Makalah Acay
Makalah Acay
BAB I. PENDAHULUAN
A. ATAR BEAKANG
Pendidikan sangat melekat pada diri manusia dan sudah ada sejak awal hidup manusia
karena manusia berbeda dengan makhluk hidup yang lainnya, yaitu manusia terlahir
sebagai makhluk yang berakal. Setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan
generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang
tuanya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya aliran-aliran baru tentang pendidikan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya pengetahuan serta pemikiran-
pemikiran dan pandangan tentang pendidikan, hal inilah yang menyebabkan timbulnya
aliran-aliran baru tentang pendidikan.
B. TUJUAN
Tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia, membuat manusia berbeda dengan
makhluk yang lain dengan mendidik dan menanamkan nilai moral dan budaya. Oleh
karena itu, Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan.
Meskipun terjadi kemungkinan adanya perbedaan sistem pendidikan dan tiap bangsa
memiliki ciri khas tersendiri dalam pelaksanaannya, secara universal tujuan pendidikan
adalah sama, yaitu menjadikan generasi muda lebih baik dan dari generasi sebelumnya
agar dapat memajukan bangsa menjadi lebih maju.
C. PEMBATASAN MASAAH
Mengingat begitu banyaknya pandangan mengenai gerakan/aliran pendidikan, maka
perlu adanya pembatasan masalah. Makalah 'Aliran Baru Pendidikan ini membahas
mengenai Aliran-Aliran Baru Dalam Pendidikan di Indonesia setelah zaman Penjajahan
karena pada masa penjajahan tujuan pendidikan di Indonesia hanya untuk kemajuan
bangsa penjajah semata.
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn
BAB II. ALIRAN BARU PENDIDIKAN
A. ATAR BEAKANG AIRAN BARU PENDIDIKAN DI INDONESIA
Pada masa penjajahan di Indonesia, Pendidikan di Indonesia sangat tidak dirasakan
oleh pribumi bangsa Indonesia. Pendidikan di Indonesia hanya untuk kepentingan para
penjajah, contohnya:
pada zaman penjajahan belanda, tujuan utama pendidikan di Indonesia adalah:
1. mencetak tenaga kerja murah yang siap mengabdi kepada penjajah Belanda)
2. untuk tetap mempertahankan kelangsungan penjajah Belanda di Indonesia.
dan pada masa penjajahan Jepang tujuan pendidikan yang dilaksanakan adalah:
1. untuk mendapat tenaga kerja rendahan (murah)
2. untuk membentuk tentara yang siap melawan sekutu.
Menyadari keadaan pendidikan pada masa penjajahan yang sangat merendahkan
martabat bangsa sendiri, maka muncul tokoh-tokoh masyarakat yang berkeinginan untuk
mendirikan lembaga pendidikan Iormal (sekolah) dengan melaksanakan gerakan
pendidikan atau aliran baru pendidikan di Indonesia, diantaranya yaitu:
1. Pengajaran Proyek
2. INS Kayu Tanam
3. Pengajaran Pusat Perhatian
4. Sekolah Kerja
5. Pesantren/Madrasah
6. Pengajaran Alam Sekitar
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn
lain-lain) agar perhatian siswa tetap berpusat pada bahan ajaran. Dengan kemajuan
teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi tersebut menjadi terbuka lebar,
dengan demikian upaya menarik minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian
dalam pengajaran biasanya dilakukan bukan hanya pada pembukaan pengajaran,
tetapi juga pada setiap kali akan membahas sub topik yang baru.
4. SEKOAH KERJA
Tujuan program sekolah kerja adalah program untuk melatih keterampilan
mengajar setiap orang. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan
pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan.
Menurut bapak sekolah kerja (G. Kerschensteiner) dengan Arbeitschule-nya (
sekolah kerja ) di Jerman. Perlu dikemukakan bahwa sekolah kerja itu bukan hanya
untuk kepentingan individu semata, tetapi juga demi kepentingan masyarakat. Dengan
kata lain sekolah berkewajiban menyiapkan warga Negara yang baik, yakni:
1. Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan.
2. Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan Negara
3. Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan
kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga Negara ikut membantu
mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan kesempurnaan
Negara.
Berdasarkan hal itu, maka menurut G. Kerschensteiner tujuan sekolah kerja adalah:
1. Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku
atau orang lain dan yang didapat dari pengalaman sendiri.
2. Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.
3. Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam
mengabdi Negara.
Dasar-dasar Sekolah Kerja adalah sebagai berikut :
1. Di dalam sekolah kerja anak aktiI berbuat
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn
2. Pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran ialah anak, bukan guru, metode,
atau pun bahan pelajaran.
3. Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri sendiri
dan bertanggung jawab.
4. Bahan pelajaran disusun dalam suatu keseluruhan (totalitas) yang berpusat
pada masalah kehidupan.
5. Sekolah kerja tidak mementingkan pengetahuan siap yang bersiIat haIalan
atau hasil peniruan, melainkan pengetahuan Iungsional yang dapat
dipergunakan untuk berprakarsa, mencipta dan berbuat.
6. Pendidikan kecerdasan tidak dapat diberikan dengan memberitahukan atau
menceritakan kapada anak melainkan sendiri yang harus menjalani proses
berIikir sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
7. Sekolah kerja merupakn suatu bentuk masyarakat kecil yang di dalamnya
anak-anak mendapatkan latihan dan pengalamanyang amat penting artinya
bagi pendidikan moral, social dan kecerdasan.
Namun, pada waktu belakangan ini, program sekolah kerja pada umumnya
berlangsung di perguruan tinggi dengan metode bekerja penuh waktu selama sebulan
kemudian satu hari penuh waktu selama periode beberapa bulan. Tujuan program
kerja untuk belajar dan member gambaran sebelum mereka terjun langsung di dunia
kerja.
5. PENDIDIKAN PESANTREN / MADRASAH
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang diperkenalkan di
Jawa sekitar 500 tahun yang lalu. Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk
makan dan istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari
pengertian asrama-asrama bagi para santri. Kata pesantren berasal dari kata santri,
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn
dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri (DhoIier
1985:18). Pondok pesantren yaitu sebuah Sekolah Islam Berasrama yang berorientasi
pada pembinaan karakter, akhlak dan moral individual dan keteladanan dari seorang
guru` kepada peserta didik yang berlangsung 24 jam penuh. Sistem Full day
school dalam artian, segala yang dilihat, didengar, dan diperhatikan santri dipondok
merupakan aktiIitas pendidikan.
Unsur-unsur pokok dari pesantren ada lima, yaitu:
1. Kyai
Sebagai pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan pesantren banyak
bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta
ketrampilan kyai
2. Santri
Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan sebuah
pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun pesantren
adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau
murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa disebut
kyai dan mulai membangun Iasilitas yang lebih lengkap untuk pondoknya.
3. Pondok
Pondok/asrama adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal kyai
bersama para santrinya
4. Masjid
masjid dianggap sebagai 'tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri,
terutama dalam praktek sembahyang lima waktu, khutbah, dan sembahyang
Jumat, dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
5. Kitab-Kitab Islam Klasik
Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan termasuk pelajaran
mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agam Islam dan Bahasa Arab.
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn
modern mulai akrab dengan metodologi ilmiah dan teknologi, lebih terbuka
atas perkembangan di luar dirinya.
Konsep dari pendidikan Madrasah hampir sama dengan konsep pendidikan
pesantren modern, yaitu Mengajarkan ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu umum secara
berimbang. Yang membedakan Pendidikan pesantren modern dan Madrasah adalah
Pesantren modern mendidik para santri di asrama 24 jam penuh, sedangkan madrasah
tidak menerapkan sistem asrama.
Madrasah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Madrasah Ibtidaiyah (setingkat dengan sekolah dasar)
2. Madrasah Tsanawiyah (setingkat dengan sekolah menengah pertama)
3. Madrasah Aliyah (setingkat dengan sekolah menengah atas)
6. PENGAJARAN AAM SEKITAR
Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatiI yang
menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya.
perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J.
igthart di Belanda dengan Het Voll even
Tidak seperti sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan metode belajar
mengajar di dalam kelas, para siswa belajar lebih banyak di alam terbuka. Di sekolah
alam metode belajar mengajar lebih banyak menggunakan aktiI atau action learning
dimana anak belajar melalui pengalaman (red- dimana anak mengalami dan
melakukan langsung) . Dengan mengalami langsung anak atau siswa diharapkan
belajar dengan lebih bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktiI. Penggunaan alam
sebagai media belajar diharapkan agar kelak anak atau siswa jadi lebih aware dengan
lingkungannya dan tahu aplikasi dari pengetahuan yang dipelajari. Tidak hanya
sebatas teori saja.
PFt6AtTAR llHu PFt0l0lKAt
AIIrnn Inru IondIdIknn
BAB III. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya aliran baru dalam pendidikan sangatlah
penting bagi kemajuan zaman yang telah ada. Kita harus dapat mengetahui cara-cara
pembelajaran yang menarik, tidak hanya mengajarkan dibidang akademik secara pasiI
saja. Agar lebih menarik kita bisa menambahkan dengan kegiatan-kegiatan yang
lainnya. Seperti pengajaran proyek yang mendidik dengan pembuatan suatu proyek,
INS Kayu Tanam yang mendidik dengan menggali kreativitas para siswanya,
Pengajaran pusat perhatian yang mendidik berdasarkan minat dan bakat siswa,
Pengajaran alam sekitar yang menjadikan alam sebagai media utama pendidikan,
Sekolah kerja yang langsung memberikan pelajaran mengenai dunia kerja, dan
Pesantren yang mendidik dengan pembentukan karakter yang kokoh.
Seiring dengan perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan adanya
aliran/sistem pendidikan yang lebih baru karena pandangan mengenai usaha
pengembangan pendidikan terus berkembang seiring berkembangnya pengetahuan.