Anda di halaman 1dari 4

76 Unang Mansur: Penggunaan naungan paranet untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi vanili Buletin Teknik Pertanian Vol.

14, No. 2, 2009: 76-79

TEKNIK PENGGUNAAN NAUNGAN PARANET UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VANILI (Vanilla planifolia Andrews) Unang Mansur
Teknisi Pelaksana Lanjutan pada Kebun Percobaan Pakuwon, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Jalan Raya Pakuwon km 2, Parungkuda, Sukabumi 43357, Telp. (0266) 7070941, Faks. (0266) 6542087 E-mail: balittri@gmail.com

anili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu komoditas ekspor penghasil devisa. Pada tahun 1998, penerimaan devisa dari vanili mencapai US$31,4 juta (Direktorat Jenderal Perkebunan 2000). Sebagian besar (95%) pertanaman vanili diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat dan memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil vanili dan terus berupaya meningkatkan perannya melalui peningkatan produktivitas dan mutu. Luas areal pertanaman vanili Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan 17.151 ha, yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Lampung, dan Sulawesi Utara dengan total produksi polong kering 2.080 ton (Direktorat Jenderal Perkebunan 2000). Produktivitas vanili dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian lingkungan tumbuh, teknik budi daya, varietas, dan serangan penyakit. Sementara itu, mutu vanili dipengaruhi oleh waktu petik, pengaturan buah, dan proses pengolahan atau pascapanen. Produktivitas vanili Indonesia baru mencapai 0,2 kg polong kering/tanaman, dan mutunya termasuk kriteria mutu II (27,25%) dan mutu III (44,69%) (Departemen Perdagangan 1990).

baik tinggi tanaman maupun jumlah daun tidak berbeda nyata pada intensitas cahaya 25%, 50%, 75%, dan 100% (Moko dan Rahmat 1995). Tanaman vanili tidak dapat berproduksi optimal bila tingkat naungan terlalu tinggi atau bila cahaya kurang. Sebaliknya, jika tingkat naungan terlalu rendah dapat mendorong berkembangnya penyakit busuk pangkal batang. Menurut Rosman et al. (1995), untuk mendapatkan intensitas cahaya 50-75%, tanaman panjat atau penegak perlu dipangkas secara teratur dua kali setahun pada awal dan akhir musim hujan. Percobaan bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan produksi vanili pada berbagai tingkat naungan paranet. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Sukamulya, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri), Sukabumi, Jawa Barat pada bulan November 2008-Februari 2009. Bahan yang digunakan adalah dua klon harapan vanili K1 dan K2, tanaman gamal (Gliricidia maculata), paranet, pupuk kandang, dan pestisida nabati. Bahan dan alat pembantu lain adalah sigmat, meteran, tali rafia, gunting setek, cangkul, golok, dan solarimeter untuk mengukur cahaya yang masuk ke pertanaman. Percobaan disusun dalam rancangan petak terpisah. Perlakuan petak utama adalah tingkat naungan, yaitu N1= 75%, N2 = 65%, N3 = 55%, N4 = 45%, dan N5 = 35%, dan anak petak adalah dua klon harapan vanili, yaitu K1 dan K2, sehingga perlakuan berjumlah 10 dengan tiga ulangan. Setiap perlakuan terdiri atas 20 tanaman dengan jarak tanam 1,50 m x 1,25 m. Tahapan Kegiatan di Lapangan Pohon penegak atau panjatan (gamal) ditanam lebih awal, yaitu 6 bulan sebelum penanaman vanili (Juni 2005). Gamal yang dipilih untuk ditanam memiliki tinggi 1,50-1,80 m dengan diameter 7-10 cm. Cabang tanaman panjat dipangkas agar

Vanili tumbuh dan berkembang baik bila ditanam pada lingkungan yang sesuai. Tanaman vanili menghendaki curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun yang tersebar merata selama 89 bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi akan menurunkan kualitas polong dan merangsang berkembangnya penyakit busuk batang. Periode kering 3 bulan sangat penting untuk merangsang pembungaan dan perkembangan polong (Zaubin 1995). Tanaman vanili membutuhkan naungan atau tidak menghendaki sinar matahari penuh; intensitas cahaya yang diperlukan hanya 30-50%. Hal ini dapat diatur melalui pemangkasan tanaman panjat atau penegaknya. Suhu yang dibutuhkan untuk berproduksi sekitar 20-30C, namun suhu optimalnya 25C dengan kelembapan 55-80% (Zaubin 1995). Pengaruh intensitas cahaya untuk mengetahui kapasitas fotosintesis tanaman vanili terhadap pertumbuhan vegetatif,

Unang Mansur: Penggunaan naungan paranet untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi vanili

77

tidak berpengaruh terhadap penggunaan paranet. Pemangkasan dilakukan pada minggu pertama setiap bulan dengan membuang cabang sekunder yang tumbuh dari bawah sampai pada ketinggian 1,75 m di atas permukaan tanah dan hanya menyisakan 2-3 cabang kecil. Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam, pemberian pupuk kandang 10 kg/lubang, dan penanaman vanili (Desember 2005). Bibit vanili ditanam di persemaian, dan setelah mempunyai 5-7 ruas siap ditanam di lapangan. Paranet dipasang seminggu setelah penanaman vanili. Sebelum pemasangan paranet, yang pertama dilakukan adalah menancapkan tiang-tiang setinggi 2,20 m di atas permukaan tanah dengan jarak antartiang 3 m. Tiang dipasang pada sisi petakan. Di antara tiang pada bagian ujung sebelah atas dibentangkan bambu bulat, lalu di atas bentangan bambu dipasang bambu-bambu belahan hingga membentuk para-para. Langkah terakhir adalah pemasangan paranet dengan tingkat kerapatan/kerenggangan disesuaikan dengan perlakuan yang diuji. Paranet menutupi seluruh areal tanaman yang berjumlah 20 pohon tiap perlakuan. Pekerjaan lainnya yaitu pemeliharaan tanaman yang meliputi pengikatan, menaikkan dan menurunkan sulur, pemangkasan pohon penegak, penyiangan di sekitar tanaman, serta pembuatan guludan di sekitar perakaran setinggi 30 cm dan lebar 100 cm. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit dilakukan penyemprotan pestisida nabati satu bulan sekali dengan konsentrasi sesuai anjuran. Untuk mengganti tanaman panjat yang mati dilakukan penyulaman. Pemeliharaan yang rutin dilakukan adalah pemberian pupuk kandang 10 kg/tanaman setiap tahun dua kali, yaitu pada awal dan akhir musim hujan.

Parameter yang diamati dan diukur meliputi pertumbuhan tanaman, antara lain panjang sulur, diameter batang, jumlah dan panjang ruas, jumlah dan lebar daun, serta intensitas cahaya yang diukur dengan menggunakan solarimeter. Pengamatan dilakukan setiap bulan mulai dari Januari 2006 hingga Maret 2007. Komponen hasil yang dihitung meliputi jumlah polong, jumlah tandan buah, panjang buah, dan diameter buah. Pada tahun kedua, saat tanaman berumur 2,5 tahun, jumlah buah dan tanaman yang berbunga cukup banyak dan serempak, sehingga pada saat itulah dilakukan pengamatan buah. Pengamatan dilakukan terhadap enam sampel tanaman yang letaknya di tengah petakan dari setiap perlakuan yang berjumlah 20 pohon. Parameter yang diamati meliputi komponen hasil dan hasil, jumlah tandan dan polong per pohon, dan jumlah polong per tandan. Pengamatan dilakukan setelah seluruh bunga disilangkan, yaitu pada bulan November 2008. Pengamatan panjang dan diameter buah dilakukan pada bulan Februari 2009 saat buah telah mencapai perkembangan yang maksimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Hasil pengamatan menunjukkan bahwa klon harapan vanili pada naungan paranet 45% menghasilkan pertumbuhan tertinggi untuk parameter panjang sulur, jumlah ruas, dan jumlah daun pada klon 1 (K1). Naungan yang rapat (65-75%) menyebabkan ruas menjadi lebih panjang, namun panjang dan lebar daun menjadi lebih kecil (Tabel 1).

Tabel 1. Pertumbuhan vegetatif dua klon harapan vanili pada umur 15 bulan setelah tanam, Kebun Percobaan Sukamulya, Sukabumi, April 2007 Tingkat naungan paranet (%) 75 65 55 45 35 Klon harapan vanili K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 Panjang sulur (cm) 649,2 741,4 768,4 765,0 773,0 765,0 830,4 807,5 768,6 781,6 Jumlah ruas 63,2 73,0 80,8 83,2 81,4 82,6 83,5 81,6 78,6 78,5 Jumlah daun 62,00 70,50 80,33 80,12 80,12 79,60 81,40 80,50 77,50 76,50 Panjang ruas (cm) 12,40 12,25 12,15 11,75 11,60 11,40 11,70 11,60 11,80 11,40 Panjang daun (cm) 16,40 16,88 18,50 18,60 18,20 18,30 18,80 17,60 17,60 17,20 Lebar daun (cm) 4,60 5,22 6,10 6,15 6,00 5,90 6,20 6,70 6,10 6,00

78

Unang Mansur: Penggunaan naungan paranet untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi vanili

Tabel 2. Hasil vanili pada beberapa tingkat naungan paranet, Kebun Percobaan Sukamulya, Sukabumi, November 2008-Februari 2009 Ulangan I Tingkat naungan paranet (%) 75 65 55 45 35 Klon harapan vanili K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 Jumlah tandan buah/pohon 3,16 2,83 2,83 2,60 5,50 4,16 4,30 4,20 4,90 4,50 3,30 3,50 4,30 5,83 6,00 4,00 9,50 7,16 6,60 10,16 3,50 2,50 3,83 5,00 6,30 7,16 5,50 4,83 6,50 6,16 3,32 2,94 3,65 4,47 5,93 5,10 6,43 5,39 6,00 6,75 Jumlah polong/pohon 33,60 66,16 29,60 28,16 55,60 43,30 47,95 42,40 50,38 50,85 32,83 37,30 47,38 68,16 68,83 49,00 104,83 74,16 78,34 118,16 30,60 31,60 44,46 54,83 78,50 83,30 66,00 54,83 74,50 55,00 32,34 34,02 40,48 50,38 67,64 58,53 71,25 57,13 67,74 74,67 Jumlah polong/tandan 10,60 11,71 10,45 10,83 10,10 10,40 9,98 10,09 10,28 11,30 9,94 10,65 11,02 11,69 11,47 12,25 11,03 10,35 11,87 11,62 8,74 12,64 11,61 10,96 12,46 11,63 12,00 11,35 11,46 10,65 9,75 11,66 11,02 11,16 11,34 11,42 10,00 10,59 11,20 11,19 Panjang buah (cm) 17,91 18,25 19,83 18,78 18,83 19,56 18,56 19,61 19,23 19,30 19,30 19,80 18,60 18,42 19,06 19,81 19,03 18,51 19,40 19,61 19,16 19,95 19,28 19,36 19,06 19,86 19,80 19,78 19,50 16,60 18,79 19,33 19,23 18,85 18,98 19,74 19,13 19,30 19,37 19,50 Diameter buah (cm) 1,16 1,17 1,41 1,21 1,24 1,71 1,28 1,23 1,20 1,20 1,26 1,26 1,34 1,36 1,35 1,46 1,44 1,32 1,27 1,32 1,22 1,28 1,37 1,34 1,40 1,40 1,47 1,43 1,26 1,31 1,21 1,23 1,30 1,30 1,33 1,39 1,39 1,32 1,24 1,27

II

75 65 55 45 35

III

75 65 55 45 35

Rata-rata

75 65 55 45 35

Unang Mansur: Penggunaan naungan paranet untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi vanili

79

Pertumbuhan Komponen Hasil Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan naungan 75% dengan klon 2 menghasilkan jumlah tandan buah dan jumlah buah per tanaman paling sedikit (2,94 tandan/pohon). Kombinasi naungan 75% dengan klon 1 maupun klon 2 menghasilkan buah yang lebih kecil. Perlakuan naungan 35% yang dikombinasikan dengan klon 2 menghasilkan nilai rata-rata tertinggi untuk jumlah tandan dan jumlah polong per pohon, yaitu 6,75 tandan dengan jumlah polong rata-rata 74,67. Perlakuan tingkat naungan 55% dikombinasikan dengan klon 2 menghasilkan nilai tertinggi untuk parameter panjang dan diameter buah, yakni berturutturut 19,74 cm dan 1,39 cm (Tabel 2).

adalah gamal dengan pemangkasan dua kali setahun pada awal dan akhir musim hujan.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Emmyzar yang telah memberi izin untuk melakukan pengamatan pada percobaan serta memberikan saran dalam penulisan makalah.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perdagangan. 1990. Evaluasi sertifikasi mutu panili. Makalah pada Pertemuan Teknis Revisi Standar Panili. Jakarta, 27 November 1990. Direktorat Standarisasi dan Pengendalian Mutu, Departemen Perdagangan, Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2000. Statistik Perkebunan Panili Indonesia. Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta. 30 hlm. Moko, H. dan Rahmat. 1995. Keragaan lintasan fotosintesa tanaman pada lada dan panili. hlm. 68-72. Laporan Teknis Penelitian Penguasaan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat tahun 1994/1995. Buku VIII. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Rosman, R., Emmyzar, dan A. Ruhnayat. 1995. Cara perambatan panili dan pemangkasan pohon panjat panili. hlm. 49-52. Laporan Teknis Penelitian Penguasaan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat 1994, Buku VIII. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Zaubin, R. 1995. Pengelolaan Benih/Bahan Tanaman Panili. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Manajemen Perbenihan. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, 3 Agustus 1995. 15 hlm.

KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat naungan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembuahan tanaman vanili. Tingkat naungan rapat (65-75%) kurang baik untuk semua parameter pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Tingkat naungan terbaik berkisar antara 35-55%, baik untuk klon 1 maupun klon 2. Untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi buah yang optimal, disarankan untuk menggunakan paranet dengan tingkat naungan 35-45% dengan tiang panjat mati (dari beton). Jika menggunakan tiang panjat hidup, hendaknya dipilih jenis tanaman yang daunnya tidak rontok pada bulan kering sehingga masih dapat berfungsi sebagai naungan. Salah satu jenis tanaman panjat yang dapat digunakan

Anda mungkin juga menyukai