Anda di halaman 1dari 5

Teknologi di bidang kedokteran

Diperkaya oleh sinar ajaib yang disebut "X" dan secara spesiIik sesuai dengan
penemunya disebut Sinar Rontgen, karena memberikan eIek radiasi, sampai pada akhirnya
disebut sebagai bidang Radiologi. Dengan berkembangnya teknologi komputer, maka bersinergi
pula Sinar Rontgen dan komputerisasi dengan ditemukan teknologi CT-SCAN (Computeri:ed
Tomography Scanning pada kahir tahun 70-an selain modalitas energi lain, yaitu Ultrasound dan
magnetic resonansi yaitu USG (Ultasonography dan MRI (Magnetic Resonance Imaging. Pada
penghujung abad 20 dan awal abad 21, teknologi diagnostik ini (CT-SCAN, USG, MRI bukan
hanya berkembang, tetapi seperti sebuah loncatan teknologi yang lebih tepat disebut sebagai
"Booming Technology" (Imaging Radiologi. Adanya teknologi yang baru dari CT-SCAN,
MRI dan USG, memang setara dengan DANA yang semakin mahal dan tidak terjangkau semua
negara di dunia, artinya pada negara maju, alat teknologi tinggi radilogi tidak menjadi masalah,
tetapi terbatas pada negara dunia ketiga (sedang berkembang. Tetapi kondisi ini menjadi suatu
bisnis kedokteran di banyak negara untuk menjaring pasien ekonomi mampu dari negara tertentu
untuk tujuan "edical Shopping" dengan segala kepentingan, seperti kepentingan mencari
diagnosa yang akurat, maupun untuk menunjukkan tingkat tinggi konsumen kesehatan, dimana
keduanya mempunyai kebenaran yang dapat dipahami. Kondisi ini menstimulasi masyarakat
kedokteran di Indonesia untuk membeli teknologi diagnostik canggih dan mutakhir untuk
memenuhi kebutuhan konsumen kesehatan Indonesia supaya menjadi Iilter untuk kebutuhan
pasien yang akan ke luar negeri untuk mencari "Kebenaran" diagnostik, dan peralatan ini
banyak terpasang terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung,
Yogyakarta, Semarang dan lainnya. Pengadaan peralatan ini membutuhkan biaya yang sangat
tinggi sekaligus juga terbebankan pada pasien yang membutuhkan dan pada masa awal installer
pertama, seperti Rumah Sakit, dan klinik mendapat sambutan baik sehingga biaya pengadaan
peralatan ini cepat terlunasi, sekaligus memberi nama baik untuk penyelenggara dalam
meletakkan tingkat kemjuan teknologi sebagai "Brand Name". Akhirnya timbul kemauan dari
banyak pusat diagnostik untuk mendapatkan kondisi di atas dengan setengah memaksa
melakukan pengadaan peralatan canggih melalui dana bisnis, juga memberi akibat kondisi
"Over Supply" ini mungkin baik apabila disikapi dengan bijak dan jujur dari penyelenggara
pelayanan diagnostik canggih dengan menurunkan biaya pemeriksaan untuk meningkatkan
keterjangkauan pasien tanpa meninggalkan unsur proIesionalisme kedokteran. Bukan dengan
penjelasan persaingan antar pusat diagnostik yang saling menjelekkan atau dalam dunia politik
dikenal sebagai "Black Campaign" tugas dari dokter spesialis radiologi memberi penjelasan
pada masyarakat kedokteran maupun masyarakat umum untuk pemanIaatan tepat guna dari
peralatan canggih dengan kejujuran ilmuwan, seperti pemanIaatan CT-SCAN Multi Slice 64
lebih tepat untuk pemeriksaan jantung, karena akurasi teknik volumetrik CT-SCAN tidak
terganggu dengan gerak denyut jantung, oleh karena itu peralatannya lebih mahal dan biaya
pemeriksaan juga lebih mahal. Tetapi apabila dibandingkan dengan pemeriksaan kateterisasi
jantung menjadi jauh lebih murah. Sedangkan pemeriksaan untuk obyek anatomis yang tidak
bergerak seperti tulang atau otak cukup dengan teknologi CT-SCAN Multi Slice yang lebih
rendah seperti 4 slice, dengan akurasi yang sama dan biaya lebih murah.

Demikian juga dengan bidang lain, seperti USG 4 dimensi lebih spesiIik untuk tujuan
khusus seperti melihat bentuk sebenarnya bayi dalam kandungan, sedangkan untuk pemeriksaan
perut rutin cukup dengan USG 3 dimensi yang lebih murah. Dengan uraian ini kami
menstimulasi masyarakat konsumen kesehatan untuk lebih kritis dan aktiI mendapatkan
penjelasan tentang pemakaian peralatan kedokteran canggih pada dirinya atau keluarganya dan
menyesuaikan dengan dana yang harus disediakan sesuai dengan kemampuan dan juga
kebutuhan. Tetapi yang lebih penting adalah kesadaran kejujuran proIesi tentang "Hukum
Ekonomi" yang tidak dibebankan pada masyarakat pengguna/ pasien dengan memberi
penjelasan netral, proIesional, tidak "Friction of Interest" (karena modal yang tidak B.E.P.
!emanfaatan gelombang Ultrasonik dalam USG

Seperti yang kita ketahui bahwa dibidang kedokteran, dikenal istilah Ultrasonography
(USG. USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik.
Sebelum membahas lebih jauh tentang USG, sebelumnya kita perlu mengetahui deIinisi
darigelombang ultrasonic itu sendiri. Gelombang ultrasonic adalah suara atau getaran dengan
Irekuensi yang terlalu tinggi untuk bias didengar oleh mausia, yaitu kira-kira diatas 20 kilohertz.
Dalam hal ini gelombang ultrasonik merupakan gelombang diatas Irekuensi suara. Gelombang
ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair dan gas. ReIlektiIitas dari gelombang
ultrasonik ini dipermukaan cairan hampir sama dengan permukaan padat, tetapi pada tekstil dan
busa dapat didengar, bersiIat langsung dan mudah diIokuskan. Kelebihan gelombang ultrsonik
yang tidak dapoat didengar, bersiIat langsung dan mudah diIokuskan. Jarak suatu benda yang
memanIaatkan delay gelombang pantul dan gelombang datang seperti padasistem radar dan
deteksi gerakan oleh sensor pada robot atau hewan.
Pemahaman mengani siIat Iisik gelombang ultrasonik sangat diperlukan di dalam pemeriksaan
USG, antara lain :
1. Untuk mengetahui prinsip kerja, cara pemakaian & cara pemeriksaan alat USG.
2. Untuk membuat interpretasi gambaran USG & mengenal berbagai gambaran arteIak
yang ditimbulkan.
3. Untuk memahami eIek biologik & segi keamanan dalam penggunaan alat diagnostik
USG yang dewasa ini masih perlu dipantau.
Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian
bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik
mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini
pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Dalam hal ini yang dimanIaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam
menghancurkan sel-sel atau jaringan 'berbahaya ini kemudian secara luas diterapkan pula untuk
penyembuhan penyakit-penyakit lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis,
haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung, elephanthiasis (kaki
gajah, dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada. Baru pada awal tahun
1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis
suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen
Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraI dari Universitas Vienna, Austria. Bersama
dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli Iisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor
otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang
ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim
dan penerima data, hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan
titik-titik berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig, ahli Iisika Amerika, menyempurnakan
alat temuan Dussik.
Seperti yang kita ketahui bahwa ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical
imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI adalah suatu teknik yang digunakan
untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue pada tubuh, tanpa
membuat sayatan atau luka (non-invasive. Interaksi antara Ienomena Iisik tissue dan diikuti
dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi
suatu citra (image, menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik
yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan
komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik
akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian
gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar
akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil
gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa
hingga saat ini.
Adapun skema cara kerja dari USG yang memanIaatkan gelombang ultrasonik adalah sebagai
berikut.
1. Transducer
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa,
seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam
transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang
disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik
(gelombang pantulan sehingga Iungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang
tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat
diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2. Monitor
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana Iungsinya untuk mengolah data yang diterima
dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat
komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC cara USG merubah gelombang
menjadi gambar.

Adapun jenis pemeriksaan USG ada 4 jenis yaitu sebagai berikut
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang. Kualitas gambar yang baik
sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar
yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin dapat
dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena
gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar.
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live
3D. Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi,
gambar janinnya dapat 'bergerak. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan
keadaan janin di dalam rahim.
Berikut ini adalah gambar USG 4 dimensi




















!erkembangan Teknologi Kedokteran !ada Bedah

Operasi bedah seringkali terdengar begitu menyeramkan. Namun dengan teknologi
kedokteran terkini, operasi bedah bukanlah sesuatu yang Anda bayangkan sebelumnya.
Kalau kita bicara tentang operasi bedah, maka untuk mudahnya kita bayangkan bahwa si
operator akan membuat 'jendela atau pintu ditubuh seseorang, dgn tujuan untuk melihat,
meraba, mengambil atau mengangkat apa saja yg berada didalam tubuh orang tsb..
Dimasa lalu dan masih sampai sekarang untuk membuat 'Jendela atau pintu tersebut
dilakukan dgn cara menyayat-nyayat tubuh.
Perkembangan teknologi kedokteran telah membawa kita untuk tidak perlu lagi membuat
'jendela, tetapi cukup membuat 'lubang kunci pada tubuh (Key-Hole Surgery. Selanjutnya di
'lubang kunci itu dipasang sebuah alat berbentuk selongsong, yang kemudian dipakai sebagai
tempat memasukkan pelbagai macam peralatan seperti, kamera, gunting, pisau ataupun alat
penyedot. Demikianlah kisah teknik operasi Laparoskopi, dimana para ahli Bedah lebih
menyukai istilah 'Minimally Invasive Surgery (Bedah Minimal InvasiI daripada sebutan yang
lain seperti misalnya, Bedah Endoskopi, Laser Surgery, dan lain-lain.
Sangatlah manusiawi, bila orang-orang yang sudah berkecimpung di bidang ini bermimpi
tentang teknologi kedokteran masa akan datang. Saat ini mimpi itu sudah menjadi kenyataan
setelah FDA menyetujui Robotic Laparoscopy Surgery yang diberi nama ' daVinci Surgery
System. Sistem ini dipergunakan sebagai alat operasi pada tubuh manusia didaerah 'dada
(chest, perut (abdomen dan panggul/kandungan(pelvis. Sistem daVinci ini memberikan
gambaran 3 dimensi pada suatu obyek didaerah operasi serta diperbesar sampai 12 X di monitor.
Operator berada di sudut ruangan terpisah dari pasien dan bekerja menghadapi computer/console
sambil menggerak gerakkan Joy-Stick tanpa menyentuh pasien. Pada 13 September 1980,
seorang ahli Kandungan German, ProI Kurt Semm dari Kiel University,untuk pertama kalinya
mengerjakan Laparoscopy Appendicectomy.
Robotic Surgery Tahun 1985 sebuah robot yg disebut Cody Evander, telah digunakan sebagai
pengganti jarum biopsi operasi otak, dgn tuntunan CT Scan. Di tahun 1988, PROBOT dipakai pd
operasi Prostat di Inggris. Sistim Robot yang diijinkan oleh FDA untuk pertama kalinya, pada
tahun 1994 adalah AESOP (Automatic Endoscopic System Ior Optimal Positioning,Computer
Motion,Inc.Pada sistim ini, operator mengatur arah orientasi Laparoscope melalui perintah-
perintah suara. Perkembangan sistem robot ini dilanjutkan oleh perusahaan Intuitive Surgical,
Sunnyvale, CaliIornia; setelah membeli lisensi AESOP dari Computer Motion dan Zeus dgn
menciptakan the Da Vinci Surgical System.
Indikasi/Aplikasi :
Laparoscopy :
- Surgery Ior severe adhesions (Perlekatan organ2 perut
- Treatment and removal oI the womb (Pengangkatan Rahim
- Treatment oI endometriosis (Pengobatan Endometriosis
- Removal oI myomas Irom the womb (Pengangkatan Myoma
- Removal oI benign tumors oI the ovary (Tumor jinak indung telur
- Removal oI the ovary (Pengangkatan indung telur
- Diagnosis and treatment oI inIertility.



















avinci





















!atient-Side-Cart

Anda mungkin juga menyukai