Anda di halaman 1dari 4

D.

SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN ( Pasal 36, 37 UU No 16 TAHUN 2000 )



D.1 JENIS SANKSI DAN BESARNYA

Sanksi perpajakan dapat dibagi sbb :
Sanksi Administrasi
a.1. Sanksi bunga
a.2. Sanksi denda
a.3. Sanksi kenaikan
Sanksi Pidana
b.1. Pidana Penjara
b.2 Pidana Kurungan

a.1. Sanksi BungaNo
Masalah
Besar/lamanya sanksi
Cara membayar/menagih
Dasar Hukum
1 Pembetulan sendiri SPT yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar 2
perbulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir
s.d tanggal pembayaran karena pembetulan SPT itu SSP Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 16 TAHUN 2000
2 Berdasarkan pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang
dibayar2 sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan sejak saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa/bagian tahun/tahun pajak s.d. diterbitkannya SKPKB SKP Pasal 13 ayat
(2)
3 Pada saat jatuh tempo pembayaran pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar 2
(dua persen) sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan
tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan. STP Pasal 19 ayat (1)
4 Wajib Pajak yang diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak 2
sebulan dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. SSP/STP Pasal 19 ayat
(2)
5 Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian SPT 2 sebulan yang dihitung
dari saat berakhirnya kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan sampai dengan tanggal
dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan SSP/STP Pasal 19 ayat (3)
6 a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar
b. Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai
akibat salah tulis dan atau salah hitung
2 (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak
saat terutangnya pajak atau Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Tagihan Pajak STP Pasal 14 ayat (3)
7 Wajib Pajak dipidana karena melakukan tindak pidana perpajakan setelah lewat waktu 10
tahun 48 dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar yang ditambahkan dalam SKPKB
SKP Pasal 13 ayat (5)
8 Wajib Pajak dipidana karena melakukan tindak pidana perpajakn setelah lewat waktu 10
tahun 48 dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar yang ditambahkan dalam
SKPKBT SKP Pasal 15 ayat (4)











Misalkan Wajib Pajak PT ABC melakukan aktivitas terkait dengan kewajiban pajak pada bulan
Mei 2008 sebagai berikut.

O SPT Masa PPh Pasal 21 bulan April 2008 dengan nilai pelaporan Rp25.450.000,-
disetorkan pada tanggal 12 Mei 2008 dan dilaporkan pada tanggal 21 Mei 2008.

O SPT Masa PPh Pasal 25 bulan April 2008 senilai Rp56.260.000,- dibayarkan pada
tanggal 16 Mei 2008 dan dilaporkan pada tanggal 21 Mei 2008.

O SPT Masa PPN bulan April 2008 yang menunjukkan kurang bayar Rp120.630.000,-
dilunasi pada tanggal 16 Mei 2008 dan dilaporkan pada tanggal 23 Mei 2008.

Berdasarkan data di atas, maka perhitungan sanksi yang akan dilakukan oleh petugas KPP
tempat PT ABC terdaItar adalah sebagai berikut.

PPh Pasal 21 :
Jatuh tempo penyetoran PPh Pasal 21 adalah tanggal 10 bulan berikutnya. Namun demikian,
pada bulan Mei 2008 tanggal 10 jatuh pada hari Sabtu sehingga tanggal jatuh temponya menjadi
hari Senin tanggal 12 Mei 2008. PT ABC menyetor PPh Pasal 21 tepat pada tanggal jatuh tempo
sehingga tidak dikenakan sanksi bunga. Tanggal jatuh tempo pelaporan PPh Pasal 21 adalah
tanggal 20 bulan berikutnya. Namun karena tannggal 20 Mei jatuh pada hari libur Nasional
(tanggal merah), maka jatuh tempo pelaporan bergeser menjadi tanggal 21 Mei 2008. PT ABC
melaporkan SPT PPh Pasal 21 bulan April 2008 pada tanggal 21 Mei 2008 yang berarti tepat
pada tanggal jatuh tempo. Dengan demikian, tak ada sanksi denda Pasal 7 untuk PPh Pasal 21.




PPh Pasal 25 :

Tanggal jatuh tempo pembayaran PPh Pasal 25 April 2008 adalah tanggal 15 Mei 2008.
Sementara itu PT ABC membayar pada tanggal 16 Mei 2008 yang berarti terlambat 1 hari.
Keterlambatan satu hari ini dibulatkan ke atas menjadi satu bulan sehingga sanksi bunganya
adalah :
2 x 1 bulan x Rp56.250.000,- Rp1.125.000,-
Pelaporan PPh Pasal 25 dilakukan setelah tanggal jatuh tempo yaitu tanggal 21 Mei 2008
sehingga dikenakan sanksi denda sebesar Rp100.000,-.

PPN :
Penyetoran PPN dilakukan pada tanggal 16 Mei yang berarti terlambat satu hari karena tanggal
jatuh tempo penyetoran PPN adalah tanggal 15 bulan berikutnya. Dengan demikian sanksi bunga
yang dikenakan adalah :

2 x 1 bulan x Rp120.630.000,- Rp2.412.600,-

SPT Masa PPN April 2008 disampaikan tanggal 23 Mei 2008 sehingga pelaporan PPN ini
terlambat. Sanksi denda Pasal 7 yang dikenakan adalah Rp500.000,-.

Anda mungkin juga menyukai