Anda di halaman 1dari 40

MATA KULIAH : SISTEM PRODUKSI

KREDIT : 3 SKS

REFERENSI : Bedworth D., Integrated Productuon Control System, John Willey & Sons Inc., New York, 1982. Fogarty, Donald W., John H. Blackstone and Thomas R. Hoffmann, Production & Inventory Management, South-Westrn Publishing Co., Ohio, 1991. Vollmann, Thomas E., Wlliam E. Barry and D. Clay Whybark, Manufacturing Planning and Control System, 2nd ed., The Business One Irwin, Illionis, 1988. Dilworth James B., Production Operation and Management, Manufacturing and Services, Mc-Graw Hill.

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

INTRODUKSI
Perubahan wajah manfacturing secara significant telah terjadi

pada TEKNOLOGI manufctur dan MANAJEMEN manufactur

Pada Teknologi manufactur lahir :

- CNC (Computerized Numerical Control) - FMS (Flexible Manufacturing System)


Pada Manajemen manufactruing lahir MPC (Manufacturing

Planning & Control) yang terdiri atas - MRP (Material Requirement Planning) - MRP Closed Loop - MRP II (Manufacturing Resource Planning) - OPT (Optimized Porduction Technology) - JIT (Just In Time) integrasi horizontal/vertical

Perubahan tidak saja terjadi pada formulasi, tapi juga pada

Sukses MPC tergantung pada :

1. Good Planning - Production Planning - MPS (Master Production Schedule) - MRP/CRP (Capacity Requirement Planning) 2. Good Execution - Purchasing - Shop Floor ----- PAC (Production Activity Control) ----- MAC (Manufacturing Activity Control)
Development pada Execution (SFC/Shop Floor Control) perlu

penyesuaian dengan adanya : - MRP - GROUP TECHNOLOGY - JIT - FMS


Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

- BARCODING - CAD/CAM

- ROBOTIC

SISTEM PRODUKSI / PIM


A. INTRODUKSI
1. DEFINISI PRODUCTION AND INVENTORY MANAGEMENT
Suatu aktivitas yang meliputi design, operation dan control suatu

sistem manufactur sampai dengan distribusi produk jadi.

Adalah serangkaian rantai logistik yang meliputi :

- Tingkat retail - Tingkat warehouse - Tingkat manufacturing Logistik

Adalah proses pengadaan bahan baku dimulai pengadaan, distribusi ke proses produksi, distribusi ke gudang sampai distribusi barang jadi ke konsumen. 2. FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PIM - Kedekatan hubungan dengan orang - Adanya sistem perencanaan dan pengendalian yang baik 3. RUANG LINGKUP PIM MELIPUTI : - Supervision - Production Planning
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

- Material Planning - Scheduling - Purchasing - Inventory Control


4.

KEBIJAKAN PIM DITENTUKAN OLEH :

- Strategi Product Positioning - Strategi Process Positioning - Strategi Pemilihan Teknologi B. STRATEGI PRODUCT POSITIONING
Adalah kebijakan yang dipilih suatu industri dalam pembuatan

produk

Ada 4 tipe industri dilihat dari Product Positioning :

- Make to Stock - Make to Order - Assemble to Order - Engineer to Order

Detrerminan dari strategi Product Positioning :

1. Manufacturing Lead Time 2. Interval Waktu Konsumen mau menunggu 3. Tingkat Customization yand Diinginkan Customer If 1 < 2 --------- Make to Stock 1 > 2 -------- Make to Order 1. MAKE TO STOCK Adalah tipe industri yang membuat produk akhir untuk disimpan Kebutuhan konsumen diambil dari persediaan di gudang
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

Ciri-ciri Make to Stock : - Standard Item, high volume - Terus menerus dibuat, lalu disimpan - Harga wajar - Pengiriman dapat dilakukan segera - Customer tidak mau menunggu - Perlu adanya Safety Stock untuk mengatasi fluktuasi Contoh : Coca Cola, gula, semen, baut. 2. MAKE TO ORDER Adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk memenuhi pesanan Ciri-ciri Make to Order : - Inputnya bahan baku - Biasanya untuk supply item dengan banyak jenis - Harganya cukup mahal - Lead time ditetapkan oleh konsumen/pesaing - Perlu keahlian khusus - Komponen bisa dibeli untuk persediaan

3. ASSEMBLE TO ORDER Adalah tipe industri yangg membuat produk assembling hanya untuk memenuhi pesanan Ciri-ciri Assemble to Order :
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

dengan cara

- Inputnya komponen - Untuk suply item dengan banyak jenis - Harganya cukup mahal - Lead time ditetapkan oleg konsumen 4. ENGINEER TO ORDER Adalah tipe industri yang membuat produk untuk memenuhi pesanan khusus dimulai dari perancangan produksi sampai pengiriman produk. Ciri-ciri Engineer to Order : - Produk sangat spesifik - Lead time panjnag - Harganya mahal Contoh : - Pesawat khusus - Alat kontrol

C. STRATEGI PROCESS POSITIONING


Adalah strategi yang dipilih suatu industri untuk menentukan

jenis proses yang akan digunakan untuk menghasilkan produk.

Type industri ditinjau dari strategi Process Design :

1. Flow Shop : - Continous Flow

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

- Dedicated Repetitive - Batch Flow - Mixed Model Repetitive Flow 2. Job Shop 3. Fixed Site/Project
CONTINOUS FLOW

Untuk produk non-diskrit Hanya untuk 1 macam produk; biasanya liquid, powder, metal Contoh : minyak, baja, minuman Karakteristik : - Fixed rate : tidak bisa diubah begitu saja - Fasilitas dirancang untuk untuk 1 macam produk - Tujuan : minimasi handling - Perubahan mesin sangat mahal, umur panjang - Pengadaan bahan baku harus kontinu - Harga produk bsa murah - Fixed Cost tinggi, Variable Cost rendah, Break Even Point (BEP) tinggi

REPETITIVE DEDICATED

Untuk part diskrit Untuk 1 macam produk dengan banyak variasi Perubahan tidak memerlukan waktu set up Contoh : - Sepatu merah/biru, dsb - Kecap asin/manis, dsb - Baju model pendek/panjang, dsb
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

Karakteristik seperti pada Continous Flow

BATCH FLOW

Untuk part diskrit/non-diskrit Untuk produk 1 macam dengan banyak variasi dengan urutan sama Penggantian produk memerlukan waktu set up Contoh : - Minuman : Coca Cola/Orange - ABC : Kecap/Saus - Obat : Obat Batuk/Antibiotik Karakteristik : - Peralatan lebih general - Kurang efisien - Harus ada jadual untuk alat - Peralatan harus di-adjust dahulu sebelum dipakai untuk produk lain
MIXED MODEL

Untuk part diskrit Satu fasilitas tapi bisa untuk banyak jenis produk Waktu set up hampir nol Urutan pengerjaan berbeda Misal : Model-1 di Work Stasion A - B - C Model-2 di Work Stasion A - B - C - A - B - C (Jadi produk model-2 perlu 2 unit out put dari A)
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

Contoh : baju 2 pita/5 pita Karakteristik : - Peralatan termasuk general purpose - Pekerja lebih fleksibel karena banyak keahlian - Waktu set up < waktu pembuatan 1 unit Kecepatan produksi = kecepatan permintaan dengan mengatur jumlah pekerja
JOB SHOP

Produk diskrit, urutan dan ukuran berbeda Lay out by process Set up tinggi sehingga ongkos produksi tinggi Keahlian pekerja dituntut tinggi Mesin-mesin termasuk general purpose Ukuran pesanan kesil (small batch) Mampu menerima pesanan apapun Contoh : BENGKEL : membuat prototype, jig, fixture Karakteristik : - Fasilitas dirancang untuk membuat N macam produk yang berukuran pesanan kecil - Planning & Control ditentukan melalui flow line, sequence, priority, time, status, capacity, bottle neck - Beban tiap Work Station tidak seragam - WIP (Work in Process) tinggi karena antrian tinggi - Waktu pembuatan jauh lebih besar dari waktu operasi (karena waktu menunggu tinggi)
FIXED SITE/PROJECT

Untuk proyek dimana sumber daya dibawa ke lokasi


Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

Lay out : fixed/stationary Punya batas waktu tertentu Contoh : pembuatan kapal, konstruksi, telpon Karakteristik : - Pekerja sangat ahli, independen - Bekerja atas dasar lembar kerja - Volume kecil - Sumber daya harus tersedia

KLASIFIKASI PROCES PRODUKSI (Dihubungkan dengan product positioning) PROCESS DESIGN FLOW SHOP : 1. Continous 2. Dedicated Repetitive 3. Batch/intermitten 4. Mixed Model LAY OUT TYPE by product by product by product by product STRESSIN G produk produk produk produk PRODUCT POSITIONING Make to Stock (MTS) Make to Order (MTO) MTO/MTS MTO/MTS/ATO
10

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

JOB SHOP FIXED SITE

by process fixed

proses waktu

MTO MTO

MANUFACTURING PLANNING & CONTROL (MPC) Secara spesifik PIM sering disebut MPC MPC dapat digambarkan sebagai berikut :

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

11

Buniness Planning

Marketing Planning

Demand Mgt P

Production Planning

Resource Planning -

Forcasting Order

e r e Master Production Schedule c


Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

Rough Cut

n Capacity
12

Planning a n Bill a Capacity a Material Requirement Planning Inventory Status Production Activity Eks Control eku si Order Release Scheduling Dispatching Expediting Reporting Performance Measurement Vendor Selection Order Placement Vendor Scheduling Order Follow up Purchasing Requirement Planning n of Material

MPC SYSTEM Kegiatan manufactur yang dimulai dari perencanaan produksi sampai eksekusi Perkembangan komputer menyebabkan MPC System dilaksanakan secara komputerisasi Dengan komputer MPC System bisa diperluas MPC System + Feedback + Capacity Planning = MRP System (MRP Closed Loop) MRP System + Business Planning + Performance Measurement = MRP II (Manufacturing Resources Planning)
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

13

BUSINESS PLANNING Biasanya dinyatakan dalam dollar Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan Sebagai dasar untuk membuat rencana pemasaran MARKETING PLANNING Rencana tentang produk yang akan dibuat, penjualan, dan pemasaran Sebagai dasar untuk membuat Production Planning PRODUCTION PLANNING Rencana tentang berapa yang akan dibuat pada tiap periode Dinyatakan dalam satuan Agregat Dibuat berdasarkan Marketing Planning Diturunkan ke MPS Divalidasi dengan Resource Planning

MASTER PRODUCTION SCHEDULING Rencana berapa end item yang harus dibuat pada tiap periode selama 1 sampai 5 tahun End item adalah produk akhir Merupakan dekomposisi dari Production Planning Diturunkan menjadi Material Requirement Planning (MRP) Divalidasi dengan Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

14

RESOURCE PLANNING Rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi Porduction Plan Dapat dinyatakan dalam jam-orang atau jam-mesin Merupakan bahan pertimbangan untuk ekspansi orang, mesin, pabrik dll Ditetapkan berdasarkan kapasitas tersedia Jika kapasitas tersedia tidak mencukupi, maka Porduction Plan diubah sehingga secara otomatis Business Plan berubah ROUGH CUT CAPACITY PLANNING Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS Hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap work centre pada setiap periode Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan tool atau sub kontrak DEMAND MANAGEMENT Aktivitas memprediksi kebutuhan dimasa datatng dikaitkan dengan kapasitas Terdiri dari aktivitas Forcasting, distribution requirement planning, order entry, shipment, dan service part requirement. Sebagai dasar untuk menentukan Marketing, Purchasing, MPS Planning MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Menetapkan rencana kebutuhan material untuk melaksanakan MPS
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

15

Output MRP adalah Purchasing dan PAC (Production Activity Control) MRP menghasilkan rencana pembelian meliputi jumlah, due date, release date Input MRP adalah MPS, Bill of Material dan Inventory Status Merupakan dasar untuk purshasing dan Production Activity Control (atau Shop Floor Control) Divalidasi dengan Capacity Requirement Planning CAPACITY REQUIREMENT PLANNING Rencana kebutuhan kapasitas yang diperlukan untuk merealisasikan MPS di tiap periode dan tiap mesin Inputnya MRP dan Routing CRP lebih teliti dan rinci daripada RCCP karena dari Planned Order Jika kapasitas tidak tersedia bisa ditambah dengan over time, merubah routing, dll Jika tidak tercapai, MPS harus diubah PRODUCTION ACTIVITY CONTROL (PAC) Sering disebut dengan Shop Floor Control (SFC) Aktivitas membuat produk setelah barang dibeli PAC terdiri dari aktivitas menentukan awal-akhir suatu job (operation scheduling) berdasarkan sequence kedatangan job, lalu membebankan job ke work station, expedisikan job yang terlambat dan pelaporan Hasil laporan akan meruupakan feed back bagi MPS PURCHASING Merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order pembelian, menjadualkan vendor sampai mengejar vendor Merupakan dasar PAC
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

16

PERFORMANCE MEASUREMENT Evaluasi sistem MPC untuk melihat seberapa jauh hasil yang diperoleh dengan rencana yang telah ditetapkan Sebagai bahan evaluasi pencapaian Business Planning KARAKTERISTIK KEBERHASILAN SYSTEM Ditentukan oleh adanya : Hirarki yang terstruktur Feed back Komputer Database tunggal Integrasi Mampu memperbaiki respons Transparan Ketelitian

TEKNOLOGI BARU MANUFACTURING DIKELOMPOKKAN MENJADI 2, YAITU :

DAPAT

1. Otomasi aktivitas proses produksi, seperti penggunaan CAD (Computer Aided Design), CAM (Computer Aided Manufacturing), Robotic, FMS (Flexible Manufacturing System).

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

17

2. Komputerisasi Perencanaan dan pengendalian produksi. Perkembangan teknologi ini akan berhubungan dengan CIM.

HUBUNGAN CIM DENGAN AKTIVITAS LAIN DIGAMBARKAN SBB :


Order entry MPS MRP SFC Sales forcasting Market research Sales planning Sales & Market planning

Financial reporting Budgting Cost accounting

Inventory status Purchasing

Financial Control

MPC

Physical distribution

Marketi ng Coordina tion

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

18

Manufacturing Engineering

CAD Quality Control Design Maintenance Process Control

CAM

Engineering Activities

Quality Assurance

BILL OF MATERIAL (BOM)


Adalah daftar (list) dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir Jaringan yang menggunakan hubungan INDUK KOMPONEN Dibutuhkan sebagai input dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas produksi Ketelitiannya sangat krusial/penting sekali PENGGUNAAN Engineering @ Dibuat sebagai bagian dari perancangan proses produksi @ Digunakan untuk menentukan item-item mana saja yang harus dibeli atau dibuat sendiri
1. Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

19

2. PPC Digabung dengan MPS (Master Production Schedul/Jadual Induk Produksi) digunakan untuk menentukan item-item dalam daftar pembelian dan order produksi yang harus dilepas. 3. Accounting Digunakan dalam menghitung biaya produksi dan harga jual PENOMORAN KOMPONEN Setiap komponen harus memiliki identifikasi unik/khusus yang hanya mengidentifikasikan satu komponen yang disebut PART NUMBER atau ITEM NUMBER. Penentuan Part Number dapat dilakukan dengan 3 cara : 1. RANDOM Nomor yang digunakan hanya sebagai pengenal/identifier dan bukan sebagai penjelas (descriptor) ------ tidak menjelaskan ebih jauh mengenai suatu komponen Contoh : 28997 (angka random) untuk Upper Barrel Clip 2. SIGNIFICANT Adalah nomor yang dapat juga menjelaskan informasi khusus mengenai item/komponen tertentu, seperti sumber material (source), bahan, bentuk dan deskripsi. Contoh : Part Number : 37-1-3-16-432
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

20

Jenis Item : 37 = ink cartridge Tipe/jenis : 1 = screw-in type Tipe ujung : 3 = fine line Warna : 16 = blue Panjang : 423= 4,5 inches Harus dirubah jika komponen tersebut karakteristiknya dirubah atau ingin ditambahkan variabel lain. 3. SEMISINIFICANT Beberapa digit pertama menjelaskan mengenai komponen tersebut, sementara digit berikutnya berupa angka random. Contoh : Part Number Jenis Item Empat Digit : 37-7213 : 37 : 7213 = ink cartridge = angka random

KONSEP INDUK-KOMPONEN KOMPONEN adalah objek/bagian yang dirakitkan yang secara bersama-sama untuk membuat INDUK (PARENT). Suatu komponen akan menjadi Induk (Parent) bagi objek yang menjadi pembentuknya Data penting untuk keakuratan hubungan Induk-Komponen : 1. Part Number Induk (Parent) 2. Part Number Komponen 3. Jumlah/kuantitas komponen yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah Induk (Parent)
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

21

4. Scrap Factor BOM LEVELS Dimulai dengan Level 0 untuk produk akhir Komponen pembentuk produk akhir ditempatkan pada Level 1 dan seterusnya sehingga membentuk sebuah hirarki yang disebut STRUKTUR PRODUK.

1. SINGLE LEVEL BOM Menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya 2. MULTI LEVEL BOM Menggambarkan struktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level paling bawah. Komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda. EXPLOSION dan IMPLOSION EXPLOSION Adalah BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah Adalah BOM yang menunjukkan komponen-komponen yang membentuk suatu induk dari level paling atas sampai level terbawah
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

22

SINGLE LEVEL EXPLOSION sama dengan SINGLE LEVEL BOM INDENTED BOM EXPLOSION adalah MULTILEVEL BOM yang dilengkapi informasi Level setiap komponen SUMMERIZED EXPLOSION adalah MULTILEVEL BOM yang dilengkapi jumlah total setiap komponen yang dibutuhkan IMPLOSION Adalah BOM yang menunjukkan urutan Komponen-Induk Untuk mengetahui suatu Part Number menjadi komponen dari induk yang mana saja (kebalikan dari proses Explosion) Digunakan oleh engineer untuk melihat pengaruh perubahan rancangan komponen terhadap induk-induknya SINGLE LEVEL EXPLOSION (SINGLE LEVEL BOM) INDUK : 43-208 Pencil Compone Sequence Description nt 20-241 010 Lower 20-201 020 Subassembly 18-108 030 Upper Barrel 16-108 040 Eraser Assembly Lead, 3/4 long Qty/Assy 1 1 1 4 UOM EA EA EA EA

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

23

INDENTED BOM EXPLOSION (MULTI LEVEL BOM) INDUK : 43-208 Prncil Leve Compone Description Qty/Assy l nt 1 16-108 Lead long 4 .2 16-100 Long Lead 0.264 1 18-108 Eraser 1 .2 18-109 Assembly 1 .. 3 18-101 Eraser 1/2 long 0.525 .2 18-110 Eraser material 1 ..3 12-108 1/4 0.001 1 20-201 Eraser Socket 1 .2 20-211 Steel Eraser 1 ..3 12-113 Socket 1 .2 20-429 Upper Barrel 0.133 ..3 20-213 Upper Barrel 1 ...4 10-103 Clip 1 ..3 12-113 Steel Spring 0.003 .2 20-429 Clip 1 ..3 20-213 Outer Sleeve 1 ...4 10-103 Upper Barrel 0.133 ..3 22-212 Tube 1
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

UOM EA FT EA EA INCH EA POUND EA EA EA FT EA EA POUND EA EA FT EA


24

1 .2 ..3 .2 ..3 .2 ..3 .2

20-241 16-108 16-100 20-235 10-104 20-236 10-103 22-431

Tubing Outer Casing Steel Spring Clip Outer Sleeve Upper Barrel Tube Tubing Outer Casing Upper Barrel Top Lower Pencil Lead long Long Thin Lead Inner Sleeve Tubing Inner Outer Tube Tubing Outer Casing Point

1 1 0.066 1 0.489 1 0.375 1

EA EA FT EA FT EA FT EA

SUMMARIZED BOM EXPLOSION INDUK : 43-208 Pencil Leve Compone Description l nt 1 16-108 Lead long .2 16-108 Lead long TOTAL
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

Qty/Assy 4 1 5

UOM EA EA
25

.2 . .3 1 .2 ..3 .2 ..3 1 .2 ..3 .2 ..3 ...4 ..3

16-100 16-100 18-108 18-109 18-101 18-110 12-108 20-201 20-211 12-113 20-429 20-213 10-103 10-103

Long Lead Long Thin Lead TOTAL Eraser Assembly Eraser 1/2 long Eraser material 1/4 Eraser Socket Steel Eraser Socket Upper Barrel Upper Barrel Clip Steel Spring Clip Outer Sleeve Upper Barrel Tube Tubing Casing Tubing Casing Outer Outer TOTAL

0.264 0.066 0.330 1 1 0.525 1 0.001 1 1 1 0.133 1 0.133 0.375

FT FT EA EA INCH EA POUND EA EA EA FT EA FT FT

0.508 0.003 1 1 1 1 1 POUND EA EA EA EA EA


26

..3 .2 ..3 ..3 1 .2

12-113 20-429 20-213 22-212 20-241 20-235

Steel Spring Clip Outer Sleeve Upper Barrel Tube Upper Barrel

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

..3 .2 ..3 .2

10-104 20-236 10-103 22-431

Top Lower Pencil Inner Sleeve Tubing Inner Outer Tube Tubing Outer Casing Point

0.489 1 0.375 1

FT EA FT EA

SINGLE LEVEL IMPLOSION KOMPONEN : 16-100 Lead 3/4 long Pare Sequence Description nt 16010 Lead long 108 Qty/Assy 0.066 UOM FT

INDENTED BOM IMPLOSION KOMPONEN : 16-100 Lead 3/4 long Level 1 .2 1 Parent 16-108 43-208 16-108 Description Lead long Pencil Lead long Qty/Assy 0.066 4 0.066 UOM FT EA FT
27

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

.2 ..3

20-241 43-208

Lower Subassembly Pencil

1 1

EA EA

SUMMARIZED BOM IMPLOSION KOMPONEN : 16-100 Lead 3/4 long Level 1 1 Parent 16-108 16-108 Description Lead long Lead long TOTAL Pencil Pencil TOTAL .2 20-241 Lower Subassembly Qty/Assy 0.066 0.066 0.132 4 1 5 1 UOM FT FT

.2 ..3

43-208 43-208

EA EA

EA

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

28

JENIS-JENIS BILL 1. PHANTOM BILL Untuk material yang tidak untuk disimpan/hanya lewat saja Tidak pernah dibuat Planned Ordernya (Order Release dan Order Completion) Lead Time = 0 Lot Size = Lot for lot Contoh : menjual Pencil dengan logo yang berbeda Phantom tanpa stock : MRP logic akan melewatkan phantom item MRP logic dari induk langsung ke komponennya

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

29

SHOP FLOOR CONTROL


A. PENGANTAR Adalah aktivitas untuk melaksanakan segala rencana yang dibuat Merupakan sub sistem dari MPC seperti Rencana Produksi dan MRP Merupakan akhir dari MPC/MRP system Dipakai dimana ada proses transformasi Terasa pentingnya jika beban melebihi kapasitas Bertujuan untuk mengatur aliran material agar MPS terlaksana dengan mengutamakan efisiensi material, buruh tool, dan waktu mesin SFC dimulai setelah Order Release SFC disebut juga :
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

30

- Job shop control - Manufacturing Activity Control - Production Activity Control Tipe SFC yang sesuai tergantung dari : Process Positioning Strategy Operating Environment Pengambil keputusan

B. DEFINISI SFC Adalah aktifitas yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tahap sebelumnya dengan membuat jadual yang lebih rinci (dalam jangka pendek), memonitor dan melapor Dalam arti luas : Aktifitas merencanakan (jangka pendek), memonitor, mengendalikan, menekan lead time, antrian, dan penyesuaian Dalam arti sempit : Aktifitas memonitor pelaksanaan dan memberi feed back Dalam arti tindakan : Aktifitas dispatching dan reporting

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

31

C. PRINSIP DALAM MERANCANG SFC 1. Prinsip Design SFC a. Umum Universal tapi fleksibel Dirancang agar manusia merupakan bagian terpenting dari sistem Tiap orang mempunyai peran b. External Sejalan dengan sistem lain, bisa menerima dan memberi informasi/feedback ke MPC SFC = mesin untuk menjalankan perusahaan Harus integrated, ada interaksi dengan sistem lain c. Internal Ada due date; due date merupakan yang terpenting dalam SFC Ada lead time Data valid dan akurat 2. Prinsip Operasional
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

32

a. Umum SFC sangat kompleks Jika ada masalah dengan material/kapasitas jangan direlease

b. Order Release Adalah aktifitas utma dalam SFC Ukuran SFC yang baik adalah yang menghasilkan : Order release on time Rate konsisten dengan kapasitas Tiap order sudah Ok Order yang bermasalah ditunda

c. Dispatching Tidak ada teori yang terbaik, tergantung dari shop load, capacity, layout, kriteria, dan kompleksitas Dispatching ok jika prinsip order release diikuti Perlu ada prioritas dalam loading d. Feedback Mampu bereaksi terhadap perubahan yang kecil Hindarkan expediting Expediting merupakan indikasi adanya : order > kapasitas material shortage operator unskilled
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

33

maintenance kurang memadai

e. Queue Control Minimasi antrial di setiap work station Kendalikan flow of order ke line f. Aktifitas SFC meliputi : Order release Dispatching Sequencing Scheduling Reporting

g. Order Release Merupakan aktivitas yang dilakukan sebelum suatu order dilepas ke shop floor mulai dari dokumentasi sampai produksi Informasi yang dibutuhkan untuk order release : Identifikasi order Routing Time standar Kebutuhan material telah dipenuhi Laporan, due date, kondisi material Pemeriksaan material siap agar bahan yang dibutuhkan tersedia Evaluasi kapasitas Load leveling h. Dispatching Adalah upaya agar kebutuhan tersedia
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

34

Aktivitas utama dispatching adalah order sequencing, schedul maintenance, schedul, down time, dan utilisasi i. Dispatchlist Adalah daftar order yang harus dikerjakan disetiap work station dengan urutan tertentu j. Sequencing Proses menentukan urutan job yang akan diproses ditiap fasilitas denfgan metode tertentu terhadap sumber daya mesin, tool, material Aktivitas sequencing : PRIORITY RULE : EDD, SPT, EODD, EOST k. Scheduling Penentuan saat dimulai dan berakhirnya suatu order Feedback merupakan bagian penting dalam SPC l. Order disposition Aktivitas mengeluarkan order dari sistem, jika terjadi order habis, dan scrapt

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

35

Latihan Soal Sistem Produski :


1. Jelaskan definisi Production and Inventory Management (PIM) dan apa saja yang mencakup ruang lingkup PIM tersebut ! 2. Bagaimana hubungan Computer Integrated Manufacturing (CIM) dengan aktivitas lain dilihat dari perkembangan teknologi komputer dalam Perencanaan dan Pengendalian Produksi ? 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Planning Horizon ! 4. Kita mengenal 4 (empat) macam tipe industri jika dilihat dari product posisioning. Sebutkan dan jelaskan keempat tipe tersebut ! 5. Suatu sistem yang mengatur kegiatan produksi yang terdiri atas manusia, mesin, material yang diolah dalam suatu proses transformasi sehingga menjadi produk barang atau jasa yang mempunyai pertambahan nilai disebut sistem produksi. Apa sebenarnya fungsi utama sistem produksi menurut pendapat anda? 6. Jelaskan kebijakan production and inventory management (PIM) dilihat dari a. Strategi product positioning b. Strategi process positioning c. Strategi pemilihan teknologi Berikan contonhnya untuk masing-masing strategi tersebut!
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

36

7.

Ada dua faktor yang berperan dalam kesuksesan MPC (Manufacturing Planning & Control), yaitu Good Planning dan Good Execution. Coba anda jelaskan apa saja yang termasuk dalam Good Planning dan Good Execution!

8. Bagaimana hubungan Computer Integrated Manufacturing (CIM) dengan aktivitas lain dilihat dari perkembangan teknologi komputer dalam Perencanaan dan Pengendalian Produksi ? 9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Planning Horizon ! 10. Jawablah dengan detail pernyatataan dibawah ini : a. Apa yang dimaksud dengan MRP (Material Requirement Planning)? b. Dimana MRP dapat diterapkan? c. Bagaimana prinsip MRP tersebut? d. Jelaskan sistem MRP dalam kegiatan produksi! e. Sebutkan output sistem MRP itu!

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

37

UNIVERSITAS GUNADARMA
SK No. 92 / Dikti / Kep / 1996 Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi, Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra

Soal Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah : Sistem Produksi / Fakultas : Teknologi Industri 90 Menit Jenjang/Jurusan : S1/Teknik Industri Asep Mohamad Noor Tingkat/Kelas : III/3-ID Tutup Buku Semester / Tahun : ATA-200X/200X 1 Essay Tanggal Waktu Dosen Sifat : : Jum. soal : : : /

Petunjuk : Berdoalah dahulu sebelum dan sesudah anda mengerjakan soal ! Dilarang bekerja sama dalam bentuk apapun selama ujian berlangsung ! Kerjakan terlebih dahulu soal yang anda anggap mudah Boleh menggunakan kalkulator !

PT. XYZ adalah suatu perusahaan yang memproduksi gantungan baju. Gantungan baju tersebut terdiri atas 2 jenis, yaitu berbentuk lingkaran dan persegi panjang. Adapun permintaan semester II tahun 200X adalah sebagai berikut : Juli 100 Agustus 120 September 110 Oktober 100 Nopember 90 Desember 100
38

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

Pihak manajemen merencanakan melakukan reposisi untuk meningkatkan daya saing dan keuntungan perusahaan. Reposisi itu dilakukan dengan cara membuat perencanaan produksinya, yang selama ini hanya dibuat berdasarkan perkiraan dari pihak pimpinan perusahaan. Hal itu akan dilakukan pada semester II tahun 200X. Anda sebagai sarjana Teknik Industri diminta bantuannya untuk membuat perencanaan produksinya. Hal-hal yang perlu anda buat adalah sebagai berikut a. Buatlah Bil of Material dan Struktur Produknya b. Tentukan rencana produksinya (sebagai MPS) c. Tentukan perencanaan produksi bahan baku gantungan baju dengan menggunakan metode MRP dengan lot sizing Lot For Lot, EOQ, POQ, dan lain-lain (pilih salah satu) Gambar, dan Spesifikasi dari produk gantungan baju : Gantungan Baju Lingkaran :
Diameter Lingkaran = 60 cm Tinggi Penyangga = 170 cm Cantelan baju = 5 cm (45 x) Panjang kaki = 40 cm (3 x) Penyangga lingkaran = 60 cm (2 x) Material = alumunium = 2 cm Assembling = paku keling, mur, dan

Gantungan Baju Persegi Panjang :


Panjang = 130 cm Tinggi = 170 cm Cantelan baju = 5 cm (25 x) Panjang kaki = 40 cm (3 x) Material = alumunium = 2 cm Assembling = paku keling, mur, dan baut

Gambar Produk Terlampir :

Catatan : Anda diperbolehkan untuk membuat asumsi-asumsi yang anda anggap perlu untuk menyelesaikan persoalan ini dengan syarat anda harus memberikan penjelasan yang logis atas asumsi tersebut !
Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

39

Semoga Sukses

Sistem Produksi Teknik Industri By Asep Mohamad Noor

40

Anda mungkin juga menyukai