Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT POTENSI INSTRUMEN PEMBIAYAAN SYARIAH DAN WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Oleh: Tito Murbaintoro Deputi Menpera Bidang Pembiayaan

Seminar Sehari Potensi Wakaf Untuk Bidang Perumahan Rakyat Kerjasama Kemenpera dan Masyarakat Ekonomi Syariah

Disampaikan Dalam Acara

Jakarta, 24 Juni 2009


1

SISTEMATIKA PENYAJIAN
I. II.

III.

LATAR BELAKANG KEBIJAKAN DAN POLA BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SAAT INI POTENSI INSTRUMEN PEMBIAYAAN SYARIAH DAN WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN
A. Amanat Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen II pasal 28 H, UU No. 4 Tahun 1992 Tentang Perkim, dan UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM disebutkan bahwa hunian yang layak merupakan hak dasar Warga Negara Indonesia. Visi pembangunan nasional tahun 20052025 adalah INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR yang akan diwujudkan melalui salah satu misinya yaitu mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan dengan meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender. Salah satu sasaran pokok RPJPN Tahun 20052025 Bidang Perumahan dan Permukiman adalah terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, dengan salah satu tandanya adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh.
4

B.

C.

TANTANGAN
Masih perlu peningkatan dan pengembangan kebijakan dan program yang terkait dengan: Pemenuhan kebutuhan rumah yang masih cukup besar( backlog perumahan yang masih sangat tinggi, dan pertumbuhan kebutuhan rata-rata 800.000 unit/tahun). Penanganan kawasan permukiman kumuh di perkotaan. Tingkat ketersediaan rumah pertumbuhan penduduk. layak huni dikaitkan dengan laju

Mobilisasi pembiayaan perumahan. Akses MBR terhadap pembiayaan perumahan dan permukiman. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan permukiman. Efisiensi pasar primer perumahan (sisi pasokan dan sisi permintaan). Daya beli masyarakat (purchasing power).

PELUANG
1. Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan mempunyai arti penting dalam pengembangan kehidupan sosial-ekonomi dan jatidiri bangsa. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang memasukkan faktor perumahan sebagai salah satu indikator, menempatkan Indonesia di urutan 107 dari 175 negara. Pembangunan perumahan yang efisien akan mampu pertumbuhan perekonomian lokal, regional dan nasional. mendorong

2.

3. 4.

Dari sisi investasi, pembangunan perumahan di Indonesia masih ketinggalan (hanya 1,4% dari PDB, tahun 2002), sementara Malaysia dan Amerika mencapai 27,7% dan 45,3%. Untuk memfasilitasi pemilikan dan pembangunan / perbaikan rumah bagi MBR, sejak Kabinet Indonesia Bersatu (tahun 2005), Pemerintah mulai melembagakan KPR Syariah Bersubsidi.

5.

KEBIJAKAN DAN POLA BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN SAAT INI

MATRIKS KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAGI MBR/MBM


KELOMPOK SASARAN (Rp/ bulan)
(I) I< 500.000

JENIS PENYEDIAAN
RUMAH MILIK Swadaya PEMBERDAYAAN EKONOMI Tidak Pulih Biaya RUMAH MILIK Formal Swadaya RUSUNAWA Tidak Pulih Biaya

PROGRAM BANTUAN PERUMAHAN SISI PERMINTAAN


MIKRO KREDIT UTK USAHA KREDIT MIKRO PRMH ASURANSI/KRDT BLM INSENTIF FISKAL KPR RSH KPR SARUSUN SEWA BELI KREDIT MIKRO PRMH BLM ASURANSI/ PENJ KRDT INSENTIF FISKAL KPR RSH KPR SARUSUN SEWA BELI KREDIT MIKRO PRMH BLM ASURANSI/PENJ KRDT INSENTIF FISKAL KPR RSH KPR SARUSUN SEWA BELI KREDIT MIKRO PRMH BLM ASURANSI/PENJ KRDT INSENTIF FISKAL

SISI PASOKAN
PERIJINAN,SRTIFIKASI & IMB PSU PENING KUALITAS LINGK SUBSIDI OPERASI&PEMEL INSENTIF FISKAL PERIJINAN, SERTIFIKASI & IMB KREDIT KONSTRUKSI PSU PENINGKATAN KUALITAS LINGK SUBSIDI OPERASI & PEMELIHARAAN INSENTIF FISKAL PERIJINAN, SERTIFIKASI & IMB KREDIT KONSTRUKSI PSU TERBATAS SUBSIDI OPERASI & PEMELIHARAAN INSENTIF FISKAL PERIJINAN, SERTIFIKASI & IMB KREDIT KONSTRUKSI PSU TERBATAS INSENTIF FISKAL

KETERANGAN
PENGEMBANGAN USAHA/EKONOMI RAKYAT PROGR PENGENTASAN KEMISKINAN RUMAH SOSIAL

(II) 500.000 < |< 1.000.000/ UMR

(III) 1.000.000 < |< 1.700.000

RUMAH MILIK Formal Swadaya RUSUNAWA Tidak Pulih Biaya RUSUNAMI RUMAH MILIK Formal Swadaya RUSUNAWA Tidak Pulih Biaya RUSUNAMI

KHUSUS RUSUNAMI PENDAPATAN S.D. Rp 4,5 JUTA PER BULAN

IV 1.700.000 < |< 2.500.000

POLA BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL


I. FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN PASAR PRIMER PERUMAHAN FORMAL DAN PERUMAHAN SWADAYA
FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN FORMAL: INDUSTRI PERUMAHAN FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN SWADAYA: SELF HELPHOUSING FASILITASI PEMBIAYAAN RUMAH TAPAK: AREAL LAHAN YANG DIPERLUKAN LUAS FASILITASI PEMBIAYAAN RUSUN: EFISIENSI DALAM PEMANFAATAN LAHAN PERKOTAAN

RUMAH TAPAK DAN RUSUN

KONVENSIONAL DAN SYARIAH

FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN SKIM KONVENSIONAL FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN SKIM SYARIAH: PILIHAN BAGI SIAPAPUN (UNIVERSAL)

II. FASILITASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN PASAR SEKUNDER


SEKURITISASI KPR DAN ATAU FASILITASI LIKUIDITAS KPR (REFINANCING)

III. FASILITASI INSENTIF PERPAJAKAN


BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
9

SKIM BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN


PEMBIAYAAN PERUMAHAN
FORMAL
Pemilikan Rumah KPR Syariah Bersubsidi SWADAYA Pembangunan Rumah Baru / Perbaikan Rumah KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi (Konvensional) KPRS/KPRS Mikro Syariah Bersubsidi
KPR Sarusun Bersubsidi (Konvensional)

FASILITASI MELALUI KREDIT/PEMBIAYAAN


KPR Bersubsidi (Konvensional)

PENINGKATAN AKSES KREDIT/PEMBIAYAAN

Asuransi Syariah *)

Asuransi KPR

Penjaminan KPRS/KPRS Mikro

RUSUNAMI Pemilikan Sarusuna

Sewa Beli Sarusuna Bersubsidi **)

KPR Sarusuna Syariah Bersubsidi

Catatan: *) tahap kajian **) sedang disiapkan

10

PERKEMBANGAN LPP YANG MELAKUKAN MoU/PKO DENGAN KEMENPERA UNTUK MENYALURKAN KPRSH SYARIAH BERSUBSIDI
Status: 10 Juni 2009

NO 1 2 3 4

LPP Bank Syariah Nasional BPD Syariah *) BPR Syariah Koperasi Syariah (BMT) Jumlah Penambahan Per Tahun

2005 2 0 0 0 2

2006 2 0 1 20 23 21

2007 3 6 17 143 169 146

2008 4 8 21 170 203 34

2009 5 8 31 170 214 11

Catatan : *) unit syariah

11

PERKEMBANGAN PENERBITAN KPRSH SYARIAH BERSUBSIDI


Status: 10 Juni 2009

NO 1 2 3

LPP KPR Syariah Bersubsidi KPRS/KPRS Mikro Syariah Bersubsidi KPR Sarusuna Syariah Bersubsidi Jumlah

2005 2 0 0 2

2006 195 511 0 706

2007 1.650 13.481 0 15.131

2008 4.176 28.761 0 32.937

2009 586 4.544 0 5.130

12

NILAI SUBSIDI KPR/KPRS/KPRS MIKRO SYARIAH BERSUBSIDI


Rupiah

No 1 2 3

Kelompok Sasaran (penghasilan per bulan) 2.500.000 1.700.000 1.000.000

Formal
Maks Harga Rumah Nilai Subsidi

Swadaya
Biaya Membangun/Me mperbaiki Maksimum Nilai Subsidi

55.000.000 41.500.000 28.000.000

8.500.000 11.500.000 14.500.000

42.000.000 30.000.000 20.000.000

5.000.000 7.000.000 9.000.000

13

NILAI SUBSIDI KPR SARUSUNA SYARIAH BERSUBSIDI


Rupiah

No

Kelompok Sasaran (penghasilan per bulan) 4.500.000 3.500.000 2.500.000

Maks Harga Satuan Rumah Susun Sederhana 144.000.000 110.000.000 75.000.000

Bantuan Uang Muka

Nilai Subsidi Angsuran selama masa angsuran 7.650.000 12.100.000 16.950.000

Masa Subsidi Angsuran (tahun) 4 6 8

1 2 3

5.000.000 6.000.000 7.000.000

14

Potensi instrumen keuangan syariah dan wakaf untuk pembangunan PERUMAHAN dan permukiman

15

INSTRUMEN KEUANGAN SYARIAH DAN WAKAF Instrumen keuangan syariah yang sudah dan sedang dikembangkan dalam skema pembiayaan perumahan dan permukiman antara lain: - Pembiayaan Murabahah - Pembiayaan Mudharabah - Pembiyaan Istisna - Pembiayaan Musyarakah - Pembiayaan Musyarakah Mutanaqishah - Hawalah - Sukuk (SBSN) - Wakaf (wakaf tanah & bangunan, serta wakaf tunai)
16

KAJIANWAKAF SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI [1]

Wakaf diartikan sebagai sesuatu yang substansi (wujud aktivanya) dipertahankan, sementara hasil/manfaatnya digunakan sesuai dengan keinginan dari orang yang menyerahkan (waqif). Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, bahwa wakaf dikelompokkan menjadi : (1) wakaf benda tidak bergerak seperti tanah dan atau bangunan; dan (2) wakaf benda bergerak seperti uang (dikenal dengan istilah wakaf tunai/cash waqf).

17

KAJIAN WAKAF SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI [2]

Cash waqf dilakukan dengan menjadikan uang

tersebut sebagai modal usaha (modal produktif) kemudian menyalurkan keuntungannya sebagai wakaf. (Muhammad Antonio Syafei: 2002). Dari segi pemanfaatannya, kami mengusulkan (bila dimungkinkan dari sisi syariah dan regulasi), wakaf tunai dapat digunakan untuk menghidupkan wakaf-wakaf non tunai (tanah, bangunan) menjadi produktif yang hasilnya dapat digunakan untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan umum/masyarakat termasuk untuk bidang perumahan dan permukiman bagi MBR. Berdasarkan data Departemen Agama dan BWI tahun 2007, tanah wakaf luasnya mencapai 2.686.536.565,68 M2 (2,7 milyar M2) tersebar di 466.595 lokasi. Potensi tersebut masih perlu dipetakan dan diinventarisir

18

KAJIAN WAKAF SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI [3]

Dari keseluruhan tanah wakaf yang ada, penggunaannya didominasi wakaf fisik yang bersifat sosial, diantaranya 68% digunakan untuk tempat ibadah, 8,51% untuk pendidikan, 8,40% untuk kuburan dan 14,60% untuk lain-lain. Wakaf di Indonesia lebih banyak dikelola oleh perseorangan (66%), organisasi kemasyarakatan (16%) dan badan hukum (18%). Harta wakaf juga lebih banyak yang tidak menghasilkan (77%) daripada yang menghasilkan atau produktif (23%). Temuan lainnya, benda wakaf lebih banyak berada di wilayah pedesaan (59%) daripada perkotaan (41%).

19

KAJIAN WAKAF SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI [4] Mengingat masalah ketersediaan/keterbatasan lahan dan masalah pembiayaan merupakan bagian dari permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target pembangunan perumahan dan permukiman, maka pemanfaatan wakaf baik berupa wakaf tanah maupun wakaf tunai untuk membantu pemenuhan rumah layak huni bagi masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), adalah salah satu solusi alternatif dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut (sepanjang diamanatkan oleh Wakif). Perlu dilakukan pemetaan, inventarisasi dan pengembangan potensi harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan umum/masyarakat khususnya untuk pembangunan perumahan dan permukiman. Perlu fasilitasi dan kajian skema pembiayaan syariah dan wakaf untuk pengembangunan perumahan dan permukiman.

20

KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT

21

Anda mungkin juga menyukai