Anda di halaman 1dari 15

PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt

AIIrnn Inru IondIdIknn


BAB I. PENDAHULUAN
A. ATAR BEAKANG
Pendidikan sangat melekat pada diri manusia dan sudah ada sejak awal hidup manusia
karena manusia berbeda dengan makhluk hidup yang lainnya, yaitu manusia terlahir
sebagai makhluk yang berakal. Setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan
generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang
tuanya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya aliran-aliran baru tentang pendidikan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya pengetahuan serta pemikiran-
pemikiran dan pandangan tentang pendidikan, hal inilah yang menyebabkan timbulnya
aliran-aliran baru tentang pendidikan.
B. TUJUAN
Tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia, membuat manusia berbeda dengan
makhluk yang lain dengan mendidik dan menanamkan nilai moral dan budaya. Oleh
karena itu, Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan.
Meskipun terjadi kemungkinan adanya perbedaan sistem pendidikan dan tiap bangsa
memiliki ciri khas tersendiri dalam pelaksanaannya, secara universal tujuan pendidikan
adalah sama, yaitu menjadikan generasi muda lebih baik dan dari generasi sebelumnya
agar dapat memajukan bangsa menjadi lebih maju.
C. PEMBATASAN MASAAH
Mengingat begitu banyaknya pandangan mengenai gerakan/aliran pendidikan, maka
perlu adanya pembatasan masalah. Makalah 'Aliran Baru Pendidikan ini membahas
mengenai Aliran-Aliran Baru Dalam Pendidikan di Indonesia setelah zaman Penjajahan
karena pada masa penjajahan tujuan pendidikan di Indonesia hanya untuk kemajuan
bangsa penjajah semata.
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn



BAB II. ALIRAN BARU PENDIDIKAN
A. ATAR BEAKANG AIRAN BARU PENDIDIKAN DI INDONESIA
Pada masa penjajahan di Indonesia, Pendidikan di Indonesia sangat tidak dirasakan
oleh pribumi bangsa Indonesia. Pendidikan di Indonesia hanya untuk kepentingan para
penjajah, contohnya:
pada zaman penjajahan belanda, tujuan utama pendidikan di Indonesia adalah:
1. mencetak tenaga kerja murah yang siap mengabdi kepada penjajah Belanda)
2. untuk tetap mempertahankan kelangsungan penjajah Belanda di Indonesia.
dan pada masa penjajahan Jepang tujuan pendidikan yang dilaksanakan adalah:
1. untuk mendapat tenaga kerja rendahan (murah)
2. untuk membentuk tentara yang siap melawan sekutu.
Menyadari keadaan pendidikan pada masa penjajahan yang sangat merendahkan
martabat bangsa sendiri, maka muncul tokoh-tokoh masyarakat yang berkeinginan untuk
mendirikan lembaga pendidikan Iormal (sekolah) dengan melaksanakan gerakan
pendidikan atau aliran baru pendidikan di Indonesia, diantaranya yaitu:
1. Pengajaran Proyek
2. INS Kayu Tanam
3. Pengajaran Pusat Perhatian
4. Sekolah Kerja
5. Pesantren/Madrasah
6. Pengajaran Alam Sekitar

PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

B. ENAM AIRAN BARU DI INDONESIA


1. PENGAJARAN PROYEK
Dasar pemikiran dari pendidikan dengan pengajaran proyek adalah John
Dewey (1859-1952), namun pendidikan dengan system pengajaran proyek pertama
kali dilaksanakan oleh pengikutnya, yaitu W.H.Kilpatrick. J.Dewey menegaskan
bahwa pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan
untuk kehidupan dimasa datang. Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan
pilihannya (terhadap pekerjaan),merancang serta memimpinnya.
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar
di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan
sebagainya. 'Proyek pada dasarnya adalah tugas yang harus dipecahkan melalui
suatu rencana dan penyelenggaraan kegiatan secara baik. Hasil kegiatan itu akhirnya
dinilai. Permasalahan yang dibahas disini berkaitan dengan kehidupan anak secara
nyata, yaitu yang ada di lingkungan atau masyarakat di mana anak hidup. Mulai dari
penentuan masalah sampai pada penilaian anak harus di ikuti sertakan secara aktiI.
Dalam pengajaran proyek anak-anak mengerjakan suatu pekerjaan secara
berkelompok untuk menghidupkan rasa gotong royong. juga dalam bekerja sama itu
akan lahir siIat-siIat baik seperti bersaing secara sportiI,bebas menyatakan pendapat
dan disiplin yang sewajarnya.
Dasar konsepsi dari pengajaran proyek adalah tugas yang diselesaikan dengan
rencana yang matang. Dengan pembiasaan anak mengerjakan proyek dengan rencana
yang matang dan sesuai tahap, diharapkan akan menumbuhkan kemampuan untuk
memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensiI, dengan kata lain
menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin.
2. RP INS KAYUTANAM
Kayutanam adalah sebuah nama desa kecil di Sumatera Barat sedangkan RP
INS adalah singkatan dari Ruang Pendidik Indonesche Nederlandsche School dan
kemudian dikenal dengan nama RP INS Kayutanam. RP INS (Ruang Pendidik
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad SjaIei pada tanggal 31


Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
Pada tahun 1926, RP INS kayutanam memiliki 75 orang siswa terdiri atas dua
kelas (1A dan 1B) dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Kemudian berkembang
hingga menjadi 2 tingkat pendidikan, yaitu pendidikan umum dan pendidikan
kejuruan. Sekolah itu terdiri dua:

O Ruang Rendah atau sekolah Rakyat yang 7 tahun lamanya
O Ruang Dewasa empat tahun sebagai sambungan reuang rendah
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai
berikut:
- Berpikir logis dan rasional
- KeaktiIan atau kegiatan
- Pendidikan masyarakat
- Memperhatikan pembawaan anak
- Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal,
seperti: syarat-syarat pendidikan yang eIektiI, tujuan yang ingin dicapai, dan
sebagainya. Jadi, Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
- Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
- Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
- Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
- Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung
jawab.
- Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

RP INS Kayutanam juga menanamkan nilai luhur pada setiap siswanya


seperti:Imtaq, kebangsaan, budi pekerti, tanggung jawab, jujur dan ihlas, mandiri,
satria, empati, gigih/ulet, rendah hati (bersahaja).
b. Mata pelajaran yang dkembangkan di INS Kayutanam adalah :
O Bahasa Ibu (terdiri atas 3 aktiIitas yaitu pasiI, setengah aktiI dan aktiI)
O Menggambar (terdiri atas : menggambar bebas, menggambar menurut
contoh, menggambar di luar kepala, menggambar garis lupus, dengan cat
air dan menggambar perspektiI)


O Membersihkan sekolah dan kelas (pembentukan tabiat yang positiI,
bekerja tuntas dari awal hingga akhir, tertib penggunaan alat dan langkag-
langkah kerja harus diperhatikan serta menumbuhkan kecakapan sosial,
komunikasi, kepemimpinan dan kerjasama.)
O Berkebun (prinsipnya sama dengan kebersihan sekolah Namun tahapannya
dimulai dari persiapan, penanaman, pemeliharaan dan pemetikan hasil).
Penekanannya untuk menjalani pelajaran berhitung
O Bermain-main (Kegiatan yang menyenangkan dilakukan berkelompok,
melibatkan Kalah dan menang. Hal ini menanamkan rasa sportiIitas,
kebersamaan, dan kepemimpinan.)
Pada RP INS Kayutanam siswa didorong menjadi siswa yang aktiI artinya
siswa dituntut untuk mengembangkan diri menjadi subjek yang kreatiI.
Contohnya, kalau seorang murid sekolah pertukangan membuat kursi menurut
gambar yang sudah dibuatkan untuknya. Pada proses pendidikan seperti itu
sebenarnya anak itu hanya meniru saja dan bukan menciptakan. lain hal nya
dengan murid yang membuat gambar terlebih dahulu seperti apa model kursi yang
ingin dibuatnya. Dengan begitu murid dibiarkan untuk membuat kursi menurut
pikirannya sendiri. Hal ini memberi kesempatan kepada si murid mendidik dirinya
untuk megembangkan daya ciptanya.
c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang


pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/ kerajinan), beberapa
ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.
3. PENGAJARAN PUSAT PERHATIAN
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia
dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat peserta didik.


Dasar Konsepi Pengajaran Pusat Perhatian adalah:
1. Asas Pengajaran Pusat Perhatian:
Orangtua harus memperhatikan anaknya upaya anak tersebut bisa mengerti
kehidupan yang dia akan rasakan didalam kehidupan sehari-hari.
2. Bahan pengajaran merupakan totalitas:
Orang tua atau guru memberikan bahan kepada anak didik sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan yang di perlukan oleh anak didik dan memberikan arahan
yang terbaik pada anak didik.
3. Hubungan simbiosis:
Adalah suatu hubungan antara guru dengan anak didik dalam suatu pendidikan
dan pengajaran, atau hubungan antara orang tua dengan anak didik di dalam
kehidupan sehari-hari, maupun lingkungan masyarakat.
4. KeaktiIan Anak:
Yaitu setiap guru menilai anak didik dalam suatu pekerjaan atau dalam kehidupan
di sekolah. Seorang guru akan menilai anak didik itu dalam kehadiran disekolah
atau membuat suatu pekerjaan yang baik.
Gerakan Pengajaran Pusat Perhatian tersebut telah mendorong berbagai upaya
agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi (cara mengajar, dan
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

lain-lain) agar perhatian siswa tetap berpusat pada bahan ajaran. Dengan kemajuan
teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi tersebut menjadi terbuka lebar,
dengan demikian upaya menarik minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian
dalam pengajaran biasanya dilakukan bukan hanya pada pembukaan pengajaran,
tetapi juga pada setiap kali akan membahas sub topik yang baru.
4. SEKOAH KERJA
Tujuan program sekolah kerja adalah program untuk melatih keterampilan
mengajar setiap orang. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan
pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan.
Menurut bapak sekolah kerja (G. Kerschensteiner) dengan Arbeitschule-nya (
sekolah kerja ) di Jerman. Perlu dikemukakan bahwa sekolah kerja itu bukan hanya
untuk kepentingan individu semata, tetapi juga demi kepentingan masyarakat. Dengan
kata lain sekolah berkewajiban menyiapkan warga Negara yang baik, yakni:
1. Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan.
2. Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan Negara
3. Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan
kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga Negara ikut membantu
mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan kesempurnaan
Negara.
Berdasarkan hal itu, maka menurut G. Kerschensteiner tujuan sekolah kerja adalah:
1. Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku
atau orang lain dan yang didapat dari pengalaman sendiri.
2. Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.
3. Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam
mengabdi Negara.
Dasar-dasar Sekolah Kerja adalah sebagai berikut :
1. Di dalam sekolah kerja anak aktiI berbuat
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

2. Pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran ialah anak, bukan guru, metode,
atau pun bahan pelajaran.
3. Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri sendiri
dan bertanggung jawab.
4. Bahan pelajaran disusun dalam suatu keseluruhan (totalitas) yang berpusat
pada masalah kehidupan.



5. Sekolah kerja tidak mementingkan pengetahuan siap yang bersiIat haIalan
atau hasil peniruan, melainkan pengetahuan Iungsional yang dapat
dipergunakan untuk berprakarsa, mencipta dan berbuat.
6. Pendidikan kecerdasan tidak dapat diberikan dengan memberitahukan atau
menceritakan kapada anak melainkan sendiri yang harus menjalani proses
berIikir sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
7. Sekolah kerja merupakn suatu bentuk masyarakat kecil yang di dalamnya
anak-anak mendapatkan latihan dan pengalamanyang amat penting artinya
bagi pendidikan moral, social dan kecerdasan.
Namun, pada waktu belakangan ini, program sekolah kerja pada umumnya
berlangsung di perguruan tinggi dengan metode bekerja penuh waktu selama sebulan
kemudian satu hari penuh waktu selama periode beberapa bulan. Tujuan program
kerja untuk belajar dan member gambaran sebelum mereka terjun langsung di dunia
kerja.
5. PENDIDIKAN PESANTREN / MADRASAH
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang diperkenalkan di
Jawa sekitar 500 tahun yang lalu. Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk
makan dan istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari
pengertian asrama-asrama bagi para santri. Kata pesantren berasal dari kata santri,
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri (DhoIier
1985:18). Pondok pesantren yaitu sebuah Sekolah Islam Berasrama yang berorientasi
pada pembinaan karakter, akhlak dan moral individual dan keteladanan dari seorang
guru` kepada peserta didik yang berlangsung 24 jam penuh. Sistem Full day
school dalam artian, segala yang dilihat, didengar, dan diperhatikan santri dipondok
merupakan aktiIitas pendidikan.
Unsur-unsur pokok dari pesantren ada lima, yaitu:
1. Kyai
Sebagai pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan pesantren banyak
bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta
ketrampilan kyai
2. Santri
Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan sebuah
pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun pesantren
adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau
murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa disebut
kyai dan mulai membangun Iasilitas yang lebih lengkap untuk pondoknya.
3. Pondok
Pondok/asrama adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal kyai
bersama para santrinya
4. Masjid
masjid dianggap sebagai 'tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri,
terutama dalam praktek sembahyang lima waktu, khutbah, dan sembahyang
Jumat, dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
5. Kitab-Kitab Islam Klasik
Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan termasuk pelajaran
mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agam Islam dan Bahasa Arab.
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

Konsep Pendidikan Pesantren adalah:


O Dasar Pendidikan: Pendidikan pesantren harus mendasarkan pada
'90os0397s dengan menjadikan 'a397opos0397s sebagai bagian esensial dari
konsep teosentris. Hal ini berbeda dgn pendidikan sekuler yg hanya bersiIat
antroposentris semata.
O %::an Pendidikan: Pembangunan kehidupan duniawiyah bukan menjadi tujuan
Iinal tetapi merupakan kewajiban yg diimani dan terkait kuat dgn kehidupan
rohani.
O Konsep man:sia: Pendidikan Islam memandang manusia mempunyai 197ah yang
harus dikembangkan.
O Nilai Pendidikan pesantren berorientasi pada Iptek sebagai kebenaran relatiI dan
Imtaq sebagai kebenaran mutlak. Berbeda dgn pendidikan sekuler yg hanya
berorientasi pada Iptek.
kurikulum Pendidikan pesantren adl bahan-bahan pendidikan di pesantren
berupa kegiatan pengetahuan dan pengalaman yg dgn sengaja dan sistematis diberikan
kepada santri dalam rangka mencapai tujuan pembentukan karakter.
sistem pendidikan pondok pesantren mampu bertahan dan tetap berkembang
karena siap menyesuaikan dan memodernkan tergantung pada keadaan yang
sebenarnya ada di Indonesia. Sejak awalnya, pesantren di Indonesia telah mengalami
banyak perubahan dan tantangan karena dipengaruhi keadaan sosial, politik, dan
perkembangan teknologi di Indonesia serta tuntutan dari masyarakat umum. Oleh
karena itu, pada masa ini di dunia pesantren terbagi menjadi 2 jenis pesantren, yaitu:
1. Pesantren SalaIi
Pesantren yang sistemnya tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam
klasik sebagai inti pendidikan di pesantren.
2. Pesantren Modern
Merupakan sistem pendidikan yang berusaha mengintegrasikan secara penuh
sistem tradisional dan sistem sekolah Iormal (seperti madrasah). Prinsipnya
adalah mengimbangi ilmu dunia dan akhirat. Seperti yang terlihat, pesantren
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

modern mulai akrab dengan metodologi ilmiah dan teknologi, lebih terbuka
atas perkembangan di luar dirinya.
Konsep dari pendidikan Madrasah hampir sama dengan konsep pendidikan
pesantren modern, yaitu Mengajarkan ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu umum secara
berimbang. Yang membedakan Pendidikan pesantren modern dan Madrasah adalah
Pesantren modern mendidik para santri di asrama 24 jam penuh, sedangkan madrasah
tidak menerapkan sistem asrama.
Madrasah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Madrasah Ibtidaiyah (setingkat dengan sekolah dasar)
2. Madrasah Tsanawiyah (setingkat dengan sekolah menengah pertama)
3. Madrasah Aliyah (setingkat dengan sekolah menengah atas)

6. PENGAJARAN AAM SEKITAR
Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatiI yang
menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya.
perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J.
igthart di Belanda dengan Het Voll even
Tidak seperti sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan metode belajar
mengajar di dalam kelas, para siswa belajar lebih banyak di alam terbuka. Di sekolah
alam metode belajar mengajar lebih banyak menggunakan aktiI atau action learning
dimana anak belajar melalui pengalaman (red- dimana anak mengalami dan
melakukan langsung) . Dengan mengalami langsung anak atau siswa diharapkan
belajar dengan lebih bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktiI. Penggunaan alam
sebagai media belajar diharapkan agar kelak anak atau siswa jadi lebih aware dengan
lingkungannya dan tahu aplikasi dari pengetahuan yang dipelajari. Tidak hanya
sebatas teori saja.
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

Iungsi alam antara lain :


O Alam sebagai ruang belajar
O Alam sebagai media dan bahan aja
O Alam sebagai objek pembelajaran

Kelebihan sekolah alam dibandingkan sekolah biasa, sekolah alam membuat
anak tidak terpaku hanya pada teori saja. Namun mereka dapat mengalami langsung
pengetahuan yang mereka pelajari di alam. Karena diakui saat ini sekolah-sekolah
biasa lebih banyak menggunakan sistem belajar mengajar konvensional dimana guru
menerangkan, siswa hanya mendapat pengetahuan dengan mengandalkan buku
panduan saja, dan siswa jarang diberikan kesempatan untuk mengalami langsung atau
melihat langsung bentuk pengetahuan yang mereka pelajari. Di sekolah alam,
biasanya aturan yang diberlakukan tidak seketat sekolah biasa dimana siswa harus
duduk mendengarkan gurunya atau mendapatkan hukuman jika tidak mengerjakan
tugas.
Di sekolah alam, jarang atau bahkan tidak menerapkan sistem pemberian PR
(Pekerjaan Rumah),sebenarnya pada pendidikan konvensional (Sekolah biasa)
pemberian PR asal proporsi dan tujuannya tepat dapat melatih anak juga untuk
bertanggung jawab dengan tugas yang mereka miliki. Di sekolah alampun pengajaran
tentang tanggung jawab dan disiplin diri diajarkan, misalnya saja dalam bentuk
antrian baris saat akan mencuci tangan, bekerjasama dengan teman sebaya dalam
mengerjakan tugas. Mungkin cara dan kegiatannya yang berbeda. Sekolah alam
mengajarkan siswa belajar tidak hanya berdasarkan atau mengandalkan text book, tapi
juga belajar aktiI. Belajar dengan aktiI dengan situasi, kondisi, komunikasi antara
siswa dan guru yang menyenangkan tentunya diharapkan akan memberikan motivasi
belajar yang besar untuk siswa dan menumbuhkan minat akan apa yang dipelajari.
Situasi belajar yang menyenangkan, dukungan komunikasi yang hangat antara guru
dan siswa memudahkan anak dalam beradaptasi dan memahami dirinya sendiri.
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

sekolah alam memiliki kurikulum yang berbeda, jikapun menggunakan


kurikulum pendidikan biasanya dilakukan penyesuaian saja, sekolah alam yang
dirintis oleh Dik Doank bahkan tidak menggunakan kurikulum, sebab sekolah
alamnya mengajarkan anak untuk menggali potensi dirinya tanpa harus menjadi beban
sang anak dengan sekolahnya.
Beberapa prinsip gerakan Heimatkunde adalah:
1. Dengan pengajaran alam sekitar, guru dapat meragakan secara langsung
betapa pentingnya pengajaran.
2. Pengajaran alam sekitar memberikan sebanyak-banyaknya agar anak aktiI
atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan mencatat saja.
3. Pengajaran alam sekitar untuk memberikan pengajaran totalitas, yaitu
suatu bentuk pengajaran dengan cirri-ciri dalam garis besarnya sebagai
berikut :
1) Suatu pengajaran yang bukan membagi mata pelajaran ke dalam
daItar, tertapi guru memahami tujuan pengajaran dan mengerahkan
usahanya untuk mencapai tujuan.
2) Suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala suatu
diputuskan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian
anak yang didapat dari alam sekitarnya.
3) Suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran itu
berhubung satu sama lain seerat-eratnya secara teratur.
4) Pengajaran Alam Sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi
intelektual yang kukuh dan tidak verbalistis. Yang dimaksud
dengan apersepsi intelektual adalah segala sesuatu yang baru dan
masuk didalam intelek anak, harus dapat luluh menjadi satu dengan
kekayaan pengetahuan yang sudah dimiliki anak. Harus terjadi
proses asimilasi antara pengatahuan lama dengan pengatahuan
baru.
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn

5) Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karna


alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak.
Sedangkan J. ingthart mengemukaikan pegangan dalam Het Volle even
sebagai berikut:
1. Anak harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar
namanya, tidak kebalikannya, sebab 'nama itu hanya suatu tanda dari
pengertian tentang barang itu.
2. Pengajaran yang sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran
selanjutnya atau mata pengajaran yang lain harus dipusatkan atas
pengajaran itu.
3. Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup senyatanya kesemua
jurusan, agar murid paham akan hubugan antara bermacam-macam
lapangan dalam hidupnya ( Pegajaran Alam Sekitar ).
Kegiatan Penunjang Pembelajaran Sekolah Alam
W Outbound
W Berkebun dan Beternak
W Market
W Outing
W Muhadhoroh dan Audiensi
W Ramadhan Camp dan
I`tikaI
W OTFA (Out Tracking Fun
Adventure)
W Renang
Pembelajaran dengan obyek alam sekitar akan membangkitkan perhatian
spontan dari anak-anak. Anak-anak selalu didorong untuk aktiI dan kreatiI. Bahan-
bahan yang diajarkan dapat mempunyai nilai praktis. Anak-anak dijadikan subyek
bagi alam sekitarnya.



PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn



BAB III. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya aliran baru dalam pendidikan sangatlah
penting bagi kemajuan zaman yang telah ada. Kita harus dapat mengetahui cara-cara
pembelajaran yang menarik, tidak hanya mengajarkan dibidang akademik secara pasiI
saja. Agar lebih menarik kita bisa menambahkan dengan kegiatan-kegiatan yang
lainnya. Seperti pengajaran proyek yang mendidik dengan pembuatan suatu proyek,
INS Kayu Tanam yang mendidik dengan menggali kreativitas para siswanya,
Pengajaran pusat perhatian yang mendidik berdasarkan minat dan bakat siswa,
Pengajaran alam sekitar yang menjadikan alam sebagai media utama pendidikan,
Sekolah kerja yang langsung memberikan pelajaran mengenai dunia kerja, dan
Pesantren yang mendidik dengan pembentukan karakter yang kokoh.
Seiring dengan perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan adanya
aliran/sistem pendidikan yang lebih baru karena pandangan mengenai usaha
pengembangan pendidikan terus berkembang seiring berkembangnya pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai