. Dan
perekenomian Thailand saat tiumeruapakan pertumbuhan ekonomi yang paling pesat seAsia
Tenggara.
Teori dependensi perspektiI atau teori ketergantungan. yang mencoba menjelaskan
Ienomena pembangunan di Dunia Ketiga. Negara-negara Dunia Ketiga, yang banyak sebagai
negara bekas jajahan, ternyata, secara tidak sehat ,masih bergantung pada negara-negara maju
bekas penjajahnya. Teori ketergantungan merupakan hasil analisis terhadap teori
modernisasi. Teori ketergantungan lahir dari hasil kritikan terhadap teori pembangunan
sebelumnya. Negara berkembang terlalu lambat melaksanakan pembangunan, maka
diperlukan intervensi eksternal dengan penyediaan Iasilitas penunjang dari negara maju.
Dalam teori sistem dunia ada strategi bagi terjadinya peningkatan ekonomi negara-
negara di dunia. Yakni, 5ertama, negara merebut kesempatan yang datang, terutama dengan
memanIaatkan peluang bidang ekonomi. Kedua, negara bekerjasasama dengan perusahaan-
perusahaan multinasional. Ketiga, kebijaksanaan negara untuk memandirikan negara,
terutama, dalam bidang ekonomi.
dalam lima tahun operasi, dan mobil yang dihasilkan harus bisa dikendarai
sejauh lebih dari kilometer dengan satu liter bensin saja. BKPM
sebelumnya sudah mengurangi pajak impor untuk meningkatkan daya tarik
investasi untuk membangun pabrik otomotiI di Thailand.
c. Dukungan untuk UKM
Pemerintah Thailand mendorong UKM dengan berbagai cara yang
eIektiI. Salah satunya adalah dengan melakukan pameran dagang di berbagai
negara. Sejumlah 6 perusahaan meramaikan Thailand Exhibition 7 pada
bulan Maret 7 di Jakarta. Pameran ini diselenggarakan oleh OIIice oI
Commercial AIIairs Kedubes Thailand di Jakarta mewakili Department oI
Export Promotion, Departemen Perdagangan Thailand. Produk yang
ditampilkan pada pameran meliputi makanan dan minuman, garmen dan
tekstil, aksesori, produk kesehatan dan kecantikan serta pariwisata. Mereka
juga menampilkan berbagai varietas buah segar, seperti kelengkeng, rambutan,
mangga hijau, mangga kuning, buah pum, apel merah mawar dan tamarin
manis. Pameran dagang ini merupakan bagian penting dari program One
Tampon One Product.
Pemerintah Thailand juga mendirikan BUMN nirlaba Allied Retail
Trade Co. untuk melakukan pembelian barang dari pabrik kemudian
menyalurkannya ke jaringan toko-toko kecil dan warung tradisional lainnya.
Perbankan Thailand, tidak hanya bank-bank BUMN, mendorong pergerakan
sektor riel dengan memberi kemudahan kredit bagi pengusaha toko tradisional
yang memodernisasi toko masing-masing, yang dengan demikian mempunyai
prospek baik untuk mengembalikan poinjaman. Toko-toko tradisional juga
diberikan keringanan pajak apabila masuk ke dalam jaringan suplai barang
BUMN nirlaba tersebut.
d. Penataan Zona Perdagangan Eceran
Seperti halnya Indonesia, di Thailand jumlah peritel dalam berbagai
jenis berkembang pesat sejak ekonomi pulih dari krisis moneter. Sebagian
besar peritel di Thailand adalah toko tradisional dan sebagian kecil (dari segi
jumlah) adalah convenient store. Supermarket pernah hampir mencapai
BAB III
KESIMPULAN
Thailand dikenal sebagai negara tujuan investasi yang menarik dalam beberapa tahun
terakhir ini. Namun pandangan kestabilan politik di Thailand yang mendukung masuknya
modal asing telah memudar menyusul terjadinya gejolak politik. Reputasinya sebagai negara
tujuan investasi mengalami kemunduran. Thailand saat ini membutuhkan langkah yang tepat
untuk memulihkan iklim investasinya yang memburuk. Membangkitkan kepercayaan
investor agar kembali menanamkan modalnya diperlukan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi tinggi. Pemerintah Thailand menawarkan berbagai insentiI kepada perusahaan
domestik dan asing yang berniat menambah modal.
Thailand mengandalkan ekspor komponen elektronik/komputer/mobil dan produk-
produk pertanian lainnya, di samping pariwisata, untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Utang pemerintah dijaga tidak melebihi PDB dan pembayaran utang dipertahankan
rendah agar ada ruang untuk membiayai pembangunan.
Kebijakan dan program pembangunan prasarana, sektor pertanian, peningkatan
ekspor, upaya mendorong UKM dan dukungan pada ritel lokal patut mendapat perhatian bagi
pembuat kebijakan ekonomi Indonesia dalam rangka membangkitkan sektor riil yang saat ini
stagnan.
DAFTAR PUSTAKA
id.wiki5edia.org/wiki/Ekonomi1hailand
economy.oke:one.com/.../0konomithailandtumbuh
www.re5ublika.co.id : Ekonomi : Makro
hileud.com/20105070konomianthailandtumbuh.html
1oto.vivanews.com/.../3010konomithailanterhambatkrisis5olitik