Anda di halaman 1dari 4

Resume Jurnal Tamoxifen Sebagai Pencegah Kanker Payudara Kanker Payudara adalah Kanker yang paling umumnya terjadi

pada wanita namun tidak jarang juga terjadi pada pria. Di Amerika saja diperkirakan akan terjadi 41.000 kematian yang disebabkan kanker payudara. Sementara masih belum ada pencegahan pasti untuk kanker payudara, sedangkan jumlah wanita dengan faktor resiko terkena kanker payudara semakin meningkat. Faktor-faktor resiko kanker payudara antara lain dari factor reproduksi, yang pertama usia saat mengalami Menarche dan Menopause. Dibandingkan dengan wanita yang mengalami Menarche (Menstruasi pertama) pada usia 16 tahun, wanita yang mengalami Menarche 2 atau 5 tahun lebih awal, lebih besar 10-30% kemungkinannya untuk menderita kanker payudara. Begitu juga dengan menopause. Jika rata-rata wanita mengalami menopause pada usia 45-55 tahun, maka yang mengalami menopause pada usia di atas 55 tahun memiliki kemungkinan 50% lebih besar menderita kanker payudara, sedangkan yang dibawah 45 tahun memiliki kemungkinan 30% lebih rendah. Kedua, level hormone Endogen dan Estrogen, dan yang ketiga usia saat kehamilan. Faktor resiko lainnya adalah pola hidup yang tidak sehat seperti, merokok, mengkonsumsi alkohol, pola makan yang tidak sehat, jarang berolahraga dan juga sering terpapar radiasi. Untuk saat ini, hanya dua opsi telah terbukti mengurangi risiko kanker payudara dalam pasien berisiko tinggi: bilateral profilaksis mastektomi dan terapi tamoxifen. Sementara mastektomi mungkin memiliki peran dalam mencegah kanker payudara pada beberapa pasien, namun hal ini juga mengakibatkan efek fisik dan efek psikologis yang dramatis. Kebanyakan wanita sehat, yang beresiko tinggi akan memilih farmakologis untuk mencegah kanker payudara, ketika caracara tersebut dianggap tepat. Tamoxifen telah terbukti secara signifikan mengurangi risiko kanker payudara pada wanita yang berisiko tinggi untuk mengembangkan penyakit. Para wanita mungkin memiliki resiko karena riwayat keluarga berisiko tinggi kanker payudara, faktor-faktor hormon seperti menarche dini atau terlambat saat melahirkan pertama kali, jaringan payudara yang tidak biasa terkait dengan biopsi, atau usia lanjut. Pada wanita seperti ini, terapi tamoxifen selama lima tahun (dibarengi dengan peningkatan kewaspadaan kanker) harus dipertimbangkan untuk mengurangi risiko kanker payudara. Penggunaan tamoxifen untuk pengurangan risiko kanker payudara harus dipertimbangkan terhadap potensi risiko jangka panjang penggunaan obat. Semua wanita, terlepas dari kelompok yang berisiko, harus didorong untuk mengadopsi

gaya hidup sehat, dengan olahraga ringan, membatasi lemak dan asupan alkohol, tidak merokok, dan menjaga berat badan tubuh yang sehat. Keputusan untuk menggunakan tamoxifen versus HRT harus melibatkan pertimbangan dari banyak faktor selain risiko kanker payudara, seperti riwayat keluarga yang menderita penyakit kardiovaskular, risiko osteoporosis, dan kualitas masalah kehidupan yang berkaitan dengan gejala menopause. U. S. Preventive Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan penggunaan rutin tamoxifen atau raloxifene untuk pencegahan primer kanker payudara pada wanita berisiko rendah atau rata-rata untuk kanker payudara. USPSTF menemukan bukti bahwa tamoxifen dan raloxifene dapat mencegah beberapa kasus kanker payudara pada wanita rendah atau rata-rata risiko untuk kanker payudara, berdasarkan ekstrapolasi dari studi perempuan pada risiko yang lebih tinggi. Mengetahui besarnya resiko sangat penting, karena data terbaru telah menunujukan insiden kanker payudara dapat berkurang. Semua wanita dapat meningkatkan kesehatan mereka dan meminimalisir kemungkinan terkena kanker payudara dengan memelihara berat badan ideal, menghindari merokok, membatasi konsumsi alcohol, olahraga teratur, dan menghindari radiasi. Meskipun demikian, belum ada modifikasi gaya hidup yang terbukti untuk mencegah dan secara pasti mengurangi resiko kanker payudara. Selain itu, wanita yang memeiliki resiko tinggi kanker payudara bisa saja menurun resikonya dengan terapi obat dan operasi. Pada wanita seperti ini dengan pemberian Tamoxifen dapat mengurangi resiko invasi kanker payudara sebesar 49%, sedangkan wanita dengan lobular carcinoma in situ atau hiperplasia atipikal mengalami pengurangan risiko yang lebih besar. Karena adanya potensi efek samping pada pembuluh darah dan endometrium, wanita yang akan menjalani upaya pencegahan menggunakan Tamoxifen perlu berkonsultasi mengenai risiko dan manfaat yang ditimbulkan. Mastektomi profilaksis menawarkan setidaknya penurunan 90% dalam risiko kanker payudara, tapi perubahan fisik dan psikologis yang terlibat dalam prosedur tersebut membuatnya menjadi pilihan yang sulit bagi banyak perempuan. Penilaian risiko kanker payudara dan konseling yang tepat menjadi komponen standar dari skrining kanker payudara dan pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan. Wanita resikonya akan lebih rendah untuk terkena efek samping dari Chemoprevention jika usianya masih muda, tidak memiliki predisposisi terhadap thromboembolic seperti stroke, pulmonary embolism, atau deep venous thrombosis, atau bahkan tidak memiliki uterus. Secara umum, keseimbangan manfaat dan bahaya chemoprevention lebih menguntungkan bagi 1) perempuan di

usia 40-an yang resiko untuk kanker payudaranya meningkat dan tidak memiliki kecenderungan tromboemboli dan 2) perempuan di usia 50 mereka yang resiko kanker payudaranya meningkat, tidak ada kecenderungan untuk thromboembolic, dan tidak memiliki rahim. Misalnya, seorang wanita berumur 45 tahun dan memiliki ibu, saudara, atau anak perempuan dengan kanker payudara akan memiliki sekitar 1,6% risiko terkena kanker payudara selama 5 tahun berikutnya. Rata-rata, menggunakan tamoxifen selama 5 tahun pada wanita tersebut akan mencegah sekitar tiga kali lebih banyak kasus kanker invasif (8 per1000 wanita) sesuai jumlah komplikasi tromboembolik serius yang diakibatkan (1 stroke dan 1 sampai 2 emboli paru per 1000 wanita). Sebagai contoh, diantara perempuan 55 tahun, manfaat akan melebihi kerugian hanya untuk mereka yang tidak berisiko untuk kanker endometrium, dan margin manfaatnya kecil hanya jika resiko kanker payudara secara substansial meningkat (misalnya, 4% lebih dari 5 tahun). Wanita berusia lebih muda dari 40 tahun memiliki risiko yang lebih rendah untuk kanker payudara dan dengan demikian mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang begitu besar dari chemoprevention kanker payudara seperti wanita yang lebih tua. Perempuan 60 tahun dan lebih tua, yang memiliki resiko tertinggi untuk kanker payudara, juga memiliki risiko tertinggi untuk komplikasi dari chemoprevention, dengan keseimbangan manfaat dan merugikannya kurang menguntungkan. USPSTF menemukan lebih banyak bukti untuk manfaat tamoxifen dibandingkan manfaat raloxifene. Saat ini, hanya tamoxifen disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk indikasi spesifik chemoprevention kanker payudara. Meskipun ada alasan biologis untuk mencurigai raloxifene seharusnya memiliki manfaat yang sama, data percobaan saat ini terbatas pada satu penelitian di mana hasil yang diutamakan adalah pencegahan patah tulang. Tambahan percobaan untuk lebih lanjut mengevaluasi efikasi raloxifene untuk chemoprevention kanker payudara sedang berjalan, termasuk percobaan membandingkan efikasi dan keamanan raloxifene dan tamoxifen. Raloxifene disetujui oleh FDA untuk mencegah dan mengobati osteoporosis. Percobaan pencegahan kanker menggunakan obat-obatan pada peserta sehat menawarkan potensi yang menarik untuk pencegahan penyakit berbahaya ini. Namun, karena rendahnya keuntungan yang terjadi pada uji klinis, maka dianjurkan bahwa pengobatan jangka panjang lain lebih tinggi tingkat keamanannya, terutama karena toksisitas dapat bertahan selama bertahun-tahun. Dengan tamoxifen masih lebih beruntung. Ini adalah agen yang sudah terbukti keamanannya pada jutaan perempuan dengan kanker payudara, dan sekarang sudah ada indikasi yang jelas bahwa Tamoxifen secara substansial akan mengurangi insiden awal kanker payudara. Kita sekarang perlu membuktikan

bahwa penurunan insiden awal kanker payudara akan menjadi atau lebih banyak keuntungan klinisnya, mengakibatkan toksisitas dalam jangka waktu lama namun itupun langka. Kita kemudian dapat mengembangkannya dengan mengidentifikasi agen-agen yang bekerja lebih baik dengan kurangnya toksisitas pada wanita yang sehat. Pnting halnya untuk kita mengidentifikasi wanita mana yang mendapatkan manfaat dari intervensi tersebut, sehingga wanita yang tidak akan mendapatkan keuntungan tidak akan dikenakan intervensi ini dan tidak perlu menanggung risiko. Strateginya jelas. Kita perlu berhati-hati mengintegrasi dan mengaturnya supaya kanker payudara dapat dicegah dengan aman.

Anda mungkin juga menyukai