Anda di halaman 1dari 4

Melatih Otak Anak dengan "Brain Fitness"

1,467 kali dilihat


06/09/2011 - 15:56:59

KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa otak anak bisa dilatih untuk menjadi lebih tajam?
Lecturer and Consultant BrainFit Studio Singapura, Regina Chin mengatakan, masih ada harapan
untuk membuat kerja otak anak menjadi lebih baik. Salah satunya dengan memahami pentingnya
brain fitness serta kognitiI proIil anak bagi orangtua. Hal itu disampaikannya dalam seminar
parenting dan educators workshop "DiIIerent Child, DiIIerent Brain, DiIIerent Needs", di
Jakarta, beberapa hari lalu.
Regina menjelaskan, brain fitness adalah kegiatan melatih otak untuk mempunyai kemampuan
yang optimal dan menggali semua potensi. Ibarat mendaki sebuah gunung, maka dibutuhkan
kemampuan lebih. Sama halnya dengan otak. Banyak sel di dalamnya yang dapat kita latih untuk
dapat bekerja lebih cepat dan lebih tajam lagi. Karena pada dasarnya otak kita semua telah siap
jika hanya untuk melakukan aktivitas keseharian.
'Jadi sebagai orangtua kita mau memberitahukan bahwa ada harapan, ada cara-cara yang bisa
membantu anak-anak menjadi lebih baik sedini mungkin, kata Regina kepada Kompas.com.
Ia menambahkan, banyak cara untuk melatih kekuatan otak, dan semua harus disesuaikan dengan
kelemahannya. Misalnya anak-anak yang mengalami kesulitan dalam membaca atau susah
berkomunikasi, maka anak tersebut harus terus berlatih, yaitu latihan penalaran supaya otak
anak-anak dapat jauh lebih tajam dan bisa berkomunikasi dengan baik.
'Tetapi jika kelemahannya disebabkan hal lain, misalnya sulit berkonsentrasi atau koordinasinya
kurang, tentu ada jenis latihan lain. Intinya adalah brain pilar, visual, audithory, sensor motorik,
attention and memory, serta social emotional, ujarnya.
Selain itu, Regina juga menyinggung soal visual tracking, yaitu kemampuan visual kita untuk
melacak tentang apa yang kita lihat. Bukan hanya apa yang ada di depan, tetapi juga di semua
sisi yang secara tidak sadar sebenarnya sudah kita lacak dengan cepat. Ia mengungkapkan, setiap
orang mempunyai kemampuan melacak yang berbeda-beda, jika kemampuan melacak seorang
anak tergolong lambat, maka itu akan berdampak anak tersebut tidak bisa memahami bacaan
secara cepat dan atau bahkan anak tersebut menjadi tidak mengerti dengan apa yang dibacanya.
'Misalnya saat kita mengemudikan mobil, kita melihat keadaan dibelakang, di samping dan
disitulah kemampuan visual tracking diperlukan. Intinya adalah mengajak anak untuk
bekomunikasi sebanyak mungkin. Karena jika kuat di bahasa, terutama mendengar maka itulah
kunci keberhasilan akademik anak-anak, jelasnya.
Photo:
http://paradigmaindonesia.Iiles.wordpress.com/2010/06/baca-di-atap1.jpg
Sumber:
http://edukasi.kompas.com/read/2011/08/25/08281997/Melatih.Otak.Anak.dengan.Brain.Fitness.
Trik Membuat Anak Cinta Baca
1,685 kali dilihat
25/08/2011 - 05:55:05

KOMPAS.com Menumbuhkan atau mengajak anak untuk gemar membaca memang harus
dilakukan sejak dini. Namun, upaya ini terkadang tak mudah. Ibaratnya seperti meminta anak
untuk minum obat saat mereka sakit atau mencekokinya dengan jamu pahit.
Penulis buku anak-anak, ilustrator, guru, dan pendiri National Children's Book and Literacy
Alliance, Mary Brigid Barred, berbagi sejumlah tips yang mungkin bisa diterapkan terhadap
anak Anda. Silakan disimak!
1. Buatlah anak Anda merasakan dengan indra mereka apa yang diceritakan pada buku
yang dibaca.

Ajaklah mereka merasakan apa yang diceritakan di buku itu dengan indra mereka sehingga
mereka merasa memiliki bagian atau menjadi salah satu tokoh di buku tersebut.
"Sangat mengagumkan ketika sebuah buku menjadi hidup dan dirasakan oleh indra anak-anak.
Saya suka membacakan buku karya Robert McCloskey kepada anak-anak TK, dan pertama-tama
saya selalu membagikan lemon untuk mereka. Cerita buku ini tentang seorang anak lelaki yang
tinggal di sebuah kota kecil di Ohio dan menjadi penyelamat karena harmonikanya. Ada sebuah
bagian di mana band kota tersebut siap untuk manggung di acara perayaan, tetapi tiba-tiba
mereka diserang oleh si jahat Old Sneep sambil mengisap lemon. Band tersebut mengerut karena
takut sehingga tak bisa memainkan alat musik mereka. Pada bagian itu, saya selalu berseru
kepada anak-anak, 'Isap lemon kalian sekarang!' Mereka dengan bersemangat mengisap lemon
mereka dan merasakan menjadi Old Sneep," kisah Mary.
. Ajak anak berpikir kritis dengan cara menyenangkan.
Anda tentu ingin anak Anda dapat berpikir kritis. Salah satu guna pendidikan adalah mengasah
anak dapat berpikir secara kritis. Dan, tidak pernah ada kata terlalu dini untuk mengajak anak
berpikir kritis. Begitu pula lewat membaca.
Kita ambil contoh cerita tentang laba-laba sang penyelamat.
Mary mengisahkan, ketika ia bertanya kepada anak-anak umur empat tahun siapakah pahlawan
dari cerita tersebut, mereka selalu menjawab dengan semangat, "Laba-laba!" Lalu, Anda dapat
melanjutkan dengan, "Laba-laba itu punya kesulitan ketika menjadi penyelamat, kira-kira apa,
ya, kesulitannya?"
Kepada anak-anak umur enam tahun, Anda bahkan bisa mengenalkan konIlik. Tanyalah kepada
mereka, "Apa, ya, yang bakal terjadi jika tidak ada hujan, lalu laba-laba tersebut bisa memanjat
dan keluar dari saluran pembuangan tersebut?"
Jika dalam satu cerita tidak ada konIlik atau masalah yang harus diselesaikan, tentu cerita itu
akan membosankan, bukan? Anda bisa menjelaskan kepada anak Anda siapa tokoh protagonis,
tokoh antagonis, konIlik, dan resolusi dari cerita tersebut.
Dengan begitu, Anda sudah menunjukkan elemen-elemen sebuah cerita pada anak Anda. Seru,
bukan? Jika Anda sudah bosan membacakan cerita ini untuk yang kelima kalinya atau bahkan
lebih untuk anak Anda, hal-hal seperti ini akan mengeluarkan Anda dari kebosanan karena Anda
tidak menceritakan hal yang itu-itu saja!

3. Tulis buku Anda sendiri.
Untuk anak-anak yang baru mulai membaca, siapkanlah notebook atau scrapbook dengan
halaman kosong dan isi buku tersebut dengan kata-kata mereka. Anda bisa mulai dengan
keluarga Anda. Siapkan Ioto ayah dan ibu. Bahkan, Anda bisa meminta si sulung untuk
menggambarinya. Siapkan Ioto kakek, nenek, atau anggota keluarga lain. Anda bisa memcentak
cerita tersebut dengan huruI-huruI besar dan tebal.
Dengan cara ini, orangtua juga bisa berkreasi sesuai hal yang disenangi anak. Misalnya anak
Anda suka sekali dengan pemadam kebakaran, isi buku kosong tersebut dengan gambar-gambar
yang berhubungan dengan pemadam kebakaran.
Mary mengungkapkan, ia mengenal satu keluarga yang anaknya terobsesi sekali dengan
penyedot debu. "Ketika bertemu dengan saya, anak itu bertanya apakah saya punya tabung tegak
atau tidak. Ini merupakan pengantar yang hebat untuk menulis. Ketika nanti anak Anda
bertambah besar, bahkan mereka bisa 'kecanduan' untuk menulis cerita mereka sendiri,"
paparnya.
Selamat mengaplikasikan!
Photo:
http://blog.pgpaud.ac.id/model-pembelajaran-di-paud
Sumber:
http://edukasi.kompas.com/read/2011/08/23/09221223/Trik.Membuat.Anak.Cinta.Baca

Anda mungkin juga menyukai