1. Arus listrik yang berasal dari suatu sumber tegangan mengalir melalui kumparan di dalam charger yang menghasilkan medan magnet. Dalam transformer, kumparan ini dikenal dengan istilah primary winding (gulungan utama) 2. Ketika alat yang telah dipasang lilitan sekunder diletakkan diletakkan diatas charger, maka medan magnet yang dihasilkan oleh primary winding menginduksi arus listrik ke
dalam kumparan yang ada di dalam peralatan tersebut yang juga disebut dengan istilah secondary winding (gulungan kedua). Secondary winding ini terhubung langsung dengan baterai di dalam peralatan tersebut. 3. Arus listrik yang berasal dari secondary winding akan men-charge baterai. Charger listrik harus diletakkan dekat dengan peralatan yang akan di charge wireless agr dapat menginduksi arus listrik kedalam peralatan elektronik tersebut. Medan magnet yang besar dan kuat dapat menginduksi peralatan listrik dari jarak yang lebih jauh. Namun proses tersebut tidaklah efisien. Medan magnet yang menyebar ke seluruh pojok ruangan akan memakan energy besar dan hal itu berarti pemborosan. Untuk menghindari hal yang seperti itu munculah teori dari sebuah penelitian dari MIT tahun 2006. Teorinya dapat mentransfer listrik antar kumparan yang berjarak beberapa meter dengan lebih efisien. Hasil penelitiannya mampu memperpanjang jarak antar kumparan dengan menambahkan resonansi frekuensi medan magnet yang sama. Teori tersebut bersumber dari teori resonansi pada terompet. Ukuran dan bentuk fisik dari terompet mencerminkan frekuensi berapa dia bergetar yang dikenal dengan frekuensi resonansi. Dari teori frekuensi diketahui benda akan mudah bergetar jika diberikan frekuensi resonansinya. Itulah sebabnya jika sebuah terompet dimainkan dapat mengakibatkan terompet lain di dekatnya ikut bergetar jika kedua terompet memiliki frekuensi resonansi yang sama. Jadi induksi dapat terjadi jika medan electromagnet di sekitar kumparan beresonansi pada frekuensi yang sama. Bentuk pengimplementasiannya pada elektromagnetik adalah : 1. Digunakan kumparan melengkung menyerupai bando sebagai konduktornya. Pada kedua ujung kumparan tersebut dipasang piringan kecil yang dapat menyimpan listrik. Pada saat listrik mengalir, kumparan mulai beresonansi. Frekuensi resonansi kumparan ini diperoleh dari hasil penginduksian kumparan dan piringan kecil . 2. Saat system berjalan, maka listrik akan mengalir sepanjang gelombang elektromagnetik dan dapat disalurkan dari satu kumparan ke kumparan yang lain selama frekuensi resonansinya sama.
Splashpower
Gambar charging base yang dipakai untuk charge wireless
Berikut :
Ada dua bagian pada suatu system energi tanpa kawat/kabel : Dasar pengecasan (charge) splashpower ini dapat mengecas(charge) berbagai macam alat portable. Alat manapun dengan memilki penerima yang pantas dari splashpower. Dasar pengecasan (charge) mungkin adalah suatu alat cas (charge) yang dapat berdiri atau membangun ke dalam produk lain (misalnya meja tulis, pencetak). Penerima splashpower mungkin adalah suatu adaptor (splashmodul) atau yang dibuat di dalam alat tersebut.
Powerkiss
[MUHAMMAD IQBAL ROIS-0906632581-UNIVERSITAS INDONESIA] Teknologi ini menggunakan prinsip induksi listrik (electromagnetic
induction) dan menggunakan 2 buah koil (gulungan kabel) yang diletakkan di bagian bawah mobil dan satunya lagi di lantai. Pada saat kedua koil tersebut bertemu maka otomatis akan menghasilkan listrik yang ditransfer ke baterai di mobil listrik tersebut. Memang
dibutuhkan beberapa detik untuk koil tersebut saling berinteraksi dan menghasilkan sumber listrik tetapi hal ini akan membuat kita sudah tidak akan lupa lagi untuk isi ulang baterai. Teknologi Wireless
charging seperti ini juga telah dikembangkan untuk hal lainnya selain untuk mobil dimana di masa depan kita bisa memasang lampu tanpa harus repot dengan masalah kabel.