Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Pendahuluan
PSAK 108 Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah
Pada awalnya PSAK 108 adalah penyataan standar akuntansi keuangan yang ditujukan untuk
entitas asuransi syariah. PSAK ini mengharuskan dilakukan pemisahan pecatatan kontribusi
peserta menjadi dana tabarru dan dana pengelola. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian
apakah ada perbedaan yang berarti antara return investasi portoIolio yang belum dipisahkan
dengan return portoIolio yang sudah dipisah menjadi portoIolio investasi dana tabarru dan
portoIolio investasi dana pengelola serta apakah ada perbedaan yang berarti antara return
investasi portoIolio dana tabarru dan portoIolio dana pengelola.
Namun saat ini telah dikeluarkan explosure draft dari PSAK 108. Pernyataan ini bertujuan untuk
mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi penyelesaian utang
piutang murabahah bermasalah.
Ruang Lingkup dalam ED PSAK Syariah 108, pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang
melakukan penyelesaian atas utang piutang murabahah bermasalah. Pernyataan ini mengatur
perlakuan akuntansi keuangan dan pelaporan penyelesaian utang piutang murabahah bermasalah,
baik bagi kreditur (penjual) maupun debitur (pembeli). Pernyataan ini tidak mencakup akuntansi
untuk penyisihan piutang tidak tertagih dan tidak mengatur metode estimasi piutang tidak
tertagih.
Penyelesaian piutang murabahah melalui restrukturisasi piutang murabahah dapat dilakukan
terhadap debitur yang mengalami penurunan kemampuan dalam membayar angsuran atau
tagihan murabahah.
Kreditur yang melakukan restrukturisasi atas piutang murabahah-nya yang bermasalah akibat
penurunan kemampuan pembayaran dari debitur dapat dilakukan dengan cara, satu atau lebih
kombinasi berikut:
(a) memberi potongan murabahah
(b) melakukan penjadualan kembali tagihan murabahah;
(c) melakukan konversi akad murabahah.
PSAK 109 Akuntansi Zakat Dan Infak
Ikatan Akuntan Indonesia telah menyusun Exposure DraIt (ED) PSAK 109 tentang akuntansi
zakat dan inIak/sedekah sebagai bagian dari penyempurnaan transaksi pengelolaan zakat dan
inIak/sedekah pada lembaga keuangan syariah. Secara umum semua LKS baik komersial
maupun nirlaba memiliki transaksi pengelolaan dana zakat dan inIak/sedekah baik dari individu
didalam entitas yang diamanahkan kepada LKS. Secara khusus LKS yang memiliki kompentensi
untuk mengelola dana ZIS adalah Organisasi Pengelola Zakat yang berbentuk Badan Amil Zakat
(BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ), maupun unit pengumpul zakat.
Pada rancangan ED PSAK 109 terdapat usulan bahwa ruang lingkup pemberlakuan PSAK
tentang zakat dan inIak/sedekah adalah entitas pembayar zakat, entitas pengelola (amil), dan
entitas penerima zakat. Dalam terdapat masalah manakala entitas pembayar zakat diusulkan
sebagai salah satu bagian yang mengikuti PSAK ini karena hakikatnya perusahaan (entitas) tidak
wajib membayar zakat. Subyek yang memiliki kewajiban membayar zakat hanyalah individu
saja sehingga majelis ulama Indonesia (MUI) menolak untuk mengeluarkan Iatwa yang intinya
perusahaan wajib mengeluarkan zakat seperti yang pernah diusulkan IAI. Akhirnya ED PSAK
109 tentang akuntansi zakat dan inIak/sadaqah diusulkan hanya diberlakukan untuk entitas
pengelola zakat dan inIak/sedekah saja atau dengan kata lain hanya untuk organisasi pengelola
zakat saja sedangkan entitas penerima diharapkan mengacu pada PSAK 101 tentang penyajian
dan pengungkapan laporan keuangan syariah.





BAB II
Pembahasan
PSAK 108 tentang Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah
Bermasalah
Istilah-istilah yang digunakan dalam PSAK 108
O arga pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari kredituran suatu aset dalam pasar
yang aktiI.
O umlah tercatat adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu aset setelah dikurangi
akumulasi penyusutan/amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
O Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aset atau
penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi secara wajar.
Karakteristik
Pemberian potongan tagihan murabahah dilakukan terhadap debitur yang mengalami penurunan
kemampuan pembayaran yang bersiIat permanen sehingga debitur hanya mampu membayar
lebih kecil daripada hutang murabahah-nya.
Penjadwalan kembali pembayaran angsuran murabahah dilakukan terhadap debitur yang
mengalami penurunan kemampuan pembayaran sehingga tidak mampu membayar angsuran
sesuai jumlah dan waktu dalam akad murabahah. Namun, debitur tersebut masih mampu
membayar sisa seluruh utangnya jika dilakukan penjadualan kembali.
Konversi akad murabahah dengan membuat akad dilakukan terhadap debitur yang mengalami
penurunan kemampuan pembayaran atas angsuran murabahah-nya, namun debitur tersebut masih
prospektiI. Konversi akad murabahah dilakukan dengan menghentikan akad murabahah
dan membuat akad baru dengan skema ijarah muntahiyah bittamlik, mudharabah atau
musyarakah.
Sedangkan bagi debitur yang tidak mampu membayar tagihan murabahah dapat diselesaikan
melalui penjualan obyek murabahah dan atau jaminan lainnya sesuai prinsip syariah.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN AKUNTANSI KREDITUR
1.Potongan Tagihan Murabahah

Potongan yang diberikan dalam rangka restrukturisasi piutang murabahah diakui sebagai
pengurang jumlah tercatat marjin murabahah tangguhan sampai habis sebelum pada akhirnya
menggurangi biaya perolehan aset murabahah yang tersisa dalam piutang murabahah yang
direstrukturisasi. ika jumlah potongan yang diberikan melebihi saldo margin keuntungan
murabahah tangguhan, maka selisih tersebut diakui sebagai kerugian.
2.Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah
Penjadualan kembali tagihan murabahah, dalam rangka restrukturisasi, diberikan kepada debitur
yang tidak bisa melunasi utangnya sesuai jumlah dan waktu yang telah disepakati. Penjadualan
kembali tagihan murabahah dilakukan dengan ketentuan:
(a) tidak menambah jumlah utang yang tersisa;
(b) pembebanan biaya dalam proses penjadualan kembali adalah biaya riil; dan
(c) perpanjangan masa pembayaran harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Biaya riil yang terkait dengan proses penjadualan kembali tagihan murabahah yang dibebankan
kepada debitur diakui sebagai pendapatan. Biaya riil dalam proses penjadualan kembali piutang
murabahah adalah biaya langsung (direct cost) dari aktivitas kreditur dalam melakukan
penjadualan kembali tersebut.


.Konversi Akad Murabahah
Konversi akad murabahah menjadi akad lainnya bagi debitur yang tidak bisa menyelesaikan
utang murabahah sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah disepakati, tetapi debitur tersebut
masih prospektiI dimungkinkan dengan ketentuan:
(a) akad murabahah dihentikan dengan cara:
(i) obyek murabahah dijual oleh debitur kepada kreditur dengan harga pasar;
(ii) debitur melunasi sisa utangnya kepada kreditur dari hasil penjualan dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) jika hasil penjualan melebihi sisa utang, maka kelebihan itu dapat dijadikan
uang muka ijarah muntahiyah bittamlik, bagian modal mudharabah musytarakah,
atau bagian modal musyarakah
(2) jika hasil kredituran lebih kecil dari sisa utang maka utang yang penjualan
setelah hasil kredituran tetap menjadi utang debitur yang cara pelunasannya
disepakati antara kreditur dan debitur
(b) para pihak di atas (kreditur dan debitur) selanjutnya dapat membuat akad baru dengan akad:
(i) ijarah muntahiyah bittamlik
(ii) mudharabah
(iii) musyarakah
Kelebihan sisa hasil penjualan, jika ada, diakui sebagai uang muka ijarah muntahiyah bittamlik,
bagian modal mudharabah musytarakah atau bagian modal musyarakah, sesuai dengan akad baru
yang disepakati.
Perlakuan akuntansi untuk akad baru sesuai dengan PSAK terkait.
1.Debitur Tidak Mampu Membayar
Debitur yang tidak mampu melunasi utang murabahah sesuai jumlah dan waktu yang telah
disepakati dapat melakukan restrukturisasi utangnya sesuai kesepakatan dengan kreditur dengan
cara sebagai berikut :
(a) debitur menjual obyek murabahah dan atau jaminan lainnya kepada atau melalui kreditur
dengan harga pasar
(b) debitur selanjutnya melunasi sisa utangnya kepada kreditur dari hasil penjualan dengan
ketentuan sebagai berikut :
(i) jika hasil penjualan lebih besar daripada sisa utang, maka sisa penjualan adalah hak debitur;
(ii) jika hasil penjualan lebih kecil daripada sisa utang, maka selisihnya tetap menjadi utang
debitur, atau kreditur dapat membebaskannya jika debitur tidak mampu membayar sisa utangnya.
Pembebasan kewajiban debitur (debitur) untuk membayar sisa utangnya diakui sebagai kerugian.
Pernyataan
Kerugian yang timbul, jika ada, atas restrukturisasi piutang murabahah disajikan secara terpisah
dalam laporan laba rugi.
AKUNTANSI DEBITUR
Perlakuan akuntansi untuk restrukturisasi utang murabahah melalui konversi akad dilakukan
sesuai dengan PSAK terkait untuk akad yang baru.
Keuntungan neto atas restrukturisasi utang murabahah setelah pajak, jika ada, diakui dalam
laporan laba rugi dalam periode terjadinya dan disajikan tersendiri sebagai bagian pendapatan
nonusaha.
Keuntungan neto yang timbul dari restrukturisasi utang murabahah sebesar selisih utang
murabahah tercatat dikurangi jumlah yang harus diselesaikan, atau selisih hasil kredituran
dengan nilai aset termasuk biaya-biaya yang terkait langsung dengan restrukturisasi utang
murabahah tersebut.
PENGUNGKAPAN
Kreditur mengungkapkan inIormasi yang berkaitan dengan restrukturisasi piutang murabahah
bermasalah meliputi tetapi tidak terbatas pada, nama debitur, jumlah piutang yang
direstrukturisasi, alasan, dan metode restrukturisasi yang digunakan.
Kreditur juga mengungkapkan keberadaan hubungan istimewa dengan debitur yang
direstrukturisasi jika ada. Debitur mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
inIormasi yang terkait dengan restrukturisasi utang murabahah meliputi tetapi tidak terbatas
pada, nama kreditur, jumlah utang yang direstrukturisasi, alasan, dan metode restrukturisasi yang
digunakan.
TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan ini berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 anuari 2009. Penerapan lebih dini dianjurkan. ika entitas menerapkan
Pernyataan ini untuk periode yang dimulai sebelum 1 anuari 2009, Iakta tersebut harus
diungkapkan.
PSAK 109 tentang Akuntansi untuk Zakat dan Infak
RuangLingkup
PSAK ini berlaku untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan inIak/sedekah, yang
selanjutnya disebut 'amil, merupakan organisasi pengelola zakat yang pembentukannya
dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat dan inIak/sedekah.
PSAK ini tidak berlaku untuk entitas syariah yang menerima dan menyalurkan zakat dan
inIak/sedekah, tetapi bukan kegiatan utamanya. Entitas tersebut mengacu ke PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Pengakuan dan pengukuran zakat
1. Pengakuan awal
Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau asset lainnya diterima. Sedangkan zakat yang
diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat.:
(a). jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima;
(b). jika dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar asset nonkas tersebut.
Penentuan nilai wajar asset non kas yang diterima menggunakan harga pasar. ika harga pasar
tidak tersedia, maka dapat menggunakan metetode penentuan nilai wajarode penentuan nilai
wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang rele lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK
yang relevan.
Zakat yang yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk
bagian nonamil.
Penentuan jumlah presentase bagian untuk masing-masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai
dengan prinsip syariah dan kebijakan amil.jika muzakki menentukan mustahiq yang harus
menerima penyaluran zakat melalui amil maka asset zakat yang diterima seluruhnya diakui
sebagai dana zakat. ika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/Iee maka diakui sebagai
penambah dana amil.
2. Pengukuran setelah pengakuan awal
ika terjadi penurunan nilai asset zakat nonkas, jumlah kerugian yang ditanggung harus
diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau penggurang dana amil tergantung dari sebab
terjadinya kerugian tersebut.
Penurunan nilai asset zakat diakui sebagai:
(a). pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil;
(b). kerugian dan pengurangan dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.
3. Penyaluran zakat
Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar:
(a) umlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas;
(b)umlah tercatat, jika dalam bentuk asset nonkas.

Pengakuan dan Pengukuran nilai infak/sedekah
1. Pengakuan awal
InIak/sedekah yang diterima diakui sebagai danan inIak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai
dengan tujuan pemberi inIak/sedekah sebesar:
(a) umlah yang diterima, jika dalam bentuk kas;
(b)umlah yang diterima, jika dalam bentuk nonkas.
Penentuan nilai wajar asset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar untuk aasset nonkas
tersebut. ika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilaiwajar
lainnya sesuai diatur dalam PSAK yang relevan.
InIak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana inIak/sedekah
untuk bagian penerima inIak/sedekah.
Penentuan jumlah atau presentase bagian untuk para penerima inIak/sedekah ditentukan oleh
amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil.
2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
InIak/sedekah yang diterima dapat berupa kas atau asset nonkas.
Asset nonkas dapat berubah asset lancer atau asset tidak lancar.
Asset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar nilai
wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai asset tidak lancar inIak/sedekah. Penyusutan asset
tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana inak/sedekah terikat apabila penggunaan atau
pengelolaan asset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi.
Amil dapat pula menerima asset nonkas yang dimaksudkan oleh pemberi untuk segera
disalurkan. Asset seperti ini diakui sebagai asset lancar. Asset ini dapat berupa bahan habis pakai
atau asset yang memiliki umur panjang.
Asset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan sedangkan asset nonkas tidak lancar dinilai
sebagai nilai wajar sesuai dengan PSAK yang relevan.
Penurunan nilai asset inIak/sedekah tidak lancar diakkui sebagai:
(a) Pengurang dana inIak/sedekah, jika terjadi bukan disebabkan oleh kelalaian amil;
(b)Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.
3. Penyaluran inIak/sedekah
4. Penyaluran dana inIak/sedekah diakui sebagai pengurang dana inIak/sedekah sebesar:
(a) umlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas
(b) Nilai tercatat asset yang diserahkan, jika dalam bentuk asset nonkas.
Pengakuan dan pengukuran dana nonhalal
Penerimaan dana nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan
prinsip syariah, antara lain penerimaan prinsip jasa giro atau bungan yang berasal dari bank
konvensional.
Penerimaan dana nonhalal diakui sebagai dana non halal, yang terpisah dari dana zakat, dana
inIak/sedekah dan dana amil.

Komponen Laporan Keuangan
Komponen laporan keuangan yang lengkap dari amil terdiri dari:
1. Neraca
2. Laporan perubahan dana
3. Laporan perubahan asset kelolaan
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
Akuntansi Untuk Zakat
1. penerimaan zakat diakui pada saat kas atau asset lainnya diterima dan diakui sebagai
penambah dana zakat. ika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah dan diterima
dalam bentuk kas, diakui sebagai penembah dana zakat. ika diterima dalam bentuk kas,
diakui sebesar jimlah diterimatetapi dalam bentuk non kas sebesar nilai wajar asset. urnal :
Dr. Kas-Dana Zakat xxx
Dr. Aset Nonkas (nilai wajar) Dana zakat xxx
Kr. Dana Zakat xxx
2. Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amail dan dana zakat untuk
bagian Nonamil. urnal:
Dr.Dana- zakat xxx
Kr. Dana-Amil xxx
Kr. Dana Zakat-non Amil xxx
3. ika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil
maka asset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat- nonamil. ika atas jasa
tersebut amil mendapatkan ujrah/Iee maka diakui sebagai penambah dana amil. urnal saat
mencatat penerimaan Iee: jurnal:
Dr. Kas Dana Zakat xxx
Kr. Dana Zakat Nonamil xxx
4. penurunan nilai asset zakat diakui sebagai :
(a) pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil: jurnal:
Dr. Dana zakat-nonamil xxx
Kr.Aset nonkas xx
(b)kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil, jurnal:
Dr. Dana- Amil-Kerugian xxx
Kr.Aset nonkas xxx
5. zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar:
(a) jumlah yang diserahkan,jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas: jurnal:
Dr. Dana Zakat-Nonamil xxx
Kr. Kas-dana zakat xxx
(b)jumlah tercatat, jika pemberian dilakukan dalam bentuk asset nonkas, jurnal:
Dr. Dana Zakat-Nonamil xxx
Kr.Aset nonkas-Dana zakat xxx
Akuntansi Untuk Infak Sedekah
1. penerimaan inIak/sedekah diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima dan diakui
sebagai penambah dana inIak/sedekah. ika diterima dalam bentuk kas. Diakui sebesar
jumlah diterima tetapi jika dalam bentuk nonkas sebesar nilai wajar aset. Untuk
penerimaan aset nonkas dapat dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar.
Aset lancar adalah aset yang harus segera disalurkan, dan dapat berupa barang sekal
pakai atau barang yang memilikio manIaat jangka panjang. urnal:
Dr. Kas Dana InIak/ Sedekah xxx
Dr. Aset Nonkas (nilai wajar) Lancar- Dana InIak xxx
Dr. Aset Nonkas (nilai wajar) Tidak Lancar- Dana InIak xxx
Kr. Dana InIak/sedekah xxx
2. inIak yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk
bagian Nonamil. urnal
Dr. Dana InIak/Sedekah xxx
Kr. Dana InIak/ sedekah- amil xxx
Kr. Dana InIak/ sedekah-Nonamil xxx
3. aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar
nilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar inIak/sedekah.
Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana inIak/sedekah terikat
apabila penggunaan atau pengelollan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi. urnal:
Dr. Dana Nonamil xxx
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Nonlancar xxx
4. penilaian aset Nonkas-Lancar sebagai harga perolehan dan aset Nonkas tidak lancar
sebesar nilai wajar
5. penurunan nilai aset inIak/sedekah diakui sebagai :
(a) pengurang dana inIak/sedekah, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil;
jurnal
Dr Dana inIak/sedekah-Nonamil xxx
Kr Aset Nonkas Dana InIak/Sedekah xxx
(b)Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil jurnal:
Dr. Dana InIak/Sedekah-Non Amil xxx
Kr.Aset Nonkas Dana InIak Sedekah xxx
6. dana inIak sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara
untuk mendapatkan hasil yanIg optimal. asil dana pengelolaan diakui sebagai
penambah dana inIak/sedekah. urnal ;
Dr. Kas/piutang-inIak/sedekah xxx
Kr. Dana InIak/sedekah xxx
7. penyaluran dana inIak/sedekah diakui sebagai pengurang dana inIak/sedekah sebesar
(a) jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas jurnal :
Dr. dana inIak/sedekah nonamil xxx
Kr,kas Dana InIak/sedekah xxx
(b)nilai tercatat asset yang diserahkan, jika dalam bentuk asset nonkas
urnal :
Dr. Dana InIak/sedekah non amil xxx
Kr. Aset Nonkas dana inIak /sedekah xxx
8. penyaluran inIak/sedekah kepada amil lain merupakan penyaluran yang mengurangi
dana inIak/sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali asset inIak/sedekah
yang disalurkan tersebut, jurnal:
Dr. Dana InIak/Sedekah xxx
Kr. Kas Dana InIak/sedekah xxx
9. penyaluran inIak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat
sebagai piutang inIak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana inIak/sedekah. urnal :
Dr. Piutang dana InIak/sedekah xxx
Kr Kas Dana InIak/Sedekeh xxx

AKUNTANSI TOPIK KHUSUS
Standar Akuntansi untuk Bank Umum













Disusun oleh :
Vera Anastasia 120110090090
Rahmalia Adrianti 120110090108
Eska Annisa Nurfahdani Awal 120110090110

UNIVERSITAS PAD1AD1ARAN
FAKULTAS EKONOMI
BANDUNG 2011

Anda mungkin juga menyukai