Anda di halaman 1dari 7

ABSTRAKS

PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y. merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara. Seiring dengan program peningkatan pelayanan kepada
masyarakat, maka PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y. berencana
mendirikan Kantor Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) di daerah Tembalang Kota
Semarang. Untuk merealisasikan rencana tersebut, pada tanggal 5 April 2011 Norman
Juntua selaku General Manager PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y.
mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Berdasarkan hasil RUPS tersebut yang tertuang dalam Surat Keputusan rapat No.
146/RUPS/V/2011, pada tanggal 7 April 2011 Norman Juntua memberikan surat tugas
dengan No. PLN/TGS/V/2011 kepada Lukas Kurniawan yang menjabat sebagai
Manager Komunikasi Hukum dan Administrasi PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah & D..Y. untuk melakukan survei lokasi strategis dan proporsional di daerah
Tembalang yang nantinya akan didirikan Kantor UPJ. Menindak lanjuti surat tugas
tersebut, pada tanggal 11 April 2011 Lukas Kurniawan melakukan survei, setelah
melakukan survei di beberapa lokasi, akhirnya pada tanggal 15 April 2011 Lukas
Kurniawan menemukan lokasi yang cukup strategis di Jalan Ngesrep Timur Raya No.15
Semarang. Luas lokasi itu sendiri mencapai 12.100 m2. Namun, sangat disayangkan
bahwa di lokasi tersebut telah berdiri bangunan SMAN 99 Semarang, yang status
tanahnya adalah tanah milik Pemerintah Kota Semarang, yang hak penggunaan tanah
dan bangunannya diberikan kepada Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Kemudian, pada tanggal 26 April 2011 PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah &
D..Y. kembali mengadakan RUPS dengan agenda pembahasan hasil survei lokasi
yang telah dilakukan oleh Lukas Kurniawan. Dalam rapat tersebut Lukas Kurniwan
menerangkan bahwa terdapat sebuah lokasi strategis di Jalan Ngesrep Timur Raya
No.15, namun pada lokasi itu sudah berdiri bangunan SMAN 99 Semarang, oleh
karenanya pada rapat tersebut Lukas Kurniawan menyarankan untuk mengadakan
ruislag / tukar guling dengan SMAN 99 Semarang. Akhirnya saran yang disampaikan
oleh Lukas Kurniawan disepakati dan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah &
D..Y. akan melakukan tukar guling/ruislag tanah dan bangunan dari SMAN 99. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Rapat No. 147/RUPS/V/2011. Untuk
menindak lanjuti hasil rapat tersebut, Norman Juntua kemudian mengeluarkan SK No.
16-SK/GM/12/V/2011 tentang penunjukkan Lukas Kurniawan selaku wakil dari PT.PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y. dalam proses ruislag yang akan dilakukan.
Sebagai tindak lanjut dari hasil rapat tersebut, maka pada tanggal 27 April 2011 Lukas
Kurniawan mengajukan surat permohonan untuk meruislag tanah SMAN 99 dengan
nomor surat 034/GM/PLN/V/2011 kepada smail Bahrudin Walikota Semarang yang
beralamat di Jalan Pemuda 146 Semarang. Setelah menerima surat permohonan
tersebut, pada tanggal 28 April 2011 Walikota Semarang meneruskan surat
permohonan ruislag tanah tersebut kepada Andhika Ari Muchti serta mengeluarkan SK
Walikota Semarang dengan No. 010//SK-064/V/2011 tentang penunjukkan Andhika
Ari Muchti yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota
Semarang selaku penanggungjawab proses ruislag. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa Andhika Ari Muchti yang menjabat sebagai Kepala Dinas
Pendidikan Kota Semarang, mengetahui dengan jelas kondisi bangunan dan situasi di
SMAN 99 serta mengingat bahwa hak penggunaan tanah dan bangunan ada di Dinas
Pendidikan Kota Semarang.
Pada tanggal 9 Mei 2011 Andhika Ari Muchti segera mengadakan rapat terbatas
dengan Annisa Chaula Rahayu (Kepala Sekolah SMAN 99), Nurmansyah Dwi Surya
(Ketua Komite SMAN 99) serta Lukas Kurniawan selaku perwakilan dari PT.PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y. di Dinas Pendidikan Kota Semarang. Dalam
rapat terbatas tersebut akhirnya Dinas Pendidikan Kota Semarang menyetujui rencana
ruislag yang diajukan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y. dengan
ketentuan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y. harus mendirikan 3 (tiga)
unit bangunan baru yang terdiri dari 1 (satu) bangunan sekolah, 1 (satu) Aula sekolah,
dan 1 (satu) Masjid dengan keseluruhan luas tanah mencapai 13.400 m
2
dan luas
bangunan 7.310 m
2
, hal ini sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Rapat
Terbatas No. 23//DN-PDD/V/2011. Untuk memenuhi keputusan rapat tersebut
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y kemudian membeli tanah dari
seorang pengusaha lokal yang bernama Sitorus Ramutung seluas 13.400m
2
yang
berlokasi di Jalan Pembaruan No.76 Jati Ngaleh, Semarang.
Pihak Dinas Pendidikan Kota Semarang menerima rencana ruislag ini dikarenakan
pertimbangan kondisi bangunan lama SMAN 99 Semarang yang memang sudah tidak
layak lagi digunakan untuk proses belajar mengajar, hal ini sebagaimana telah tertuang
dalam surat pernyataan penerimaan rencana ruislag No. 12//DN-PDD/V/2011
tertanggal 10 Mei 2011. Sebagai konsekuensi dari ruislag ini, pada hari Kamis, tanggal
12 Mei 2011 pihak Dinas Pendidikan Kota Semarang mengambil kebijakan bahwa
untuk sementara kegiatan belajar mengajar SMAN 99 Semarang dipindahkan ke SMPN
1 Banyumanik. Kemudian pada tanggal 16 Mei 2011, Dinas Pendidikan Kota Semarang
mengembalikan surat pengajuan permohonan ruislag dari PT.PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah & D..Y. dan menyerahkan surat kesepakatan No. 023/KSPT/V/2011
tentang rencana pembangunan gedung sekolah yang baru kepada Walikota Semarang.
Pada tanggal 6 Juni 2011 Walikota Semarang mengeluarkan surat tugas dengan nomor
87//ST-WS/V/2011 untuk membentuk Tim Penilai Harga yang dipimpin oleh Ericha
Veteriana yang bertugas meneliti dan mengkaji dari aspek teknis, ekonomis, dan yuridis
mengenai harga tanah dan bangunan SMAN 99 Semarang serta relokasi tanah dan
bangunan ditempat yang baru. Setelah Tim Penilai Harga ini dibentuk, Tim langsung
mengadakan penelititan pada tanggal 7 Juni 2011. Setelah dilakukan penelitian dan
pengkajian oleh Tim Penilai Harga diperolehlah harga tanah dan bangunan SMAN 99
Semarang yaitu senilai Rp. 25.042.000.000,- dengan perincian harga tanah Rp.
1.820.000,-/m2 dan bangunan Rp. 1.510.00,-/m2, selanjutnya pada tanggal 8 Juni 2011
Tim Penilai Harga mengadakan rapat dengan Andhika Ari Muchti selaku
penanggungjawab ruislag, Lukas Kurniawan selaku perwakilan dari PT.PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & D..Y., Walikota Semarang dan Komisi V DPRD Kota
Semarang guna menyampaikan hasil survei Tim Penilai Harga. Pertemuan ini dilakukan
di Kantor DPRD Semarang, Jalan Pemuda 146, Semarang. Pada pertemuan tersebut,
baik Walikota Semarang maupun DPRD Kota Semarang menyepakati harga penilaian
yang dilakukan oleh Tim Penilai Harga.
Kemudian, pada tanggal 9 Juni 2011 Lukas Kurniawan menyampaikan dalam RUPS
bahwa hasil penilaian harga SMAN 99 Semarang yang akan di ruislag adalah Rp.
25.042.000.000,-, hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Rapat No.
148/RUPS/V/2011. Dalam RUPS kemudian disepakati mengenai harga penilaian oleh
Tim Penilai Harga, dengan pertimbangan bahwa harga penilaian telah disetujui oleh
Walikota Semarang dan DPRD Kota Semarang.
Pada tanggal 10 Juni 2011 Andhika Ari Muchti menghubungi Lukas Kurniawan untuk
bisa mengadakan pertemuan. Akhirnya mereka bersepakat untuk bertemu pada tanggal
11 Juni 2011 di Caf Batagor, Jalan Gunung Seraya No.1 Semarang. Pada pertemuan
tersebut Andhika Ari Muchti berinisiatif untuk mengajak Lukas Kurniawan bekerjasama
untuk menurunkan harga yang ditentukan oleh Tim Penilai Harga, dengan ketentuan
bahwa selisih penurunan harga diberikan secara bertahap kepada Andhika Ari Muchti.
Merasa dibodohi, Lukas Kurniawan tidak menerima inisiatif tersebut dan langsung
meninggalkan lokasi pertemuan.
Keesokan harinya, pada tanggal 12 Juni 2011, Andhika Ari Muchti menghubungi
kembali Lukas Kurniawan untuk mengadakan pertemuan kembali, kali ini untuk
meyakinkan Lukas Kurniawan, Andhika menjanjikan komisi sebesar 50 % jika
rencananya berhasil. Atas bujukan Andhika Ari Mucti, Lukas Kurniawan akhirnya
sepakat untuk bertemu kembali pada tanggal 16 Juni 2011 di Restaurant Solaria, Jalan
Solaris No.32 Semarang.
Pada pertemuan tersebut, akhirnya antara Andhika Ari Muchti dan Lukas Kurniawan
sepakat untuk membagi dua selisih harga jika penurunan berhasil dilakukan oleh
Andhika Ari Muchti. Setelah terjadi kesepakatan tersebut, mereka pun berencana untuk
mengadakan pertemuan kembali pada tanggal 20 Juni 2011 untuk membahas teknis
pelaksanaan rencana mereka.
Pada pertemuan tanggal 20 Juni 2011 di Restaurant De Jaka, Jalan Citarum No. 67
Semarang, mereka membahas tentang pembagian tugas yang harus dilakukan untuk
membuat rencana mereka berhasil. Pada pertemuan itu, Lukas Kurniawan bertugas
untuk meyakinkan para pemegang saham pada saat rapat RUPS bahwa tidak ada
perubahan harga dan mentransfer dana selisih hasil penurunan harga yang ditetapkan
oleh Tim Penilai Harga ke rekening Andhika Ari Muchti. Sementara itu, Andhika
bertugas untuk mengusahakan penurunan harga dengan cara mengajak kerjasama
Ericha Veteriana selaku kepala Tim Penilai Harga dan meminta kepada Tim Penilai
Harga untuk membuat seolah-olah penurunan harga sudah sesuai dengan prosedur.
Kemudian, pada tanggal 12 Juli 2011 Andhika Ari Muchti mengadakan pertemuan
dengan Ericha Veteriana dan Lukas Kurniawan di Lobi Hotel Grand Mahakam Jalan
Diponegoro No. 5, Semarang. Dari pertemuan tersebut, akhirnya disepakati penurunan
harga yang ditentukan oleh Tim Penilai Harga hanya menjadi Rp. 1.470.000,-/m
2
dan
bangunan Rp. 1.200.000,-/m
2
, atau ada penuruan senilai Rp. 4.855.000.000,- dari total
harga penilaian sebelumnya. Selain itu, Ericha Veteriana juga sepakat untuk membuat
seolah-olah proses penurunan harga tersebut sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan dengan ketentuan bahwa Ericha Veteriana akan mendapatkan komisi
sebesar Rp. 500.000.000,-.
Selanjutnya, pada tanggal 15 Juli 2011 Ericha Veteriana bersama-sama dengan Lukas
Kurniawan selaku perwakilan dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y
dan Andhika Ari Muchti melaporkan dan mengadakan pertemuan kembali di Kantor
DPRD Kota Semarang untuk membahas penurunan harga yang telah mereka lakukan.
Ericha Veteriana berusaha meyakinkan Komisi V DPRD Kota Semarang dan Walikota
Semarang tentang penurunan harga yang dilakukan, dan menyatakan bahwa
penurunan harga yang dilakukan oleh Tim Penilai Harga tersebut sudah sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Karena merasa yakin terhadap alasan penurunan harga yang
disampaikan oleh Ericha Veteriana, akhirnya Komisi V DPRD Kota Semarang dan
Walikota Semarang menyutujui penurunan harga yang dilakukan oleh Tim Penilai
Harga tersebut.
Hari Rabu, tanggal 20 Juli 2011, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y.
kembali mengadakan RUPS, pada kesempatan inilah, Lukas Kurniawan melaporkan
dan meyakinkan peserta rapat bahwa harga penilaian terhadap proses ruislag tersebut
tetap dengan kata lain tidak ada perubahan yaitu sebesar Rp. 25.042.000.000,-.
Setelah mendengar laporan tersebut, akhirnya disepakati bahwa PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & D..Y. akan mengeluarkan dana sebesar Rp.
25.042.000.000,- untuk proses ruislag/tukar guling sebagaimana laporan yang diberikan
oleh Lukas Kurniwan, kemudian keputusan ini dituangkan dalam Surat Keputusan
Rapat No. 149/RUPS/V/2011.
Kemudian, pada tanggal 26 Juli 2011 Norman Juntua selaku General manager PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y memberikan memo kepada snaini skandar
selaku bendahara PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y tentang perintah
untuk mentransfer dana dari PT. PLN (Persero) Pusat yang ada di rekening PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y di Bank Cendana dengan nomor rekening
2034.1098.8736 senilai Rp 25.042.000.000 ke rekening Lukas Kurniawan dengan
nomor rekening 5634.9384.3527 di Bank Merdeka.
Setelah menerima dana tersebut, Lukas Kurniawan ternyata hanya mengalokasikan
uang sejumlah Rp. 20.187.000.000,-, dengan rincian uang senilai Rp. 14.338.000.000,-
ditransferkan pada tanggal 27 Juli 2011 ke rekening pribadi Sitorus Ramutung selaku
pemilik tanah dengan nomor rekening 3657.8183.9199 di Bank Kusuma, dan uang
senilai Rp. 5.849.000.000,- diserahkan kepada PT. Putra Panca yang dipimpin oleh
Putra Siregar secara tunai selaku pelaksana pembangunan gedung SMAN 99
Semarang yang baru secara bertahap, yaitu pada tanggal 28 Juli 2011 senilai Rp.
1.332.000.000,-, tanggal 26 Mei 2012 senilai Rp. 2.100.000.000,-, dan pelunasannya
dilakukan pada tanggal 16 April 2013 senilai Rp. 3.307.000.000,-.
Sedangkan, sisa uang sebesar Rp. 4.855.000.000,- yang masih berada di rekening
Lukas Kurniawan kemudian ditransfer ke rekening Andhika Ari Muchti di Bank Purnama
dengan nomor rekening 9894.4948.4948 sebesar Rp. 2.427.500.000,-. Agar tidak
mencurigakan, dana tersebut ditransfer secara bertahap, yaitu pada tanggal 29 Juli
2011 sebesar Rp. 1.213.750.000,- dan pada tanggal 5 Agustus 2011 dengan nominal
yang sama ke rekening yang sudah disebutkan diatas. Sementara sisanya tetap berada
di rekening Lukas Kurniawan sebesar Rp. 2.427.500.000,-.
Setelah bangunan sekolah selesai pada tanggal 16 April 2013, kemudian tim auditor
dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang dipimpin oleh syana Nuraini melakukan
pemeriksaan (audit) terhadap proses ruislag tanah dan bangunan sekolah SMAN 99
Semarang yang baru antara PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D..Y.
dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang pada tanggal 26 April 2013. Setelah
dilakukan pemeriksaan, terungkap bahwa dana yang digunakan untuk membeli tanah
dan membangun sekolah beserta isinya ternyata hanya sebesar 20.187.000.000,-
sehingga tidak sesuai dengan harga penilaian yang diketahui oleh PT.PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & D..Y. yaitu sebesar Rp 25.042.000.000, hal ini tertuang
dalam laporan audit dari BPK dengan nomor 209.a/S/XX.SMG/04/2013 tanggal 24 Mei
2013. Karena dicurigai adanya kejanggalan terhadap pembangunan SMAN 99
Semarang, pada tanggal 3 Juni 2013 syana nuraini selaku pimpinan Tim auditor BPK
melaporkan temuannya kepada KPK dan meminta KPK untuk memeriksa proses
ruislag tersebut. Kemudian KPK memeriksa Putra Siregar selaku pemborong dan
Ericha Veteriana selaku pimpinan tim Penilai harga.

Mengenai pembelian tanah (tanah punya siapa, berapa harganya, dsb)
Pelelangan tender pembuatan bangunan SMA 99
Akta tanah, akta jual-beli, prosedur hak milik jd milik pemerintah, surat
pemenangan tender
Surat keputusan setiap rapat

Desa wisata alam, bagaimana pihak desa mengembangkan potensi dan
sekaligus merecover potensi tersebut dari kerusakan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai